BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Akhlak
merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat
yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti
sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena
dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Bagi
seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri
Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya
adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan)
terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
Dalam
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam
penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak
dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar.
Akhlak
yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang
terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar
kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan
dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri
Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa definisi tentang akhlak mahmudah?
2.
Sifat apa saja yang termasuk akhlak
mahmudah?
3.
Apa saja akhlak mahmudahyang
termasuk terhadap pencipta, manusia dan alam ?
C.
Tujuan
1.
Untuk dapat
mengetahui yang mana yang disebut akhlak mahmudah
2.
Untuk dapat
mengetahui lebih jauh lagi objek kajian
akhlak mahmudah
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
A.
AKHLAK
Ahlak
secara etimologi berasal dari kata khuluq dan jama’nya akhlaq yang berarti budi
pekerti, etika, atau moral.
Pengertian etimologi tersebut berimplikasi
bahwa akhlak mempunyai kaitan dengan tuhan pencipta yang menciptakan sifat
batin manusia luar dan dalam, sehingga tuntutan akhlak harus dari
kholiq yang mengisyaratkan adanya akhlak dari ketetapan manusia bersama,
sehingga dalam kehidupan manusia harus berkhlak yang baik menurut ukuran Allah
dan ukuran manusia.
Sejak
dulu masalah akhlak mendapat perhatian yang seriusdari Allah SWT dan mengutus beberapa nabi dan rasul ke bumi untuk membimbing manusia, salah satunya nabi kita yaitu nabi muhammad saw yang membawa misi utamanya
yaitu untuk memperbaiki akhlak ( moral ) manusia, sebagaimana sabdanya yaitu :
إنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِمَّ
مَكَارِمَ الاَخْلاَقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) ke muka
bumi ini
untuk memperbaiki
dan menyempurnakan
akhlak manusia”.
Akhlak itu terbagi dua yaitu:
1.
Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul
Mahmudah)yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT.
2.
Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul
Mazmumah). Yaitu Akhlak
yang tidak diridai oleh Allah SWT.
B.
AKHLAK YANG TERPUJI (AL-AKHLAKUL
MAHMUDAH)
Akhlak
mahmudah adalah etika perilaku manusia yang mencerminkan sifat yang
terpuji
terhadap manusia, Allah SWT maupun terhadap lingkungan hidup. Akhlak yang baik dilahirkan oleh
sifat- sifat yang baik juga, oleh karena itudalam jiwa manusia dapat menelurkan
perbuatan- perbuatan lahiriyah yang baik
Baik
dalam bahasa Arab disebut Khoir, dalam bahasa inggris
disebut good . dalam beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh
pengertian baik sebagi berikut:
1.
Baik berarti sesuatu yangh telah mencapai kesempurnaan
2.
Baik berarti sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam
kepuasan, kesenangan, persesuaian, dan sebagainya.
3.
Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau
nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan
4.
Baik berarti sesuatu yang sesuai dengan keinginan
Sesuatu
yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan sengan
atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Al-Ghazali
menerangkan bentuk keutamaan akhlak mahmudah yang dimilki seseorang misalnya
sabar, benar dan tawakal, itu dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin
seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Al-ghazali menerangkan
adanya pokok keutamaan akhlak yang baik, antara lain mencari hikmah, bersikap berani,
bersuci diri, berlaku adil.
Keutamaan
akhlak yang baik juga terdapat dalam hadist Nabi,
ماَ مِنْ شَيْءٍ أَ ثْقَلُ فِى مِيْزَا نِ الْعَبْدِ
يَوْ مَ القِياَ مَةِ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ
Artinya:”Tiada sesuatu apapun
yang paling berat pada timbangan setiap hamba pada hari kiamat, selain akhlak
yang baik”.
C.
MACAM –MACAM AKHLAK TERPUJI
1.
Ikhlas : Kata ikhlas Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti
memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk.
2.
Amanah : Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan
wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang
dititipkankan kepadanya.
3.
Adil : Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya.
Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah.
4.
Bersyukur : Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui
adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat
tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat
AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya.
5.
Husnuzzan : berprasangka baik terhadap
segala sesuatu yang menimpa dirinya dan orang lain atau
disebut juga positive thinking.
6.
Rela berkorban : rela mengorbankan apa yang kita
miliki demi sesuatu atau demi seseorang.
7.
Ridho : suka,reladan senang.Konsep ridho kepada Allah mengajarkan
manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri
kita.
8.
Sabar : tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi
dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
9.
Tawakal : berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau
menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
10.
Qona’ah : adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan
diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..
11.
Bijaksana : suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan
cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi,baik
itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.
12.
Percaya diri : keadaan yang memastikan akan
kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki
kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh,keturunan,status social,pekerjaan
ataupun pendidikan.
13.
Sabar : yaitu sifat tahan menderita sesuatu (tidak lekas marah,
tidak lekas patah hati, tidak lepas putus asa, tenang, dan lain- lain). Di
dalam menghadapi cobaan hidup.
14.
Memelihara Amanah : Amanah menurut bahasa ( etimologi )
ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan ( istiqomah ) atau kejujuran.
15.
Bersifat Hemat : Hemat ( Al iqtishad ) ialah
menggunakan sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut
ukuran keperluan, mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebebihan.
Adapun macam- macam hemat adalah:Penghematan harta benda, Penghematan tenaga, Penghematan waktu.
16.
Bersifat Berani : Sifat berani termasuk dalam fadilah
akhlakul karimah. Berani bukanlah semata- mata berani berkelahi di medan laga,
melainkan sesuatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat
menurut semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa- masa
kritis ketika bahaya diambang pintu itulah orang yang berani.
17.
Bersifat Malu Al Haya’ : Malu ialah malu terhadap Allah dan
malu terhadap diri sendiri dikala melanggar peraturan – peraturan Allah.perasaan
ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari
perbuatan nista.
18.
Memelihara Kesucian Diri : Menjaga diri dari segala keburukan
dan memelihara kehormatan sebaiknya dilakukan pada setiap waktu, hendaknya
dimulai dari memelihara hati untuk tidak berbuat rencana dan angan – angan yang
buruk.
19.
Menepati Janji : Janji adalah suatu ketepatan yang
dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri
untuk dilaksanakan sesui dengan ketetapannya. Biarpun janji itu yang dibuat
sendiri tetapi tidak terlepas darinya, melainkan mesti ditepati dan ditunaikan
20.
Intropeksi
Diri (Muhasabah) : Orang
yang bertawakkal salah satu sikapnya ialah intropeksi diri. Dimana
ia akan intropeksi diri apabila ia kurang sukses daam menjalankan sesuatu ia
tidak membuat dirinya “drop”, melainnkan ia selalu intropeksi pada diri, dapat
dikatakan muhasabah. Senantiasa mengoreksi apa yang telah dilakukannya. Setelah
itu ia akan berusaha menghindari faktor penyebab suatu kegagalan tersebut serta
senantiasa memberikan yang terbaik pada dirinya.
21.
Jihad : Jihad di jalan Allah
SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk memerangi
orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan meninggikan
kalimat-Nya.
22.
Qanaah : berarti rela menerima
kenyataan hidup yang dialami, tidak berkeluh kesah, tidak pula mebayangkan
kesenangan yang diterima orang lain.
D.
AKHLAK TERPUJI TERHADAP ALLAH
Bertaubat (At-Taubah), yaitu suatu
sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan berusaha
menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik
Bersabar (Ash-Shabru), yaitu suatu
sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya.
Tetapi bukan berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk
melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar yang
dimaksudkannya adalah sikap yang diawali dengan ikhtisar, lalu diakhiri dengan
ridha dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan
Bersyukur (Asy-Syukru), yaitu suatu
sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah
diberikan oleh ALLAH kepadanya, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Lalu
disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada yang member nikmat, yaitu
ALLAH
Bertawakkal (At-Tawakkal), yaitu
menyerahkan segala urusan kepada ALLAH setelah berbuat semaksimal mungkin,
untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, syarat utama
yang harus dipenuhi bila seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang
diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupaya sekuat tenaga, lalu menyerahkan
ketentuannya kepada ALLAH. Maka dengan cara yang demikian itu, manusia dapat
meraih kesuksesan dalam hidupnya
Ikhlas (Al-Ikhlaash), yaitu sikap
menjauhkan diri dari riya (menunjuk-nunjukkan kepada orang lain) ketika mengerjakan
amal baik, maka amalan seseorang dapat dikatakan jernih, bila dikerjakannya
dengan ikhlas
Raja (Ar-Rajaa), yaitu sikap jiwa
yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu yang disenangi dari ALLAH S.W.T.,
setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu yang
diharapkannya. Oleh karena itu, bila tidak mengerjakan penyebabnya, lalu
menunggu sesuatu yang diharapkannya, maka hal itu disebut “tamanni”
Bersikap takut (Al-Khauf), yaitu
suatu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang tidak disenangi dari ALLAH,
maka manusia perlu berupaya agar apa yang ditakutkan itu, tidak akan terjadi.
E.
AKHLAK TERPUJI TERHADAP MANUSIA
Akhlak
kepada sesama manusia dapat dikelompokan menjadi:
1.
Akhlak
terhadap Orang tua
a.
Mendengarkan
nasihat-nasihatnya dengan penuh perhatian, mengikuti anjurannya dan tidak
melanggar larangannya;
b.
Tidak boleh membentak
ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi memukul. Ibu dan bapak harus diurus atau
dirawat dengan baik;
c.
Bersikap merendahkan
diri dan mendoakan agar mereka selalu dalam ampunan dan kasih sayang Allah
S.W.T.
d.
Sebelum berangkat dan
pulang sekolah hendaklah membantu orang tua;
e.
Menjaga nama baik kedua
orang tua di masyarakat
f.
Memberi nafkah,
pakaian, dan membayarkan hutangnya kalau mereka tidak mampu atau sudah tua
g.
Menanamkan hubungan
kasih sayang terhadap orang yang telah ada hubungan kasih sayang oleh
ibu-bapaknya.
h.
Apabila kedua orang tua
itu telah meninggal misalnya, maka kita sebagai anaknya berkewajiban berbakti
kepada mereka seperti:Menyembahyangkan jenazahnya, Memintakan ampunan kepada Allah, Menyempurnakan janjinya, Memuliakan sahabatnya, Menghubungi anak
keluarganya yang bertalian dengan keduanya.
2.
Akhlak
terhadap Saudara
a.
Menghormati dan
mencintai mereka. Karena kita dengan saudara asal-mulanya dari ayah dan ibu.
Mencintai mereka sama dengan kita mencintai diri sendiri.
b.
Menghormati saudara
yang lebih tua sebagaimana menghormati orang tua, mengindahkan
nasihat-nasihatnya dan tidak menentang perintahnya.
c.
Mencintai dan
menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih sayang sebagaimana orang tua
menyayangi mereka.
d.
Saling bantu-membantu
sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika bersalah, berilah peringatan secara
halus dan ramah-tamah.
3.
Akhlak
terhadap Tetangga
a.
Menolong dan
membantunya bila membutuhkan pertolongan, walaupun mereka tidak mau membantu
kita;
b.
Memberi hutang bila meminta
bantuan hutang kepada kita;
c.
Ikut meringankan beban
dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin dan sengsara, sekiranya kita
mempunyai kelebihan;
d.
Menjenguknya bila sakit
atau membantunya dengan obat;
e.
Bila tetangga ada yang
meninggal dunia, hendaknya ikut belasungkawa, dan mengantarkan jenazahnya ke
kuburnya;
f.
Bila tetangga mendapat
kesenangan atau nasib baik dan menggembirakan, sebaiknya menyampaikan ucapan
selamat kepadanya;
g.
Ikut meringankan beban
musibah tetangga yang meninggal;
h.
Bila ingin membuat
rumah bertingkat, sebaiknya minta izin atau sepengetahuan tetangganya,
disamping minta izin kepada pemerintah;
i.
Menghindari perkataan
atau tindakan yang menyakitkan tetangga. Bila berkata atau bertindak salah,
sebaiknya segera minta maaf;
j.
Jika boleh memamerkan
sesuatu yang dibeli atau yang dimiliki kepada tetangga, baik berupa makanan
ataupun yang lainnya, bila kita tidak ingin memberinya;
k.
Jangan menyalakan atau
membunyikan radio tape recorder atau TV terlalu keras, yang dapat membisingkan
tentangga.
4.
Akhlak
terhadap Sesama Muslim
Belas kasihan atau sayang
(Asy-Syafaqah), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berbuat baik dan menyantuni
orang lain;
a.
Rasa persaudaraan
(Al-Ikhaa), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu
dengan orang lain, karena ada keterikatan bathin dengannya;
b.
Member nasihat
(An-Nashiihah), yaitu suatu upaya untuk memberi petunjuk-petunjuk yang baik
kepada orang lain dengan menggunakan perkataan, baik ketika orang yang dinasihati
telah melakukan hal-hal yang buruk, maupun belum. Sebab kalau dinasihati ketika
ia telah melakukan perbuatan buruk, berarti diharapkan agar ia berhenti
melakukannya. Tetapi kalau dinasihati ketia ia belum melakukan perbuatan itu,
berarti diharapkan agar ia tidak akan melakukannya;
c.
Memberi pertolongan
(An-Nashru), yaitu suatu upaya untuk membantu orang lain, agar tidak mengalami
suatu kesulitan;
d.
Menahan amarah (Kazmul
Ghaizhi), yaitu upaya menahan emosi, agar tidak dikuasai oleh perasaan marah
terhadap orang lain;
e.
Sopan santun
(Al-Hilmu), yaitu sikap jiwa yang lemah lembut terhadap orang lain, sehingga
dalam perkataan dan perbuatannya selalu mengandung adab kesopanan yang mulia;
f.
Suka memaafkan
(Al-Afwu), yaitu sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan kesalahan
orang lain yang pernah diperbuat terhadapnya.
g.
Memberi salam;
h.
Memenuhi undangannya,
terutama hari pertama dalam walimatul uruz;
i.
Saling memberi nasihat;
j.
Menjenguk ketika sakit,
sambil mendoakan;
k.
Mengantarkan jenazah
orang islam;
l.
Tidak bermusuhan selama
3 hari;
m.
Tidak boleh bersikap
sombong;
n.
Tidak melahirkan
kegembiraan disaat orang Islam yang lain ditimpa kesusahan;
o.
Mau membela sesama
muslim;
p.
Menjunjung tinggi
kehormatan, harta dan jiwa;
q.
Mau mengusahakan
perdamaian kalau terjadi perselisihan diantara sesama muslim;
r.
Menutupi rahasianya;
s.
Memberi bantuan disaat
membutuhkan
5.
Akhlak
terhadap Kaum Lemah
a.
Menunjukkan kepada
orang lain yang tersesat, dan menuntut orang buta di jalan yang ramai;
b.
Memberikan tempat duduk
kepada orang yang telah tua, orang buta, anak-anak dan wanita waktu
berdesak-desakan kendaraan dalam bis, kereta api, dan sebagainya;
c.
Memberi sedekah kepada
peminta-minta dengan sikap yang baik;
d.
Memberikan bantuan
kepada panti asuhan yatim piatu dan rumah miskin;
e.
Memberikan bantuan kepada
korban bencana alam, berupa uang, pakaian, dan obat-obatan;
f.
Menganggap pembantu
rumah tangga sebagai anggota keluarga sendiri;
g.
Suka menolong orang
lain yang sangat memerlukan bantuan, diantaranya membantu orang miskin, orang
cacat mental, orang cacat jasmani, dan lain-lain.
F.
AKHLAK TERPUJI TERHADAP LINGKUNGAN
1.
Melakukan
usaha pelestarian hutan, antara lain:
a.
mencegah
pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
b.
perbaikan
kondisi lingkungan hutan.
c.
menanam
kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
d.
sistem
tebang pilih.
2.
Melakukan
usaha pelestarian hewan, antara lain:
a.
melindungi
hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
b.
mengembalikan
hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
c.
mengawasi
pengeluaran hewan ke luar negeri.
3.
Melakukan
usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
a.
mencegah
perusakan wilayah perairan.
b.
melarang
cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya
dengan bahan peledak.
c.
melindungi
anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
4.
Beberapa
akhlak terhadap lingkungan yang juga harus di apilkasikan dalam kehidupan
yaitu:
a.
Syafaqah
:Yaitu perasaan halus dan rasa belas kasih untu berbuat baik kepada sesam
makhluk Allah. Sesungguhnya tiap-tiap pertolongan seseorang terhadap hewan yang
berjiwa itu dapat pahala, walaupun ia seekor anjing yang hina. Jika kita
menunggangi kuda atau binatang lainnya , kita wajib memberinya hak istirahat
dan dilarang menyiksanya. Dalam menyembelih binatang kita diperintahkan untuk
menajamkan pisaunya. Jika ada binatang yang berbahaya maka jika ingin dibunuh
maka harus langsung dibunuh tidak boleh disiksa.Ada sebuah hadist yang
menceritakan bahwa ada seorang perempuan yang dimasukan ke dalam neraka
disebabkan seekor kucing yang diikat oleh dia , tidak diberi makan dan tidak
dilepaskan sampai kucing itu mati.
b.
Himayah
atau pemeliharaan. Allah tidak melarang untuk memelihara binatang untuk
memperoleh manfaatnya. Allah menerangkan dalam Al Quran bahwa hewan-hewan itu
dijadikanNya untuk menjadi kesenangan dn i'tibar bagi manusia
c.
Memberinya
makan-minum, jika hewan-hewan tersebut lapar dan haus, karena dalil-dalil
berikut: Sabda Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam : Terhadap yang mempunyai
hati yang basah terdapat pahala. (Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah). Sabda
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam : Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan
disayangi. (Muttafaq Alaih) .Sabda Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam :
Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja
yang ada di langit. (Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al-Hakim)
d.
Menyayanginya,
dan berbelas kasih kepadanya, karena dalil-dalil berikut:
Ketika Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda, Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran. (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdaya: Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya. (Diriwayatkan Muslim) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya.
Ketika Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda, Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran. (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdaya: Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya. (Diriwayatkan Muslim) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya.
e.
Jika
ia ingin menyembelihnya, atau membunuhnya, maka ia melakukannya dengan baik,
karena Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah
mewajibkan berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu, jika kalian
membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah
dengan baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menenangkan hewan yang akan
disembelihnya, dan menajamkan pisaunya. (Diriwayatkan Muslim, At Tirmidzi,
An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad)
f.
Tidak
menyiksanya dengan cara-cara penyiksan apa pun baik dengan cara melaparkannya,
atau meletakkan padanya muatan yang tidak mampu ia angkut, atau membakarnya
dengan api, karena dalil-dalil berikut: Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: Seorang wanita masuk neraka karena kucing. Ia menahannya hingga mati.
Ia masuk neraka karenanya, karena tidak memberinya makan sebab ia menahannya,
dan tidak membiarkannya makan serangga-serangga tanah. (Diriwayatkan
Al-Bukhari) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam berjalan melewati rumah semut
yang terbakar, kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya siapa pun tidak pantas
menyiksa dengan api, kecuali pemilik apai itu sendiri (Allah). (Diriwayatkan
Abu Daud. Hadits ini shahih)
g.
Diperbolehkan
membunuh hewan-hewan yang membahayakan, seperti anjing penggigit, serigala,
ular, kalajengking, tikus, dan lain sebagainya, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam : Ada lima hewan membahayakan yang
boleh dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung gagak yang berwarna belang-belang, tikus, anjing yang suka
menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali). (Diriwayatkan Muslim)
Diriwayatkan, bahwa diperbolehkan membunuh burung gagak dan melaknatnya.
5.
Dalil
Tentang Akhlak Terpuji Terhadap Lingkungan Flora dan Fauna yaitu :
a.
Surat
16 ayat 10-11. Artinya :Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit
untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan)
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
b.
Surat
6 ayat 99. Artinya : “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit,
lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman.
c.
Surat
13 ayat 4. Artinya: Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang
tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian
tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi dari penjabaran yang telah
kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan kesimpulan akhlak tersebut
merupakan sutu bentuk atau cerminan yang tertatanam dalam diri seseorang dan
hal tersebut terealisasi dalam kehidupannya sehari – hari.Secara umum makna
akhlak terhadap sesama manusi adalah tindakan yang disengaja dilakukan oleh
muslim terhadap sesama manusia baik itu perbuatan
yang baik maupun perbuatan yang buruk.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatimin Abdullah, Studi akhlak dalam
Perspektifd al-qur’an, jakarta; Sinar Grafika Offset, 2007.
Asmara As, Pengantar Studi Akhlak,
Jakarta; PT Raja Grafinndo Persada, 2002.
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak),
(Terj), Farid M’aruf, dari judul asli al-Akhlak, Jakarta:Bulang Bintang, 1983.
http://grupsyariah.blogspot.com/2012/05/akhlak-mahmudah-terpuji-dan-akhlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya