BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku terpuji akan mengangkat manusia ke derajat
yang tinggi dan mulia. Perilaku yang buruk akan membinasakan seseorang insan
dan juga akan membinasakan ummat manusia. Karena itu sudah sepantasnya setiap
muslimah mengambil perilaku yang baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat
bahwa ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan ditimbang menurut selera
individu, bukan pula hitam putih.
Tetapi perilaku itu menurut ukuran adat yang dibuat
manusia. Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut
timbangan syari,at atau sebaliknya.
Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syari’at,
dalam semua masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syari’at ini,
Maha Tahu dengan keluasan Ilmu-Nya apa yang mendatangkan
kemashlahatan/kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
bentuk perilaku terpuji dalam kehidupan sosial?
2. Bagaimana
bentuk perilaku terpuji terhadap sesama?
3. Bagaimana
bentuk akhlak terpuji kepada Allah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk perilaku terpuji dalam kehidupan
sosial.
2. Untuk mengetahui bentuk perilaku terpuji terhadap sesama.
3. Untukmengetahuibentukakhlakterpujikepada Allah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian PerilakuTerpuji
Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan
perbuatan yang baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun
apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak baik.
Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila Islammenyatakan baik,
maka hal itu tetap baik.
Kita sebagai umatnya tentunya ingin dapat mengikuti
apa yang terjadi tuntutan rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagai
suritauladan manusia.
Orang yang baik akhlaknya tentunya didalam pergaulan sehari-hari akan
senantiasa dicintai oleh sesama, dan tentunya mereka kelak dihari kiamat akan
masuk surga bersama dengan nabi saw. Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya
yang artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai
diantara kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat
adalah oarang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian”.
Harta yang banyak, pangkat yang tinggi atau
dimilikinya beberapa gelar kesarjanaan tak mampu mengangkat derajat manusia
tanpa dimilikinya akhlak terpuji.
Islam hadir dimuka bumi sebenarnya sangat
mengedepankan akhlak terpuji, karena Rasulullah saw. sendiri diutus untuk
menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya sebagai berikut:
اِنَّماَ بُعِثْتُ لِؤُتَمِّمَ مَكَأرِمَ اْلأَخْلاَقْ
Artinya:
“Sesungguhnya
aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”.
Alangkah indahnya ajaran Islam yang memerintahkan
untuk berakhlakul karimah. Jika hidup kita dihiasi dengan ahklak terpuji
tentunya akan dicintai oleh Allah awt dan masyarakatnya akan menjadi baik, tenteram dan damai.
Sebagian manusia, berbicara tentang akhlak terpuji dalam era globalisassi seperti
ini dinilai kuno dan kurang maju. Anggapan ini muncul karena sedah terpengaruh
budaya barat yang dinilai maju dan modern. Akhlak terpuji amat penting dalam
kehidupan manusia, termasuk dalam pergaulan remaja. Akhmad Syauki Bey (seorang
penyair) mangatakan sebagai berikut:
“Sesungguhnya suatu umat akan tetap memiliki nama
harum selama uamat tersebut memiliki akhlak yang terpuji. Manakala akhlak
terpuji telah lenyap, lenyap pulalah nama harum umat tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perilaku Terpuji Terhadap Lingkungan Sosial
Manusia diciptakan Allah swt sebagai makhluk sosial
artinya manusia selalu berhubungan dan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh
karena itu, dalam bergaul dengan orang lain harus diperhatikan norma-norma yang
ada sehingga pergaulan antar masyarakat akan berlangsung dengan harmoni. Denagn
demikian setiap manusia dituntut untuk berperilaku terpuji dalam hubungan
dengan orang lain dilingkungan sosialnya tanpa membedakan status sosialnya,
agama, maupun keturunannya. Rasulullah bersabda: “Engkau belum disebut sebagai
orang yang beriman kecuali engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau
mencintai dirimu sendiri”.
Macam-macam perilaku terpuji terhadap sesama dalam
masyarakat:
3.1.1 Ta’aruf
Dalam pergaulan sehari-hari sering kita dengar
ungkapan “tidak kenal maka tidak sayang”. Hal tersebut berlaku untuk apa saja
baik itu dalam perdagangan, perumahan, lingkungan masyarakat dan lain-lain.
Begitu juga dengan sesama manusia, kalau kita belum kenal mungkin kita punya
dzan (sangkaan) yang bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum
tentu baik, orang yang kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh karena itu
supaya tidak punya dzan yang bermacam-macam, sabaiknya kita memperkenalkan
diri. Perkenalan bukan hanya dari segi nama saja, tetapi dari berbagai aspek
baik itu keluarga, pendidikan, agama, pekrjaan dan lain-lain.
Itulah makna kita saling kenal mengenal yang dalam
bahasa arab disebut Ta’aruf. Ta’aruf dapat di artikan saling mengenal, saling
mengetahui manusia satu dengan manusia lain. Saling kenal mengenal tersebut
harus didasari dengan kemanusiaan, persaudaraan kecintaan serta ketakwaan
kepada Allah swt . tanpa membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat
jabatan maupun agama. Dalam ta’aruf perbedaa-perbedaan itu harus kita jauhkan
dan di ganti dengan kasih sayang.
Atas kodrat dan irodat Allah, kita lajir didunia yang
memiliki berbagai macam perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna kulit,
rambut, suku bangsa, maupun yang dibentuk oleh manusia itu sendiri seperti
kelompok buruh, majikan dan lain-lain. Adanya perdaan itu jangan dijadikan
alasan untuk permusuhan dan pertentangan akan tetapi harus dijadikan sarana
saling kenal mengenal.
Ajaran tentang persaudaraan dan saling kenal mengenal
antar manusia harus dilandasi dengan landasan yang amat luas. Yang dituju
disini bukan hanya kaum mukmin, malinkan manusia pada umumnya yang mereka itu
seakan-akan satu keluarga dan terbagi menjadi bangsa, kebilah dan keluarga.
Supaya perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan kita kerjakan, yaitu sebagai
berikut:
a. Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada dasarnya
setiap muslim itu adalah saudara.
b. Sebarkan salam, beri makan dan sambung tali
persaudaraan.
c. Segala urusan dimusyawarahkan
d. Lemah lembut dan berseri-seri.
3.1.2 Tafahum
Tafahum artinya saling memahami keadaan seseorang,
baik sifat watak maupun latar belakang seseorang.
3.1.3 Jujur
Allah meminta kapada manusia dalam membina kehidupan
ini supaya berlaku benar dan jujur, karena kebenaran dan kejujuran merupakan
hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Akan tetapi sebaliknya, apabila manusia
melalaikan hal yang pokok ini, maka kehancuran dan kekacauan yang akan menimpa
manusia. Oleh karenanya berpegang teguh pada kejujuran dan kebenaran dalam
segala hal merupakan faktor yang penting dalam membina akhlak bagi orang-orang
muslim.
Benar atau jujur artinya sesuainya sesuatu dengan
kenyataan yang sesungguhnya, tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan.
Dalam bahasa arab benar atau jujur disebut sidiq (ash shidqu). Benar atau jujur
perkataan artinya mengatakan sesuatu keadaanya yang sebenarnya, tidak
mengada-ngada dan tidak pula menyembunyikan. Akan tetapi, apabila yang
disembunyikan itu suatu rahasia atau menjaga nama baik seseorang, maka itu
diperbolehkan. Benar atau jujur dalam perbuatan ialah melaksanakan suatu
pekerjaan sesuai dengan aturan atau oetunjuk agama. Apabila menurut agama itu
diperbolehkan, maka itu benar, dan apabila perbuatan itu menurut agama
dilarang, berarti perbuatan itu tidak benar.
Benar atau jujur pada diri sendiri berarti kita harus
bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan dan tujuan hidup kita untuk
memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain, yaitu kita memperlihatkan diri
kita yang sebenarnya, tangpa dibuat-buat, bersih dan lurus. Benar atau juur
kepada orang lain tidak hanya sekedar berbuat dan berkata yang benar, akan
tetapi harus berusaha memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Sebagaimana
disabdakan rasulullah yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah mereka yang
paling bermanfaat bagi orang lain.” Disamping memberikan manfaat kepada
orang lain rasulullah juga mencontohkan kepeduliannya terhadap orang lain.
Jujur adalah kata yang mudah umtuk diucapkan, akan
tetapi berat dalam pelaksanaannya. Kejujuran memancarkan kewibawaan, karena
orang yang berlaku jujur dapat menepiskan segala prasangka buruk, dia berni
karena benar.
3.1.4 Adil
Adil menurut istilah agama adalah sama dalam segala
urusan dan menjalankan sesuai dengan ketentuan agama. Dengan kata lain, adil
adalah mengerjakan yang benar dan menjauhkan yang batil.
Adil adalah jalan bagi seseorang untuk menuju kepada
ketakwaan. Apabila didalam pergaulan hidup ini masing-masing pihak berbuat
sesuai dengan pekerjaannya, maka diharapkan akan terwujud ketenteraman dan
kedamaian didalam masyarakat. Salah satu sifat yang ahrus dimiliki setiap orang
untuk dapat menegakkan kebenaran adalah sifat adil.
Didalam Al-Quran dijelaskan bahwa bersikap adil tidak
pilih-pilih, kepada golongan yang kita bencipun kita haarus tetap berlaku adil.
Dengan berbuat adil, maka akan mendekatkan kita kepada sifat takwa. Firman
Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah:8 yang artinya:
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Maidah:8)
3.1.5 Amanah
Secara bahasa, amanah adalah kepercayaan, kesetiaan atau
ketulusan hati. Berdasarkan istilah, amanah adalah sesuatu yang dititipkan
kepada pihak lain sehingga menimbulkan rasa aman bagi pemberinya, dan
sebaliknya, pihak penerima memelihara amanah dengan baik.
Dibawah ini akan disampaikan tiga amanah Allah yang
pokok kepada manusia, yaitu sebagai berikut:
1)
Amanah ilmu
pengetahuan, yang diberikan kepada manusia yang berpredikat ulama, kaum cerdik
pandai dan para sarjana.. mereka ini bertanggungjawab untuk memelihara ilmu,
menyiarkannya serta mengembangkannya.
2)
Amanah
kekuasaan, yang diberikan kepada mereka yang memegang kekuasaan, yaitu para
pemimpin, tokoh masyarakat. Kekuasaan yang ada pada mereka itu merupakan
amaliah Allah yang harus dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang telah
ditentukan oleh Allah.
3)
Amanah harta,
amanah ini dilimpahkan Allah kepada mereka hartawan, usahawan, produsen, supaya
dapat mengursnya dengan baik sesuaid engan garis-garis yang telah ditentukan
oleh Allah dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu amanah itu hendaknya diberikan kepada
orang yang mampu melaksanakannya. Begitu juga orang yang menerima amanah harus
menyadari, bahwa amanah yang diterimanya itu harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada yang memberi amanah dan kepada Allah SWT.
3.1.6 Tasamuh
Tasamuh dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu
sikap tidak terburu-buru menerima atau menolak saran atau pendapat orang lain,
sekalipun hal tersebut menyangkut pada masalah agama, akan tetapi dipikirkan
dalam-dalam dipertimbangkan masak-masak baru menetapkan sikap.
3.1.7 Toleransi
Secara bahasa toleransi artinya bersabar, menahan diri
dan membiarkan. Toleransi menghendaki agar kerukunan hidup diantara manusia
yang bermacam-macam paham, keyakinan dapat terhindar dari sifat-sifat kaku,
bahkan menjurus pada sikap-sikap permusuhan.
Pada dasarnya, tujuan utama dalam toleransi adalah
terciptanya kerukunan hidup antar manusia, dan dalam agama Islam juga diajarkan
bahkan merupakan sesuatu ajaran yang sangat prinsip diantara ajaran-ajaran yang
lain. Tuuan yang demikian ini merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka
bumi ini dan sesuai pula dengan kata “Islam” yang berarti “damai” yaitu damai
dengan sesama umat manusia.
3.1.8 Ta’awun
Ta’awun artinya tolong menolong. Manusia tidak dapat
berbuat banyak kalau seorangdiri, apalagi untuk kepentingan orang banyak.
Karena manusia tidak dapat hidup sendiri maka manusia memerlukan bantuan atau
pertolongan orang lain, bahkan harus mengikat kerjasama dengan orang lain.
Dampak positif ta’awun dan tasamuh
a. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
b. Tercapai ketentraman batin hidup bersama masyarakat.
c. Terjalinnya hubungan batin yang mesra antara sesama
manusia.
d. Terwujudnya kesatuan dan persatuan.
3.2 Perilaku Terpuji Terhadap Sesama
3.2.1 Akhlak terpuji terhadap
orang lemah
Dalam menghadapi kehidupan didunia ini, Allah telah
memberikan kepada semua manusia antara lain berupa panca indera, akal dan
sebagainya. Namun, diantara manusia ada yang tidak dapat memanfaatkan karunia
dari Allah dengan sempurna karena beberapa sebab. Ada yang disebabkan karena
lanjut usia, karena cacat, lumpuh dan sebagainya.
Kita tentu sangat beruntung dibandingkan dengan
mereka, kita dapat membeyangkan, bagaimana caranya mereka menghadapi kehidupan
ini. Kalau mereka masih mempunyai sanak keluarga yang mampu, mereka dapat
membantu menghidupi keperluan hidupnya. Tetapi, bagi mereka yang sudah tidak
mempunyai sanak keluarga yang mampu, anggota masyarakat seluruhnyalah yang
menjadi harapannya.
Untuk itu, umat Islam berkewajiban mengeluarkan
sebagian dari haratanya sebagai zakat untuk mencukupi keperluan hidup mereka.
Adapun bagi orang Islam yang mempunyai sedikit kelebihan dari keperluan
hidupnya sehari-hari dapat membantunya dengan sedikit sesuai dengan
kemampuannya.
3.2.2 Akhlak terhadap tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat
bukan karena pertalian saudara ataupun pertalian darah, bahkan mungkin tidak
seagama dengan kita.
3.2.3 Akhlak terhadap orang yang
berbeda agama
Agama Islam adalah agama perdamaian, artinya Islam
melarang umatnya mencari lawan, karena mencari lawan merupakan perbuatan yang
tertcela yang dilarang agama. Dalam hal ini keyakinan kita harus berbeda,
tetapi dalam kemasyarakatan kita harus bersatu untuk menjaga kerukunan bersama.
3.3 AkhlakTerpujiKepada Allah
3.3.1 Pengertian Akhlak Terpuji Kepada
Allah
Akhlak terpuji disebut juga akhlak mahmudah. Islam
mengjarkan , berakhlak terpuji tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia,
tetapi juga terhadap Allah SWT. sebagai Zat Yang Maha Pencipta. Akhlak terpuji
kepada Allah adalah suatu sikap atau perilaku terpuji yang hanya ditujukan
kepada Allah SWT. sebagai hamba ciptaan Allah kita wajib berperilaku terpuji
kepada Allah. Hal ini wujud rasa terima kasih atau bersyukur kepada Allah yang
telah menciptakan manusia dengan segala kelengkapan dan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
3.3.2 Macam-macam Akhlak Terpuji
Kepada Allah
3.3.2.1 Ikhlas
Ikhlas adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu
pekerjaan semata-mata hanya karena Allah SWT.. Orang yang berbuat ikhlas tidak
mengharapkan balas jasa atau pujian dari orang lain kecuali hanya mengharap
rida dari Allah SWT.. Orang yang beramal secara ikhlas disebut mukhlis.
Dampak positif dari perbuatan ikhlas adalah sebagai
berikut:
a.
Memperoleh
pahala yang besar dari Allah SWT.
b.
Memperoleh
kepuasan batin karena merasa bahwa kebaikan yang dilakukan sesuai dengan
perintah Allah SWT.
c.
Merasa lebih
dekat dengan Allah,karena amalnya diterima oleh Allah SWT.
Ada beberapa upaya untuk membiasakan sifat ikhlas
antara lain:
a.
Melatih diri
untuk beramal baik saat tidak dilihat oleh orang lain.
b.
Tidak merasa
kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan orang lain.
c.
Melatih diri
agar tidak merasa bangga jika perbuatan baiknya dipuji orang.
d.
Tidak suka
memuji perbuatan baik yang dilakukan seseorang karena hal itu dapat mendorong
pelakunya menjadi riya.
3.3.2.2 Taat
Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia.
Adapun taat dalam berakhlak terpuji kepada Allah ialah tunduk, patuh, dan setia
kepada Allah SWT dan Rasul-nya baik dalam bentuk pelaksanaan perintah maupun
meninggalkan larangannya.
Orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya tentu akan
memperoleh dampak positif dari dirinya, antara lain sebagai berikut:
a.
Memperoleh rida
dari Allah SWT, karena mampu menaati perintah-nya dan menjauhi larangan-nya.
b.
Memperoleh
kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan salah satu kewajibannya kepada
Allah dan Rasul-nya.
c.
Memperoleh
kemenangan dan keberuntungan yang besar sesuai firman Allah SWT dalam Q,S,
An-nisa: 13 yang artinya:
Artinya: “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang
besar”. (Q,S, An-nisa: 13 )
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1.
Macam-macam perilakuterpujiterhadapsesamadalammasyarakatdiantaranyaadalahta’aruf,
tafahum, jujur, adil, amanah, tasamuh, toleransi, danta’awun.
2.
Macam-macamakhlakterpujikepada
Allah diantaranyaadalahikhlasdantaat.
4.2 Saran
Hendaknyakitasemuamenerapkanperilakuterpuji di dalam kehidupan sehari-hari, baikterhadap
sesame manusiadanterhadap Allah SWT. Orang
yang baik akhlaknya tentunya didalam pergaulan sehari-hari akan senantiasa
dicintai oleh sesama, dan tentunya mereka kelak dihari kiamat akan masuk surga
bersama dengan nabi saw.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
terutama pembaca, agar lebih baik lagi pada waktu mendatang. Amin.