Ibu Pengganti Ayah
Oleh:
Masma Wati
Pagi hari Jum’at yang indah,
burung-burung berkicauan, matahari bersinar hangat embun masih membasuhi
rerumputan.
Sesampainnya di sekolah tercinta kira
langsung meletakkan tasnya ditempat duduknya dan menuju teman-temannya. Kira
pun menyapa teman-temannya yang sedang berkumpul. Kebetulan sekolahnya dekat
dengan sekolah dasar. Kira duduk dikelas IX SMP 3. Kira memiliki empat saudara
dan dia anak ketiga dari empat saudara. Kira memiliki adik bernama sekar ia duduk
di kelas 2 Sekolah dasar. Kedua kakak laki-lakinya sudah bekerja. Pada saat
asyik mengobrol, kira menemui kira dan berkata.
“
kak ayo kita pulang, kita sedang berduka” kata sekar.
“Berita
duka apa dek,” tanya Kira.
“Ayah
kita sudah tiada kak ayo pulang,” jawab Sekar sambil menangis.
Setelah itu Kira menemui gurunya dan
ingin meminta izin kepada gurunya untuk pulang segera.
”Kenapa
ingin pulang kira?,” tanya pak guru.
“Pak,
ayah saya telah meninggal dunia pak jadi saya harus pulang,” jawab Kira mengeluarkan
air mata.
“Innalillahiwainnalillahiroji’un,”
ucap pak guru.
Gurunya
memberikan izin dan Kira langsung pulang. Ternyata memang benar apa yang
dibilang oleh Sekar bahwa ayah mereka telah tiada terlihat banyak orang sudah
berdatangan. Kira menemui ibunya yang sedang menangis dan memeluknya. Kira
tidak sanggup membendung air matanya dan airnya menetes juga.
Setelah
sadar dari menangis dan melamun, Kira dan ibunya ikut memandikan ayahnya dan
setelah dipakaikan kain kafan. Kira, Sekar, kakaknya dan ibunya mencium ayahnya
dan ikut menyolatkan serta ikut langsung ke pemakaman.
Setelah
pulang dari pemakaman ayahnya, Kira termenung dan masih saja menangis. Rumahnya
terasa sepi tanpa seorang ayah. Selanjutnya sambil menangis Kira membayangkan
segala kenangan indah saat dimana keluarganya berkumpul di acara-acara
keluarga.
Tiba-tiba,
ibu menyadarkan lamunannya. Setelah sadar, Kira melihat wajah dan mata ibu
membengkak karena menangis. Sekar juga mendekati ibunya, ia juga terlihat
seperti ibu mata juga bengkak karena menangis. Tentu ibu merasa kehilangan
suaminya serta ayah dari anak-anaknya.
Ibu
berkata kepada Kira dan Sekar bahwa dirinya akan menggantikan ayahnya. Kira dan
Sekar mengaku bahwa mereka sedih karena tidak pernah membanggakan ayahnya saat
mendapat raport.
Dengan
bijak, ibunya mengatakan bahwa rasa bangga ayahnya kepada dua anaknya bukan di
sebuah raport, tapi dimana saat mereka bisa membuat ayahnya tidak marah dan
selalu akur dengan adik. Itulah kebanggaan ayah terhadap mereka. Selanjutnya ibu
mengatakan bahwa dirinya akan menggantikan ayah sekaligus ibu buat Kira dan
Sekar, sehingga membuat Kira dan Sekar menjadi heran. Ibukan perempuan pikir
Kira, bagaimana menjadi ayah. Ibu menjelaskan bahwa dirinya tidak dapat
menggantikan ayah, tetapi setidaknya Kira dan Sekar masih punya ibu dan kedua
kakaknya.
“Ibu
akan berusaha melakukan semua hal yang dilakukan ayah terhadap Kira dan Sekar,”
tegas ibu.
Atas
permintaan ibunya, Kira dan Sekar menghapus air matanya sambil mengatakan
“Jika
ibu persis dengan ayah?,” tanya Sekar.
Sambil
menunjuk langit-langit rumahnya, ibu berkata
“Bahwa
ayah selalu mengawasi kita setiap saat,” jawab ibu.
Kira
dan Sekar sangat terhibur dengan pernyataan ibunya
“Jika
kalian ingin membahagiakan ayah kalian yang telah tiada caranya ada,”
“Apa
bu dan bagaimana caranya, kasih tahu bu!,” tanya Sekar dan Kira meminta ibunya
menjawab dengan segera.
“Caranya
adalah, jika kalian sholat, kalian mendo’akannya agar tidak terlalu berat ayah
kalian menjalani kesalahan selama ia masih hidup,” jelas ibu.
Kedua
anaknya mengangguk dengan mantap dan tersenyum.
ingin filenya? silakan download disini "GREENTHREE"