animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Kamis, 30 Maret 2017

Cerpen "Kecewa"



KECEWA
Karya: Tue Bagus Ilham

        Kabut nampak tebal menyelimuti seluruh perkampungan, matahari masih enggan menampakan diri dan lebih memilih bersembunyi dibalik pegunungan. Suasana pagi itu pun menjadi sangat dingin dan membuat setiap jasad enggan terbangun dari alam mimpi. Begitupun dengan Raffi, suasana pagi itu membuat Raffi lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan didalam mimpi. Mimpi telah membawa Raffi kedunia khayalan yang sangat dia senangi,dia beranggapan bahwa “hidup untuk bermimpi, bukan mimpi untuk hidup”, karena kegemaran itu Raffi sering bangun kesiangan.
        “astaga, aku kesiangan lagi nih”. Raffi membuka ponselnya ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06:30, Raffi pun segera beranjak dari tempat tidurnya walaupun suasana pagi seperti suasana diBukit Kaba, kemudian dia membereskan tempat tidurnya dan langsung bergegas menuju kekamar mandi. Pagi itu terasa cepat berlalu, setelah Raffi membereskan kamar dan mandi ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07:00, diapun segera memakai seragam sekolahnya. “duh, masih ada teman apa enggak ya?, bagaimana pergi kesekolahnya?” dia sangat kebingungan karena jam telah menunjukkan pukul 07:08. Untungnya masih ada teman Raffi yang belum berangkat kesekolah akhirnya Rafii berangkat kesekolah bersama temannya yang bernama Bronces, sesampainya disekolah perasaan merekapun cukup lega karena pelajaran belum dimulai ditambah lagi orang yang Raffi kagumi selama ini tersenyum dan datang menghampirinya, senyumannya itu membuat perasaan Raffi lebih lega. Perempuan itu bernama Nagita, dia adalah perempuan yang selama ini Raffi kagumi dengan pipinya yang tembem dan kulitnya yang hitam manis dan mulus seakan lalatpun akan jatuh apabila menempatkan kaki dikulitnya, senyumannya yang manis sangat menambah pesona kecantikkannya dan itu semakin membuat Raffi tergila-gila dengannya.
        Nagita tersenyum kepada seorang laki-laki yang sedang berjalan didepan kelas tidak jauh dari tempat mereka berdiri, Raffi merasa cemburu karena seharusnya senyum itu hanya untuk dirinya. Laki-laki itu bernama Vino, dia adalah mantan kekasih Nagita mereka baru saja putus dua minngu yang lalu, memang Vino jauh lebih tampan dari pada Raffi.
Setelah lama termenung dan berbincang-bincang sedikit dengan Nagita tadi Raffi teringat akan tugasnnya yang belum selesai, dia langsung menuju kekelas dengan sedikit tatapan kepada Nagita. Keningnya kembali mengerut melihat tugas itu, setiap kali dia melihat sosok gadis yang dia kagumi itu pikirannya kembali tumbuh seakan-akan ada yang menyiramnya. Tetapi, pernah sesekali Raffi terlihat kesal ketika melihat Nagita sedang duduk berdekatan dengan Vino, dan jantungnya berdebar kencang seakan ingin keluar. Nagita dan Vino juga satu kelas dengan Raffi, jadi tidak jarang Raffi melihat Nagita dan Vino sedang duduk berdekatan. Tak terasa tinggal satu soal lagi yang belum Raffi kerjakan, dan setelah beberapa menit Raffi pun dapat menyelesaikan tugas itu.
        Mataharipun mulai beranjak menampakkan dirinya, dan bell masukpun berbunyi. Pelajaranpun dimulai pelajaran pertama adalah Bahasa Insonesia, Raffi merasa cukup lega karena tugasnya telah selesai, Raffi tidak bisa membayangkan bagaimana jika tugas itu tidak selesai, hukuman apa yang akan diberikan oleh ibu rosalita kepadanya dengan badan tinggi kekar menambah ciri garang seorang guru. Waktu begitu cepat berlalu tak terasa jam ibu Rosalita telah selesai. Seperti biasa disela-sela jam kosong seperti ini Raffi biasanya mendekati Nagita walaupun sedikit ragu, tapi kali ini Raffi memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Nagita.
                      “hay Nagita kamu lagi buat apa?”tanya Raffi
                      “Ini nih lagi buat catatan kemarin belum selesai” jawabnya
                      “Nagita aku boleh jujur nggak ?” tanya Raffi lagi dengan jantung yang berdebar kencang
                      “boleh emangnya mau bilang apa?”jawab Nagita sambil menampakkan raut wajah yang kebingungan
                      “Nagita sebenarnya aku sayang banget sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?” tanya Raffi yang sangat berharap Nagita mau menerimanya
                      “mmmmmm” belum selesai Nagita menjawab pertanyaan Raffi tadi Raffi langsung memotong perkataannya
                      “eh tapi kalau kamu nggak mau, nggak apa-apa kok” Raffi menuju ketempat duduknya dengan perasaan yang sedikit malu. Dua minggu Raffi menunggu kepastian dari Nagita, ternyata masih belum juga ada jawaban. Dua minggu kemudian Raffi pergi kesekolah seperti biasanya, sesampainya disekolah Alex yaitu teman karibnya Raffi dari SMP dulu, Alex berkata kepada Raffi dia sudah berbincang-bincang dengan Nagita dia bilang kalau Nagita juga suka sama Raffi, Raffi sangat terkejut mendengar ucapan Alex itu seakan-akan tidak percaya dengan ucapan Alex itu. raffi sangat senang mendengar perkataan Alex, Raffi pun langsung segera menuju keteras kelas guna memastikan perkataan Alex. Raffi melihat Nagita sedang duduk sendirian didepan kelas seaakan ada yang ditunggunya, Raffipun segera menghampirinya.
                      “kamu lagi ngapain ta?” tanya Raffi dengan sedikit gugup
                      “enggak lagi ngapa-ngapain kok” sambil sedikit menebarkan senyuman manisnya itu.
                      “mmmmm Nagita apa benar yang dikatakan Alex kepadaku, alex bilang kamu juga suka sama aku?” tanya Raffi
Nagita pun menganggukkan kepala sambil tersipu malu. Bell masukpun berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai, sekarang Raffi sangat merasa bahagia karena bisa berpacaran dengan sseorang wanita yang selama ini dia kagumi. Tapi Nagita bilang sama Raffi jika dia ingin merahasiakan hubungannya dengan Raffi, karena tidak ingin dicemooh oleh teman-teman sekelasnya. Bagi Raffi itu tidak jadi masalah, hari-hari Raffi selalu bahagia karena selalu dihiasi wajah manis Nagita, belum lama mereka berpacaran sewaktu jam terakhir dikelas Raffi melihat Nagita sedang duduk berdua dengan Vino, dia hanya tersenyum untuk menutupi rasa kecemburuannya itu, mungkin ini maksud Nagitas untuk merahasiakan hubungannya dengan Raffi, memang Nagita pernah bilang kepada Raffi kalau dia belum bisa ngelupain Vino dari pikirannya, bayang-bayang Vino selalu muncul dibenaknya. Sering kali Nagita mencoba untuk melupakan Vino tetapi Vino terus memberi Nagita harapan, Nagita tidak bisa melawan perasaan itu Nagita juga bernah bilang sama Raffi jika dia melawan perasaan itu, itu sama saja dia menyakiti perasaannya sendiri. Tetapi Nagita tidak pernah berfikir kalau Raffi lebih sakit dibandingkan dengan Nagita, Raffi hanya ingin dihargai dan dianggap oleh Nagita. Setelah beberapa hari kemudian kelakuan Nagita semakin meningkat tidak jarang Nagita membuat Raffi sakit hati, akhirnya Raffi meminta Nagita untuk memilih salah satu diantara mereka berdua.
                       “Nagita aku minta kamu jawab jujur!! Sampai sekarang kamu masih suka kan sama Vino?” tanya Raffi
                       “enggak ah,,,siapa bilang?” Nagita kelihatan kebingungan
                       “gini aja,,, sekarang sebaiknya kamu pilih antara kami berdua, aku atau Vino” tanya Raffi dengan raut wajah yang serius.     
                       “Fi, maaf ya sebenarnya aku belum bisa move on dari Vino sepertinya lebih baik kita berteman saja” jawab Nagita
                       “iyaudah, nggak apa apa kok itukan hak kamu, yaudah aku kekelas dulu yaa” Raffi pun menuju kekelas dengan perasaan yang sangat kecewa.


Unduh file wordnya disini "GREENTHREE"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...