animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Kamis, 05 Januari 2017

Cerpen "Cinta Bertepuk di Perselingkuhan"



Cinta Bertepuk di Perselingkuhan
Oleh: Siska Suryani

Aku mempunyai sahabat imut, baik, dan cantik. Dia adalah teman yang harus aku sayangi, kemana-mana pun kami selalu berdua. Tapi kalau diajak cerita tentang pacar ia jagonya, dan hobinya kalau membahas tentang pacar.

“Hai, kenapa kamu dari tadi senyum-senyum?” Tanya Delestia.

          “Nggak, aku cuma bingung aja,” balasnya.

          “Kenapa kamu bingung?” Tanya Delestia kepada Luna semakin penasaran.

          “Kenapa Yuda nggak pernah mengerti tentang perasaanku, kalau aku sangat takut dia selingkuh,” jawab Luna menundukkan kepalanya.

          “Oh, percaya aja kalau dia nggak akan macam-macam. Kalau dia selingkuh kamu cek aja handphone nya Yuda. Ada, apa nggak cewek yang SMS sama Yuda,” saran Delestia.

          “Ya nanti aku coba, terima kasih Delestia atas sarannya,” sembari tersenyum.

          “Iya sama-sama,” membalas senyuman.

          Keesokan harinya aku bangun dari tidur untuk menelpon Yuda.

          “Halo, ya ada apa?”

          “Nggak, aku cuma mau ajak kamu ketemuan di jembatan jam 10, mau ya?” Sedikit memaksa.

          “Iya aku mau ketemuan sama kamu pagi nanti,” jawabnya.

          Lalu aku matikan telepon tersebut, lalu aku bergegas untuk mandi dan berdandan.
          Hari pun sudah menunjukkan jam 09.45. Aku bergegas untuk pergi ke jembatan. Aku lihat tidak ada orang di jembatan tersebut, kemudian aku duduk sambil main handphone.

          “Mana Yuda ya, kok jam segini belum datang-datang juga,” gerutuku kesal.

          Kemudian aku SMS dia dan telpon dia tapi Yuda nomor Yuda tidk aktif.
          Hari pun sudah mulai panas dan jam pun sudah menunjukkan jam 12.08. aku pun langsung pulang dengan muka kecewa, benci, dan buram. Aku berlari ke kamar sambil menangis.

          “Kok kamu tega sama aku. Kamu bilang kamu mau ketemuan sama aku, tapi buktinya nihil,” ucapku sambil menangis.

          Kemudian handphone ku pun berbunyi. Ternyata yang menelponku Delestia, langsung aku angkat.

          “Ia ada apa?”

          “Aku tadi lihat Yuda berboncengan sama Dwi!”

          “Apa?” Jawabku terkejut.

          “Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri,” Jawabnya meyakinkanku.

          “Dwi tetangga kamu itu?”

          “Ia Dwi. Udah yah, soalnya aku mau pergi”

          “Ia terima kasih infonya”

          “Sama-sama”

          Hari pun sudah malam, baru Yuda balas SMS ku

          “Maaf ya Luna, aku tadi nggak sempat balas SMS dari kamu karena aku sibuk dan aku juga minta maaf kalau aku nggak jadi ketemuan sama kamu. Sekali lagi aku minta maaf”

          “Iya nggak apa-apa asalkan kamu senang”

          “Maksud kamu?”

          Aku pun lelah dan malas balas SMS dia. Kemudian aku letakkan handphone ku di atas meja dan aku pun tidur.
          Hari pun sudah pagi, aku langsung merapikan tempat tidurku dan langsung menuju ke dapur untuk memasak dan membereskan rumah. Kemudian kuambil handphone ku, ternyata ada SMS Delestia. Ia mengajakku main ke rumahnya. Aku pun bergegas pergi ke rumah Delestia
          Sesampainya di rumah Delestia, aku mengetuk pintu rumah Delestia.
         
          “Assalammu’alaikum,” sembari mengetuk pintu.

          “Wa’alaikum salam,” sambil membuka pintu.

          “Eh, ada apa kamu mengajakku ke rumahmu?” Tanyaku tersenyum.

          Delestia tidak menjawab pertanyaanku, malah dia menyeretku bersembunyi ke kamarnya.

          “Kenapa kamu mengajakku kesini? Sakit tahu,” kataku sedikit marah.

          “Coba kamu lihat di depan rumah Dwi itu, disana ada Yuda,” menunjuk ke arah rumah Dwi.

          “Astaghfirullah, nggak nyangka aku. Kenapa Yuda kecewa sama aku padahal aku selalu nurutin perkataan dia. Tapi apa yang dia balas,” sambil menangis dan kecewa.

          “Sudahlah Luna, kalau kamu mau kepastiannya lebih baik kamu tanya langsung kepada Yuda apa maksud sebenarnya,” saran Delestia.

          Luna pun langsung ke rumah Dwi. Yuda terkejut melihat kedatangan Luna.

          “Luna!” Kata Yuda.

          “Ia, kenapa kamu kaget?” Sambil mendorong Yuda.

          “Kamu dorong-dorong pacar aku Luna?” Dengan marah.

          “Apa kamu bilang, pacar kamu?” kata Luna berlagak tuli.

          “Ia, dia pacar aku” kata Dwi.

          “Tapi dia juga pacar aku Dwi,” jawab Luna marah.

          “Aku nggak menyangka Yuda, kamu tega sama aku. Kamu bilang kamu nggak akan selingkuh, mana buktinya?” kata Luna menangis.

          “Luna, Dwi, kalian kan sudah lama bersahabat. Masa demi Yuda kalian sampai berantem,” kata Delestia.

          “Iya Luna, jika kamu mau sama Yuda. Aku rela harus putus sama Yuda asalkan kamu bahagia,” jawab Dwi dengan muka tersenyum.

          “Lebih baik kita putuskan Yuda secara bersama-sama,” kata Luna.

          “Yuda, aku mau putus sama kamu,” kata Luna.

          “Aku juga. Aku sama Luna mau putus sama kamu!” kata Dwi marah.

          Yuda pun langsung pergi meninggalkan Luna, Dwi, dan Delestia dengan muka malu. Delestia, Dwi, dan Luna pun berpelukan dan berjanji tidak akan mau mengambil pacar sahabat-sahabatnya.



Download file doc-nya disini "GREENTHREE"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...