KECEWA
Karya: Tue Bagus Ilham
Kabut
nampak tebal menyelimuti seluruh perkampungan, matahari masih enggan menampakan
diri dan lebih memilih bersembunyi dibalik pegunungan. Suasana pagi itu pun
menjadi sangat dingin dan membuat setiap jasad enggan terbangun dari alam
mimpi. Begitupun dengan Raffi, suasana pagi itu membuat Raffi lebih memilih
untuk melanjutkan perjalanan didalam mimpi. Mimpi telah membawa Raffi kedunia
khayalan yang sangat dia senangi,dia beranggapan bahwa “hidup untuk bermimpi,
bukan mimpi untuk hidup”, karena kegemaran itu Raffi sering bangun kesiangan.
“astaga, aku kesiangan lagi nih”. Raffi
membuka ponselnya ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06:30, Raffi pun segera
beranjak dari tempat tidurnya walaupun suasana pagi seperti suasana diBukit
Kaba, kemudian dia membereskan tempat tidurnya dan langsung bergegas menuju
kekamar mandi. Pagi itu terasa cepat berlalu, setelah Raffi membereskan kamar
dan mandi ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07:00, diapun segera memakai
seragam sekolahnya. “duh, masih ada teman apa enggak ya?, bagaimana pergi
kesekolahnya?” dia sangat kebingungan karena jam telah menunjukkan pukul 07:08.
Untungnya masih ada teman Raffi yang belum berangkat kesekolah akhirnya Rafii
berangkat kesekolah bersama temannya yang bernama Bronces, sesampainya
disekolah perasaan merekapun cukup lega karena pelajaran belum dimulai ditambah
lagi orang yang Raffi kagumi selama ini tersenyum dan datang menghampirinya,
senyumannya itu membuat perasaan Raffi lebih lega. Perempuan itu bernama
Nagita, dia adalah perempuan yang selama ini Raffi kagumi dengan pipinya yang
tembem dan kulitnya yang hitam manis dan mulus seakan lalatpun akan jatuh
apabila menempatkan kaki dikulitnya, senyumannya yang manis sangat menambah
pesona kecantikkannya dan itu semakin membuat Raffi tergila-gila dengannya.
Nagita tersenyum kepada seorang
laki-laki yang sedang berjalan didepan kelas tidak jauh dari tempat mereka
berdiri, Raffi merasa cemburu karena seharusnya senyum itu hanya untuk dirinya.
Laki-laki itu bernama Vino, dia adalah mantan kekasih Nagita mereka baru saja
putus dua minngu yang lalu, memang Vino jauh lebih tampan dari pada Raffi.
Setelah lama
termenung dan berbincang-bincang sedikit dengan Nagita tadi Raffi teringat akan
tugasnnya yang belum selesai, dia langsung menuju kekelas dengan sedikit
tatapan kepada Nagita. Keningnya kembali mengerut melihat tugas itu, setiap
kali dia melihat sosok gadis yang dia kagumi itu pikirannya kembali tumbuh
seakan-akan ada yang menyiramnya. Tetapi, pernah sesekali Raffi terlihat kesal
ketika melihat Nagita sedang duduk berdekatan dengan Vino, dan jantungnya
berdebar kencang seakan ingin keluar. Nagita dan Vino juga satu kelas dengan
Raffi, jadi tidak jarang Raffi melihat Nagita dan Vino sedang duduk berdekatan.
Tak terasa tinggal satu soal lagi yang belum Raffi kerjakan, dan setelah
beberapa menit Raffi pun dapat menyelesaikan tugas itu.
Mataharipun mulai beranjak menampakkan
dirinya, dan bell masukpun berbunyi. Pelajaranpun dimulai pelajaran pertama
adalah Bahasa Insonesia, Raffi merasa cukup lega karena tugasnya telah selesai,
Raffi tidak bisa membayangkan bagaimana jika tugas itu tidak selesai, hukuman
apa yang akan diberikan oleh ibu rosalita kepadanya dengan badan tinggi kekar
menambah ciri garang seorang guru. Waktu begitu cepat berlalu tak terasa jam
ibu Rosalita telah selesai. Seperti biasa disela-sela jam kosong seperti ini
Raffi biasanya mendekati Nagita walaupun sedikit ragu, tapi kali ini Raffi
memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Nagita.
“hay Nagita kamu lagi
buat apa?”tanya Raffi
“Ini nih lagi buat catatan
kemarin belum selesai” jawabnya
“Nagita aku boleh jujur
nggak ?” tanya Raffi lagi dengan jantung yang berdebar kencang
“boleh emangnya mau
bilang apa?”jawab Nagita sambil menampakkan raut wajah yang kebingungan
“Nagita sebenarnya aku
sayang banget sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?” tanya Raffi yang
sangat berharap Nagita mau menerimanya
“mmmmmm” belum selesai
Nagita menjawab pertanyaan Raffi tadi Raffi langsung memotong perkataannya
“eh tapi kalau kamu nggak
mau, nggak apa-apa kok” Raffi menuju ketempat duduknya dengan perasaan yang
sedikit malu. Dua minggu Raffi menunggu kepastian dari Nagita, ternyata masih
belum juga ada jawaban. Dua minggu kemudian Raffi pergi kesekolah seperti
biasanya, sesampainya disekolah Alex yaitu teman karibnya Raffi dari SMP dulu,
Alex berkata kepada Raffi dia sudah berbincang-bincang dengan Nagita dia bilang
kalau Nagita juga suka sama Raffi, Raffi sangat terkejut mendengar ucapan Alex
itu seakan-akan tidak percaya dengan ucapan Alex itu. raffi sangat senang
mendengar perkataan Alex, Raffi pun langsung segera menuju keteras kelas guna
memastikan perkataan Alex. Raffi melihat Nagita sedang duduk sendirian didepan
kelas seaakan ada yang ditunggunya, Raffipun segera menghampirinya.
“kamu lagi ngapain ta?”
tanya Raffi dengan sedikit gugup
“enggak lagi
ngapa-ngapain kok” sambil sedikit menebarkan senyuman manisnya itu.
“mmmmm Nagita apa benar yang
dikatakan Alex kepadaku, alex bilang kamu juga suka sama aku?” tanya Raffi
Nagita pun
menganggukkan kepala sambil tersipu malu. Bell masukpun berbunyi menandakan
pelajaran akan segera dimulai, sekarang Raffi sangat merasa bahagia karena bisa
berpacaran dengan sseorang wanita yang selama ini dia kagumi. Tapi Nagita
bilang sama Raffi jika dia ingin merahasiakan hubungannya dengan Raffi, karena
tidak ingin dicemooh oleh teman-teman sekelasnya. Bagi Raffi itu tidak jadi
masalah, hari-hari Raffi selalu bahagia karena selalu dihiasi wajah manis
Nagita, belum lama mereka berpacaran sewaktu jam terakhir dikelas Raffi melihat
Nagita sedang duduk berdua dengan Vino, dia hanya tersenyum untuk menutupi rasa
kecemburuannya itu, mungkin ini maksud Nagitas untuk merahasiakan hubungannya
dengan Raffi, memang Nagita pernah bilang kepada Raffi kalau dia belum bisa
ngelupain Vino dari pikirannya, bayang-bayang Vino selalu muncul dibenaknya.
Sering kali Nagita mencoba untuk melupakan Vino tetapi Vino terus memberi Nagita
harapan, Nagita tidak bisa melawan perasaan itu Nagita juga bernah bilang sama
Raffi jika dia melawan perasaan itu, itu sama saja dia menyakiti perasaannya
sendiri. Tetapi Nagita tidak pernah berfikir kalau Raffi lebih sakit
dibandingkan dengan Nagita, Raffi hanya ingin dihargai dan dianggap oleh
Nagita. Setelah beberapa hari kemudian kelakuan Nagita semakin meningkat tidak
jarang Nagita membuat Raffi sakit hati, akhirnya Raffi meminta Nagita untuk
memilih salah satu diantara mereka berdua.
“Nagita aku minta kamu
jawab jujur!! Sampai sekarang kamu masih suka kan sama Vino?” tanya Raffi
“enggak ah,,,siapa
bilang?” Nagita kelihatan kebingungan
“gini aja,,, sekarang
sebaiknya kamu pilih antara kami berdua, aku atau Vino” tanya Raffi dengan raut
wajah yang serius.
“Fi, maaf ya sebenarnya
aku belum bisa move on dari Vino sepertinya lebih baik kita berteman saja”
jawab Nagita
“iyaudah, nggak apa apa
kok itukan hak kamu, yaudah aku kekelas dulu yaa” Raffi pun menuju kekelas
dengan perasaan yang sangat kecewa.
Unduh file wordnya disini "GREENTHREE"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya