animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Jumat, 06 Januari 2017

Cerpen "Ibu Pengganti Ayah"



Ibu Pengganti Ayah
Oleh: Masma Wati

          Pagi hari Jum’at yang indah, burung-burung berkicauan, matahari bersinar hangat embun masih membasuhi rerumputan.
          Sesampainnya di sekolah tercinta kira langsung meletakkan tasnya ditempat duduknya dan menuju teman-temannya. Kira pun menyapa teman-temannya yang sedang berkumpul. Kebetulan sekolahnya dekat dengan sekolah dasar. Kira duduk dikelas IX SMP 3. Kira memiliki empat saudara dan dia anak ketiga dari empat saudara. Kira memiliki adik bernama sekar ia duduk di kelas 2 Sekolah dasar. Kedua kakak laki-lakinya sudah bekerja. Pada saat asyik mengobrol, kira menemui kira dan berkata.

“ kak ayo kita pulang, kita sedang berduka” kata sekar.

“Berita duka apa dek,” tanya Kira.  

“Ayah kita sudah tiada kak ayo pulang,” jawab Sekar sambil menangis.

          Setelah itu Kira menemui gurunya dan ingin meminta izin kepada gurunya untuk pulang segera.

”Kenapa ingin pulang kira?,” tanya pak guru.

“Pak, ayah saya telah meninggal dunia pak jadi saya harus pulang,” jawab Kira mengeluarkan air mata.

“Innalillahiwainnalillahiroji’un,” ucap pak guru.

Gurunya memberikan izin dan Kira langsung pulang. Ternyata memang benar apa yang dibilang oleh Sekar bahwa ayah mereka telah tiada terlihat banyak orang sudah berdatangan. Kira menemui ibunya yang sedang menangis dan memeluknya. Kira tidak sanggup membendung air matanya dan airnya menetes juga.


Setelah sadar dari menangis dan melamun, Kira dan ibunya ikut memandikan ayahnya dan setelah dipakaikan kain kafan. Kira, Sekar, kakaknya dan ibunya mencium ayahnya dan ikut menyolatkan serta ikut langsung ke pemakaman.
Setelah pulang dari pemakaman ayahnya, Kira termenung dan masih saja menangis. Rumahnya terasa sepi tanpa seorang ayah. Selanjutnya sambil menangis Kira membayangkan segala kenangan indah saat dimana keluarganya berkumpul di acara-acara keluarga.
Tiba-tiba, ibu menyadarkan lamunannya. Setelah sadar, Kira melihat wajah dan mata ibu membengkak karena menangis. Sekar juga mendekati ibunya, ia juga terlihat seperti ibu mata juga bengkak karena menangis. Tentu ibu merasa kehilangan suaminya serta ayah dari anak-anaknya.
Ibu berkata kepada Kira dan Sekar bahwa dirinya akan menggantikan ayahnya. Kira dan Sekar mengaku bahwa mereka sedih karena tidak pernah membanggakan ayahnya saat mendapat raport.
Dengan bijak, ibunya mengatakan bahwa rasa bangga ayahnya kepada dua anaknya bukan di sebuah raport, tapi dimana saat mereka bisa membuat ayahnya tidak marah dan selalu akur dengan adik. Itulah kebanggaan ayah terhadap mereka. Selanjutnya ibu mengatakan bahwa dirinya akan menggantikan ayah sekaligus ibu buat Kira dan Sekar, sehingga membuat Kira dan Sekar menjadi heran. Ibukan perempuan pikir Kira, bagaimana menjadi ayah. Ibu menjelaskan bahwa dirinya tidak dapat menggantikan ayah, tetapi setidaknya Kira dan Sekar masih punya ibu dan kedua kakaknya.

“Ibu akan berusaha melakukan semua hal yang dilakukan ayah terhadap Kira dan Sekar,” tegas ibu.

Atas permintaan ibunya, Kira dan Sekar menghapus air matanya sambil mengatakan

“Jika ibu persis dengan ayah?,” tanya Sekar.

Sambil menunjuk langit-langit rumahnya, ibu berkata

“Bahwa ayah selalu mengawasi kita setiap saat,” jawab ibu.

Kira dan Sekar sangat terhibur dengan pernyataan ibunya
“Jika kalian ingin membahagiakan ayah kalian yang telah tiada caranya ada,”

“Apa bu dan bagaimana caranya, kasih tahu bu!,” tanya Sekar dan Kira meminta ibunya menjawab dengan segera.

“Caranya adalah, jika kalian sholat, kalian mendo’akannya agar tidak terlalu berat ayah kalian menjalani kesalahan selama ia masih hidup,” jelas ibu.

Kedua anaknya mengangguk dengan mantap dan tersenyum.

ingin filenya? silakan download disini "GREENTHREE"

Cerpen "Hari Yang Sial"


bagi sobat ingin cerpen singkat, padat, dan nggak tahu jelas apa nggak, silakan aja simak cerpen dibawah ini... 


 “ HARI YANG SIAL ”                               Karya : Apriyoga
Pada hari senin yoga dan 3 sahabatnya yaitu jos , andre , dan akbar ,ingin pergi ke salah satu warnet yang ada di karang tinggi , karena di taba penanjung sudah tidak ada lagi orang yang membuka warnet sampai di karang tinggi mereka pun berhenti di warnet yang mereka cari , mereka terkejut ketika melihat warnet tersebut sudah tutup .       
        “ Yoga berkata kepada 3 temannya “ cak mano ko jos , bar , ndre , tidak bukak lagi warnet iko “ ! sambil kebingungan “ wai cak mano ko , hari rabu kito ndak mengumpulkannyo la ! “ ujar akbar “ La cak mano lagi , tidak kito pacak ngomongnyo orang nutupnyo “ Jawab jos .”                                                                                                                                  
 “ Wai yo dak , baru ingek saya , kan di tanjung heran pacak bikin makala “ Jawab andre sambil terseyum mereka langsung pergi ke tanjung heran .
Sampai di tanjung heran mereka pun pergi ke rumah deni , sampai di rumah deni mereka kaget karena kami juga tidak bisamembuat makala mereka karena komputernya rusak . mereka pun memutuskan untuk untuk pulang ke rumah masing-masing dengan wajah yang penuh kebingungan karena mereka tidak tau lagi harus pergi ke mana , untuk tugas makala . Dan yoga pun berkata pada ketiga temannya “ Jangan pusing –pusing besok kita cari lagi . “ Okelah kalau begitu ....... ! “ Jawab ketiga sahabatnya .


berminat dengan cerpen ini? tak perlu copy paste, tinggal download aja  file DOCX-nya disini "GREENTHREE"

Cerpen "Harapan Yang Sia-Sia"



HARAPAN YANG SIA-SIA
Karya: Tari oktavia


          Malam hening alam sunyi senyap di sekelilingku, mereka sudah pada tertidur lelap dihanyutkan oleh impian-impian mereka. Sedangkan aku masih duduk sendiri dikamarku sambil melihat indhnya kelap-kelip bintang yang bertaburan di atas langit detik demi detikpun berlalu begitu cepat hingga aku merasa begitu ngantuk, akupun beranjak tidur dan berharap hari esok akan lebih baik. Malam telah berganti, suasana pagi ini begitucerah burung-burung yang berkejaran diangkasa membuat pagi ini semakin terasa indah.kebetulan hari ini adalah hari lyang ditunggu-tunggu yaitu hari minggu, aku tidak perlu buru-buruuntuk mandi tiba-tiba ponselku berbunyi “kring,,,kringg,,kringg” aku segera mengambil ponselku yang berada diatas meja, dan ternyata yang menelpon itun adalah Dimas, Dimas adalah seorang laki-laki yang selama ini aku ukai dia satu kelas dengan, akupun segera menangkat telpon itu,
         “hallo assalammu’alaikum”kataku gugup
         “wa’alaikumsallam, tari kamu hari ini sibuk nggak?”Dimas bertanya kepadaku
         “emmmm,,,kayaknya sih enggak, emangnya kenapa?”tanyaku
         “kalau nggak sibuk kita jalan yuk,” ajak dimas
Aku terdiam sejenak mendengar perkataan Dimas barusan seakan tidak percaya dengan apa yang dia katakan itu, karena selama ini dia begitu cuek denganku kenap tiba-tiba dia malah mengajak aku jalan?? Aku selalu bertanya-tanya sendiri
         “hallo,,?? Kok diem sihh gimana mau nggak?” tanya Dimas
         “gimana ya yaudah deh???”kataku
         “yessss, nahgitu dong baru namanya sahabat, nanti sekitar jam 09.15 aku jemput yaa” ujar Dimas
         “okee” jawabku
“Oh tuhan ada apa gerangan Dimas? Kenapa tiba-tiba dia mengajakku jalan? Apakah dia ingin mengatakan sesuatu dan atau mungkin selama ini dia juga menyukaiku? Ahhh massa mana mungkin” aku berkata dalam hati dan tak lama kemudian akupun pergi bergegas untuk mandi, setelah itu
         “assalammualaikum” suara orang dari luar
         “wa’alaikumsalam” jawabku sambil membuka pintu “ehh kamu Dim” ternyata itu Dimas yang sudah siap untuk pergi
Dan kamipun berangkat, di perjalanan aku hanya terdiam nggak tau mau bilang apa, aku merasa begitu gugup dan sedikit malu jika sedang berada didekat Dimas
         “heyy,,, kok diem aja sih ? mikirin apaan?” tanya Dimas yang mengagetkanku
         “hehe,, nggak ada kok” jawabku singkat]
         “kita ketaman yuk, udah lama nih nggak kesana” ajak Dimas
         “yaaa terserah kamu aja deh, aku nurut aja” jawabku
Setengah jam berlalu sesampainya ditaman Dimas tersenyum kepadaku, senyumanya yang begitu indah dipancarkan lewat bibirnya dan itu membuatku semakin tergila-gila padanya,
         “kita duduk disini yuk, ada yang pengen ku omongin sama kamu” ujar Dimas
         “duhh kira-kira mau ngomongin apa yaa? Kok aku jadi deg-deg’an gini?” ucapku dalam hati
         “ehh kok malah bengong sih?” tanya Dimas yang lagi-lagi sedikit mengagetkanku
         “hehe eee iya emang mau ngomongin apa?”tanyaku
         “jadi gini, sebenarnya aku menyukai seseorang tapi aku takut mengatakan padanya, menurut kamu gimana?” tanya Dimas
         “yaampun siapakah yang dikatakan Dimas ini?? Apa itu aku?” ucapku dalam hati
         “kok malah bengong lagi?” ucap Dimas
         “emmm,,menurut aku sihsebaiknya kamu ungkapkan saja perasaan kamu itu, siapa tahu dia juga mencintai kamu”jawabku
Beberapa menitpun berlalu, tiba-tiba ada seseorang sahabatku yang bernama okta menghampiri kami
         “heyy,, lagi pada ngapain kalian disini”tanya okta
         “nahh kebetulan nih dia datang, ini nih cewek yang aku ceritain tadi”
Akupun terdiam mendengarkan perkataan Dimas itu, ternyata bukan aku perempuan yang dia maksud tadi tapi sahabatku.
         “emangnya kalian lagi ngomongin apa sih?” tanya okta penasaran
         “emmm gini taa, sebenarnya aku tuh udah lama menyimpan perasaan ini kekamu sebenarnya aku itu suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?” tanya Dimas
         “hah ? serius kamu? Emmm sebenarnya aku juga suka sama kau” jawab okta
Perlahan kakiku melangkah menjauhi mereka, air matakupun tak tertahankan lagiluka dan kecewa menjelajahi hatiku, ternyata orang yang selama ini aku cintai mencintai orang lain, akupun hanya bisa bersabar dengan cinta yang tak sempat terungkapkan ini, dan hanya goresan pilu yang menemani kepedihan itu.



link download filenya "GREENTHREE"

Cerpen "Gara-Gara Nyasar"



Gara-Gara Nyasar
Oleh: Dio Putra Arbe Rutama

          Di dunia ini banyak sekali berbagai macam sifat perilaku serta pintar tidaknya seseorang. Sifat dan perilaku seseorang biasanya karena faktor lngkungan dan didikan dari orang tua. Berbeda dengan pintar atau bodohnya seseorang. Seseorang itu bisa pintar karena ia rajin belajar, sedangkan bodohnya seseorang dikarenakan malas. Seperti Karnadi, pagi-pagi buta ia sudah berbenah di rumahnya, membereskan tempat tidur, menyapu rumah kemudian mencuci pakaian. Ia memang rajin, walaupun Karnadi tidak rajin belajar, setidaknya ia mampu meringankan beban ibunya di rumah.

          Setelah usai mengerjakan semua itu Karnadi segera bersiap-siap untuk berangkat. Ia ingin pergi bersama teman-temannya jalan-jalan. Maklum sekarang sudah tidak ada lagi pelajaran di sekolahnya karena telah usai mengerjakan ulangan semester mereka ingin berlibur dan ber-refressing. Menenangkan jiwa di alam bebas memang sangat menyenangkan. Di tengah perjalanan Karnadi dan teman-temannya berhenti di daerah perbatasan antar kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiyang, karena salah satu temannya Jhonaldi yang sangat narsis, ia ingin mengabadikan gambarnya di tempat yang sekiranya cukup indah itu.

          Karnadi dan temannya-temannya melanjutkan perjalanannya menuju ke kebun teh, perjalanan itu dipimpin oleh Jhonaldi katanya ia tahu jalan menuju kesana. Di perjalanan Karnadi dan temannya saling berbincang-bincang, ia bercerita tentang kisah asmaranya yang tak tahu tujuannya. Sama halnya seperti Dio, ia juga bernasib malang seperti Karnadi cintanya ditolak mentah-mentah oleh seorang gadis yang ia kagumi sejak kelas X. Tapi semua itu tidak membuat temannya itu menyesal malah membuatnya menjadi semakin terlatih dalam hal atah hati. Itu juga pengalaman dan pelajaran yang tak dapat dilupakan olehnya.







          Semakin lama dalam perjalanan, hari pun semakin siang. Cuaca di sana pun lama-lama berubah menjadi mendung, perjalanan kami semakin jauh hingga masuk ke pelosok pedalaman. Hujan pun turun membasahi kami yang kebingungan karena diajak oleh Jhonaldi ke jejalanan bebatuan kerikil yang bercampur dengan tanah yang licin karena hujan. Lama semakin lama kami yang semakin kebingungan dan basah kuyup yang tak tahu arah tujuan yang sebenarnya, bermaksud ingin berhenti dan bertanya kepada warga sekitar desa itu. Jhonaldi pun yang lupa-lupa ingat dan kebingungan dengan arah yang harus ditujunya ini mulai ragu.

          Kami berhenti dan bertemu dengan seseorang warga sekitar kampung itu dan bermaksud ingin bertanya dimana arah jalur yang harus kami tuju untuk pergi ke kebun teh.

          “Pak boleh numpang tanya nggak pak?”

          “Iya boleh, memang ada apa ya dek?”

          “Begini pak kami tersesat, jalan untuk pergi ke kebun teh itu kemana ya pak?”

          “Oh, kebun teh. Seharusnya tadi di persimpangan kalian belok kiri, dari sini kalian tinggal berbalik arah, kemudian bertemu simpang tiga, belok kiri terus lurus. Tidak jauh dari sana sudah kelihatan kebun tehnya”

          “Terima kasih banyak ya pak”

          “Sama-sama dek”

          Setelah semuanya jelas, kami berbalik arah dan menuju ke tempat yang dimaksud oleh bapak tadi. Tak berapa lama terdengar suara “gubrak!”. Si Denie dan Lodi terjadi karena melewati jalan yang cukup licin ditambah dengan Denie yang tak sabar ingin cepat-cepat sampai, akhirnya terjatuh dengan keadaan yang sangat menggelikan. Si Jhonaldi yang dekat dengan Denie dan Logi bukannya cepat-cepat menolong malah sempat-sempatnya menertawai mereka berdua. Si Anggi segera menegakkan motor dan membantu Denie dan Logi untuk berdiri. Untunglah tak ada luka yang cukup serius dalam kejadian itu. Kami melanjutkan perjalanan kami dengan keadaan basah dan masih sedikit geli karena kejadian tadi, apa lagi si Jhonaldi yang tak bisa berhenti tertawa terbahak-bahak. Ia selalu teringat kondisi keadaan Denie ketika terjatuh, mungkin karena badan Denie yang agak gendut membuat si Jhonaldi membayangkan Denie seperti anak sapi yang terjepit ditambah lagi dengan si Logi yang ber-akting ketika terjatuh ia berlagak sakit yang pada kenyataannya itu sama sekali tidak terjadi pada dirinya.

          Sesampainya kami di tempat tujuan, aku langsung memasuki kawasan perkebunan teh sembari melihat-lihat pemandangan yang sangat indah disana, tak lupa pula aku mengambil gambar disana. Aku dan teman-temanku yang dalam keadaan basah kuyup itu sudah tak kami perdulikan lagi karena melihat betapa mengagumkan pemandangan disana. Setiap sudut sudah kami telusuri disana. Ada juga yang memetik daun teh untuk dibawanya pulang ke rumah. Hari semakin sore, matahari sebentar lagi akan tenggelam, memang tak lama kami berada disana, hal ini terjadi karena banyak waktu yang terbuang sia-sia ketika kami tersesat. Dengan keadaan basah dan hujanyang masih belum reda, kami akhirnya bergegas untuk pulang ke rumah. Di perjalanan pulang, hujan yang tadinya masih gerimis, lama-kelamaan menjadi lebat. Kami segera berhenti untuk berteduh dan menghangatkan diri dengan secangkir kopi yang hangat. Sembari menghangatkan diri, Denie mengambil sesuatu yang ada di dalam jok motorku. Ternyata yang diambilnya itu adalah sebuah kubis yang dipetik Logi ketika ia terjatuh tadi. Aku sendiri tahu kapan Logi mengambil kubis itu. Ia memang jail dan iseng, di ambilnya kubis itu dari Denie kemudian ia mencuci kubis itu lalu ia makan mentah-mentah kubis itu. Aku dan teman-temanku yang dalam keadaan kelaparan, penaaran dengan rasa kubs itu saya juga memakannya, rasanya sedikit manis dan bau tapi si Denie malah suka dan lahap memakan kubis itu sampai habis dimakannya.
          Hujan belum reda dan masih lebat, tetapi hari mulai semakin gelap, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang. Tak kami hiraukan lagi hujan yang membasahi kami karena kami sudah tak tahan lagi dengan kedinginan yang membuat kami menggigil. Karnadi yang tak tahan kedingingan karena hujan membuat tangannya keram. Ia tak bisa lagi membawa motor secara seimbang lagi. Namun semua itu tak membuat dirinya berhenti melajukan motornya. Kami pulang dengan selamat sampi ke rumah. Betapa serunya liburan kami hari itu, peristiwa itu tak akan kulupakan dalam benakku.


download aja filenya disini "GREENTHREE"

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...