KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan rahmat-Nya lah, kami
dapat menyelesaikan laporan Tape Ketan ini.
Dengan kerja keras dan dengan penuh rasa
syukur kami telah menyelesaikan tugas pembuatan tape ketan hitam, meski masih
jauh dari kata sempurna kami anggap sebagai pengalaman dan kami akan kembangkan
menjadi yang lebih baik lagi.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas
ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari
Bapak/Ibu guru untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga bermanfaat dan dapat mencapai
tujuan, atas bantuan dan perhatian semua pihak kami ucapkan terimakasih.
Taba Penanjung, 8 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah……………………………………………………………..1
B.
Permasalahan………………………………………………………………………...1
C.
Tujuan……………………………………………………………………………….1
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian……………………………………………………………………………2
B.
Keunggulan
Tape Ketan……………………………………………………………..2
C.
Kelemahan
Tape Ketan……………………………………………………………...3
BAB III PROSES PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan Pembuatan Tape Singkong…………………………………………4
B.
Metoda
Praktikum…………………………………………………………………...4
C.
Proses
Percobaan……………………………………………………………………4
D.
Hasil
Percobaan……………………………………………………………………...5
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………….6
B.
Saran…………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tape ketan merupakan salah satu makanan jajanan pasar yang
banyak disukai oleh semua orang. Tape ketan ini memiliki citarasa yang khas
yaitu manis dan asam yang diperoleh dari ketan sehingga menjadikan tape ketan
ini sangat unik. Makanan ini termasuk makanan favorit dalam keluarga yang biasa
disajikan ketika sedang santai nonton tv atau kumpul dengan keluarga. Tetapi,
tape ketan juga biasa disajikan ketika mengadakan acara-acara tertentu, seperti
arisan, hajatan dan lain-lain. Tape ketan merupakan makanan tradisional asli
Indonesia dan makanan ini sudah banyak terdapat dipasaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces
rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis
fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus
sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme
tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan
menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan
dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida).
Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian
khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol.
Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut
dibuat, semakin kuat alkoholnya.
B.
Permasalahan
Sehubungan dengan latar belakang masalah
di atas, permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimamana cara membuat Tape Ketan
yang benar?
2. Bagaimana proses fermentasi
pada Tape Ketan ?
3. Apa kegunaan ragi dalam proses
pembuatan Tape Ketan ?
4. Ada berapa macam langkah-langkah
dalam proses pembuatan Tape Ketan ?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan laporan percobaan ini
adalah:
1. Mendeskripsikan langkah-langkah
proses pembuatan Tape Ketan ?
3. Menjelaskan tujuan fermentasi
makanan?
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme
untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi
dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan
bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan
mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern
biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses
pengkloningan, kultur jaringan.
Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam
fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja
yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Secara tradisional banyak dilakukan di
tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil
proses fermentasi. Salah satu contohnya tape. Tape merupakan makanan
tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tape ini dibuat dengan
cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces
cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
B.
Keunggulan Tape Ketan :
Fermentasi tape dapat meningkatkan
kandungan Vitamin B1(tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini
diperlukan oleh system saraf ,sel otot, dansistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik.
Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tape
dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape diketahui
mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter
atau gramnya.
Produk fermentasi ini diyakini
dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan,
karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah
bakteri jahat. Kelebihan lain dari tape adalah kemampuannya mengikat dan mengeluarkanaflatoksindari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan
olehkapang, terutama. Toksik ini banyak kita
jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, sepertikecap.
Konsumsi tape dalam batas normal
diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa
Negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai
karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini
dikarenakan singkong mengandungsianida yang bersifat toksik dalam tubuh
manusia. Konsumsi tape dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme
yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.
C.
Kelemahan Tape Ketan
Konsumsi Tape Ketan yang
berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem
pencernaan. Selain itu,
beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tape berpotensi
menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem
imunyang terlalu lemah seperti anak-anak
balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif
tersebut, konsumsi Tape Ketan perlu dilakukan secara terkendali dan
pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
Pembuatan Tape Ketan adalah
proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi
menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai
obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses
pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
Produk fermentasi mengandung energi
kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme
lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih
highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan).
Konsekuensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang
effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi
penuh menjadi karbon dioksida.
Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP
per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi
aerobik.
Walaupun fermentasi sangat membantu
dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan
dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh,
pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30
detik hingga 2 menit
BAB III
PROSES PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan Pembuatan
Tape Singkong
a) Alat :
1. Baskom
2. Panci
3. nyiru
4. Sendok Nasi dan
sendok makan
5. toples/ tempat
fermentasi
6. Penyaring
7. Piring
b)Bahan :
1.
2 butir ragi tepe ( dihaluskan )
2. 1 liter beras
ketan putih yang berkualitas baik
3. gula pasir
secukupnya
4. daun pisang
untuk membungkus secukupnya
5. tusuk gigi
untuk menyemat secukupnya
B. Metoda Praktikum
Praktikum ini menggunakan metoda:
1. Melakukan pembuktian langsung dengan
cara membuat Tape Ketan
C. Proses
Percobaan
Proses praktikum adalah dengan terjun
langsung membuktikan sendiri untuk membuat tape ketan:
1.
cuci
beras ketan dengan air sampai benar-benar bersih ( lakukan sampai tiga kali
pencucian sampai air cucian terlihat bening )
2.
setelah
dicuci bersih, beras ketan direndam dalam air selama 8 jam
3.
bilas
lagi beras ketan yang sudah direndam dengan air sampai bersih, tiriskan
4.
kukus
beras ketan sampai setengah matang lalu angkat dan masukkan kelan baskom
5.
tuang
400 ml air panas kedalam beras ketan, aduk sampai airnya meresap
6.
kukus
lagi selama 30 menit atau sampai matang
7.
angkat
dan tumpahkan diatas nampan plastik yang lebar, diamkan sampai dingin
8.
setelah
dingin taburi dengan ragi yang sudah dihaluskan dan gula pasir hingga merata
9.
ambil
setiap 3 sendok makan keten lalu bungkus dengan daun pisang dan semat dengan
tusuk gigi ( lakukan sampai selesai )
10.
ketan
yang sudah dibungkus masukkan kedalam baskom dan diamkan selama 3 hari untuk
proses fermentasi
11.
tape
ketan manis siap dinikmati
D.
Hasil Percobaan
Setelah melakukan praktikum, ternyata
kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape ketan
terjadi selama 3-4 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada
hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung
secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena
itulah, proses fermentasi pada ketan terjadi ditempat yang tertutup
rapat. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol yang
dihasilkan dari air tape .
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembuatan tape ketan memerlukan
kecermatan dan kebersihan yang tinggi. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape
ketan . Agar pembuatanTape Ketan berhasil dengan baik alat-alat dan
bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang berminyak
jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih
menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tape tidak berhasil dibuat.
Dalam pembuatan tape ini menghasilkan tape yang lunak dan air tape yang
menggandung alkohol akibat dari fermentasi dari ragi dan jumlah berat tape yang
dihasilkan juga 2 kali lipat dari bahan baku beras ketan yang dibuat.
B.
Saran
Dalam pembuatan tape ketan faktor
yang menunjang keberhasilan adalah sedikit banyaknya udara dan kualitas ragi
yang digunakan semangkin sedikit udara yang masuk dalam proses fermentasi
selama 3-4 hari akan menghasilkan ketan yang lunak dan air yang banyak
itu juga di pengaruhi oleh kualitas ragi yang digunakan.
Selama proses yang kami kerjakan tidak
ada kendala yang berat karena kami melakukan pembuatan tape ketan sesuai
langkah yang kami buat sebelumnya.
Dalam proses pembuatan tape ketan
juga mempunyai mitos bahwa ”bagi perempuan yang sedang datang bulan diharapkan
tidak dibolehkan membuat tape ketan ini karena hasil yang didapatkan
adalah kegagalan”. Walaupun ini tidak logis tetapi faktanya bisa terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ridhorezeki.blogspot.com/2013/03/laporan-bioteknologi-pembuatan-tape.html
Sangat bermanfaat ☺️😊🥰
BalasHapusWahhh keren sekali
BalasHapuswah sangat membantu
BalasHapuskelazxzx
BalasHapusTri jelek kek moyet
BalasHapusWaw sangat berguna dan membosankan
BalasHapusSangat berguna
BalasHapus