Langsung aja yah!!!
Islam Adalah Pilihanku
Oleh : Wita
Apriani
M.
Diza Putra Ar-Rauuf, adalah sosok lelaki tampan, pintar, soleh, dan baik hati.
Diza juga anak yang patuh terhadap orang tua. Dia kerap sekali melakukan
pekerjaan rumah untuk membantu ibunya saat pulang sekolah, meskipun tugas
sekolahnya menumpuk. Tak heran jika banyak wanita yang menyukainya dan tak
terkecuali Viana. Viana adalah teman sekelas Diza sekaligus saingan
terberatnya. Viana juga perempuan yang cantik, baik, dan yang pasti juga
pintar.
Meskipun
demikian Diza tetap tak memperdulikan perhatian dari Viana, karena Diza
bukanlah lelaki yang mudah untuk ditaklukan. Setiap saat, Viana selalu
memperhatikan Diza dari kejauhan. Setiap hari juga Viana mengikuti kegiatan
Diza, bahkan saat Diza kekantin dan sholat berjamaah. Hari itu saat jam
pelajaran olahraga, seluruh siswa berkumpul dilapangan voli untuk membentuk tim
karena guru olahraga akan membuat perlombaan kecil antar tim. Setiap tim
terdiri dari 3 putra dan 3 putri, hal ini memang jarang terjadi dalam
perlombaan, tetapi karena anggota kelas sangat sedikit jadi terpaksa putra dan
putri berada dalam satu tim. Saat itu tim Viana akan melawan tim Diza.
Pertandingan
antar tim berjalan dengan baik, namun saat Diza melakukan smash tanpa sengaja
bola tajam mengenai kepala Viana. Karena pukulan tersebut cukup kuat hingga
membuat Viana pingsan. Melihat hal itu semua anggota kelas panik.
“
Ayo cepat angkat Viana, dan bawa ke UKS secepatnya! Dan yang lain silahkan
lanjutkan permainannya” perintah guru olahraga.
“Baik
pak, saya yang akan membawanya ke UKS sekarang”. Diza langsung bergegas
membawanya ke uks karena sangat takut terjadi apa-apa dengan Viana.
Selama
Viana diUKS Diza lah yang menemaninya, karena dia yang membuat Viana sakit. Dan
karena kepala viana masih sangat sakit dan berakibat pusing akibat benturan
keras, Viana tidak dapat mengikuti pelajaran terakhir setelah olahraga yaitu
biologi. Sedangkan pelajran biologi adalah salah satu pelajaran kejuruannya
yang tidak boleh terlewatkan baginya. Tak lama kemudian bel berbunyi tanda
pelajarn selesai.
“
Tika, bolehkah saya meminjam catatan biologimu tadi?”. Memanggil Tika teman
sekelasnya yang baru keluar dari lab. Biologi.
“
Maaf ya Viana, kamu kan tahu aku mana pernah ada catatan biologi, hehehe”
jawabnyab sambil tertawa kecil.
“Kenapa
gak pinjam sama diza aja, dia kan yang paling rajin bikin catatan selain kamu”.
Tutur salah satu temannya.
“
Emm ya, terimakasih teman-teman”. Jawab Viana dengan lirih.
“
Ok, cepat sembuh ya Viana. Bye”.
Teman-teman pulang kerumah masing-masing.
Setiap
hari viana selalu pulang sama tetangganya yang juga 1 sekolah dengannya hanya
berbeda jurusan, namanya Niko. Namun
hari itu sepertinya Niko sudah pulang duluan, entah ada kepentingan mendadak
sehingga tak sempat member tahunya untuk pulang dengan teman yang lain. Saat
sedang menunggu teman yang akan dia tumpangi untuk pulang, tiba- tiba Diza
menghampirinya.
“
Viana pulang bareng aku aja ya, Niko tadi bilang mau kebengkel dan mungkin agak
lama, jadi kamu sama aku aja.” . Tanya Diza padanya.
Viana
hanya diam dan mengangguk. Saat itu perasaan Viana tak menau. Dia merasa sangat
senang namun disis lain dia juga gugup dan malu. Sepanjang perjalanan dari
sekolah kerumah, mereka hanya diam. Tak ada satu katapun yang mereka ucapakan.
Entah karena malu, canggung atau perasaan apalah itu. Tak lama kemudian mereka
sampai dirumah Viana.
“ Terimakasih ya Diza. Oh ya, aku boleh nggak
pinjam catatan biologimu tadi?”. Tanyanya kepada Diza.
“
oh boleh, ini catatanku”. Jawab Diza dengan
lembut.
“
Emmm kalau boleh tahu, nomor teleponmu berapa? Ada yang ingin aku tanyakan
tentang pelajaran kita.” Lanjut nya bertanya.
Viana
mengangguk dan masuk kedalam untuk mengambil ponselnya dan memberikan nomor
teleponnya.
Karena
kejadian itu, semakin hari mereka berdua semakin dekat dan saling mengenal satu
sama lain. Setiap hari mereka pulang bersama dan berangkat sekolah pun
bersama.viana yang dari aualunya menyukai Diza sekarang perasaannya berbalas.
Diza juga mulai menyukai Viana, dia mulai melihat Viana sebagai wanita. Namun
saat perasaan mereka mulai sama, dan saling menyayangi. Mereka harus menghadapi
masalah yang menggoyahkan hubungannya.
Karena
Diza da Viana berbeda agma, orangtua Diza melarang hubungan mereka. Mereka
tidak diperbolehkan pulang bareng, belajar bareng bahkan berteman lagi agar
tidak ada kesempatan untuk mereka bertemu. Namun itu tidak akan membuat mereka menyerah, mereka
tetap bertemu secara sembunyi-sembunyi saat disekolah dan berbicara lewat
telepon.
Namun
hal tersebut rupanya tetap diketahui ibunya Diza. Ibunya sangat marah karena
baru kali ini Diza berani berbohong kepada ibunya. Untuk itu ibunya memutuskan
untuk memindahkan Diza sekolah keluar kota.
Hari
itu Diza dan Viana pergi keperpustakaan desa untuk mencari beberapa buku untuk
tugas mereka. Saat sedang melihat-lihat rak buku, viana melihat buku tentang
islam. Secara diam-diam Viana meminjam beberapa buku tentang islam, dan dia
mulai tertarik dengan islam. Namun akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu
Diza tentang katartarikannya dengan islam. Tentu Diza sangat mendukung, karena
jika Viana masuk islam maka tidak aka nada masalha diantara mereka lagi. Diza
banyak membelikan buku-buku islam dan menceritakan sejarah islam dan ilmu agama
islam yang ia ketahui.
Suatu hari Viana bermaksud untuk mengajak Diza
belajar kelompok dan ada banyak sekali pertanyaan yang akan ditanyakan tentang
islam itu sendiri.
“
Diza besok sore bias ketemu aku gak,kita belajar bareng yuk. Ada yang mau aku
Tanya nih?”. Tanyanya kepada Diza.
“
Insya Allah besok aku kerumah kamu,kita belajar bareng”. Jawabnya.
Saat
itu Viana sangat senag karena akan
bertemu Diza dan akan mengobrol dengannya. Diza sedang beristirahat dikamarnya
dan tiba-tiba ibu memanggil dari ruang tamu,
“
Diza sekarang kamu bereskan pakaian kamu, nanti pukul 15.00 ayah dn ibu akan
mengantarkanmu kebandara. Kamu akan tinggal dengan bibi disana”. Kata ibu
padanya.
“
Tapi bu,aku belum sempat bilang salam perpisahan sam teman-teman”. Jawabnya
dengan logat terkejut.
“ Nanti ibu yang akan bilang salam perpisahanmu
sama mereka saat ibu kesekolah, s kekarangemasilah pakaianmu itu”. Dengan
lirih.
“
Baiklah bu,” tuturnya dengan nada rendah.
Diza
sibuk membereskan pakaiannya, dan lupa kalau sudah janji untuk menemui Viana.
Setelah semua barangnya selesai dikemas mereka langsung pergi kebandara karena
takut ketinggalan pesawat. Saat itu Viana sangat kecewa dan kesal menunggu Diza
yang tak juga datang. Dia juga tak
mengretahui bahwa Diza sudah pergi ke luar kota.
Keesokan
harinya, dia berangkat keseolah lebih awal karena ingin bertemuu dengan Diza
dan akan memarahinya karena tak menepati janji. Namun saat tib dikelas semua
orang sedang membicarakan bahwa Diza sudah pindah.
“
Kalian lihat Diza nggak?” tanyanya kepada teman-teman dengan nafas yang tak
teratur karena habis lari dari gerbang sekolah.
“
Diza udah pindak kemarin sore, kok kamu nngak tahu? Kamu kan teman
dekatnya?”. Jawab salah satu dari mereka.
Viana
hanya diam dan termenung, ia tak habis piker kenapa Diza pergi tanpa
mengucapkan salam perpisahan kepadanya. Viana sangat kecewa hingga ia terpuruk
selama berbulan-bulan karena kepergian Diza. Sudah hampir tiga bulan ia
terpuruk, namun dia tersdar jika semua itu tidaklah ada gunanya.
Semenjak
Diza memberikan buku-buku tentang islam dan banyak pelajran yang dijelaskan
langsung oleh Diza, Viana pun benar-benar menyukai islam. Dan pengetahuannya
juga hampir sama denga wanita muslim. Sekarang dia mulai mempelajari tata cara
sholat dan puasa secara diam-diam. Dia mencari semu hal yang berkaitan dengan
islam diberbagai sumber. Dan sekarang Viana sudah mempunyai barang-barang yang
biasa dimiliki seorang muslimah seperti jilbab dan mukenah.
Namun
niatnya untuk masuk islam tidak dapat terwujud karena orang tuanya. Bukan hanya sekali dua kali dia dimarahi
orang tuanya karena ketahuan belajar tentang agama islam dan diam-diam memakai
jilbab.
Tapi
pada suatu hari, dia mendapat kabr duka dari kepolisian. Polisi mengatakan
bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat kejadian.
Hal itu sangat menghancurkan diirinya, dia bahkan menyesal belum sempat membuat
ibu bahagia.
Namun
disisi lain ia merasa lega, karena akhirnya
ia dapat mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengenal islam secara
menyeluruh. Memang awalnya Diza yang membuat ia tertarik akan islam. Namun alas
an Viana untuk masuk islam bukanlah Diza. Tapi merupakan keinginan dan kesdaran
dari dirnya sendiri bahwa ajaran islam itu benar dan sempurna.
Mungkin
kini sudah hampir satu tahun Diza pergi tanpa kabar, namun Viana akan terus
menunggunya samapi Diza kembali. Walaupun nanti tak jodoh, tak mengapa. Karena
kini status mereka sudah semkin dekat dengan hadirnya islam dalam kehidupan
mereka.
Ingin filenya? download aja disini "GREENTHREE"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya