Cinta Bertepuk di
Perselingkuhan
Oleh:
Siska Suryani
Aku
mempunyai sahabat imut, baik, dan cantik. Dia adalah teman yang harus aku
sayangi, kemana-mana pun kami selalu berdua. Tapi kalau diajak cerita tentang
pacar ia jagonya, dan hobinya kalau membahas tentang pacar.
“Hai,
kenapa kamu dari tadi senyum-senyum?” Tanya Delestia.
“Nggak, aku cuma bingung aja,”
balasnya.
“Kenapa kamu bingung?” Tanya Delestia
kepada Luna semakin penasaran.
“Kenapa Yuda nggak pernah mengerti
tentang perasaanku, kalau aku sangat takut dia selingkuh,” jawab Luna
menundukkan kepalanya.
“Oh, percaya aja kalau dia nggak akan
macam-macam. Kalau dia selingkuh kamu cek aja handphone nya Yuda. Ada, apa
nggak cewek yang SMS sama Yuda,” saran Delestia.
“Ya nanti aku coba, terima kasih
Delestia atas sarannya,” sembari tersenyum.
“Iya sama-sama,” membalas senyuman.
Keesokan harinya aku bangun dari tidur
untuk menelpon Yuda.
“Halo, ya ada apa?”
“Nggak, aku cuma mau ajak kamu
ketemuan di jembatan jam 10, mau ya?” Sedikit memaksa.
“Iya aku mau ketemuan sama kamu pagi
nanti,” jawabnya.
Lalu aku matikan telepon tersebut,
lalu aku bergegas untuk mandi dan berdandan.
Hari pun sudah menunjukkan jam 09.45.
Aku bergegas untuk pergi ke jembatan. Aku lihat tidak ada orang di jembatan
tersebut, kemudian aku duduk sambil main handphone.
“Mana Yuda ya, kok jam segini belum
datang-datang juga,” gerutuku kesal.
Kemudian aku SMS dia dan telpon dia
tapi Yuda nomor Yuda tidk aktif.
Hari pun sudah mulai panas dan jam pun
sudah menunjukkan jam 12.08. aku pun langsung pulang dengan muka kecewa, benci,
dan buram. Aku berlari ke kamar sambil menangis.
“Kok kamu tega sama aku. Kamu bilang
kamu mau ketemuan sama aku, tapi buktinya nihil,” ucapku sambil menangis.
Kemudian handphone ku pun berbunyi.
Ternyata yang menelponku Delestia, langsung aku angkat.
“Ia ada apa?”
“Aku tadi lihat Yuda berboncengan sama
Dwi!”
“Apa?” Jawabku terkejut.
“Aku melihat dengan mata kepalaku
sendiri,” Jawabnya meyakinkanku.
“Dwi tetangga kamu itu?”
“Ia Dwi. Udah yah, soalnya aku mau
pergi”
“Ia terima kasih infonya”
“Sama-sama”
Hari pun sudah malam, baru Yuda balas
SMS ku
“Maaf ya Luna, aku tadi nggak sempat
balas SMS dari kamu karena aku sibuk dan aku juga minta maaf kalau aku nggak
jadi ketemuan sama kamu. Sekali lagi aku minta maaf”
“Iya nggak apa-apa asalkan kamu
senang”
“Maksud kamu?”
Aku pun lelah dan malas balas SMS dia.
Kemudian aku letakkan handphone ku di atas meja dan aku pun tidur.
Hari pun sudah pagi, aku langsung
merapikan tempat tidurku dan langsung menuju ke dapur untuk memasak dan
membereskan rumah. Kemudian kuambil handphone ku, ternyata ada SMS Delestia. Ia
mengajakku main ke rumahnya. Aku pun bergegas pergi ke rumah Delestia
Sesampainya di rumah Delestia, aku
mengetuk pintu rumah Delestia.
“Assalammu’alaikum,” sembari mengetuk
pintu.
“Wa’alaikum salam,” sambil membuka
pintu.
“Eh, ada apa kamu mengajakku ke
rumahmu?” Tanyaku tersenyum.
Delestia tidak menjawab pertanyaanku,
malah dia menyeretku bersembunyi ke kamarnya.
“Kenapa kamu mengajakku kesini? Sakit
tahu,” kataku sedikit marah.
“Coba kamu lihat di depan rumah Dwi
itu, disana ada Yuda,” menunjuk ke arah rumah Dwi.
“Astaghfirullah, nggak nyangka aku.
Kenapa Yuda kecewa sama aku padahal aku selalu nurutin perkataan dia. Tapi apa
yang dia balas,” sambil menangis dan kecewa.
“Sudahlah Luna, kalau kamu mau
kepastiannya lebih baik kamu tanya langsung kepada Yuda apa maksud sebenarnya,”
saran Delestia.
Luna pun langsung ke rumah Dwi. Yuda
terkejut melihat kedatangan Luna.
“Luna!” Kata Yuda.
“Ia, kenapa kamu kaget?” Sambil
mendorong Yuda.
“Kamu dorong-dorong pacar aku Luna?”
Dengan marah.
“Apa kamu bilang, pacar kamu?” kata
Luna berlagak tuli.
“Ia, dia pacar aku” kata Dwi.
“Tapi dia juga pacar aku Dwi,” jawab
Luna marah.
“Aku nggak menyangka Yuda, kamu tega
sama aku. Kamu bilang kamu nggak akan selingkuh, mana buktinya?” kata Luna
menangis.
“Luna, Dwi, kalian kan sudah lama
bersahabat. Masa demi Yuda kalian sampai berantem,” kata Delestia.
“Iya Luna, jika kamu mau sama Yuda.
Aku rela harus putus sama Yuda asalkan kamu bahagia,” jawab Dwi dengan muka
tersenyum.
“Lebih baik kita putuskan Yuda secara
bersama-sama,” kata Luna.
“Yuda, aku mau putus sama kamu,” kata
Luna.
“Aku juga. Aku sama Luna mau putus
sama kamu!” kata Dwi marah.
Yuda pun langsung pergi meninggalkan
Luna, Dwi, dan Delestia dengan muka malu. Delestia, Dwi, dan Luna pun
berpelukan dan berjanji tidak akan mau mengambil pacar sahabat-sahabatnya.
Download file doc-nya disini "GREENTHREE"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya