PROGRAM STUDI
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS IAIN BENGKULU
ANALISIS FILOSOFIS
EVALUASI PEDIDIKAN ISLAM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
IRVAN
ARDIANSYAH
MEILINDA TASYA
SASKIA ANGGUN
KHAIRUN NISSA
DOSEN PENGAMPUH
ADAM NASUTION, M.Pd.I
FAKULTAS
TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya
sadar dan tanggung jawab untuk memelihara ,membimbing dan mengarah kan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik ,agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang
hakiki.Sementara proses pendidikan bertujuan
untuk menimbulkan perubahan perubahan yang diinginkan pada setiap
peserta didik.
Perubahan perubahan yang
diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang yaitu(1)tujuan yang personal
dan yang berkaitan dengan individu-individu yang sedang belajar untuk
terjadinya perubahan yang diinginkan ,baik perubahan tingkah laku ,aktivitas
dan pencapai nya ,serta pertumbuhan yang diingini pada peserta didik ;(2)tujuan
sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai unit sosial berikut dengan dinamika
masyarakat umumnya;(3)tujuan tujuan profesional yang berkaitan dengan
pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,seni dan profesi.proses pendidikan yang
dimaksud tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukung.salah satu nya
komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan pendidikan adalah evaluasi.
B.
Tujuan
Ø Untuk mengetahui
pengertian dari evaluasi dan objek evaluasi dalam pendidikan
Ø Untuk mengetahui tujuan
dan fungsi evaluasi dalam pendidikan
Ø Untuk mengetahui
prinsip,sasaran dan jenis-jenis dari evaluasi pendidikan
Ø Untuk mengetahui evaluasi
pendidikan dalam islam
C. Rumusan Masalah
Ø Pengertian dari evaluasi
pendidikan islam.
Ø Objek ,fungsi dan tujuan
dari evalusi pendidikan islam.
Ø Prinsip,sasaran dan
jenis-jenis evaluasi pendidikan islam.
Ø Evaluasi pendidikan dalam
islam .
Ø Manfaat dari evaluasi
pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Nilai dalam
bahasa arab di sebut al qimat. istilah nilai ini mulanya di populerkan oleh
para filsuf. dalam hal ini, plato merupakan filsuf yang pertama kali
mengemukakannya. Pembahasan ’’nilai’’ secara khusus di perdalam dalam diskursus
filsafat, terutama pada aspek oksiologinya (Ramayulis,2008:221). Begitu penting
kedudukan nilai dalam filsafat sehingga para filsuf meletakan nilai sebagai
muara bagi epistemologi dan antologi filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah
idea of worth
(Ramayulis, 2002:331). Selanjutnya, kata nilai menjadi
populer,
Evaluasi menurut Edwind Wand dan Gerald W.Brown adalah the act or process
to determining the value of something (Qahar,1972:1). Maka, evaluasi pendidikan
berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang
berkaitan dengan dunia pendidikan .
Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan
untuk menentukan kemajuan sutu pekerjaan dalam proses pendidikan islam.
(Nizar,2002:77) dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka
mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan
islam pada peserta didik .sedang dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat kelemahan suatu proses
pendidikan islam(dengan seluruh komponen yang terlibat didalam nya) dalam
mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan .
Penilaian dalam pendidikan
dimaksudkan untuk menetapkan berbagai keputusan kependidikan, baik yang
menyaangkut perencanaan pengelolaan ,prosesdan tindak lanjut pendidikan, baik
yang menyangkut perorangan, kelompok maupun kelembagaan
(Depdikbud,1983/1984:1).
Disamping evaluasi terdapat pula istilah measurement, measurement
berasal dari kata to measure yang berarti mengukur, measurement
berarti perbandingan data kualitif dengan data kuantitatif yang lainnya
yang sesuai dalam kerangka mendapatkan nilai (angka) (Qahar ,1972:7) pengukuran
dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tentang
sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan islam, evaluasi akan objektif
apabila didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits.
Namun demikian, suharsimi arikunto (1955:3) membedakan tiga istilah
tersebut, yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. pengukuran ini bersifat kuantitatif.
penilaian adalah mengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik dan buruk secara kualitatif. Sementara evaluasi adalah mencakup pengukuran dan penilaian secara
kuantitatif.
Namun dalam al-qur’an atau hadits, banyak sekali ditemui tolak ukur
evaluasi dalam pendidikan islam misalnya tolak ukur sholat yg baik dan sempurna
adalah mencegah orang dari perbuatan keji dan munkar. tolak ukur watak
seseorang yang beriman adalah bila melaksanakan sholat secara khusyuk,membayar
zakat (lihat QS al-Nisa[4]:162) menjaga kemaluan terhadap wanita yang bukan
istri. tolak ukur perilaku seseorang yg beriman adalahmencintai saudaranya
seperti mencintai dirinya sendiri (lihat,misalnya,QS,AL-Baqorah[2]:148 ). Tolak
ukur seseorang yang munafik disebutkan
oleh Nabi dalam tiga indikasi, yaitu
dusta dalam berbicara, ingkar dalam berjanji, dan khianat apabila diberi
kepercayaan (amanah) (Ramayulis dan Nizar ,2009:235-236)
Term evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat ditemukan padanan yang
past, tetapi terdapat term-tarm tertentu yang mengarah pada makna evaluasi.
Berikut ini penjelasan term-term tersebut.
1.
Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan dan menghitung.
2.
Al-bala, makna cobaan, ujian.
3.
Al-hukm, memiliki makna putusan atau vonis.
4.
Al-qodha, memiliki makna putusan.
5.
Al-nazhr, memiliki arti melihat.
Dalam pendidikan islam ,
tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor)
ketimbangan aspek kognitif (Nizar,2002:80). Penekanan ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik yang secra garis besar meliputi 4 hal yaitu
sebagai berikut.
1.
Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan tuhannya.
2.
Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3.
Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupan nya dengan alam
sekitarnya.
4.
Sikap dan dan pandangan terhadap dirinya sendiri selaku hamba allah
,anggota masyarakat ,serta khalifah allah.
B.
Objek Evaluasi Pendidikan
Objek evaluasi pendidikan Islam dalam arti yang umum adalah peserta
didik.sementara dalam arti khusus adalah aspek-aspek tertentu yang terdapat
pada peserta didik .Peserta didik di sini sebenarnya bukan hanya sebagai objek
evaluasi semata,melainkan pula sebagai subjek evaluasi.Evaluasi pendidikan
Islam dapat di lakukan dengan dua cara yaitu (1) evaluasi diri sendiri (selfaluationl
introspeksi);(2)evaluasi terhadap orang lain (peserta didik).Evaluasi terhada p
diri sendiri adalah dengan mengadakan intropeksi atau perhitungan terhadap diri
sendiri.Evaluasi ini tentunya berdasarkan kesadaran internal yang bertujuan
untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas (amal shaleh)pribadi.Apabila
dalam proses evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan ,keberhasilan
itu hendaknya dipertahankan atau ditingkatkan.Akan tetapi, apabila ditemukan
beberapakelemahan dan kelemahan, hendaknya hal segera diperbaiki dengan cara
meningkatkan ilmu,iman,dan amal(Al –Banna, 1990: 12).
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Menurut Sumadi Suryabrata (1993: 34-48)tujuan evaluasi pendidikan
dapat di kelompokan dalam tiga
klasifikasi.
1.
Klasifikasi berdasarkan fungsinya
,evaluasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.
a.
Psikologis ;evaluasi dipakai sebagai kerangka acuan kearah mana ia harus
bergerak menuju tujuan pendidikan.
b.
Didaktik/instruksiona;evaluasi bertujuan memotivasi peserta didik,
memberikan pertimbangan dalam penentuan bahan pengajaran dan mengajar, serta
dalam kerangka mengadakan bimbingan-bimbingan secara khusus kepada peserta
didik.
c.
Administratif /manajerial;bertujuan untuk pengisian buku rapor;menentukan
indeks Prestasi, pengisian STTB,dan menngenai ketentuan kenaikan peserta didik.
2.
Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan
Tujuan evaluasi dapat
digunakan untuk mengambil keputusan individual, institutional, didaktik instruksional,
dan keputusan –keputusan penelitian.
3.
Klasifikasi formatif dan sumatif
a.
Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkanumpan balik guna untuk
menyempurnakan perbaikan proses belajar mengajar.
b.
Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program
pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar
mengajar(akhir semster /tahun).
Secara umum,ada empat fungsi
evaluasi dalam pendidikan islam ;
1)
Dari segi pendidikan ,evaluasi berfungsi untuk membantu seorang pendidik
mengetahui sejauh mana hasil yang dicapaidalam pelaksanaan tugasnya.
2)
Dari segi peserta didik,evaluasi membantu peserta didik untuk dapat
mengubah atau mengubah tingkah laku nya secara sadar kearah yang lebih baik.
3)
Dari segi ahli pemikir pendidikan islam,evaluasi berfumgsi untuk membantu
para pemikir pendidikan islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan islam
dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang
relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
4)
Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan islam (pemerintahan
)evaluasi berfungsi untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan
mempertimbangankan kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan
islam.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksionaloleh siswa sehingga dapat
diupayakan tindak laanjut.Tindak lanjut termaksudmerupakan fungsi evaluasi dan
dapat berupa:
1)
Penempatan pada tempat ang tepat.
2)
Pemberian umpan balik.
3)
Diagnosis kesulitan belajar mengajar.
4)
Penentuan kelulusan.
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes yang
diberi nama :
1)
Tes penempatan.
2)
Tes formatif.
3)
Tes diagnostik dan
D. Manfaat Evaluasi
1)
Manfaat bagi siswa
a.
Hasil evaluasi tidak memuaskan.
b.
Hasil evaluasi memuaskan.
2)
Manfaat bagi guru.
c.
Keadaan siswa.
d.
Keadaan materi pengajaran.
e.
Keadaan metode pengajaran.
3)
Manfaat bagi pembimbing/penyuluh.
4)
Manfaat bagi sekolah.
5)
Manfaat bagi oramg tua siswa .
E. Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan
Menurut slameto (1998:16-19),prinsip-prinsip yang
harus ada dalam evaluasi,sebagai berikut.
1)
Prinsip keterpaduan.
2)
Prinsip belajar siswa aktif.
3)
Prinsip kontinuitas.
4)
Prinsip koherensi.
5)
Prinsip diskriminalitas.
6)
Prinsip keseluruhan.
7)
Prinsip pedagogis.
8)
Prinsip akuntabilitas.
F. Evaluasi Dilaksanakan Secara Objektif
Objektif dalam arti bahwa
evaluasi tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,berdasarkan fakta dan data
yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektivitas dan evaluator
(penilaian).
Objektivitas dalam
evaluasi antara lain ditujukkan dalam sikap-sikap evaluator sebagai berikut.
a)
Sikap ash-shidqoh,yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan
evaluasi,sikap ini diperintahkan oleh allah sebagai mana firman-Nya:
يا يها ا لذ ين ا منوا ا تقوا الله وكو نو ا مع الصد قين
Hai orang orang yang
beriman ,bertaqwalah kepada allah dan jadilah kamu orang orang yang
benar(QS.At-taubah(9);119)
b)
Sikap amanah,yakni suatu sikap pribadi yang setia,tulus hati dan jujurdalam
menjalankan sesutu yang diamanahkan(dipercayakan)kepadanya.Sikap ini
diperintahkan oleh allah berdasarkan firman-Nya:
ان الله يا مر كم ان تؤدوا الامنت الي اهلها
c)
Sesungguhnya allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang
berhak.(QS An-nisa(4):58) Sikap rahman dan ta’awun,yakni sikap kasih sayang
terhadap sesama dan sikap salimg tolong menolong menuju kebaikan .Didalam
hadits nabi disebutkan
لايؤ من احدكم حتي يحب لاخيه ما يحب لنفسه
Tidaklah (dipandang)beriman dari seorang kamu ,sehingga disukainya untuk
saudaranya apa yang disukai untuk dirinya sendiri(HR.AL-bukharidari jarir).[2][9]
G. Jenis-jenis evaluasi pendidikan
Berbicara mengenai Jenis-jenis evaluasi pendidikan ,hal ini
dapat diklasifikasikan dalam tiga segi ,sebagai berikut:
1.
klasifikasi dilihat dari fungsinya.
1)
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang menetapkan tingkat penguasaan manusia
didik dan menentukan bagian-bagian tugas yang belum dikuasai dengan tepat.
2)
Evaluasi sumatif,yaitu penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil dari
proses belajar mengajar yang dilakukan pada setiap akhir periode belajar
mengajar secara terpadu.
3) Evaluasi diagnostik ialah penilaian yang dipusatkan pada proses belajar
mengajardengan melokalisasikan suatu titik keberangkatan yang cocok.
4)
Evaluasi penempatan (placement evaluation) yang menitik beratkan pada
penilaian berbagai permasalahan yang berkaitan dengan:
a.
Ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang di perlukan untuk awal
proses belajar mengajar.
b.
Pengetahuan peserta didik tentang tujuan pengajaran yang telah di tetapkan
sekolah.
c.
Minat dan perhatian,kebiasaan bekerja,corak kpribadia yang menonjol yang
mengandung konotasi kepada suatu metode
tertentu.
2.
Klaksifikasi evaluasi dilihat dari cara nya.
1)
Evaluasi kuantitatif,dinyatakan dengan angka dapat dilakukan untuk menilai
aspek-aspek tingkahlaku peserta didik dalam bidang kognitif.
2)
Evaluasi kualitatif,dinyatakan dengan ungkapan dan dilakukan untuk menilai
aspek-aspek afektif.
Kedua cara evaluasi tersebut membutuhkan tehnik pelaksanaan ,yaitu tehnik tes dan non-tes.
3.
klasifikasi dilihat dari tehniknya.
1)
Tehnik tes;dibedakan menurut materi yang akan dinilai ,bentuk,dan cara
membuatnya.
2)
Tehnik non-tes;dapat dilaksanakan melalui pengamatan ,wawancara
,angket,hasil karya/laporan dan skala sikap (slameto:1998:25-30).
Menurut chalib thaha (1996:46-64)tehnik tes dapat dibedakan menjadi
sembilan yaitu:
1)
Tes penempatan.
2)
Tes pembedaan.
3)
Tes sumatif.
4)
Tes diagnostik.
5)
Tes standar, yaitu tes yang di susun oleh tim ahli atau lembaga khusus yang
menyelenggarakan secara profesional.
6)
Tes non-standar kebalikan dari tes standar .
7)
Tes tulis,disajikan dalam bentuk bahasa tulisan .
8)
Tes lisan,disajikan dengan menggunakan bahasa lisan.
9)
Tes tindakan,yaitu tes yang respons atau jawabannya berupa tindakan atau
tingkah laku yang koonkrit peserta didik.
H. sasaran evaluasi
Merupakan tindakan yang
harus ditempuh oleh pendidik dalam mengadakan evaluasi.Menurut tabrani rusyan
dalam Abuddin Nata (1997:143), yang menjadi sasaran pokok evaluasi tersebut
,sebagai berikut.
1)
Segi tingkah laku yaitu segi-segi yang menyangkup sikap ,minat,perhatian,
keterampilan peserta didik sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
2)
Segi pendidikan ,yaitu penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh
pendidik dalam proses belajar mengajar.
3)
Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar ,yaitu bahwa proses
belajar mengajar perlu diberi penilaian secara objektif dari pendidik.
I. Syarat-syarat evaluasi pendidikan islam
Syarat-syarat yang dapat
di penuhi dalam proses evaluasi pendidikan islam adalah sebagai berikut.
1)
Validity.
2)
Reliable
3)
Evisiensi
J. Evaluasi dalam pendidikan islam
Merupakan cara atau tehnik
untuk untuk mengamati tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
kompreherensifdari seluruh aspek kehidupan mental,psikologis,dan spiritual
–religius.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata
to evaluate yang berarti menilai.Nilai dalam bahasa arab di sebut al qimat.istilah
nilai ini mulanya di populerkan oleh para filsuf.
Merupakan cara atau tehnik
untuk untuk mengamati tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
kompreherensifdari seluruh aspek kehidupan mental,psikologis,dan spiritual
–religius.
B. Saran
Demikian yang dapat kami
sampaikan ,semoga apa yang dibahas dalam makalah ini akan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Moh.Haitami Salim &
Syamsul Kurniawan ‘’study ilmu pendidikan islam’’
Drs.Bukhari
Umar.M.Ag’’ilmu pendidikan islam’’
Dra.Hj.Nur Uhbiyati’’ilmu
pendidikan islam(IPI)’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya