KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya dipanjatkan kepada Allah Ta’ala, Rabb semesta alam .
Shalawat dalam salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Nabi
Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang baik hingga
hari hisab. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Jujur ” ini
guna memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, teman kelas serta guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi
teratasi.
Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Akhirnya,
kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan sumbangsih kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan kepada semua orang menjalani
kehidupan ini, terutama bagi para anggota kelompok.
Aaamiin..
Taba
Penanjung, 19 Juli 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………………………………………1
B.
Tujuan……………………………………………………………………………………….1
C.
Rumusan
Masalah…………....……………………………………………………………..1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian…………………………………………………………………………………...2
B.
Pentingnya Perilaku
Jujur…………………………………………………………………...2
C.
Keutamaan Perilaku
Jujur…………………………………………………………………...4
D.
Macam-Macam
Kejujuran…………………………………………………………………..5
E.
Petaka
Kebohongan…………………………………………………………………………6
F.
Hikmah Perilaku
Jujur………………………………………………………………………8
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………………….9
B.
Pesan………………………………………………………………………………………...9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jujur
adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.
Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan,
khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi
Allah maupun di sisi manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan
susah. Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT
menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran
dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan
ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya
sesuatu yang tidak dikatakan.
Akan
tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan kehidupan sehari-hari masih kurang
seperti perilaku mencontek yang seolah lazim bagi anak-anak dibangku sekolah.
B. Tujuan
1. Menambah
wawasan baru mengenai pentingnya sikap kejujuran dalam berprilaku.
2. Menguatkan
sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang jelas.
3. Melaksanakan
tugas makalah Pendidikan Agama Islam.
C. Rumusan Masalah
1. Seberapa
penting dan utamanya berperilaku jujur ?
2. Ada
berapa macam bentuk kejujuran ?
3. Apakah
akibat dari perilaku berbohong ?
4. Bagaimana
hikmah dari perilaku jujur ?
BAB II
PEMBAHASAN
PERILAKU JUJUR
A. Pengertian
Dalam
bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar,
dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai
dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah).
Jujur juga disebut dengan benar atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur
adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang
berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus
terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan
kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu berita sesuai
dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi
kalau tidak maka dikatakan dusta.
B. Pentingnya Perilaku Jujur
Sifat
jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi
si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di
dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai
derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Syari’at
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan,
walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT
telah berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ
بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ
وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ إِن يَكُنۡ غَنِيًّا أَوۡ فَقِيرٗا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ
فَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلۡهَوَىٰٓ أَن تَعۡدِلُواْۚ وَإِن تَلۡوُۥٓاْ أَوۡ
تُعۡرِضُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا ١٣٥
Artinya
: “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.
Allah
selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩ ,
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )
Kejujuran
itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang melakukan
suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani
mengatakan “tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi
korupsi, bukan malah hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran
merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat
orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya
: “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda “Tanda orang munafik
itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
Allah
Swt. Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang
mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
قَالَ
ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي
مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ
وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١١٩
Artinya
: “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi
orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya
mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha
terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar" ( Q.S al-Maidah
: 119 )
C. Keutamaan Perilaku Jujur
Kedudukan
sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni Nabi
Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah
وَوَهَبۡنَا
لَهُم مِّن رَّحۡمَتِنَا وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ لِسَانَ صِدۡقٍ عَلِيّٗا ٥٠
Artinya
: “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami
jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )
Dan
Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :
وَٱذۡكُرۡ
فِي ٱلۡكِتَٰبِ إِسۡمَٰعِيلَۚ إِنَّهُۥ كَانَصَادِقَ ٱلۡوَعۡدِ وَكَانَ رَسُولٗا
نَّبِيّٗا ٥٤
Artinya
: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut)
di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia
adalah seorang rasul dan nabi” ( Q.S Maryam : 54 )
Nabi
Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran
merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan,
sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya
: “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya
jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” (
HR. Bukhari )
Sifat
jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si
pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di
dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat
orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan. Orang jujur akan
dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh
yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di percaya oleh
Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi
Muhammad saw akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan tentu saja apa
yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan.
Sebaliknya,
orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya.
Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi
kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.
Kejujuran
berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya.
Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi
was-was.
Kegundahan
hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.
D. Macam-Macam Kejujuran
Menurut
tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :
1.
Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan
kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka
menaati perintah Allah Swt, dan ingin mencapai rida-Nya. Jujur sesungguhnya
berbeda dengan pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah
Saw. Bersabda,
“Ingatlah,
dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh.
Dan bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR.
Bukhari)
2.
Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan),
yaitu memberikan, yaitu memberikan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi,
kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi
perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan, semisalnya. Setiap hamba
berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan, dianjurkan
menghindari kata-kata sindiran Karena hal itu sepadan dengan kebohongan,
kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu,
tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan
merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang diantara macam-macam
kejujuran.
3.
Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan),
yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal
lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu
pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan melaksanakannya secara
terus-menerus dan ikhlas. Orang jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan
dan sebagai penegak segala kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan
menuju ke syurga, bahkan kebajikan itu sebagai kunci masuk syurkan, kunci
tersebut tak lain untuk membuka syurga, sebagaimana firman Allah :
إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
٢٢ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ ٢٣ تَعۡرِفُ فِي وُجُوهِهِمۡ
نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ ٢٤ يُسۡقَوۡنَ مِن رَّحِيقٖ مَّخۡتُومٍ ٢٥
خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٞۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ ٢٦
Artinya
: “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan
yang besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil
memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka
yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak
(tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya
orang berlomba-lomba.” (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)
4.
Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji),
janji membuat kita selalu berharap. Janji yang benar membuat kita bahagia.
Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah memperbanyak janji
(namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-orang yang selalu
mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-Nya .
وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ إِذَا
عَٰهَدتُّمۡ وَلَا تَنقُضُواْ ٱلۡأَيۡمَٰنَ بَعۡدَ تَوۡكِيدِهَا وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ
ٱللَّهَ عَلَيۡكُمۡ كَفِيلًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ ٩١
Artinya
: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu
telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S. An-Nahl : 91)
وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ
إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ أَشُدَّهُۥۚ وَأَوۡفُواْ
بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسُۡٔولٗا ٣٤
Artinya
: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya
janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al-Israa : 34)
5.
Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan).
Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas kenyataan. Dia tidak akan
menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah memaksa orang lain
untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata lain, seorang mukmin tidak hidup
berada dibahawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai
dengan keadaan diri kita sendiri. Merealisasikan kejujuran adakalanya kehendak
untuk jujur itu lemah, ada kalanya pula menjadi kuat.
,
E. Petaka Kebohongan
Betapa
berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan mengantarkan pelakunya tidak
dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika
seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran
untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya
itu telah membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.
فَمَنۡ
حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ
نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا
وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ
٦١
Artinya
: “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang
meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil
anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu,
diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan
kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang
dusta” (Q.S Ali-Imran : 61)
وَمَا
كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَغُلَّۚ وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
١٦١
Artinya
: “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.
Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari
kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap
diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan)
setimpal, sedang mereka tidak dianiaya” ( Q.S Ali-Imran : 161 )
Dalam
hadits Rasulullah Saw mengingatkan :
Artinya
: “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang
kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta
dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat
dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat.
Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Beliau menjawab, “Orang bodoh
yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ
ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٣
Artinya
: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)
Syaikh
Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan
baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh
perubahan keadaan, baik susah maupun senang.
,
F. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa
hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1.
Perasaan enak dan hati tenang, jujur
akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya
karena memang tidak berbohong.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ
قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
Artinya
: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram” (Q.S. Ar-Ra’d : 28)
2. Mendapat
kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat
dari azab dan bahaya.
۞فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى
ٱللَّهِ وَكَذَّبَ بِٱلصِّدۡقِ إِذۡ جَآءَهُۥٓۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّمَ مَثۡوٗى
لِّلۡكَٰفِرِينَ ٣٢ وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ٣٣ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡۚ ذَٰلِكَ جَزَآءُ
ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٤ لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ أَسۡوَأَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ
وَيَجۡزِيَهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ ٱلَّذِي كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٣٥
Artinya
: “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di
neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir. Dan orang
yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang
yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan
mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar Allah akan
menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka
kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan” (Q.S. az-Zumar : 32-35)
4. Dijamin
masuk surga.
5. Dicintai
oleh Allah Swt. Dan rasul-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ucapan
yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam
kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya,
tidak berbuat basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau mengurangi.
Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan
kuat dan Allah selalu membalas perbuatan dengan ganjaran yang setimpal.
B. Pesan
Mari
mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati menjadi tenang. Kami
sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun . Kami ucapkan
terimakasi pada pembaca sekalian, kemampuan kami tidak apa-apa tanpa dukungan
sekitar, guru, dan ridha Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA
dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-kejujuran.html?m=1
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Balai Pustaka.1991
homeworkapw.blogspot.co.id/2013/09/makalah-sifat-terpuji-jujur_6860.html?m=1
Kementrian
Pendidikan dan, Kebudayaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta.
2014
ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-jujur-da,lam-perkataan-dan.html?m=1
https://rahmatikhsan78.wordpress.com/2014/04/03/26/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya