KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya
dapat menyusun makalah ini. Salawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas perjuangan beliau kita
dapat menikmati pencerahan iman dan islam
dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Surah Al-jum’ah 62:
9-10 dan Surah Al-Mujadilah 58: 11” dalam rangka memenuhi
tugas Agama.
Makalah ini telah dibuat
berdasarkan hasil penelusursan
dan pencarian dari buku dan juga media
internet. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun
saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Taba Penanjung, Kamis, 20 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................................2
C.
Tujuan................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
Surah Al-Mujadilah, 58: 11 Tentang Keunggulan Orang Yang Beriman Dan Berilmu..............................................................................................................3
B.
Surah Al-Jumu’ah, 62: 9-10, Tentang Dorongan Agar Rajin Beribadah Dan Giat Bekerja.......................................................................................................5
C.
Perilaku
Orang yang Mengamalkan isi Kandungan Ayat-Ayat di Atas Antara Lain..................................................................................................................10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah
hadits “ Kefakiran dapat
menjerumuskan seseorang kedalam kekufuran”. Kefakiran
adalah salah satu bentuk penyakit yang memang
seringkali dapat membuat orang terjerumus ke
dalam lembah kemaksiatan. Oleh sebab itu, masalah kekayaan
atau harta merupakan hal urgen dalam agama.
Allah dengan tegas memerintah hambanya agar
tidak melupakan kehidupan dunia dan mempunyai etos
kerja yang tinggi dalam meraih kehidupan di dunia
mendapat perhatian besar dalam Islam.
Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11
Allah berfirman :” Hai orang-orang
yang beriman apabila dikatakan kepadamu ‘berlapang-lapanglah
dalam majelis’ maka lapangkanlah niscaya
Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan ‘berdirilah kamu’ maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Asbabun Nuzul QS. Al-Mujadalah ayat
11 ini, diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari
Muqatil bin Hibban, ia
mengatakan bahwa pada suatu hari yaitu hari
Jum’at, Rasulullah Saw berada di Shuffah mengadakan
pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan
maksud menghormati pahlawan perang Badar yang
terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Beberapa pahlawan
perang Badar ini terlambat datang, diantaranya
Tsabit bin Qais, sehingga mereka berdiri diluar
ruangan. Mereka mengucapkan salam “Assalamu’alaikum
Ayyuhan Nabi Wabarakatuh”, lalu Nabi
menjawabnya. Mereka pun mengucapkan sama kepada
orang-orang yang terlebih dahulu datang, dan dijawab
pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu tetap
berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka
tetapi tak ada yang memperdulikannya. Melihat keadaan
tersebut, Rasulullah menjadi kecewa lalu menyuruh
kepada orang-orang di sekitarnya untuk berdiri.
Diantara mereka ada yang berdiri tetapi rasa keengganan
nampak di wajah mereka. Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan
maksud mencela Nabi, sambil mengatakan “Demi
Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang
lebih dahulu datang dengan
maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya,
tetapi disuruh berdiri untuk diberikan kepada orang
yang terlambat datang”. Lalu turunlah ayat ini.
Bagian akhir ayat ini menjelaskan
bahwa Allah akan mengangkat
tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang
yang diberi ilmu. Orang-orang yang beriman diangkat
kedudukannya oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan
orang-orang yang berilmu diangkat kedudukannya
karena mereka dapat member banyak manfaat
kepada orang lain. Ilmu disini tidak terbatas pada
ilmu-ilmu agama saja, tetapi termasuk di dalamnya
ilmu-ilmu keduniaan. Apapun ilmu yang dimiliki
seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain, ilmu itu tergolong salah satu dalam tiga
pusaka yang tidak akan punah meskipun pemiliknya
telah meninggal dunia. Tiga pusaka dimaksud
adalah sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan
anak yang shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya.
Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 di
atas, Allah menganjurkan
kepada kita agar senantiasa mau bekerja
keras, baik dalam menuntut ilmu maupun bekerja
mencari nafkah. Hanya orang-orang yang rajin belajarlah
yang akan mendapatkan banyak ilmu. Dan hanya
orang-orang yang berilmulah yang memiliki semangat
kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karena
itu, Allah menjamin akan mengangkat derajat kehidupan
orang-orang yang beriman dan berilmu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita
dapat menyaksikan orang
yang rajin belajar dan bekerja hidupnya sukses dan
berprestasi, sedangkan orang yang malas dan tidak
memiliki ilmu hidupnya susah dan selalu gagal. Betapa
pentingnya memiliki ilmu pengetahuan dan semangat
berkerja keras. Sebab hanya dengan ilmu
yang bermanfaat dan amal yang bergunalah manusia akan mendapatkan kebahagiaan hidup, baik
di dunia maupun di akhirat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
arti dari surah Al-Mujadillah, 58: 11
2.
Apa
arti dari surah Al-Jumu’ah, 62: 9-10
3.
Apa
kandungan dari surah Al-Mujadillah, 58: 11
4.
Apa
kandungan dari surah Al-Jumu’ah, 62: 9-10
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui arti surah Al-Mujadillah, 58: 11
2.
Untuk
mengetahui arti dari surah Al-Jumu’ah, 62: 9-10
3.
Memahami
kandungan dari surah Al-Mujadillah, 58: 11
4.
Memahami
kandungan dari surah Al-Jumu’ah, 62: 9-10
5.
Menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Surah
Al-Mujadilah, 58: 11 Tentang
Keunggulan Orang Yang Beriman Dan
Berilmu
ﻳَﺎ
ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻜُﻢْ ﺗَﻔَﺴَّﺤُﻮﺍ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﻤَﺠَﺎﻟِﺲِ
ﻓَﺎﻓْﺴَﺤُﻮﺍ ﻳَﻔْﺴَﺢِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ۖ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ
ﺍﻧْﺸُﺰُﻭﺍ
ﻓَﺎﻧْﺸُﺰُﻭﺍ ﻳَﺮْﻓَﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣِﻨْﻜُﻢْ
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ
ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺩَﺭَﺟَﺎﺕٍ ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
ﺧَﺒِﻴﺮٌ
1.
Terjemahan
Ayat:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberikan kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan; ‘Berdirilah
kamu’, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang di beri ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah maha mngetahui apa
yang kamu kerjakan,” (Q.S Al-Mujadilah, 58; 11)
2.
Kesimpulan
ayat:
Kesimpulan isi
atau kandungan ayat 11 aurah
Al-Mujadilah antara lain
sebagai berikut:
a.
Suruhan untuk memberikan kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu, majelis zikir, dan segala majelis yang sifatnya menaati Allah SWT dan rasul-nya.
b.
Apabila disuruh bangun untuk melakukan hal-hal yang baik dan diridai Allah, maka penuhilah suruhan tersebut dengan segera dan dengan cara yang sebaik-baiknya.
c.
Allah SWT mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak beriman beberapa derajat tingginya, dan Allah SWT mengangkat orang-orang
beriman dan berilmu pengetahuan
atas orang-orang yang beriman
tetapi tidak berilmu pengetahuan
beberapa derajat tingginya.
Ringkasnya Allah SWT meninggikan
derajar orang-orang beriman,
teristimewa orang-orang beriman
lagi berilmu pengetahuan.
3. Penjelasan
ayat:
a. Ayat
Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 isinya antara lain berkaitan dengan adab atau tatakrama yang harus diterapkan dalam majelis-majelis yang
baik dan diridai Allah
SWT. Misalnya majelis ta’lim,
majelis ilmu pengetahuan dan
teknologi, majelis zikir,
dan majelis salat jum’at
berjamaah.
b. Adab
atau tata krama yag dimaksud
yaitu memberikan kelapangan
kepada orang-orang yang akan mengunjungi yang
berada dalam majelis-majelis tersebut dengan cara, seperti; mempersilakan orang lain yang datang belakangan untuk duduk di samping kita sekiranya masih kosong, menciptakan suasana nyaman, mewujudkan rasa persaudaraan, saling menghormati dan saling menyayangi, serta tidak boleh menyuruh orang lain yang lebih dulu menempati tempat duduknya untuk pindah ke tempat lain tanpa alasan yang diberikan oleh syara.
c. Mukmin/mukminah
apabila diperitah Allah SWTndan rasul-nya untuk
bangun melaksanakan hal-hal yang baik yang di ridai-nya, seperti salat, menuntut ilmu, berjuang di jalan Allah, dan membiasakan diri dengan akhlak terpuji, maka perintah tersebut hendaknya segera dilaksanakan dengan niat ikhlas dan sesuai dengan ketentuan syara.
d. Ilmu
pengetahuan mempunyai banyak keutamaan. Perbuatan ibadah yang tidak dikerjakan sesuai dengan ilmu tentang ibdah tersebut, tentu tidak akan di terima Allah SWT.
B.
Surah
Al-Jumu’ah, 62: 9-10, Tentang Dorongan
Agar Rajin Beribadah Dan Giat Bekerja
ﻳَﺎ
ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩِﻱَ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﺎﺳْﻌَﻮْﺍ
ﺇِﻟَﻰٰ
ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺫَﺭُﻭﺍ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊَ ۚ ﺫَٰﻟِﻜُﻢْ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
ﻓَﺈِﺫَﺍ
ﻗُﻀِﻴَﺖِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﻓَﺎﻧْﺘَﺸِﺮُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ
ﻭَﺍﺑْﺘَﻐُﻮﺍ
ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ
ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ
ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
1.
Terjemahan Ayat:
“Hai orang-orang
yang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan salat
pada hari jum’at,maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkan lah jual beli, yang
demikian itu lebih baaik bagimu. Jika
kamu mengetahui,”
“Apabila telah
ditunaikan salat, maka
bertebaralah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”(Q.S Al-Jumu’ah, 62: 9-10)
2.
Asbabun
Nuzul
Diriwayatkan
dalam sebuah hadits ,Ketika Rasul sedang
berkhutbah jumat, tiba-tiba datanglah para pedagang
dengan membawa dagangannya. Dan para
sahabat yang sedang mendengarkan khutbah itu
berdiri mengerumuni para pedagang yang baru datang
tersebut. Melihat kejadian itu turunlah Q.S al-jumuah
ayat 9-10.
3.
Munasabah
Pada ayat ini,
Allah SWT menerangkan bahwa setelah
selesai melakukan shalat Jumat boleh bertebaran
di muka bumi melaksanakan urusan duniawi,
berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah
menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat.
Pada ayat ini,
Allah SWT menerangkan bahwa setelah.
Hendaklah mengingat Allah sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya
dengan menghindarkan diri dari kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya, karena
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang
tersembunyi apalagi yang
nampak nyata, sebagaimana firman Allah
SWT: Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata.
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S At
Taghabun: 18)
Dengan demikian
tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan
di dunia dan di akhirat. Dianjurkan kepada
siapa yang telah selesai salal Jumat, berdoa dengan
doa ini.
ﺍﻟﻠﻬﻢ
ﺇﻧﻲ ﺃﺟﺒﺖ ﺩﻋﻮﺗﻚ ﻭﺻﻠﻴﺖ ﻓﺮﻳﻀﺘﻚ ﻭﺍﻧﺘﺸﺮﺕ ﻛﻤﺎ
ﺃﻣﺮﺗﻨﻲ
ﻓﺎﺭﺯﻗﻨﻲ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻚ ﻭﺃﻧﺖ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﺮﺍﺯﻗﻴﻦ
Artinya:
"Ya Allah!
Sesungguhnya saya telah mengerjakan panggilan-Mu,
dan saya telah melaksanakan salat Jumat
yang Engkau wajibkan, dan saya telah bertebaran
(di muka bumi) sebagaimana Engkau perintahkan
kepadaku maka berilah saya rezeki dari
karunia-Mu dan Engkaulah sebaik-baik pemberi
rezeki".
4.
Tafsir
Dalam ayat ini
(surah Al-Jumu’ah(62) ayat:10), Allah menegaskan
bahwa ketika shalat Jum’at telah ditunaikan,
maka manusia diperintahkan untuk segera kembali
melakukan aktivitasnya masing-masing dalam rangka
mencari karunia Allah baik berupa rezeki harta maupun
ilmu pengetahuan. Jadi, pelajar dan guru kembali
ke kelasnya, para pegawai kembali ke kantornya, para
pekerja kembali ke pabriknya, para petani kembali ke
sawahnya, dan begitu pula yang lainnya. Hal ini merupakan
perintah Allah agar manusia memiliki etos kerja
yang tinggi, disiplin yang kuat dan mampu menghargai
waktu. Kemudian setelah manusia mendapatkan
karunia Allah maka janganlah lupa “wadzkurulloha
katsiro” harus kembali mengingat Allah, karena
semua karunia yang telah didapat itu semata-mata karena kemurahan Allah dan
harus dikembalikan kepada
Allah dengan cara syukur kepadanya agar kita senantiasa
beruntung.
Kedua ayat di
atas juga menunjukkan
bahwa manusia harus pandai mempergunakan
waktu dan mengaturnya sedemikian rupa,
sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma. Dengan
demikian etos kerja yang tinggi akan terwujud dalam
diri seseorang.
Jika Surah
al-Jumu’ah [62] ayat 9–10 dikaitkan
dengan tema etos kerja, penjelasannya sebagai
berikut.
Hendaknya
bersegeralah memenuhi panggilan Allah
dengan menunaikan ibadah salat jum’at bagi laki-laki
walaupun sedang melakukan aktifitas perniagaan
yang sangat menarik keuntungan bisnisnya,
kecuali berhalangan seperti sakit atau dalam
perjalanan jauh. Hal ini menunjukkan bahwa urusan
akhirat lebih penting dari pada urusan dunia.
Karena akhirat lebih kekal sedangkan dunia sementara.
Namun demikian
setelah menunaikan ibadah salat jum’at
tidak boleh mengabaikan urusan dunia, bersegeralah,
bergegas untuk mencari nafkah demi kepentingan
hidup diri dan keluarganya dan tidak boleh
malas, karena karunia Allah yang terbentang dijagat
raya ini diperuntukkan bagi manusia yang harus
diusahakan. Ayat ini mengajarkan kita untuk bekerja
keras dalam meraih kebahagiaan dunia. Dan
Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang
tidak hanya memikirkan akhirat saja tapi dunia
juga penting. Dunia juga sangat menunjang kehidupan
akhirat, karena dengan kelebihan rizki kita
bisa bersadaqah dan itu adalah investasi akhirat.
Tentang kerja keras dan keseimbangan dunia
dan akhirat sesuai sabda Rasulullah SAW. : “Bekerjalah
untuk (kebutuhan) duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seolah-olah
kamu akan mati esok pagi” (H.R. Ibnu Azakir)
Pada kesempatan
lain Rasulullah sering memotivasi
umatnya untuk senantiasa meningkatkan
etos kerja sebagaiamana dalam beberapa
sabdanya di bawah ini: ” Yang sangat menakutkan
atas umatku adalah banyak makan, lama
tidur serta malas. Pengangguran hanya akan menjadikan
seorang manusia menjuadi keras hati.”(HR.
Al-Syihab)
“Sesungghnya
Allah mencintai hamba yang berkarya.
Dan barang siapa yang bekerja keras untuk
keluarganya maka ia seperti pejuang di jalan Allah
azza wajalla.”(HR. Ahmad)
“Tidaklah
seseorang makan makanan yang lebih
baik daripada hasil keterampilan tangannya sendiri.”(HR.
Bukhari)
Untuk tercapai
kebahagiaan dunia dan akhirat kita
diperintahkan untuk banyak berzikir dan berdo’a
agar sukses dalam meraih cita-cita, ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Selain itu Para
fukaha (ahli fikih) menjadikan ayat
dalam Surah al-Jumuah ini sebagai dalil tentang
hukum melaksanakan salat Jumat. Salat Jumat
hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim sehingga
ketika seseorang sedang berjual beli, dianjurkan
untuk meninggalkan sejenak dan segera
menunaikan salat Jumat. Jika Surah al-Jumu’ah [62] ayat 9–10 dikaitkan dengan
tema etos kerja,
penjelasannya sebagai berikut,
a.
Perlunya
Keseimbangan antara Urusan Dunia dan Akhirat
Pada saat kita
menyelesaikan pekerjaan jenis apa
pun yang menyangkut urusan duniawi, tetap diharuskan
meninggalkannya jika mendengar panggilan
azan. Perintah ini menunjukkan pentingnya
menyeimbangkan urusan duniawi dan ukhrawi.
Kita dibolehkan mengejar kehidupan duniawi,
tetapi tidak boleh terlena sehingga lupa pada
kehidupan akhirat. Hal ini karena kerja kita telah
diniatkan untuk mencari rida Allah sehingga jika
ada panggilan untuk ibadah kepada-Nya, tidak boleh
enggan mengerjakan. Jika salat telah dikerjakan,
kita pun diperbolehkan untuk kembali melanjutkan
aktivitas.
Ada juga pesan
yang sangat populer dari Abdullah
bin Umar r.a. yang Artinya: ”Bekerjalah untuk
kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan
hidup selamanya dan bekerjalah untuk kepentingan
akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.”
(H.R. Baihaqi) Bekerja dengan sungguh-sungguh dan profesional dalam ajaran
Islam sangat diutamakan.
Demikian juga khusyuk dalam ibadah
sangat penting agar dapat membekas pada amaliah
sehari-hari, termasuk dalam bekerja.
b.
Bekerja
Harus Selalu Ingat Allah
Dalam bekerja
kita, harus mengingat Allah sehingga
tidak akan terperosok untuk melakukan perbuatan
yang tidak diridai oleh-Nya. Kita dibolehkan
mencari karunia Allah sebanyak mungkin,
asal dilakukan dengan cara yang benar. Dengan
demikian, Allah pun akan meluaskan rezeki kepada
kita dan memberikan keberuntungan yang
berlipat ganda.
c.
Meningkatkan
Produktivitas Kerja
Setelah
mengerjakan salat Jumat, kita diperbolehkan
untuk melanjutkan aktivitas kerja lainnya.
Melakukan ibadah tidak berarti
menghambat produktivitas kerja. Guna mendukung
produktivitas kerja, ada hal-hal tertentu
yang penting untuk diperhatikan.
1.
Bersikap rajin, ulet, dan tidak mudah
putus asa.
2.
Meningkatkan inovasi dan kreativitas.
3. Mau
belajar dari pengalaman sehingga dapat berbuat
lebih baik pada masa
datang.
4. Memaksimalkan
kemampuan diri yang ada dan selalu
optimis.
5. Berdoa
dan bertawakal kepada Allah.
d.
Tidak
Boleh Menyerah dalam Bekerja
Dalam kondisi
bagaimana pun kita tidak boleh
menyerah dan berputus asa. Jika kita berusaha,
Allah pasti akan mencukupkan kebutuhan
hidup kita. Rasulullah saw. lebih bangga kepada
umatnya yang bekerja keras daripada yang bermalas-malasan. Orang yang bekerja keras juga menunjukkan sikap syukur terhadap nikmat Allah Swt.
Dari Zubair bin
‘Awwam r.a., Rasulullah saw. bersabda
yang artinya: Hendaklah salah seorang di antara
kamu mengambil talinya kemudian ia membawa
seikat kayu bakar di punggungnya dan
menjualnya, maka Allah dengan hasil itu mencukupkan
kebutuhan hidupnya, itu lebih baik baginya
daripada ia memintaminta kepada orang, baik
mereka memberi atau tidak memberinya. (H.R.
Bukhari).
5.
Kandungan
Hukum
Adapun Kndungan
hokum dari surah Al-jum’ah ayat
10, yaitu :
1.
beramal untuk kepentingan akhirat.
2.
Berusaha untuk mencari rizki di bumi setelah menjalankan shalat.
3.
Senantiasa berdjikir atau mengat allah.
4.
Hidup manusia harus seimbang antara duniawi dan akhirat.
6.
Kesimpulan
ayat:
Kesimpulan dari Al-Qur’an Surah Al-Jumu’ah: 9-10 tersebut adalah:
a.
Seruan Allah SWT terhadap orang-orang beriman atau umat islam yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukalaf untuk melaksanakan salat jumat. Agar dapat melaksanakan salat jumat umat islam diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan berjual-beli umat
islam yang memenuhi aeruan
Alah SWT tersebut tentu akan memperolrh banyak hikmah.
b.
Umat islam yang telah selesai menunaikan salat diperintah Allah SWT untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-nya, karunia Allah SWT itu antara lain: ilmu pengetahuan, harta benda, jabatan, kesehatan, kekuatan, kedamaian, dan kesejahteraan. Di mana pun dan kapan pun kaum muslimin berada serta apa pun yang mereka kerjakan,. Mereka di tuntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah SWT. Insya Allah dengan cara-cara seperti itu umat islam akan meraih keberuntungan.
Mengacu kepasa
Q.S. Al-Jumu’ah: 9-10, umat islam diperintah
oleh agamanya agar senantiasa
berdisiplin dalam menunaikan
ibadah wajib, seperti salat,
dan selalu giat berusaha
atau bekerja sesuai dengan
nilai-nilai islam (etos kerja
yang islami). Termasuk ke
dalam etos kerja yang islami
antara lain : belajar secara
sungguh-sumgguh, bekerja
keras, dan berkrya secara
produktif sehingga dapat
mendorong keadaan ke arah
yang lebih maju.
C.
Perilaku
Orang Yang Mengamalkan Isi Kandungan Ayat-Ayat Di Atas Antara Lain
1.
Perilaku disiplin dan taat asas,
sehingga tidak ada pihak
yang dirugikan baik diri sendiri maupun orang
lain
2.
Menghormati hak dan kewibawaan orang
lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin
dihargai dan dihormati kewibawaannya
3.
Rajin dan giat mencari ilmu, baik ilmu
umum maupun ilmu agama
4.
Rajin dan taat beribadah kepada Allah
5.
Bersikap sportif dan konsekuen dengan
bersedia menerima kesalahan dan kekurang diri
sendiri serta mengakui kelebihan dan kebenaran
dari orang lain
6.
Bekerja/belajar sesuai dengan aturan
yang telah ditentukan
7.
Bekerja/belajar dengan penuh semangat, sehingga dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan
8.
Bekerja dengan sikap penuh tanggung
jawab, tidak hanya kepada manusia melainkan
kepada Allah
9.
Bekerja dengan didasari niat ibadah
kepada Allah Swt.
Sebagai generasi yang hidup pada
era modern, persaingan hidup
semakin ketat dan peluang mendapat pekerjaan
semakin sempit, hendaknya kita dapat mempersiapkan
diri dengan berbagai bekal ilmu pengetahuan
dan keterampilan, serta etos kerja yang baik.
Dengan demikian kita tidak akan tertinggal oleh generasi
lain yang juga memiliki perbekalan diri yang cukup.
Oleh sebab itu, hendaknya kita dapat membiasakan
diri beretos kerja yang baik sejak saat ini.
Untuk dapat membiasakan diri menerapkan beretos kerja
yang baik, hendaknya terlebih dahulu diperhatikan
:
1.
Pahami dengan baik bahwa waktu dan kesempatan datangnya hanya sekali dalam seumur hidup. Hari ini tidak akan datang
lagi pada hari esok atau lusa, ia akan
terkubur oleh hari-hari
berikutnya.
2.
Biasakan menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang
positif, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti
atau terisi dengan perbuatan
yang sia-sia.
3.
Biasakan hidup teratur dan bersikap
disiplin, taat kepada aturan,
tepat atas komitmen, dan setia pada
janji, sehingga hidup terasa indah dan bermakna
4.
Jadikan suatu pekerjaan sebagai
kewajiban yang harus
ditunaikan, sehingga tidak terbersit pikiran akan
menyepelekannya
5.
Mulailah membiasakan diri beretos kerja
yang baik sejak sekarang, dengan menata
jadwal kegiatan sendiri dan berusaha menepati
dan melaksanakannya. nya dari Allah SWT.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat
diambil pada ayat ini yaitu,
kita sebagai manusia, ketika perkara masalah
ibadah kita telah selesai maka diwajibkan untuk
mencari rezeki sebanyak mungkin, dengan cara
yang halal, dan senang tiasa memiliki rasa disiplin,
menghargai waktu dam etos kerja yang tinggi,
dan setelah kita mendapatkan rezeki janganlah
lupa untuk kembali bersyukur dan mengingat
Allah karena sungguh rezeki yang diperoleh
itu semua datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya