animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Selasa, 04 April 2017

Cerpen "Sukma Diri"



Sukma Diri
Oleh: Tiara Agnesta

          Anugrah Indah Pratiwi merupakan siswi yang berprestasi di sekolahnya. Setiap pagi dia selalu tiba di sekolah paling awal. Tidak hanya rajin di sekolah, tetapi dia juga rajin membaca buku. Hampir tak ada satu buku pun di perpustakaan yang belum tersentuh oleh jari-jari lembutnya. Banyak prestasi yang telah ia gapai, baik itu dalam bidang seni maupun olahraga. Semua prestasi yang ia dapat merupakan sikap kedisiplinan yang selalu ia terapkan.
         
          Selain pandai dan berprestasi, Indah juga merupakan gadis yang berparas cantik. Namun, kecantikan dan kepandaiannya itu tidak membuat ia menjadi sosok perempuan yang sombong. Indah selalu saja membuat bangga kedua orang tuanya. Bahkan Indah juga mengusik hati para guru dan kepala sekolah dengan prestasinya.

          Setiap bel pulang berbunyi, ia tidak langsung pulang ke rumah. Tetapi ia sempatkan ke perpustakaan untuk meminjam buku. Siang itu suasana panas sekali. Terik matahari bagaikan memanggang bumi. Dalam perjalanan pulang, Indah berpaspasan dengan seorang laki-laki setengah baya menghentikan langkahnya.

          “Selamat siang nak, apakah kamu kenal sama Anton?,” tanya laki-laki itu.

          “Iya pak, saya kenal. Anton adalah teman satu kelas saya, kenapa ya pak?”.

          “Oh iya, begini. Bapak sebenarnya sedang mencari Anton, karena sudah  tiga hari dia tidak pulang ke rumah. Apakah tiga hari ini dia masuk sekolah?,” tanya laki-laki itu penuh rasa bingung.

          “Tiga hari ini Anton memang tidak masuk sekolah, dan dia tidak memberi kabar sedikit pun  ke pihak sekolah pak,” jawab Indah.

          “Ya udah, kalau misalnya ada kabar dari Anton tolong beritahu bapak ya”.

          “Baik pak”.

          Indah termenung sejenak memikirkan Anton. Anton memang merupakan anak yang nakal di sekolah, malas belajar, sering tidak masuk saat jam pelajaran dan juga sering tidak mengerjakan tugas sekolah.

          Sambil berjalan menuju ke rumah, Indah tidak sengaja memergoki Anton yang sedang nongkrong di warung pinggir jalan. Indah langsung menghampiri Anton yang saat itu masih mengenakan seragam sekolah.

          “Eh Ton, tadi bukannya kamu nggak sekolah? Kok seragam mu?”.

          “Iya, emang kenapa? Suka-suka aku dong. Emangnya kamu mau apa?,” jawab Anton mematahkan ucapan Indah.

          “Bukannya gitu Ton. Tadi dalam perjalanan, aku bertemu ayahmu dan sepertinya dia sangat khawatir terhadap keadaanmu,” ujar Indah.

          “Tidak, tidak mungkin dia mengkhawatirkanku. Buktinya selama ini dia tidak pernah ada saat aku membutuhkannya. Jadi, mana mungkin dia khawatir”.

          Indah mulai mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Indah pun mencoba menjelaskan secara perlahan kepada Anton.

          “Tapi tadi dia sungguh menkhawatirkanmu Ton. Dia menanyakanmu kepada semua anak-anak di kelas kita. Mungkin mereka tidak ada yang mengetahui keadaanmu. Kebetulan aku yang sudah menemukanmu terlebih dahulu. Jadi kumohon, pulanglah Ton. Pikirkan perasaan orang tuamu”.

          “Selama ini aku selalu memikirkan mereka Ndah, tapi mereka tidak pernah ingintahu tahu tentang keadaanku. Mungkin dengan cara ini mereka akan sadar, dan ku harap mereka memang mengkhawatirkanku. Semua tingkah laku ku dan kenakalanku selama ini hanya alasanku agar mereka memperhatikanku,” jawab Anton.

         

Indah membalikkan badannya dan berkata

          “Iya Ton, sekarang aku mengerti. Dan sebaiknya kamu pulang. Sebelum ayah dan ibumu jatuh sakit memikirkanmu”

          Tanpa banyak bicara, Anton langsung pulang ke rumah dengan mata yang berkaca-kaca. Ia merasa bahwa apa yang ia lakukan selama ini adalah salah.

          “Benar apa yang Indah katakan, aku harus segera pulang untuk menemui ayah dan ibu. Pasti mereka sangat mengkhawatirkanku,” ujar Anton.

          Melihat Anton pulang, Indah pun merasa tenang. Karena ia tidak menyangka jika Anton mendengarkan ucapannya. Ia berharap Anton dapat berubah menjadi anak yang baik dan tidak nakal lagi. Tak lama Indah sampai  di rumah, suara ketukan pintu terdengar. Indah langsung membuka pintu, dan ternyata yang datang adalah ayahnya Anton.

          “Terima kasih ya nak. Atas nasehatmu, Anton pulang ke rumah. Dan bapak ingin meminta lagi kalau boleh,” tersenyum melihat Indah.

          “Iya pak sama-sama, bantuan apa ya pak?,” tanya Indah.

          “Sudikah Indah mengajari dan membimbing Anton? Karena bapak lihat Indah adalah orang yang tepat untuk mengajari Anton agar menjadi lebih baik lagi”

          Indah termenung, sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

          “Iya pak. Insya Allah saya akan mencoba”.

          “Sekali lagi terima kasih nak Indah,” jawab ayah Anton.

          Indah berpikir, alangkah baiknya jika ia dapat merubah tingkah laku Anton, dan mungkin dia dapat bersahabat baik dengan Anton.

          Pagi-pagi Indah sudah tiba di sekolah, dan ternyata ada yang datang lebih pagi darinya, yaitu Anton.

          “Pagi!,” sapa Anton.

          “Iya pagi. Emmm, sepertinya aku punya saingan datang pagi nih,” jawab Indah sambil memberi senyuman ke Anton.

          Sejak saat itu Anton mulai berubah dikit demi sedikit, sekarang mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar bersama. Dimata Anton, Indah adalah sosok wanita yang sempurna. Selain cantik, pandai, ia juga senang membantu temannya yang sedang kesusahan. Diam-diam Anton mengagumi sosok Indah, sosok yang telah membimbing ia sampai ia rajin belajar, membaca, dan tidak bolos lagi. Sepertinya Indah mengetahui hal itu dan ia hanya tersenyum.



download filenya "GREENTHREE"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...