KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat membuat serta penyusunan
materi Muatan Lokal
tentang “Menyenangi IPTEK
dalam Mengelola Lingkungan Hidup sebagai Perwujudan dari Imtaq”
ini dapat berjalan dengan baik dan
lancar sehingga dapat selesai tepat waktu.
Didalam makalah ini, penulis ingin menyampaikan sedikit tentang bagaimana menyelaraskan perkembangan IPTEK jaman sekarang dengan IMTAQ dalam pandangan
islam. Sehingga hidup kita yang serba modern
ini tidak melewati batasan
– batasan dari ajaran islam dalam penggunaannya.
Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada Allah SWT yang telah meridhoi pembuatan makalah ini, dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini. Penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dalam makalah ini. Kritik dan saran, penulis
terima dengan lapang dada untuk meningkatkan
mutu dan isi dari makalah ini. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat memberi
bekal pengetahuan dan manfaat bagi kita semua.
Taba Penanjung, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................2
C.
Tujuan Penulisan...............................................................................................3
D.
Manfaat Penulisan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian IMTAQ............................................................................................4
B.
Pengertian IPTEK..............................................................................................6
C.
Pandangan Islam Terhadap IMTAQ dan IPTEK..............................................8
D.
Peranan IMTAQ dan IPTEK...........................................................................11
E.
Penyelarasan IMTAQ dan IPTEK...................................................................13
F.
Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan .........................16
G.
Hubungan
IPTEK dengan IMTAQ dalam pengelolaan lingkungan hidup.....17
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................................18
B.
Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia senantiasa melakukan
interaksi yang saling
mempengaruhi dengan lingkungan, terutama
dengan lingkungan tempat dia tinggal. Interaksi
tersebut merupakan bentuk ketergantungan manusia terhadap lingkungannya, baik dengan manusia lainnya maupun dengan
alam. Seiring dengan kemajuan IPTEK dan
kebutuhan yang meningkat
terhadap alam, intensitas hubungan
antara manusia dengan alam semakin
tidak seimbang, sehingga menimbulkan sejumlah
kerusakan lingkungan.
Manusia cenderung mengeksploitasi
alam secara berlebihan di
luar kemampuan alam untuk
memulihkan dirinya. Walaupun IPTEK dianggap
sebagai alat bagi manusia untuk mengeksploitasi
alam, namun IPTEK juga dikembangkan
manusia untuk mengelola alam atau lingkungan
guna pelestariannya. Kesadaran manusia
yang semakin meningkat, mendorong
munculnya sejumlah upaya untuk mengembangkan
IPTEK yang dapat meminimalisasi kerusakan yang
ditimbulkan, sehingga lingkungan dapat lestari fungsinya
dalam mendukung dan memenuhi kebutuhan
manusia.
Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan
(Imtaq ) Terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan
amanat UUD 1945 (amandemen )
Pasal 31 ayat (3) yaitu ”Tujuan Pendidikan
Nasional meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”
dan secara tegas dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
bahwa peningkatan Imtaq merupakan salah satu tujuan
pendidikan nasional, yaitu ”mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak
mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan warga warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dalam
pengertian ini yang menjadi core (inti) tujuan
pendidikan nasional adalah manusia yang beriman dan
bertaqwa.
Dan tentunya jika hanya mempunyai
IMTAQ tetapi tertinggal dari IPTEK maka
umat islam akan tergantung kepada bangsa lain. Islam
akan tersingkirkan dari persaingan global.
Sebaliknya bila hanya
unggul secara IPTEK tapi kurangnya
IMTAQ maka umat islam hanya akan menjadi bangsa yang arogan. Suatu peradaban yang
hanya mengejar kesenangan dunia dan hidup
secara hedonistik.
Hedonistik merupakan pandangan
hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan
sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Paham hedonistik ini menjelaskan apa saja yang
dapat memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu
sendiri dengan berbagai cara.
Selain karena adanya problem
dikotomi antara ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan IPTEK dalam sistem
pendidikan kita tampaknya
berjalan sendiri, tanpa dukungan asas IMTAQ yang
kuat, sehingga dikhawatirkan pengembangan dan kemajuan
IPTEK tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan
manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan umat
dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.
Kekhawatiran ini, cukup beralasan,
karena sejauh ini sistem
pendidikan kita tidak cukup mampu menghasilkan manusia
Indonesia yang IMTAQ kepada Allah SWT sebagaimana
yang diharapkan. Berbagai masalah social dan
tindak kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan justru oleh orang-orang yang secara
akademik sangat terpelajar,
seperti contohnya memakai narkoba, banyaknya
tawuran antar pelajar, pornografi, pornoaksi dan
lain-lain, yang kesemuanya itu berpotensi untuk menimbulkan
kerawanan sosial berupa nilai moral dan terjunnya
etika-etika ketimuran atau lebih khusus lagi merosotnya
akhlakul karimah. Ini berarti, aspek pendidikan
turut menyumbang dan memberikan saham bagi
kebangkrutan bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan
ini menjadi salah satu catatan mengenai raport
merah pendidikan nasional kita.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tesebut di atas,
makalah ini secara khusus
akan membahas permasalahan:
1.
Apa pengertian dari IMTAQ ?
2.
Apa pengertian dari IPTEK ?
3.
Bagaimana pandangan islam tentang IMTAQ
dan IPTEK ?
4.
Bagaimana peranan IMTAQ dan IPTEK ?
5.
Apa saja alasan integrasi atau
menyelarasan antara IMTAQ dan
IPTEK ?
6.
Apa hubungannya antara ilmuwan dengan
alam dan lingkungan ?
7.
Apa saja kewajibaan orang beriman dan
berilmu ?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tesebut
di atas, makalah ini secara khusus memiliki
tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari IMTAQ.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari IPTEK.
3.
Untuk mengetahui pandangan islam tentang IMTAQ dan IPTEK.
4.
Untuk mengetahui peranan IMTAQ dan IPTEK.
5.
Untuk mengetahui integrasi atau antara
IMTAQ dan IPTEK.
6.
Untuk mengetahui hubungan antara seorang ilmuwan dengan alam dan lingkungan.
7.
Untuk mengetahui kewajiban – kewajiban sebagai orang beriman dan sebagai orang berilmu.
D.
Manfaat
Penulisan
1.
Manfaat
bagi penulis
a.
Mendapatkan ilmu pengetahuan baru.
b.
Dapat mengkaji materi mata pelajaran pendidikan agama islam.
c.
Mendapat kesempatan mempertahankan pendapat, ide, wawasan dan gagasan.
2.
Manfaat
bagi mahasiswa dan masyarakat
Dapat lebih
memahami dan menerapkan konsep dasar
suatu pengetahuan tentang IMTAQ dan IPTEK.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
IMTAQ
Kepanjangan IMTAQ adalah Iman dan
Taqwa. Iman dari bahasa Arab
yang artinya percaya. Sedangkan menurut
istilah, pengertian iman adalah membenarkan
dengan hati , diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan ( perbuatan). Jadi,
seseorang dapat dikatakan
sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna
apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan
Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut
tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna.
Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
Mengemukakan Taqwa / takwa dalam bahasa
Arab berarti memelihara diri dari siksaan Allah dengan
mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya, tidak cukup diartikan dengan takut saja.
Adapun arti lain dari taqwa adalah:
1.
Melaksanakan segala perintah Allah.
2.
Menjauhkan diri dari segala yang
dilarang Allah (haram).
3.
Ridho (menerima dan ikhlas) dengan
hukum-hukum dan ketentuan
Allah.
Taqwa berasal dari kata
waqa-yaqi-wiqayah yang artinya
memelihara. "memelihara diri dalam menjalani hidup
sesuai tuntunan/petunjuk allah" Adapun dari asal bahasa arab quraish taqwa lebih dekat
dengan kata waqa Waqa
bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan melindunginya
dari berbagai hal yang membahayakan dan
merugikan. Itulah maka, ketika seekor kuda melakukan
langkahnya dengan sangat hati-hati, baik karena
tidak adanya tapal kuda, atau karena adanya luka-luka atau adanya rasa sakit
atau tanahnya yang sangat kasar,
orang-orang Arab biasa mengatakan Waqal Farso Minul
Hafa (Taj). Dari kata waqa ini taqwa bisa di artikan berusaha memelihara dari ketentuan allah
dan melindungi diri dari dosa/larangan
allah. bisa juga diartikan
berhati hati dalam menjalani hidup sesuai petunjuk
allah.
Prinsip dasar yang ada dalam imtaq
yaitu unsur-unsur dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan target sasaran hasil
bentuk perilaku yang dimiliki oleh dunia
pendidikan. Menurut Durkheim
unsur - unsur dasar terdiri dari: disiplin, kebutuhan untuk mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri terhadap keinginan-keinginan yang melampaui
batas, keterikatan dengan kelompok masyarakat
yang ada dalam suatu komunitas kehidupan, dan
otonomi dalam makna menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui dan memahami
sepenuhnya konsekuensi - konsekuensi
dari tindakan atau perilaku
yang diperbuat.
Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju
target yang dituju, yakni
menciptakan generasi beriman dan berilmu
yang mampu bersaing secara baik dan beriman
kepada Allah SWT. Imtaq akan menjadi peneguh
karakter penerus bangsa guna menjaga nilai
moral bangsa ditengah Era-globalisasi.
Agama Islam yang mengajarkan
umatnya untuk berdisiplin,
merupakan salah satu unsur imtaq yang
tercantum didalamnya. Pengertian berdisiplin itu
sendiri merupakan disiplin jasmani maupun rohani.
Dengan keseimbangan disiplin antara keduanya
akan mampu menumbuhkan penerus bangsa
yang berdisiplin dalam setiap sektor dalam hidupnya.
Disiplin yang tinggi dan seimbang
dapat menjadikan kita mampu mengontrol segala
sesuatu yang ada disekelilingnya. Kemampuan
tersebut akan membawa kita menuju ke kepribadian
yang bijaksana. Kebijaksanaan itulah yang
akan membuat kita mampu mengendalikan diri
dan lingkungannya, sebagai life skill yang
kelak akan berguna saat
kita harus terjun ke masyarakat.
Hal - hal tersebut akan menuntun
kita kearah kemandirian yang
bertaqwa kepada Allah SWT. Kita dapat
mengekang diri terhadap keinginan - keinginan
yang melampaui batas, hal inilah yang menjadikan
kemajuan dunia pendidikan kita, yang merupakan
negara Pancasila yang beragama dengan
mayoritas beragama Islam. Selain itu, kita juga
mampu berketerikatan dengan kelompok masyarakat
yang ada dalam suatu komunitas kehidupan,
dan otonomi dalam makna menyangkut keputusan
pribadi dengan mengetahui dan memahami
sepenuhnya konsekuensi – konsekuensi dari
tindakan atau perilaku yang diperbuat.
B.
Pengertian
IPTEK
Kepanjangan IPTEK adalah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasi, diorganisasi, disistimatisasi, dan diinterpretasi,
menghasilkan kebenaran obyektif, sudah
diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara
ilmiah. Secara etimologis, kata ilmu berarti kejelasan,
karena itu segala yang terbrntuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan. Kata ilmu dengan
berbagai bentuknya berulang 854 kali dalam
Al-Qur’an. Dari sudut pandang fisafat, ilmu lebih
khusus dibandingkan dengan pengetahuan.
Istilah teknologi merupakan produk
ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi juga memiliki
karakteristik obyektif dan netral. Dalam
situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena
memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan.
Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan
dengan teknologi. Adapun seni termasuk
bagian dari budaya, berbagai hasil ungkapan
akal budi manusia dengan segala prosesnya.
Seni merupakan hasil ekspresi jiwa yang berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia.
Teknologi dapat membawa dampak
positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.
Netralitas teknologi dapat
digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya
bagi kehidupan manusia dan atau digunakan
untuk kehancuran manusia itu sendiri.
Prinsip iptek itu sendiri yakni:
konsep dasar sains, dan
konsep dasar teknologi. Konsep dasar sains
mencakup unsur -unsur fundamental minimal: taraf dan keadaan ilmu pengetahuan
yang sekarang dan perkembangannya, dan fungsi
ilmu pengetahuan. Konsep dasar teknologi
mencakup unsur - unsur dasar minimal: makna
teknologi, taraf keadaan,
jenis-jenis teknologi yang ada dan pemanfaatannya
pada saat ini, dan aktivitas dinamis
berlandaskan konsep dinamis “creativity” secara
konkrit menciptakan atau memodifikasi teknologi
sederhana yang dapat ditemukan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kawasan bahan
ajar kedua tipe tersebut minimal mencakup pengembangan
domain kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas. Sejarah
internet Indonesia dimulai pada awal
tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di Indonesia
lebih dikenal sebagi paguyuban network, dimana
semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong
royong sangat hangat dan terasa diantara para
pelakunya. Mungkin berbeda dengan suasana Internet
Indonesia pada perkembangannya kemudian
yang terasa lebih komersial dan individual
disebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan
perdagangan Internet. Sejak 1988, ada pengguna
awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan
CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk
mengakses internet.
Iptek didukung oleh dua faktor dari
pelaku iptek tersebut, yakni
IQ dan EQ. IQ (Intelligence Quastion)
adalah tingkat kecerdasan dalam menangkap
sesuatu. Tingkat kecerdasan seorang anak
yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia
Quotient) memegang peranan penting untuk
suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan,
IQ atau daya tangkap seseorang mulai
dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap
sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic)
yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu
disamping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap
takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali
bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti
penuaan dan kecelakaan. IQ
yang tinggi memudahkan kita belajar
dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap
yang kurang merupakan penyebab kesulitan
belajar pada seseorang, disamping factor lain,
seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional.
Awal untuk melihat IQ
seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata.
Ada hubungan langsung antara kemampuan
bahasa si anak dengan IQ nya. Apabila seorang
anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan
bahasanya akan cepat dan banyak.
Kesuksesan yang ingin dicapai
dibutuhkan bukan hanya
“cognitive intelligence” tetapi juga “emotional
intellegence” . Emotional intellegence atau disingkat
EQ adalah kemampuan merasakan, memahami,
dan secara selektif menerapkan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh
yang manusiawi(Cooper dan Sawaf, 1998). Ataupun
kemampuan untuk untuk mengendalikan hal-hal
negatif seperti kemarahan dan keragu-raguan atau rasa kurang percaya diri dan
juga kemampuan untuk memusatkan perhatian
pada hal-hal positif seperti rasa percaya diri dan keharmonisan dengan orang-orang
disekeliling.
Perlunya emotional intelligence
dalam dunia kerja merupakan
suatu bidang yag seringkali dianggap
lebih banyak menggunakan “cara berpikir analitis”
daripada melibatkan perasaan atau emosi. Menurutnya
setiap orang dalam perusahaan atau organisasi
dituntut untuk memiliki EQ yang tinggi. Selain
itu IQ bersifat relatif tetap, sementara EQ dapat
berubah sehingga bisa dibentuk dan dipelajari.
Sedangkan persentase ketergantungan IQ terhadap
keberhasilan seseorang (siswa) hanyalah 20%.
Sedangkan 80% yang lainnya lebih didominasi oleh
faktor yang lain.
C.
Pandangan
Islam Terhadap IMTAQ dan IPTEK
Negara - negara yang berpenduduk
mayoritas Muslim, saat ini
pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah
atau tidak menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan sains-teknologi.
Karena nyatanya umat muslim kita
itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka
kehilangan harga diri dan kepercayaan
dirinya. Beberapa diantara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara - negara Barat.
Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai,
ideologi dan budaya
materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan)
yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi
informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya
krisis - krisis sosial-moral dan kejiwaan pun
menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat
ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci
Ilahiah dan peradaban dan
Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru
kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya
kaya sumber daya alamnya, namun miskin
kualitas sumber daya manusianya (pendidikan
dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat
dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya
dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk
dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan
sisa makanan pesta pora bangsa - bangsa
negara maju.
Akhlak yang baik muncul dari
keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT sumber segala Kebaikan,
Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT hanya akan muncul bila
diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Allah SWT dan terhadap alam
semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat Maha Mulia, Kekuasaan dan
Keagungan-Nya.
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan
umatnya untuk mempelajari, mengamati,
memahami dan merenungkan segala kejadian
di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia
barat yang melandasi
pengembangan ipteknya hanya untuk kepentingan
duniawi yang ‘matre’ dan sekular, maka
islam mementingkan pengembangan dan penguasaan
iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan dan mengemban amanat Khalifatullah (wakil/mandataris
Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi
seluruh alam (Rahmatan lil ‘Alamin). Seperti dalam
ayat berikut ini: Artinya
: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3]
: 190-191).
Bila ada pemahaman atau tafsiran
ajaran agama Islam yang
menentang fakta - fakta ilmiah, maka kemungkinan
yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap
ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’
yang menentang prinsip - prinsip pokok ajaran
agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis
atau paradigma materialisme-sekular yangberada di balik wajah ilmu pengetahuan
modern tersebut.
Islam sangat memotivasi umatnya
untuk memfungsikan akal dan rasa secara
seimbang. Sesungguhnya
tidak ada dikotomi iman dan ilmu pengetahuan
dalam Islam karena keduanya merupakan dua
materi yang saling mendukung satu sama lain. Menuntut
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam
merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan muslim
yang beriman akan menjalankan kewajiban yang diperintahkan
Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
itulah antara iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan
dalam Islam. Bahkan perintah Allah SWT yang pertama
kepada umat Islam melalui rasul-Nya adalah perintah
untuk menuntut ilmu.
Firman-Nya dalam Al- Quran Artinya
: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam, (5)
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(Q.S Al-Alaq: 1-5)
Ada beberapa kemungkinan hubungan
antara imtaq dan iptek:
1.
berseberangan atau bertentangan,
2.
bertentangan tapi dapat hidup
berdampingan secara damai,
3.
tidak bertentangan satu sama lain,
4.
saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan imtaq dan iptek mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah
bertolak belakang antara iptek dan imtaq. Pada
pola ini, apa yang dianggap
benar oleh agama bertentangan dengan
iptek, begitupun sebaliknya. Pola hubungan ini
seperti yang terjadi pada masa Galileo Galilei. Ketika
ia berpendapat bahwa bumi mengitari matahari,
gereja meyakini bahwa mataharilah yang mengitari
bumi, dan hal ini menyebabkan Galileo mendapat
hukuman berat karena dianggap menyesatkan.
Akan tetapi Islam tidak demikian halnya.
Tertulis dalam Al-Quran teori yang telah dikemukakan
oleh Galileo, dan tidak bertentangan sama
sekali.
Pola hubungan kedua adalah
bertentangan tetapi tidak
saling menghakimi dan dapat berdampingan.
Pola ini merupakan pengembangan dari
pola pertama. Biasa terjadi pada masyarakat yang
memisahkan antara agama dan iptek. Menurut mereka,
doktrin agama tidak ada sangkutannya dengan
iptek. Sementara dalam Islam, dasar dari iptek
adalah iman yang berkaitan langsung dengan doktrin
agama. Agama sangat mendukung pengembangan
iptek.
Pada pola hubungan ketiga adalah
pola hubungan netral. Agama tidak menentang
iptek juga tidak mendukung
pengembangannya. Agama berada di wilayah
dan jalurnya tersendiri, begitu pula dengan iptek.
D.
Peranan
IMTAQ dan IPTEK
Kemajuan teknologi adalah sesuatu
yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia, memberikan banyak kemudahan,
serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktivitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi,
masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini.Contoh termudah
adalah dampak positif dari berkembangnya
iptek di bidang teknologi komunikasi
dan informasi.
Perkembangan teknologi akhir-akhir
ini, menjadikan dunia yang amat luas di era
globalisasi ini menjadi
sempit, mengecil, dan terbatas. Perubahan
ini tentu saja berdampak positif dan negatif
bagi kelangsungan hidup seorang muslim. Dampak
negatif dari perubahan dan pergeseran zaman
mampu mengguncang, menggeser, dan mengikis
habis nilai-nilai moral dan iman. Bahkan, lebih
jauh dari itu dapat menghancurkan masa depan
dan peradaban manusia.
Oleh karena itu, seorang muslim
harus membentengi diri dengan keimanan dan
keislaman yang kuat. Tanpa
imtaq yang kokoh kehidupan seorang
muslim akan terombang-ambing dan bias berujung
pada kehancuran. Iman adalah pelita, yang
menjadi penerang dan petunjuk pada jalan yang
lurus.
Latar Belakang Dibutuhkannya IPTEK
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya
di Indonesia:
1.
Indonesia memiliki Sumber Daya Alam dan Energi yang melimpah
2.
Amanat UUD 1945 Amandemen: Negara harus mengelola SKA sebagai modal pembangunan
dan kesejahteraan rakyat, Pemerintah
berkewajiban untuk memajukan
IPTEK (Pasal 31 ayat 5)
3.
Adanya persaingan global (pasar bebas) menuntut dukungan IPTEK dalam mengelola
SKA
4.
Potensi SDM Indonesia sebenarnya tidak ketinggalan dengan negara luar, buktinya
pada even-even internasional Indonesia
menjuarai Olimpiade Sains
Internasional
5.
Kemiskinan rakyat di tengah-tengah SKA
yang melimpah.
Fungsi
Sumber Kekayaan Alam (Ska):
1.
Penyangga kebutuhan ekonomi, dengan pembangunan berwawasan ekologi
lingkungan.
2.
Sebagai komoditas ekonomi
Jenis
Iptek Yang Dubutuhkan Indonesia
1.
EKSPLORASI, menggali SKA yang belum
tergali
2.
EKSPLOITASI, memanfaatkan /mengambil SKA seoptimal mungkin
3.
Pengolahan SDA untuk diubah menjadi
produk berdaya saing dan bernilai tinggi
4.
Jenis IPTEK yang berwawasan Lingkungan
Hidup.
Peranan
Iptek Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
2.
Penyediaan dan pengolahan SDA dan energy
3.
Pengembangan industry serta pelestarian lingkungan
4.
Pertahanan dan keamanan
Asas
Penggunaan Iptek Dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup
1.
Maksimal
2.
Lestari
3.
Berdaya Saing
Permasalahan
Lingkungan Hidup Pada Tingkat
Regional Yang Menjadi Tanggung Jawab
Asean Expert Group On The Environment
(Aege)
1.
Konservasi alam dan pengawasan ekosistem daratan
2.
Konservasi ekosistem laut
3.
Pendidikan dan latihan kurikulum PLH dan latihan pengelolaan pencemaran
4.
Pertukaran pengalaman tentang Analisis
Dampak Lingkungan
5.
Pemantauan pencemaran lingkungan dan industry serta pertukaran informasi
tentang lingkungan.
Permasalahan
Global Lingkungan Hidup Yang
Urgen Saat Ini
1.
Global Warming
2.
Efek Rumah Kaca
3.
Penggundulan Hutan
4.
Peningkatan Kadar Polutan: Polusi Udara, Air Dan Tanah
5.
Pembuangan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
Lingkungan adalah apa yang ada di sekitar kita yang Dibedakan menjadi beberapa macam objek Atau benda, berupa benda mati, benda
hidup, Benda kongkrit dan benda abstrak. Lingkungan hidup Adalah kesatuan ruang dengan semua,
daya, keadaan dan makhluq hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi peri kelangsungan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya (UU RI No. 4 Tahun 1982) meliputi
ekosistem (komponen alam dan daya dukung
alam) dan sosiosistem (komponen sosio cultural).
Motif
Manusia Terhadap Lingkungan
a.
Ekosentrik (Lingkungan Hidup patut
mendapat perlindungan untuk kepentingan LH itu
sendiri)
b.
Anthroposentrik (LH sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia)
c.
Apatis (acuh terhadap
permasalahan-permasalahan lingkungan)
E.
Menyelaraskan
IMTAQ dan IPTEK
Para sarjana muslim berpandangan
bahwa yang disebut ilmu itu
tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge)
dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah
dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan
kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu
Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta
dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran
ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan
sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia
(knowledge and science).
Seandainya penggunaan satu hasil
teknologi telah melalaikan
seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya
kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan
maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang
mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan
teknologi itu. Jika hasil
teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan
manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak
dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu
menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan
mekanik demi penciptaan
teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Kesenian Islam tidak harus
berbicara tentang islam.
Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran
berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak
tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang
dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang
indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam
adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan
islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar
menuju pertemuan sempurna antara kebenaran
dan keindahan.
Ada 4 hal pandangan Islam dalam
etos kerja yaitu: Niat
(komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan
dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia,
dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.
Secara lebih spesifik, integrasi
pendidikan iptek dan
imtaq ini diperlukan karena empat alasan:
1.
Pertama, iptek akan memberikan berkah
dan manfaat yang sangat besar bagi
kesejahteraan hidup umat
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek
bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat
destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan.
Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis,
tetapi batil dan miskin secara maknawi.
2.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang
menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola
dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik,
materialistik, dan hedonistik,
yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya
dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
3.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak
hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi
juga membutuhkan imtaq dan nilai-nilai
sorgawi (kebutuhan spiritual).
Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya,
hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang
dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan
Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam
kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
4.
Keempat, imtaq menjadi landasan dan
dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan
hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi,
seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak
akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan
upaya mencari ridha Allah SWT, hanya akan menghasilkan
fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.
Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam al-Qur’an Artinya
: “Dan orang – orang yang kafir amal –amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang
– orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu dia tidak
mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan
kepadanya perhitungan amal – amal dengan
cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”.
(Q.S An-Nur : 39)
Dengan demikian integrasi iptek dan
imtaq harus diupayakan dalam format yang tepat
sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat
mengantar kita meraih kebaikan
dunia dan kebaikan akhirat seperti do’a yang
setiap saat kita panjatkan kepada Allah. Artinya
: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Al-Baqarah : 201)
Sehubungan dengan alasan yang disebutkan di atas, maka perlu
dikembangkan usaha perbaikan
yang lebih mendasar terhadap pendekatan
dan metode pembelajaran misalnya usaha-usaha
yang berhubungan dengan psikologi belajar,
mengintensifkan program imtaq di sekolah-sekolah salah satunya dapat dilakukan
dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama
(imtaq) ke dalam setiap
mata pelajaran. Dengan kata lain model
pembelajaran harus memadukan antara Iptek
dengan imtaq.
F.
Tanggung
Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di
dunia yaitu sebagai abdun (hamba Allah) dan
sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari
abdun adalah ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran
dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah
adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri
dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam.
Dalam konteks 'abdun , manusia
menempati posisi sebagai
ciptaan Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi
adanya keharusan manusia untuk taat dan
patuh kepada penciptanya. Manusia diciptakan Allah
dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan
kepada ketakwaan dan kecenderungan
kepada perbuatan fasik seperti yang
terkandung dalam Al – Qur’an: Artinya
: "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu,
(jalan) kefasikan dan ketaqwaan," (QS. Asy-Syams: 8).
Dengan kedua kecenderungan
tersebut, Allah memberikan
petunjuk berupa agama sebagai alat
bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada
keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah
atau wakil Allah di muka bumi. Manusia
diberikan kebebasan untuk
mengeksplorasi, menggali sumber-sumber
daya serta memanfaatkannya dengan
sebesar-besarnya untuk kehidupan umat manusia
dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Untuk menggali potensi
alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa
menguasai ipteks, fungsi hidup manusia sebagai
khalifah akan menjadi kurang dan kehidupan
manusia akan tetap terbelakang. Manusia
mendapat amanah dari Allah untuk memelihara
alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya.
Kalau terjadi kerusakan alam dan
lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah
manusia sendiri. Mereka tidak menjaga amanat
Allah sebagai khalifah. Artinya
: ” Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut
akibat perbuatan tangan manusia, Supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan
yang benar)” (QS. Ar-Rum: 41).
G.
Hubungan IPTEK dengan IMTAQ dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Iptek merupakan segala sesuatu yang
diketahui mengenai
pengetahuan suatu bidang yang disusun sistematis
yang dapat dIgunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di berbagai bidang
dengan menggunakan teknologi-teknologi yang
ada. Sedangkan Imtaq merupakan kemampuan
manusia yang bersifat spiritual, yang merupakan
hubungan ciptaan Tuhan dengan penciptanya.
Lingkungan hidup menyediakan
kebutuhan- kebutuhan hidup
manusia. Begitupun sebaliknya, kehidupan
manusia sangat bergantung pada tersedianya
sumber daya alam yang memadai dalam
lingkungan hidup. Persoalan lingkungan hidup
mulai menjadi topic dunia ketika manusia mulai
tersentak bahwa bumi sudah tidak ramah lagi
dan mulai merasakan dampaknya yang semakin
meluas akibatnya berbagai aktivitas manusia
itu sendiri. Pertumbuhan pendudukdan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
meningkat aktivitas
eksploitasi terhadap alam oleh manusia sehingga
membuat alam tidak mampu lagi memperbaiki
dirinya sendiri secara alami. Dengan
kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur
dan dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan
manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan
kehidupan generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan generasi
yang akan datang. Sedangkan, teknologi adalah
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan
bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan
otak manusia.
Dari pengertian diatas, nampak
bahwa kehidupan manusia
tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya,
bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara
yang secara rasional mengarah pada cirri efisiensi
dalam kegiatan setiap manusia. Seseorang
menggunakan teknologi,
karena manusia berakal. Dengan akalnya ia
ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik,
lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang
lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila
seseorang menggunakan alat
dan akalnya untuk menyelesaikan
masalah yang diahadapinya. Dalam IMTAQ
khususnya dalam al-qur’an dipelajari dengan
apa yang namanya IPTEK.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi
memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan,
serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat
tergambar dalam keutuhan
inti ajarannya. Iman, ilmu, dan amal
merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat
dipisahkan. Iman diidentikkan dengan akar dari
sebuah pohon yang menopang tegaknya agama Islam.
Ilmu bagaikan batang dan dahan pohon itu yang
mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Sedangkan amal ibarat
buah dari pohon. Ipteks yang dikembangkan diatas
nilai-nilai iman dan takwa akan menghasilkan
amal sholeh bukan kerusakan Islam.
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal sholeh apabila perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai-nilai iman
dan takwa. Sama halnya
pembanguna ipteks yang lepas dari keimanan
dan ketakwaan, tidak akan bernilai ibadah
serta tidak akan meghasilkan kemashalatan bagi
umat manusia dan alam lingkungannya apabila
tidak dikembangkan atas dasar nilai-nilai iman
dan takwa.
B.
Saran
Diharapkan kepada kita semua baik
yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan Imtaq dan Iptek
secara seimbang di negeri yang tercinta
ini yaitu Indonesia. Yakni melalui peningkatan
kualiatas sumber daya manusia, potensi,
perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan
budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya
Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan
baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan
bangsa ini secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://aqwam.com/fikih/menjadi-muslim-terbaik
http://sarahayu9.blogspot.com/2011/04/pengertian-integrasi.html
Din Syamsuddin, M, Dr, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, penerbit kalimat,
Jakarta, 2001
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=54:mkdu-4221-berkehidupan-bermasyarakat&catid=33:mkdu&Itemid=77
http://nasirmat.wordpress.com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq-kedalam-pembelajaran/
http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/39"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya