Peran
Tari Tunggal Nusantara
Ungkapan ekspresi
yang terdalam, banyak diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satu di
antaranya dalam bentuk gerakan, yaitu tarian. Ungkapan ekspresi
tersebut berfungsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia.Penciptaan
tari Nusantara pada umumnya merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan
material dan spiritual.
A. Fungsi
Tari Tunggal Nusantara
1. Dari
segi spiritual :
Banyak
tari Nusantara yang diciptakan sebagai media untuk kegiatan yang bersifat
ritual dan sakral serta banyak mengandung unsur magis. Selain itu,
tari-tarian diciptakan untuk memperoleh kepuasan batin (spiritual) di
mana tari-tarian tersebut berperan sebagai sarana pertunjukan yang tidak
jarang di dalamnya mengandung pula unsur-unsur pendidikan, norma, nilai
atau pesan-pesan untuk kepentingan tertentu.
2. Dari
segi material :
Banyak
tari Nusantara yang dijadikan seni pertunjukan komersial sehingga para
pelaku yang terlibat dalam seni pertunjukan tersebut memperoleh keuntungan
material.
B. Peran
Tari Tunggal Nusantara
Tari
tunggal mempunyai peran sebagai berikut:
1.
Sebagai media ekspresi
2.
Sebagai media komunikasi
3.
Sebagai media berpikir kreatif
4.
Sebagai media mengembangkan bakat
Dalam
penyajiannya Tari tunggal dibawakan oleh seorang penari. Tari tunggal juga
dapat dibawakan oleh lebih dari satu orang, secara berpasangan ataupun
massal.
Peranan
berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat
diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845) “peranan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilksanakan”.
Soekanto
(1984: 237) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
(status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya,
maka dia menjalankan suatu peranan.
Nasution
(1994: 74 ) menyatakan bahwa “peranan adalah mencakup kewajiban hak yang
bertalian kedudukan”. Lebih lanjut Setyadi (1986 : 29 ) berpendapat
”peranan adalah suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang
abstrak maupun yang kongkrit dan setiap status yang ada dalam organisasi”.
Usman
(2001 : 4 ) mengemukakan “ peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah
laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi
tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku.
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah suatu pola
tindakan yang dilakukan oleh aparat desa baik secara individualmaupun
secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa.
Menurut
(Berlo1961: 153) Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan :
(1) ketentuan
peranan,
(2) gambaran
peranan, dan
(3) harapan
peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang
perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya
1. Seni
Tari Sebagai Media Ekspresi
Tari
sebagai media ekspresi adalah salah satu peran tari selain sebagai media
komunikasi , media berpikir kreatif dan media mengembangkan bakat
. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah
oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi
bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta tari.
Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga dikemukakan oleh
La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah proporsinya menjadi
bentuk obyektif. Di sisi laindiungkapkan oleh Soedarsono, tari merupakan
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang
indah.
Selanjutnya,
pola dan struktur dari alur gerakan lebih berirama. Porsi alur gerak
anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan. Di manabunyi
gamelan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
Fungsi
seni sebagai media ekspresi adalah fungsi yang utama dari kehadirannya.
Pernah dalam suatu masa, fungsi ini adalah fungsi yang sangat ditonjolkan,
bahkan mutlak, tidak dapat dicampuri oleh fungsi-fungsi yanglain.
Seakan-akan adalah hal yang tabu bilamana seni itu dicampuri dengan soal
dan masalah lain.
Seni
sebagai satu-satunya media untuk mengekspresikan isi hati seniman, agar
dapat diterima oleh masyarakat penikmat seni tari, sejak kelahirannyayang
pertama hingga sekarang mengalami perkembangan. Dari mula-mula yang
primitif hingga sekarang seni modern. Namun fungsi utama ini tetaptidak
pernah berubah, semakin terampik dan berbakat seorang seniman menggunakan
seni untuk mengekspresikan isi hatinya, semakin tinggi danbermutu seni
yang dia hasilkan dan semakin besar pula nama seniman itu. banyak
nama-nama besar, baik dalam bidang seni rupa, musik, tari,
karawitan,pedalangan atau sastra, yang adalah seniman dengan ketrampilan
dan bakatnya dalam mengekspresikan jiwanya melalui seni. Jadi kebesaran para
seniman ituselalu terletak pada fungsi seni.
Manusia
mengenal berbagai media ekspresi. Media ekspresi yang mengandung unsur
artistik itu merupakan seni sedangkan yang tidak mengandung
dan mengedepankan unsur artistik merupakan non seni. Berbagai media
ekspresi itu pada dasarnya merupakan isyarat. Isyarat itu dapat
menggunakan badan atau diri manusia itu sendiri dan isyarat yang
menggunakan peralatan.
Adapun
isyarat-isyarat yang menggunakan badan manusia itu sendiri misalnya dengan
mengeluarkan suara seperti bersiul, berteriak, berkata.
Dengan menggerakkan badan seperti melambai,
menggeleng, menginjak-injakkan kaki dan menari. Isyarat
yang menggunakan media misalnya memukul-mukul sesuatu, meniup sesuatu
dan sebagainya.
Apabila
sarana-sarana ekspresi itu disertai unsur artistic maka terjadilah seni,
misalnya berkata yang disertai unsur artistik akan menjadi sastra, baik
secara tertulis atau diucapkan. Berbunyi yang disertai dengan
unsure artistik akan melahirkan musik dan nyanyi. Gerakan yang disertai
unsur artistik akan melahirkan tari.
Demikianlah
seni tari sebagai media ekspresi yang telah membawa seniman ke puncak
kebesarannya. Sebaliknya, berkat seniman yang memanfaatkan seni tari
untuk media ekspresinya, maka seni tari menjadi meningkat makin maju
dan bermutu tinggi.
2. Seni
Tari Sebagai Media Komunikasi
Tari
sebagai media media komunikasi adalah salah satu peran tari selain sebagai
media ekspresi, media berpikir kreatif dan media mengembangkan bakat .
Seni merupakan alat komunikasi yang halus sebab simbolis yang
terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut
lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan
disampaikan.
Pengertian
apresiasi tidak terbatas pada kemampuan mengungkap misi, baik yang
menyampaikan atau yang menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni).
Pada prinsipnya, apresiasi seni adalah aktivitas mental yang mencakup
penghargaan yang bersifat subjektif, namun bagi kritikus seni penilaian
sebuah karya tetap akan menjurus pada objektivitas.
Tarian
daerah biasanya diciptakan untuk kepentingan sosial. Tari ini digunakan
sebagai sarana pergaulan, komunikasi dan hiburan. Tarian ini sering
ditampilkan dalam suatu perayaan. Dengan fungsi tari menjadi
dekat rakyat kecil sehingga tarian untuk sosial kebanyakan digunakan
tarian rakyat.
Apabila
disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti
irama tari, gerak tari, atau unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum
secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati,
dankepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya. Tari pada kenyataan
sesungguhnya adalah penampilan gerak tubuh, oleh sebab itu tubuh sebagai
media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh
dapatdinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh
berfungsi menjadi bahasa tari untuk mendapat makna gerak.
Tari
adalah salah satu cabang seni yang memperoleh perhatian besar di
masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal itu menjadi alat ekspresi manusia
dalam karya seni. Sebagai sarana atau media komunikasi yang
universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat
dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja. Peranan tari sangat penting
dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia
memnfaatkan tarian untuk mendukung prosesi acara sesuai
kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan
estetis saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.
Penampilan
suatu seni tari menyampaikan pesan yang ada dalam setiap gerakannya.
Contoh seni tari yang digunakan sebagai media komunikasi yaitu
Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan yang digunakan untuk mengucapkan
selamat datang kepada para tamu. Contoh lainnya merupakan Tari Topeg
Cirebonan, tari ini mengandung simbol-simbol yang melambangkan berbagai
aspek kehidupan seperti nilai kepemimpinan, kebijaksanaan, cinta bahkan
angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejakdilahirkan
hingga menginjak dewasa. Dalam hubungan ini maka seni Tari Topeng ini
dapat digunakan sebagai media komunikasi yang sangat positif sekali.
3. Seni
Tari Sebagai Media Berpikir Kreatif
Tari
sebagai media berpikir kreatif adalah salah satu peran tari selain sebagai
media ekspresi, media komunikasi dan media mengembangkan bakat .Kecerdasan
manusia meliputi tujuh aspek, yaitu logika, bahasa, visual, kinestik,
musik, intrapersonal, dan interpersonal. Ketujuh aspek itu perlu
memperoleh perhatian yang seimbang dalam pendidikan sehingga murid
akan bisa lebih berpikir kreatif. Seni tari, sebagai salah satu pendidikan
seni di sekolah, dapat mengembangkan kemampuan dalam aspek kinestik.
Seni tari bisa menjadi sebuah media untuk bisa berpikir kreatif.
Era
global yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membutuhkan individu- individu yang kreatif dan produktif. Oleh sebab
itu, kreatifitas perlu ditumbuhkambangkan khususnya pada anak-anak
usia dini, sebab pada usia itu berlangsung periode puncak perkembangan
kreatifitas. Pada saat inilah krastivitas secara alamiah muncul sangat
tinggi,tercermin dalam perilaku anak yang selalu ingin tahu dan senang
bertanya serta mempunyai daya khayal tinggi.
Secara
umum sudah banyak dipahami bahwa dalam rangka mengembangkan kreatifitas,
peran pendidik sangatlah penting. Berbagai upaya dilakukan
untuk meningkatkan kreatifitas, baik dirumah atau disekolah. Upaya
itu mangacu pada hakekat kretivitas, peranan pendidik dalam pengembangan
kreatifitas, dan upaya peningkatan kreatifitas anak pada usia dini. Anak
yangkreatif dan cerdas tidak akan jadi dengan sendirinya, melainkan harus
diarahkan. Salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat
mengembangkan kreatifitas anak. Disisi lain kreatifitas yang
mensyaratkankebebasan tak akan berkembang apabila si anak tidak diberi
kesempatan. Kesempatan tanpa bataspun dapat berakibat buruk dan justru
tidak menunjang kreatifitas, sebaliknya disiplin yang kaku tanpa toleransi
akan berpotensi mematikan kreatifitas. Oleh sebab itu, kebebasan dan
disiplin harus dimainkan secara serasi agar dapat mengembangkan potensi
secara optimal.
Untuk
menjadikan bibit unggul yang berkualitas suasana kasih sayang dan stimuli
mental diperlukan untuk merangsang daya kreatifitas anak. Rangsangan itu
bias dengan musik, mengunjungi pameran, menontonpertunjukan wayang, olah
raga dan lain-lain. Aktifitas berkesenian baik di ruangan kelas ataupun di
luar kelas, pada dasarnya dapat merangsang perkembangan jiwa anak.
Kelancaran dalam mengungkapkan perasaan dalam bentuk seni yang tidak harus
mementingkan hasil sebagai tujuan, dapat mendorong fungsi-fungsi jiwa anak
berkembang aktif. Fungsi jiwa anak seperti merasakan, berfantasi,
berfikir, berkehendak dan kemampuan motorik dalam merespon yang ada,
akan terbina dan melatih kepekaan. Ketajaman inderawi yang diasah
melalui kegiatan seni yang mengedepankan proses, pada gilirannya dapat
membantu jiwa anak tanggap pada lingkungan sekitarnya. Sebab
aspek emosional yang dominan dalam kegiatan seni akan tersalurkan
secara wajar.
Keragaman
rangsang itu dapat memberi kontak langsung dengan potensi unggul
yang dimiliki anak pada usia dini guna meningkatkan kecerdasan serta
krativitas. Imajinasi merupakan kata kunci kreatifitas. Tanpa imajinasi
kreatifitas tak akan berkembang. Jangan heran, ada banyak
penemuan-penemuan ilmiah yang berawal justru dari imajinasi.
Dalam
upaya memberdayakan seni tradisi sebagai media pengembangan kreatifitas,
selain kesiapan pendidik dan anak didik beberapa hal yang perlu
diperhatian adalah, tersedianya sarana penunjang, lingkungan
yangmendukung, memberi kesempatan bebas, keterbukaan, dan penghargaan.
Jika berbicara seni tradisi akan berhadapan dengan dua substansi yaitu
benuk fisik dan non fisik. Bentuk fisik merupakan yang terlihat
oleh indera kita seperti, geraknya, komposisi ruangnya, busananya,
rias busananya, dsb. Sedangkan bentuk non fisik merupakan isi, spirit,
ceritera, rasa, kesan yang muncul dari peristiwa seni. Keduanya adalah
sumber yang tak akan habis sebagai bahan pengembangan kreatifitas.
Setting
budaya jawa yang masih ada sekarang sebetulnya mempunyai kekayaan,
keragaman seni tradisi yang luar biasa banyaknya, yang semuanya
dapat digunakan sebagai bahan dalam mengembangkan kreatifitas.
Tradisi kita mempunyai kekuatan yang besar sebab berada dalam suatu
lingkungan, dimana setting kulturnya jelas, yaitu kebudayaan “jawa”. Dan
apabila kita membicarakan tradisi, jangan terimajinasi
dengan pemikiran “tradisi” itu kuno, kolot, ketinggalan jaman, dan
sebagainya. Tradisi akan selalu berjalan,berkembang sesuai dengan jamannya.
Oleh sebab itu nilai-nilai yang terkandung di dalam seni, selalumacam
- macam pula bentuk, gaya, corak, dan kualitas serta fungsinya.
Permasalahannya adalah; masihkah kita memahami seni tradisi kita, jangan-jangan
kita hidup dalam setting budaya jawa yang mempunyai seni
tradisi banyak, tetapi kurang mengkaji substansinya, sehinggatumpuannya
hanya pada ragangane saja. Karena kekurang pahaman kita, lalu menjadi
gampang berubah moyak-mayik. Kalau kita ingin sesuatu yang
esensial, kita harus mau mancari betul atau mengakaji sedalam-dalamnya.
Sebagai contoh; kalau kita akan mengembangkan seni tari tradisi jawa
sebagai sumber kreatifitas, idealnya kita harus mengaji esensi
tari sedalam-dalamnya, “sastra gendinge” jangan hanya dari sisi
geraknya saja. Sebab kalau hanya dari sisi gerak/jogedanya saja ragangannya
tipis sekali. Gerak dalam tari tradisi gaya Sala itu terbatas sekali.
Seni
tradisi secara mendasar mempunyai vokabuler-vokabuler yang lalu menyatu dalam
keutuhan yang mapan, dan digunakan secara terus menerus dari generasi
kegenerasi. Keragaman vokabuler inilah kekayaan tidak ternilai sebagai
bahan yang dapat secara leluasa dikembangkan sesuai dengan penafsiran
dan kreatifitas masing-masing. Seni tari apabila dicermati terdiri
dari komponen-komponen, yang masing-masing komponen mempunyai vokabuler
yang berbeda. Diantara komponen itu al: strukturnya, pendukungnya,
geraknya, kostumnya, iringannya, propertinya, tata pentasnya,
pola lantainya, fungsinya, latar belakang, ceritanya, dll. Dari komponen
geraknya, tari tradisi jawa mempunyai vokabuler seperti; tanjak,
lumaksana, srisik, besud, ulap-ulap, sabetan, nikel warti, sembahan dan masih
banyak lagi.
Demikian
juga rias busana tari tradisi juga mempunyai vokabuler, seperti paesan,
dodot, supit urang, panjen, dll. Beruntung sekali, bahwa gerak yangada
dalam seni tradisi jawa tidak ada pembedaan atau klasifikasi berdasar
umur, dengan demikian membuat ruang gerak kreatif untuk keperluan
kreatifitas anak-anak sangat leluasa.
Dalam
laku kreatif, sebenarnya apa saja dapat digunakan sebagai sumber kreasi,
termasuk seni tradisi. Namun yang perlu diperhatikan bahwa vokabuler atau
bahan yang telah ada dalam tradisi merupakan sebagai sarana, sarana
untuk kebutuhan ungkapan atau kepentingan tertentu, bukan sebagai tujuan.
Apabila kita dapat memahami hal ini, maka perlakuan kita dalam
mengolahbahan adalah wilayah kerja yang sangat leluasa,
penuh interpretasi, serta selalu terformat dalam bingkai nilai yang
aktual. Pengertian kreatifitas dalam pembelajaran seni itu sebenarnya
tebanya sangat luas dan mempunyai modus, sistem, kerja, achievement, out
put berbeda-beda. Keberhasilan sebuah pengembangan kreatifitas akan saling
berkaitan antara individu dan komunitasnya.
4. Seni
Tari Sebagai Media Pengembangan Bakat
Seni
adalah istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi.
Saat kita mendengar kata seni maka yang mungkin muncul dalam benak
kita merupakan suatu karya seni entah berupa benda, musik, bangunan,
lukisan atau benda-benda indah lainnya yang dihasilkan oleh seorang
seniman yang tentunya sangat berbakat dan mempunyai kreatifitas tinggi.
Tari
sebagai media mengembangkan bakat adalah salah satu peran tari selain
sebagai media ekspresi, media komunikasi dan media berpikir kreatif.
Umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir, namun
bakat yang terpupuk sejak lahir akan lebih baik perkembangannya,
sebaliknya walaupun berbakat tetapi tidak dipupuk maka pudarlah bakat itu.
Pendidikan seni tari yang ideal memberikan kesempatan kepada
anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak
awal masa sekolah.
Bakat
merupakan kemampuan alamiah untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan,
baik yang bersifat umum atau yang bersifat khusus. Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya
bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang
berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik,
bakat kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial. Berkaitan dengan adanya
perbedaan individual, setiap anak mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Melalui
seni tari kita dapat mengetahui bakat anak dalam bidang itu. Kemudian kita
juga dapat mengembangkan bakat tari itu sehingga dapat meningkatkan
kualitas diri anak itu. Dengan mempelajari seni tari, para murid
dapat mengembangkan bakat dan minatnya untuk memilih karirnya di masa
mendatang. Tidak terbatas menjadi seorang seniman tari, tetapi bidang
pekerjaan lain yang terkait.
Kesenian
memberikan ruang yang luas kepada seseorang untuk berimajinasi kreatif
dan mengembangkan kreatifitas melalui proses keseniankhususnya seni tari.
Di dalam penelitian yang dilakukan pakar seni, dibuktikan bahwa murid yang
mempelajari kesenian pada biasanya memperlihatkan orisinalitas dan kreatifitas
dalam hal lain. Dengan adanya latihan tari, kitadapat mengukur tingkat respon
anak, sensifitas anak hingga minat anak. Biasanya dapat kita lihat pada
raut muka, tatap mata dan perilaku anak saat latihan ini berlangsung.
Akan tetapi penelitian ini akan memerlukan waktu tertentu sebab ekspresi
anak bersifat temporal, tidak menentu, tergantung pada kondisi
emosionalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya