KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah
ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Taba Penanjung, 2 September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
A.
Latar
Belakang…………………………………...…………………………………………1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..1
C.
Tujuan…………………………………………………………………………………….…1
D.
Manfaat……………………………………………………………………………………...1
BAB
II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...2
A.
Jaringan
Tumbuhan…………………………………………………………………………2
B.
Organ Tumbuhan……………………………………………………………………………7
C.
Jaringan
Hewan……………………………………………………………………………10
D.
Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi……………………………………………………...11
E.
Organ pada
Hewan………………………………………………………………………...21
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………...23
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………………...23
B.
Saran…………………………………………………………………………………….…23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Pada saat
itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan
berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu
kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi yang
sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana
(tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe
sel). Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup,
baik tumbuhan maupun hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam jaringan
yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Bagaimana
jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
2. Bagaimana
organ yang terdapat pada tumbuhan?
3. Bagaimana
kultur jaringan dan sifat totipotensi yang diterapkan pada tumbuhan?
4. Bagaimana
jaringan yang terdapat pada hewan?
5. Bagaimana
organ yang terdapat pada hewan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2.
Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan
D. Manfaat
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
Menumbuhkan
minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada tumbuhan dan hewan.
Menumbuhkan
minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jaringan
Tumbuhan
Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis,
yaitu jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen,
yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1.
Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan
yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif membelah. Pembelahan sel tersebut
berlangsung secara mitosis. Setiap satu sel meristematik membelah dan
menghasilkan sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan
pembelahan berikutnya.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat
antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di
antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau
poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak
sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel
meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan
berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan terjadinya. Berdasarkan letaknya, meristem
dibedakan sebagai berikut.
a.
Meristem
ujung (apikal)
Meritem apikal merupakan meristem yang
terdapat pada ujung – ujung batang dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem
apikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar tumbuhan. Pertumbuhan yang
dihasilkan oleh pembelahan meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan
jaringan yang dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem
ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang
b.
Meristem
antara (interkalar)
Terdapat di antara jaringan dewasa,
contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau famili rumput –
rumputan.
c.
Meristem
samping (lateral)
Meristem lateral merupakan meristem yang
letaknya sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini ditemukan. Misalnya,
berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan meristem lateral
menyebabkan pembesaran pda akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan yang
dihasilkan oleh pembelahan meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan
sekunder dan jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat
aktivitasmeristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping. Berdasarkan
terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
1.
Meristem
primer
Meristem primer adalah meristem yang
berasal langsung dari perkembangan sel – sel embrionik dan merupakan kelanjutan
dari perkemabangan embrio. Meristem primer bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan sekunder
2.
Meristem
sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang
berasala dari perkembangan jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Meristem
sekunder bertanggung jawab terhadapa pertumbuhan sekunder. Contoh meristem
sekunder adalah kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a. Jaringan
Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling
luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan
biji. Jaringan epidermis terdiri atas dereta sel tunggal yang tersusun rapat.
Jaringan epidermis memiliki beberapa modifikasi, baik yang terdapat pada akar,
batang, maupun daun.
Pada umunya, jaringan epidermis berfungsi
sebagai pelindung untuk semua bagiandalam tumbuhan. Namun, fungsi demikian
dapat menjadi berkembang dengan ditemukannya beberapa modifikasi dari jaringan
epidermis.
Sel – sel epidermis dapat berkembang
menjadi alat tambahan atau derivat epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel
kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus.
b. Jaringan
Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu
jaringan yang terbentuk dari sel – sel hidup, dengan struktur morfologi serta
fisiologi yang bervariasi dam masih melakukan proses fidiologi.
Jaringan pernkim disebut jaringan dasar
karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, sel
– sel parenkim melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan kegiatan
fotosintesis, sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen),
transportasi, mengganti, menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang
rusak, dan membentu generasi baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari
tumbuhan.
c. Jaringan Penguat
Jaringan penyokong merupakan jaringan
yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan
Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel
hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan
kolenkim terutama terdapat pada organ – organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Sel – sel kolenkim dapat ditemukan di
dalam jaringan primer yang berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang
sedang tumbuh. Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim akan mengeras atau
berliginin sehingga dapat berubah menjadi sel sklerenkim.
2) Jaringan
Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan
mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim
berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi
jaringan-jaringan yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan
dasar yang terdiri atas sel – sel dengan dinding sekunder yang tebal. Dinding
sekunder tersebut dapat tersusun dari lignin sehingga lebih kuat dan keras
dibandingkan kolenkim. Fungsi utama sklerenkim adalah sebagai penyokong dan
adakalanya berfungsi sebagai pelindung.
d. Jaringan
Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan
terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus.
Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut
zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang
telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang
semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut
hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat
rendah tidak ditemui jaringan ini. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan
ini dibedakan atas xilem ( pembuluh kayu ) dan floem ( pembuluh tapis ).
Fungsi xilem adalah
sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke bagian daun.
Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri
atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati
dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah
mati dengan membran selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi
xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi
untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil
fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai
susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam
bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif
dan sel-sel yang telah mati.
B.
Organ
Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang
umumnya berada di dalam tanah, walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada
akar yang menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan anggrek epifit.
Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer
dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio
dan tetap ada selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan
tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan organik
dari tanah, dan menyimpan makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan
jaringan lain dan dapat bersifat permanen atau hanya temporer. Akar liar
memiliki bermacam – macam fungsi. Akar liar ada yang setelah mencapai tanah
Struktur anatomi akar terdiriatas
beberapa jaringan. Pada penampang melintang akar muda, susunan lapisan akar
dari luar hingga ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar
yang terdiri atas selapis sel berdinding tipis yang berlapis kutikula dengan
susunan yang rapat. Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk
rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi
untuk memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada
tanah. Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar
sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan
oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut eksodermis.
Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim
berdinding tipis. Sel – sel tersebut tidak tersusun rapat sehingga memungkinkan
air dan garam mineral bergerak melalui korteks tanpa masuk ke dalam sel. Sel –
sel korteks mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai
tempat pnyimpanan makanan.
Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang
membatasi korteks dengan stele (perisikel). Endodermis berfungsi mengatur
masuknya garam – garam mineral ke dalam stele.
Stele ( Silinder Pusat
)
Stele batang terletak di sebelah dalam
batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel. Di dalam stele terdapat
sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Pada tumbuhan
dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan
monokotil tida terdapat kambium.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang
berfungsi untuk menegakkan tubuh serta menghubungkan bagian akar dan daun.
Lapisan penyusun batang dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, dan
stele.
Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh
selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar
dlengkapi dengan kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dri kekeringan
Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel
parenkim yang berdinding tipis.
Stele ( Silinder Pusat
)
Stele batang terletak di sebelah dalam
batang. Lapisan terluar dari stele di sebut perisikel. Di dalam stele terdapat
sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem.
3. Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama.
Ketiga jaringan tersebut adalah jaringan dermal ( epidermis ), jaringan dasar (
mesofil ), dan jaringan pembuluh ( berkas pembuluh ).
Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan
atas maupun bawah, umumnya terdiri dari satu lapis sel yang dinding selnya
mengalami penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian bawah
epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur membuka dan
menutupnya stomata.
Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang
berisi banyak kloroplas dan banyak tuang – ruang antarsel.
Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh
helaian daun. Berkas pembuluh pada bagian tengah helaian daun membentuk tulang
daun. Berkas pembuluh pada daun ini merupakan lanjutan dari berkas pembuluh
yang tedapat pada batang.
C. Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi
Kultur
jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Terknik
perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman, seperti daun
dan mata tunas, kemudian menunmbuhkannya pada medium buatan yang kayanutrisi
dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini, bagian – bagian
tanaman yang berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh
sebagai suatu individu.
Pada
dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi yang
terdapat pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang
dapat tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi jaringan pertama kali
ditemukan oleh F.C Steward (1958). Saat itu, ia melihat sifat totipotensi pada
jaringan floem dari akar tanaman wortel.
D. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan
pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga,
dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh
sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi.
Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi ( misalnya, kulit yang melindungi lapisan
di bawahnya terhadap luka – luka mekanis, bahan – bahan kimia, mikrob, dan
kekeringan ). Jaringan epitel lainnya berfungsi untuk absorpsi ( misalnya,
lapisan dalam usus halus ), transportasi ( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi
( misalnya, kelenjar keringat ), sekresi ( misalnya, berupa lendir pada
kelenjar buntu ), dan merespons rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada
lidah ).
Macam
– macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a) Epitel
Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih
dan bersifat permeabel ( dapat tembus ) untuk dilalui molekul atau ion
terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam proses difusi 02 maupun
CO2 serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b) Epitel
Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus
dan berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c) Epitel
Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk
memanjang dan berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi,
sekresi, dan transpor ion.
d) Epitel
Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar,
tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan apikal
epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam saluran
pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat pada lendir dari
paru – paru.
e) Epitel
Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak
adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan
berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang
ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit,
esofagus, dan rongga hidung.
f) Epitel
Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis
banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan tersusun dari
berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi.
Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah
zakar.
g) Epitel
Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia,
jaringan ini hanya ditemukan pada selaput lendir mata dan saluran kelenjar air
liur.
h) Epitel
transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu.
Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini
terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
i) Epitel
Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis
kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan
penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang keras, tulang rawang, jaringan
darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel
penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel
jaringan ikat:
- Fibroblas
: berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk
matriks
- Makrophag
: tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
- Sel
lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
- Sel
plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
- Sel
tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya
longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara organ, juga membungkus saraf dan
pembuluh darah yang memberikan makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya.
Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara
lain fibroblas dan makrofag yang mengandung
serabut kolagen dan elastis. Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan ke sel-sel dan zat buangan keluar
dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam
dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai
jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang putih. Serabut
sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak antara satu dengan yang
lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis.
Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis
kulit, ligamen (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk
memberikan sokongan dan proteksi, menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang
(pada tendon) dan menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil
spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Pada manusia tulang
rawan tedapat di hidung,telinga,laring, trakea,lempeng intervertebral,permukaan
hubungan tulang, an ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur
karena memiliki serat kolagen dan kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat
fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan
susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Kartilago
Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi
serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang
dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran
pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
-
Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen
yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
- Kartilago
elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk
seperti jala.
2. Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh
sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak
terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses
pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak
terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi
organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan
mengikat otot-otot.
3. Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2,
sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen
penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan
trombosit (keping darah).
- Eritrosit:
Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
- Leukosit:
Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit
agranuler dan leukosit granuler.
- Trombosit:
Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar.
Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
4. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan
makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk menahan
timbunan lim[posit dan macrophage.
3. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot.
Serat otot mengandng filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein
kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan memanjang. Otot berfungsi
sebagai alat gerak aktif. Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a) Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki
lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat pada kerangka,
misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi,
kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b) Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang
berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos
berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang
polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf
yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain,
kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa disadari
(involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan
waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam,
isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c) Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang
letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot
lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya
bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang
dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos
yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4. Jaringan Saraf
Struktur Sel Saraf
(Neuron)
Badan sel mengandung inti sel. Setiap
rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit. Dendrit merupakan kumpulan
serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju ke badan sel.
Akson merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa rangsangan
meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel
penyokong yang disebut sel Schwann.
Jenis Sel Saraf
a) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan
rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu
otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul
membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron
sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b) Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan
rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot
dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan
respon tubuh.
c) Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan
antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling
berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson.
Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang
satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps
adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain.
Sinaps mengeluarkan zat untuk empermudah meneruskan rangsang yang disebut
neurotransmitter.
E. Organ Pada Hewan
Tubuh
kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan tugas
berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian
luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan
lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.
Organ
merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama menjalankan satu
fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang tersusun dari
berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan
otot, dan saraf. Jaringanjaringan tersebut bekerja sama dalam rangka
menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan.
Sistem
organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang bekerja sama untuk melakukan
suatu fungsi tertentu. Sistem organ selanjutnya akan membentuk individu.
Tabel
Sistem Organ
No.
|
Sistem
|
Organ
|
Fungsi
|
1.
|
Sistem
pencernaan
|
Mulut,
faring, eksofagus,
lambung,
usus, hati, kantong
empedu,
dan pankreas.
|
Mencerna
makanan, mengabsorbsimolekul-molekulmakanan yang sudah disederhanakan.
|
2.
|
Sistem
pernapasan
|
Hidung,
faring, laring,
trakea,
brokus, paru-paru.
|
Pertukaran
gas (oksigen dan karbon dioksida).
|
3.
|
Sistem
gerak
|
Tulang,
otot
|
Menyokong
dan melindungi organ dalam
|
4.
|
Sistem
transportasi
|
Jantung,
arteri, vena, kapiler, pembuluh limfatik, kelenjar limfa.
|
Mengangkut
oksigen dan sari makanan ke seluruh sel-sel tubuh dan mengangkut zat hasil
metabolisme yang tidak berguna keluar dari sel-sel tubuh, serta
melindungitubuh dari penyakit
|
5.
|
Sistem
ekskresi
|
Paru
– paru, ginjal, kulit, dan hati
|
Mengeluarkan
sisa metabolisme
dari
dalam tubuh dan menjaga keseimbangan sel dengan lingkungannya
|
6.
|
Sistem
saraf
|
Otak,
serabut saraf, simpul saraf, medula spinalis, medula
oblongata.
|
Menerima
dan merespon rangsang dari lingkungannya.
|
7.
|
Sistem
reproduksi
|
Testes
dan ovarium
|
Perkembangbiakan.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup
yang berbeda. jaringan tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup
itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit
terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan
berfungsi sama itu akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan
tersebut akan membentuk organ yang nantinya akan menghasilkan organisme. Begitu
seterusnya secara kontunitas. Setiap penyusun dari jaringan
baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan
organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifetnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga
bermanfaat bagi para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi,D.A.dkk.
2006. Biologi untuk SMA Kelas IX.Jakarta:Erlangga
Sudjadi,Bagod
& Laila,Siti. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya:
Yudhistira
Priyono,Sigit.2008.
Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya