KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, sehingga
tugas makalah muatan lokal tentang “Pembangunan Berkelanjutan” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas yang harus
dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita.
Makalah
ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami kutip dari
berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik. Semoga isi dari
makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai apa saja yang ada dalam program pemerintah untuk
pengelolaan lingkungan.
Selayaknya
manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam pembuatan
makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam
makalah ini. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah
ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Taba
Penanjung, 31 Januari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah……………………………………………………………..1
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………………………...1
C.
Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………….1
D.
Manfaat
Penulisan…………………………………………………………………...2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan……………………………………………3
B.
Hakikat Pembangunan
Berkelanjutan……………………………………………….3
C.
Indikator Keberhasilan
Pembangunan………………………………………………4
D.
Ciri-Ciri Pembangunan
Berkelanjutan………………………………………………5
E.
Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan
di Indonesia………………………6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………...10
B.
Saran………………………………………………………………………………..10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Permasalahan pembangunan berkelanjutan
sekarang telah merupakan komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang
bergelut di bidang pembangunan. Kemajuan
suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala
bidang. Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang merata.
Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses
pembelajaran sosial yang terpadu, politiknya tergantung pada dukungan penuh
masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia
usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah
dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu
tingkatan yang layak.
Bagi manusia, pembangunan tidak hanya dalam konteks
pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi tetapi juga
haruslah melihat aspek keadilan terhadap lingkungan. Lingkungan bagi umat
manusia adalah salah satu modal dasar dalam pembangunan. Lingkungan sehat,
bersih, lestari, secara tidak langsung akan mempengaruhi keberlanjutan
produktifitas manusia di masa yang akan datang. Artinya, dalam konteks tersebut
selain keberlanjutan dari sisi ekonomi dan sosial, maka diperlukan juga keberlanjutan
pada sisi ekologis.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang di
bahas dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud pembangunan
berkelanjutan?
2. Apa saja indikator keberhasilan
pembangunan?
3. Bagaiman ciri – ciri pembangunan
berkelanjutan?
4. Bagaimana hambatan - hambatan
dalam pembangunan berkelanjutan?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang
pembangunan berkelanjutan di Indonesia
2.
Memberikan ilmu kepada pembaca agar dapat memahami tentang Pembangunan
Berkelanjutan.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini adalah :
1.
Meningkatkan pengetahuan tentang pembangunan berkelanjutan khususnya di Indonesia
2. Mengetahui hambatan –
hambatan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia
3. Memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan lingkungan hidup
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pembangunan Berkelanjutan
Menurut
Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah proses
pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan
ekonomi dan keadilan sosial.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan).
Deklarasi
Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) “pembangunan tidak hanya dipahami
sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan
intelektual, emosional, moral, dan spiritual”.
Menurut
Marlina (2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi
pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan
mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan
berkelanjutan).
Dengan
demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
B.
Hakikat
Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu
mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak
berabad tahun yang lalu nenek moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah
pemukiman dan pertanian.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada
hakekatnya tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia
merupakan subjek sekaligus objek pembangunan. Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan kualitas secara bertahap dengan
memperhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal
dengan pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu,
ekonomi, sosial dan budaya didalam pembangunan. Aspek sosial,
maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia dalam hal interaksi,
interelasi dan interdependesi. Aspek ekonomi, Suatu
cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana
dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan
umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan
datang untuk menikmati dan memafaatkannya. Aspek budaya yaitu
pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan budaya. Pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan
mendorong perlakuan yang merata terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat
lebih dimengerti oleh masyarakat.
C.
Indikator Keberhasilan Pembangunan
Indikator penggunaan dan variabel pembangunan bisa berbeda
untuk setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan
pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik
masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah.
Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor - faktor sekunder
dan tersier
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh
lembaga-lembaga internasional antara lain :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam
ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini merupakan bagian
kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat termasuk pemerataan akses terhadap
sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa
peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural
dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Perkembangan sektor industri dan
perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri,
yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai
meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan
dengan di pedesaan. Di Negara-negara
industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di
Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah
pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu
indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap
industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Dalam masyarakat
yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui
tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan
untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Indeks ini dihitung berdasarkan
kepada :
a. Angka rata-rata harapan hidup,
b. Angka kematian bayi,
c. Angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata
harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan status
gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung
beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka
melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan
sebagai hasil pembangunan. Oleh karena
itu, indeks
ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai
hasil dari pembangunan.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Index)
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah
pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia.
Pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan SDM.
7. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam
kehidupan manusia, Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen,
(1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian
pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita. Pengembangan
manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat
dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills,
disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.
D. Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan
a.
Dilakukan secara merata dan adil
Maksudnya
adalah adil pada lahan lahan yang ada di seluruh wilayah, semua orang berhak
atau berkesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan
ini tanpa dibeda – beda kan serta harus merata dan adil demi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Menjamin
pemerataan dan keadilan, yaitu generasi mendatang memanfaatkan dan melestarikan
sumber daya alam sehingga berkelanjutan.
b.
Memelihara keanekaragaman hayati yang ada
Pembangunan
berkelanjutan harus tetap memperhatikan keanekaragaman hayati. Menghargai dan
melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat, dan ekosistem agar
tercipta keseimbangan lingkungan.
c.
Menggunakan pendekatan integratif
Dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan harus menggunakan pendekatan integratif.
Hal ini bertujuan menciptakan keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan
lingkungan agar lingkungan tetap terjaga.
d.
Bersifat jangka panjang
Pembangunan
berkelanjutan merupakan suatu rencana yang bersifat jangka panjang. Karena
pembangunan berkelanjutan ini dimungkinkan untuk mengelola dan memanfaatkan
sumber daya yang ada dengan bijaksana
atau harus bermanfaat pada masa sekarang
dan masa mendatang.
e.
Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi harus seimbang
dengan konservasi lingkungan.
f.
Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan kerusakan
dan pencemaran lingkungan, memperhatikan antara lingkungan fisik dan lingkungan
sosialnya
g.
Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan serta
memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat. Pembangunan yang
dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan kesempatan kerja
h.
Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal serta
berjangka pendek dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan harus berpedoman
untuk selalu mempertahankan stabilitas ekonomi, politik, sosial budaya dan
keamanan nasional.
E.
Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Tentunya masih saja ada hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Yaitu masalah kependudukan, masalah kemiskinan, masalah kualitas
lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.
1.
Masalah kependudukan
Permasalahan
Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Suatu pembangunan dapat berhasil jika
didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan
kuantitas yang memadai.
a.
Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
Jumlah
penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India,
dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya
yang tidak merata. Susunan penduduk memberikan konsekuensi terhadap hal-hal
berikut : Penyediaan fasilitas kesehatan, Penyediaan fasilitas pendidikan bagi
anak usia sekolah, Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja dan
penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.
b.
Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
1.
Tingkat Kesehatan :
Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan. Dibandingkan dengan
Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi
karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih
belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
2. Tingkat
pendidikan : Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah
dan tingkat melek huruf penduduk. Lama sekolah penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata
masih berada pada taraf pendidikan dasar. Tingkat melek huruf yaitu seseorang
dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca atau tidak buta huruf.
Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong rendah.
3. Tingkat
Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara dalam
satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan kemakmuran suatu
Negara.
Dampak
Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan antara lain “Ketidakmerataan
penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di seluruh wilayah
Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama
daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
a.
Ledakan penduduk akibat angka kelahiran
yang tinggi menyebabkan semakin tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan,
bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
b.
Ledakan penduduk juga mengakibakan angka
beban ketergantungan menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non
produktif lebih besar daripada usia produktif.
c.
Arus urbanisasi yang tidak diimbangi
dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup menimbulkan masalah pengangguran,
kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan kemiskinan di daerah
perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di daerah pedesaan
(daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)
d.
Timbulnya berbagai masalah kerusakan
lingkungan akibat pertambahan penduduk manusia.
e.
Masalah kemacetan lalu lintas dapat
mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan jasa yang akan berakibat pada
terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.
2.
Masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan
yang dialami suatu kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu
terlihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan
hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik
(sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah ) rumah sehat, pelayanan
pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses
kepemilikan hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua,
sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan stabil.
Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam
proses pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman
buruk atau kumuh dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut
sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
Saat ini masalah kemiskinan merupakan masalah mendesak
yang dihadapi di Indonesia. Yang paling mudah dan terlihat jelas dari wajah
kemiskinan adalah kondisi jutaan
penduduk yang tinggal di permukiman kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini
menunjukkan seriusnya permasalahan sosial ekonomi, poltik, dan lingkungan
yang bermuara pada kondisi kemiskinan.
3.
Masalah kualitas lingkungan hidup
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu hidup manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin
meningkat akan memberikan dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi
dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya
akan menjadi beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang
menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.
Permasalahan ketersediaan tanah sebagai
lahan hijau sangat terbatas. Selain harga tanah yang mahal, juga kurangnya
penghargaan bagi pemilik tanah terlantar untuk dimanfaatkan sebagai lahan
terbuka hijau. Penggunaan ruang terbuka hijau mulanya diawali dengan tumbuhnya
perumahan liar yang semakin luas dan sulit dikendalikan, yang selanjutnya
menimbulkan terbentuknya kawasan kumuh. Apalagi para penghuni tersebut
dikenakan pajak tidak resmi sehingga mereka merasakan seolah mendapatkan
legalitas untuk tinggal di tempat tersebut. Begitu juga, disisi lain factor
golongan berpendapatan rendah dan kurangnya tingkat pendidikan, mendorong
mereka untuk menduduki lahan ruang terbuka hijau. Seperti pemanfaatan tepian
tepian bantaran sungai dan tepian jalur kereta api sebagai tempat tinggal.
4. Masalah Keamanan dan Ketertiban
Permasalahan ini diperberat dengan masalah
ketertiban karena tidak disiplinnya masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas
antara lain dalam disiplin berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering terjadi
demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan
pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar. Hal
ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari
pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakta dalam
pembangunan dan lain sebagainaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembangunan
berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan kemampuan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek
yaitu, ekonomi, sosial dan budaya didalam pembangunan
2. Hambatan dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia adalah masalah kependudukan, kemiskinan, kerusakan
lingkungan hidup, keamanan dan ketertiban kota, dan sebagainya.
3. Bahwa masalah kemiskinan dan kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi suatu kawasan tertentu memperlihatkan bahwa
kawasan itu sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
4. Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan
hidup yang telah hilang atau rusak, tercemar, itu merupakan ancaman terhadap
proses pembangunan berkelanjutan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun
saran bagi pemerintah agar dapat menerapkan sistem pembangunan yang
berkelanjutan dengan jalan menanggulangi kemiskinan serta meningkatkan kualitas
lingkungan hidup serta keamanan dan ketertiban guna menciptakan kesejahteraan
bagi masyarakat khususnya di Indonesia sehingga dapat dirasakan bukan hanya
untuk di masa sekarang melainkan juga untuk generasi yang akan datang.
Saran bagi masyarakat agar dapat ikut
berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia. Merawat dan melindungi
lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya