animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Kamis, 04 Mei 2017

Tari Mopopute Cingke



Tari Mopopute Cingke

Tarian tradisional satu ini merupakan tarian yang diangkat dari kebiasaan masyarakat Suku Kaili di Sulawesi Tengah saat musim panen tiba. Namanya adalah Tari Mopopute Cingke.
Tari Mopopute Cingke adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi Sulawesi Tengah. Ini merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili pada zaman dahulu dalam menuai padi.
Tari Mopopute Cingke adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah . Tarian ini menggambarkan kebiasaan para gadis Suku Kaili saat menyambut musim panen padi tiba. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh para penari wanita dengan berpakaian layaknya para petani pada umumnya. Tari Mopopute Cingke merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tengah dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni dan festival budaya.
Mayoritas Suku Kaili hidup dari bertani, Tari Mopopute Cingke yang telah dikenal sejak tahun 1957 ini diciptakan oleh seorang seniman besar, putra asli Sulawesi tengah yaitu (alm) Hasan. M. Bahasyua, kedaan masyarakat Sulawesi Tengah lah yang menginspirasinya.
Mopopute Cingke artinya menuai padi, tarian tersebut menggambarkan suatu kebiasaan para gadis-gadis suku Kaili di Sulawesi Tengah yang sedang menuai padi pada waktu panen tiba dengan penuh suka cita. Layaknya seorang petani, mereka menggunakan topi caping dalam tarian. Pakaian Tari Mopopute Cingke biasanya terdiri dari kebaya berwarna Merah, dihiasi dengan benang emas, dan dilengkapi dengan kerudung warna merah.

Sebelum menuai padi, terlebih dahulu dipandu oleh seorang penghulu yang dalam bahasa Kaili disebut Tadulako. Tadulako pada tarian ini berperan sebagai pengantar rekan-rekannya mulai dari menuai, membawa padi kerumah, membawa padi ke lesung, menumbuk padi, menapis serta membawa beras ke rumah yang kemudian disusul dengan upacara selamatan yakni No’rano, Vunja, Meaju dan No’raego mpae yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan pada upacara
panen suku Kaili di provinsi Sulawesi Tengah.
Tari Mopopute Cingke melambangkan sifat gotong-royong dan memiliki daya komunikasi yang tinggi, hidup dan berkembang ditengah masyarakat yang telah menyatu dengan budaya masyarakat itu sendiri. Tarian ini juga ditampilkan di Festival Danau Lindu yang diadakan setiap tahun di Sulawesi Tengah.
Kini, Tarian Mopopute Cingke sering ditampilkan untuk menyambut tamu. Tarian ini tergolong sudah terkenal sampai ke tingkat nasional karena sering ditampilkan di event-event nasional.

A.          Sejarah Tari Mopopute Cingke
`Menurut sejarahnya, Tari Mopopute Cingke sudah ada dan dikenal oleh masyarakat Sulawesi Tengah sejak tahun 1957. Tarian ini diciptakan oleh salah satu seniman besar dan merupakan putra asli daerah Sulawesi Tengah, bernama Hasan. M. Bahasyua. Tari Mopopute Cingke ini terinspirasi dari aktivitas dan kebiasaan para gadis-gadis Suku Kaili saat menyambut masa panen padi tiba.
Karena pada zaman dahulu masyarakat Suku Kaili mayoritas berprofesi sebagai petani,maka biasanya mereka menyambut musim panen tersebut dengan gembira dan suka cita. Dari kebiasaan itulah Hasan. M. Bahasyua mengangkat kehidupan masyarakat Suku Kaili tersebut menjadi sebuah karya seni yang indah dan dinamakan dengan Tari Mopopute Cingke.

B.          Makna Tari Mopopute Cingke
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Tari Mopopute Cingke ini menggambarkan kehidupan masyarakat Suku Kaili pada saat musim panen padi tiba. Selain itu tarian ini juga menggambarkan kegembiraan dan ungkapan rasa syukur mereka atas panen yang mereka dapatkan. Rasa bahagia tersebut mereka lakukan dengan saling bergotong-royong dan bahu-membahu sehingga terlarut dalam semangat kebersamaan yang tinggi dan penuh suka cita.

C.          Pertunjukan Tari Mopopute Cingke
Dalam pertunjukannya, Tari Mopopute Cingke ditarikan oleh para penari wanita. Jumlah penari Tari Mopopute Cingke ini biasanya terdiri dari 10 orang penari dan seorang Penghulu yang disebut dengan Tadulako. Seorang Tadulako dalam tarian ini berperan sebagai pemimpin tari dan memberikan aba-aba kepada para panari lainnya. Dengan mengenakan busana yang khas layaknya para petani, penari menari dengan gerakannya yang khas mengikuti alunan music pengiring.
Gerakan dalam tarian ini dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para petani saat masa panen padi, seperti menuai padi, menumbuk padi, menapis dan lain-lain. Gambaran aktivitas petani tersebut dikemas dalam suatu gerak tari yang khas dengan menggunakan caping atau toru sebagai alat yang digunakan untuk menari.

D.          Pengiring Tari Mopopute Cingke
Dalam pertunjukan Tari Mopopute Cingke biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti Ngongi, Ganda dan alat music tradisional Sulawesi Tengah lainnya. Selain itu tarian ini juga diiringi dengan nyanyian syair adat yang dinyanyikan oleh pengiring vokal. Gerakan para penari, biasanya juga mengikuti syair yang dibawakan agar terlihat lebih padu.
Namun di beberapa pertunjukan Tari Mopopute Cingke, ada juga beberapa kelompok tari yang lebih memilih menggunakan rekaman kaset daripada musik pengiring aslinya karena dianggap lebih praktis. Tapi banyak juga yang masih mempertahankan musik tradisional sebagai musik pengiring, karena agar kesan seni tradisional dalam tarian tersebut tidak hilang.

E.          Kostum Tari Mopopute Cingke
Dalam pertunjukan Tari Mopopute Cingke, penari menggunakan kostum layaknya para petani dan dipadukan dengan gaya tradisional Sulawesi Tengah. Para penari Mopopute Cingke biasanya memakai baju kebaya pada bagian atas. Pada bagian bawah biasanya menggunakan kain sarung donggala . Baju kebaya dan sarung tersebut biasanya memiliki motif dan warna khas Sulawesi Tengah. Sedangkan pada bagian kepala biasanya menggunakan kerudung dan memakai caping (toru).

Pakaian Tari Mopopute Cingke terdiri dari kebaya berwarna Merah, dihiasi dengan benang emas. Pakaian Tari Mopopute Cingke ini dilengkapi dengan Kerudung warna merah. Pada bagian bawah, memakai sarung dongala berwama ungu, bersulamkan emas.
Properti:Caping atau Toru
Sinopsis:Tari Mopopute Cingke rnerupakan tari khas daerah Sulawesi Tengah yang menggambarkan kegiatan para petani disaat musim panen padi tiba, mereka memetik/menuai padi secara gotong royong. Dalam tari ini terlihat jelas proses pengolahan padi menjadi beras. Mulai dari memetik, menumbuk dan menapis. Gerak tari ini mengikuti syair lagu yang dinyanyikan.

F.           Perkembangan Tari Mopopute Cingke
Dalam perkembangannya, Tari Mopopute Cingke masih terus dilestarikan dan dikembangkan di daerah Sulawesi Tengah. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan di setiap penampilannya agar terlihat menarik, namun tidak meninggalkan keasliannya. Tarian Mopopute Cingke juga masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, festival budaya dan lain-lain.
















DAFTAR PUSTAKA

http://t-indonesia.com/kolom/wforum.cgi?
no=1641&reno=no&oya=1641&mode=msgview&list=new
Tanggal unduh : 09 – November – 2014 ( 18.45 WIB )
http://tourismnews.co.id/category/art-culture/tarian-
Mopopute Cingke-cermin-gotong-royong-masyakarat-sulawesi-
Tengah Tanggal unduh : 09 – November – 2014 ( 19.00 WIB )



download filenya disini Kakak "GREENTHREE"

1 komentar:

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...