animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Senin, 24 Desember 2018

Laporan Data Kependudukan Kelurahan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah


LAPORAN DATA KEPENDUDUKAN
 KELURAHAN TABA PENANJUNG
KABUPATEN BENGKULU TENGAH






DISUSUN OLEH
Nama                   : Anggi Kusumah
NPM           : E1D017102
Prodi          : Agribisnis
Mata Kuliah        : Pengantar Ilmu Kependudukan
Dosen Pengampuh        : Ir. Basuki Sigit Priyono, M.Sc.
                                         Ir. Ellys Yuniarti, M.Si.
                                         Septri Widiono, SP.M.Si.


LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
Kata Pengantar

                Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan rahmatnya penulis mampu menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Laporan Data Kependudukan Kelurahan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah.  Tugas pengumpulan data ini diselesaikan guna memenuhi nilai semester yang akan diserahkan pada tanggal 10 November 2018. Pada pembahasan ini penulis mencoba mengetahui data-data penduduk di Kelurahan Taba Penanjung, seperti jumlah penduduk berdasarkan umur, pendidikan, jenis kelamin, mata pencaharian, jumlah kelahiran, tenaga kerja, mobilitas, dan mortalitas. Oleh sebab itu penulis berusaha semaksimal mungkin menggambarkan atau menerangkan beberapa materi mengenai pengertian serta perhitungan data-data penduduk Kelurahan Taba Penanjung.
         Penulis juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak Ir. Basuki Sigit Priyono, M.Sc., Ibu Ellys Yuniarti, M.Si., dan Bapak Septri Widiono, SP.M.Si. sebagai dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Kependudukan yang telah memberikan arahan dan masukan. Juga tidak lupa kepada Bapak Lurah Kelurahan Taba Penanjung yang telah sudi melayani untuk pengambilan data jumlah penduduk berdasarkan umur, pendidikan, jenis kelamin, mata pencaharian, jumlah kelahiran, tenaga kerja, mobilitas, dan mortalitas di Kelurahan Taba Penanjung.        
         Banyak hal penting yang perlu dipelajari pada pembahasan ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran, kritikan dan masukan  yang sifatnya membangun guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis ucapkan selamat membaca, Terimakasih.


        





                                                                                                Bengkulu, Desember  2018

                                                                                                            Penulis
     
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................  

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN................................................................9
3.1 Deskripsi Data................................................................................................. 9
3.2 Pembahasan..................................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................... 17
4.2 Saran................................................................................................................ 17

Daftar Pustaka.......................................................................................................
Lampiran...............................................................................................................














BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut  politik, ekonomi,  sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU No. 23 Th 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi  telah menggunakan istilah demografi  untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata :
v  demos, yang artinya rakyat/penduduk
v  grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
v  Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk
Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi penduduk serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status). Merupakan analisa statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar variable demografi (Dependen dan independen)
Pengertian penduduk menurut Irma (2009) adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus atau kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati  wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah  bisa didefinisikan menjadi dua:
1.    Orang yang tinggal di daerah tersebut.
2.    Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal  di situ.
Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota.  Secara geografis, penduduk Indonesia tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Secara administratif (dan politis), penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang mempunyai lebih dari 440 kabupaten dan kota.
Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu dari tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi, dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan.
Analisis dan perkiraan besaran dan arus perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan hal yang penting bagi terlaksananya pembangunan manusia seutuhnya, terutama di era otonomi daerah.  Apalagi jika analisis mobilitas tersebut dilakukan pada suatu wilayah administrasi yang lebih rendah daripada tingkat propinsi. Tingkat mobilitas penduduk baik permanen maupun nonpermanen justru akan lebih nyata terlihat pada unit administrasi yang lebih kecil seperti kabupaten, kecamatan, dan kelurahan/desa.
Transmigrasi (Latin: trans - seberang, migrare - pindah) adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.
Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Kritik mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para transmigran untuk menggantikan populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan separatis lokal. Program ini beberapa kali menyebabkan persengketaan dan percekcokan, termasuk juga bentrokan antara pendatang dan penduduk asli setempat.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut:
v  Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan
v  Mendukung kebijakan energi alternatif (bio-fuel)
v  Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia
v  Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan
v  Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan


1.2 Rumusan Masalah
1.    Agar kita mengetahui jumlah penduduk dalam usia produktif maupun non produktif
2.    Agar kita mengetahui perkembangan penduduk yang ada
3.    Agar kita mengetahui persebaran serta kepadatan penduduk yang  ada  di desa
4.    Mempelajari lebih mendalam tentang demografi dan studi kependudukan.
5.    Mengetahui lebih lanjut cara-cara menghitung data-data kependudukan yang telah tersedia.
6.    Menganalisa data penduduk menurut umur , pendidikan, jenis kelamin, mata pencaharian, jumlah kelahiran, tenaga kerja , mobilitas dan mortalitas suatu kelurahan dalam bentuk piramida dan menginterpretasikannya.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penduduk menurut UU RI No.10 tahun 1992 adalah orang dalam mantranya sebagai pribadi, anggota keluarga,anggota masyarakat,warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara  pada waktu tertent   ( Mantra, 2003).
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara visual pada sebuah grafik yang disebut piramida penduduk. Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis vertikal menggambarkan jumlah penduduk dari nol lalu naik. Kenaikkan ini dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horisontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut maupun relatif (Mantra, 2003).
Data kependudukan yang dapat disajikan sampai wilayah administrasi terkecil sangat berguna bagi perencanaan pembangunan. Karena registrasi penduduk di Indonesia belum dapat menghasilkan data kependudukan seperti yang diharapkan, maka sensus penduduk menjadi satu-satunya sumber data kependudukan yang diharapkan mampu memberikan gambaran keadaan penduduk Indonesia (Handoyo, 2006)
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditasyang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Adapun berbagai ukuran-ukuran mortalitas yaitu :
a.    Case Fatality Rate (CFR) Angka Kefatalan Kasus
            CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
            Rumus: CFR = (P/T)k,  dimana P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu dan T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dilihat lebih spesifik menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.

b.    Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
            Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus: CDR= (D/P)k, dimana D= jumlah kematian yang dicata selama 1 tahun dan P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Manfaat CDR antara lain sebagai gambaran status kesehatan masyarakat, gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat, gambaran kondisi sosial ekonomi, gambaran kondisi lingkungan dan biologis, serta untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk.
c.    Age Spesific Death Rate (ASDR) Angka Kematian Menurut Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengahan tahun.
Rumus: ASDR= (dx/px)k , dimana dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x, px = jumlah penduduk pada golongan umur x pada pertengahan tahun yang sama, dan k = konstanta. Manfaat ASDR antara lain  untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur, untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah, dan untuk menghitung rata-rata harapan hidup.
d.    Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita
          Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.
          Rumus:  UFMR = (M/R)k , dimana M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun, R = Penduduk balita pada tahun yang sama, dan k = Konstanta. Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk status kesehatan bayi dan anak.
e.    Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi
          Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. (Rusli, Said. 2012.)


Faktor faktor Penyebab Kepadatan Penduduk sebagai berikut.
1. Faktor Kelahiran
Faktor ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan penduduk. Contohnya di Jawa timur, Data Badan Pusat Statistik Pada tahun 1971 jumlah penduduk jawa timur mencapai 25 juta jiwa, pada tahun 1980 meningkat menjadi 29 juta, pada tahun 1990 meningkat menjadi 32 juta, pada tahun 1995 meningkat menjadi 33 juta, pada tahun 2000 meningkat menjadi 34 juta dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 37 juta jiwa. Jika ini pertambahan penduduk ini terus terjadi, akan menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk.
2. Faktor Iklim dan Tempat Strategis
Faktor ini juga menjadi salah satu penyebab kepadatan penduduk. Dengan iklim yang nyaman dan letak tempat yang strategis membuat penduduk beramai-ramai untuk menetap di wilayah tersebut. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka secara perlahan akan menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ini juga menjadi salah satu penyebab kepadatan penduduk. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan di suatu wilayah menyebabkan penduduk berbondong-bondong untuk menetap di wilayah tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab kepadatan penduduk di suatu wilayah.
4. Faktor Sosial
Faktor ini menjadi salah satu penyebab kepadatan penduduk. Penduduk akan senang dengan suatu tempat yang wilayahnya relatif aman. Jika suatu wilayah memiliki kondisi yang relatif tidak aman, maka wilayah tersebut hanya akan ditempati oleh beberapa penduduk saja. (Sugiharyanto, 2007)

Menurut siswono yudhohusodo (1998 : 6) bahwa pengertian “transmigrasi merupakan program kemanusiaan yang menyangkut nasib ribuan,bahkan jutaan, manusia indonesia”. Program ini berusaha mewujudkan impian dari jutaan rakyat yang hidup dalam kemiskinan, yang terdiri dari para buruh tani, yaitu petani yang berlahan sempit, para peladang berpindah, para perambah hutan, buruh-buruh miskin, nelayan-nelayan miskin, para penganggur.dalam kunjungan ke berbagai daerah permukiman transmigrasi yang berhasil, kehidupan masyarakat baru yang sejahtera di banyak unit permukiman transmigrasi. Program transmigrasi tidak sepi dari kritik, baik dari dalam maupun luar negeri. Masih terdengar banyak kritik yang menyatakan bahwa program transmigrasi merupakan jawanisasi
1.        Teori Malthus (Thomas Robert Malthus).
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
a.         Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
b.        Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung).
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju. Teori yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
a.         Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.
b.        Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
c.         Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
d.        Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari Negara.
Beberapa Pandangan Terhadap Teori Malthus. Bermacam-macam reaksi timbul terhadap teori Malthus, baik dari golongan ahli ekonomi, sosial dan agama.

2.        Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia. Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Pendapat Aliran Marxist:
a.         Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
b.        Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
c.         Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.

3.        Teori Transisi Kependudukan
Tahap Peralihan keadaan demografis:
a.              Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan meningkat. Penemuan obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.
b.             Angka kematian menurun,tingkat kelahiran masih tinggi, pertumbuhan penduduk meningkat. Adanya Urbanisasi., usia kawin meningkat. ,Pelayanan KB > Luas., pendidikan meningkat.
c.              Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun - laju pertumbuhan penduduk menurun.
d.             Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti kategori I - mendekati nol. Keempat kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang melaksanakan pembangunan ekonomi


BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data
No
Perincian
Jumlah Jiwa
1.
Penduduk Awal (Po)
1269
2.
Penduduk Akhir tahun (Pt)
1253
3.
Penduduk Tengah tahun (Ptt)
1261
4.
Kelahiran (B)
2
5.
Kematian (D)
3
6.
Penduduk masuk (I)
1
7.
Penduduk keluar (E)
16
8.
Penduduk Umur 0-6 tahun
172
9.
Penduduk Umur 7-14 tahun
250
10.
Penduduk Umur 15-19 tahun
136
11.
Penduduk Umur 20-24 tahun
130
 12.
Penduduk Umur 25-29 tahun
118
13.
Penduduk Umur 30-34 tahun
93
14.
Penduduk Umur 35-39 tahun
89
15
Penduduk Umur 40-44 tahun
76
16
Penduduk Umur 45-49 tahun
67
17
Penduduk Umur 50-64 tahun
69
18
Penduduk Umur 65> tahun
53



Perhitungan Data Penduduk:
PENGUKURAN PERUBAHAN PENDUDUK
  1. Rasio Anak Terhadap Wanita (RAW)
24,26
  1. Rasio Beban Tanggungan

  1. Jumlah Penduduk Tengah Tahun (PTT)
          PTT=1261

PENGUKURAN PERKEMBANGAN PENDUDUK
  1. Persamaan Penduduk Berimbang
PT=1259

  1. Reit Perkembangan Penduduk Pada Tahun Tertentu
= 0,01268834 %


PERHITUNGAN ANGKA FERTILITAS (KELAHIRAN)
  1. Reit Kelahiran Kasar (CBR)

  1. General Fertility Rate (GFR)
GFR= 2,82

  1. General Reproduction Rate (GRR)
GRR =
ASFFR1 =
      ASFFRI =
ASFFRI =  0,0147

ASFFR2 =
ASFFR2 =
ASFFR2 =  0,0154

ASFFR3 =
ASFFR3 =
ASFFR3 =  0,0169

ASFFR4 =
ASFFR4 =
ASFFR4 =  0,0215
ASFFR5  =
ASFFR5 =
ASFFR5 =  0,0225

ASFFR6  =
ASFFR6 =
ASFFR6 =  0,0263

ASFFR7  =
            ASFFR7 =
 ASFFR7 =  0,0298

GRR =
GRR = 0,0147 + 0,0154 + 0,0169 + 0,0215 + 0,0225 + 0,0263 + 0,0298
GRR  = 0,1471
PERHITUNGAN ANGKA MORTALITAS (KEMATIAN)
Reit Kematian Kasar (CDR)
C
C
CDR=2,379

PERHITUNGAN ANGKA MIGRASI
  1. Angka Mobilitas (m)
M=13,48




Keterangan :
M = I + E
M=1+16
M=17
Ptt = Penduduk Tengah Tahun

  1. Angka Migrasi Masuk (MI)
MI=0,79
Keterangan :
I = Jumlah Imigrasi (Penduduk Masuk)
Ptt = Penduduk tengah tahun

  1. Angka Migrasi Keluar (Mo)
Mo= 12,69
Keterangan:
E = Jumlah Emigran (Penduduk Keluar)
Ptt = Penduduk tengah tahun

  1. Angka Mingrasi Netto (Mn)
Mn=11,89
Keterangan :
I = penduduk masuk (imigran)
E = penduduk keluar (emigran)
Ptt = penduduk tengah tahun
3.2 Pembahasan
Kelurahan Taba Penanjung berdiri pada tahun 1981 termasuk bagian wilayah Marga Selupu Baru Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara.
Nama Kelurahan diambil dari nama Rejang Tabea yang artinya “Dataran Rendah”, Penan artinya “Tempat”, dan Jung artinya “Perahu". Sehingga dalam bahasa Indonesia, Taba Penanjung berarti “Dataran Rendah Tempat Peristirahatan/singgah perahu-perahu”.
Sejak dihapusnya marga pada tahun 1981 Kelurahan Taba Penanjug adalah bagian dari wilayah Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan UU No.14 tahun 2008 yang terletak di wilayah Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah.
            Jumlah seluruh penduduk Taba Penanjung tahun 2017 adalah 603 jiwa penduduk laki-laki dan 650 jiwa penduduk laki-laki. Jadi, seluruh penduduk di Kelurahan Taba Penanjung adalah 1.253 Jiwa.
            Menurut tingkat pendidikannya, dengan pendidikan S-2 5 orang dan sudah PNS, pendidikan S-1 70 orang, pendidikan D-IV 1 orang, pendidikan D-III 30 orang, pendidikan D-II 15 orang, pendidikan SLTA/SMK/MA 225 orang, pendidikan SD/MI 317 orang, pendidikan SR 20 orang, serta pendidikan TK/PAUD 20 orang.
            Jumlah penduduk berdasarkan mata pencarian, petani kebun 104 orang, petani sawah 90 orang, pedagang 50 orang, PNS/TNI/POLRI 70 orang, Swasta 130 orang. Pada tahun 2017 terjadi kematian 3 orang, kelahiran 3 orang, masuk warga pendatang 1 orang, dan pindah keluar 16 orang.
            Rasio adalah ukuran relatif, sehingga tidak merupakan indikator besarnya angka angka yang diperbandingkan. Tujuan dari penyajian rasio adalah untuk menjawab pertanyaan tiap unit angka kedua berapa unitkah pada angka pertama kendatipun demikian angka rasio. Dari perhitungan  kependudukan diatas yang didapat dari data Kelurahan Taba Penanjung. Penduduk tengah tahun adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Pertambahan penduduk alami, semata-mata merupakan selisih jumlah kelahiran terhadap jumlah kematian.
Rasio yang dihitung dengan dasar interval waktu tertentu,biasanya dengan interval satu tahun disebut Reit.Perhitungan Reit kematian kasar ini menggunakan rumus : jumlah kematian 1tahun per jumlah penduduk tengah tahun dikali 1000. Sedangkan Reit kelahiran kasarnya pada hasil perhitungan didapat  0 dengan jumlah kelahiranya 0 jiwa. Hasil perhitungan itu didapat dengan menggunakan rumus  jumlah kelahiran 1 tahun per jumlah penduduk tengah tahun dikali 1000.
Pengukuran perkembangan penduduk melibatkan data-data jumlah penduduk akhir tahun (Pt), jumlah penduduk awal tahun (Po), jumlah kelahiran (B), jumlah kematian (D), imingran(I), Emigran(E). Jika semua data  tersebut dapat diketahui maka untuk setiap saat jumlah penduduk dapat diketahui. Jika angka kematian dan kelahiran tidak tersedia, dan hanya jumlah penduduk saja yang diketahui maka perkembangan penduduk dapat   diperkirakan dengan menggunakan persamaan geometric dan eksponensial.
Pada pengukuran Fertilitas dan Reproduksi. Reit kelahiran kasar adalah ukuran kelahiran yang digunakan meluas. Reit kelahiran kasar menggunakan rumus : Kelahiran selama setahun dibagi dengan penduduk tengah tahun dari tahun yang sama dikali dengan 1000. Reit kelahiran kasar ini mempunyai kelemahan yaitu tidak memisahkan jumlah penduduk perempuan dengan penduduk laki-laki dan kebaikannya datanya sederhana hanya memperlihatkan jumlah penduduk selama satu tahun. Reit Fertilitas Spesifik Menurut Umur  (ASFR) merupakan penjernian lebih jauh dari ukuran fertilitas. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ketempat lain atau dari suatu negara kenegara lain. Ukuran-ukuran migrasi meliputi angka mobalitas, Angkatan kerja (labour force) merupakan konsep yang memperlihatkan economically cative population,sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang tergolong non-economically active population. Angka migrasi neto adalah selisih banyaknya migran masuk dan keluar dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam satu tahun.

Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. dua diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya bisa menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.
Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah. Dengan begitu memudahkan suatu negara untuk menentukan tujuan.
Distribusi segitiga/eksponensial = Distribusi piramida adalah distribusi segitiga penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial.
Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
Bagaimana komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin serta karakteristik penduduknya akan memberikan pengelompokan secara:
1.    Ekspansif jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok  umur muda
2.    Konstruktif jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya sedikit
3.    Stasioner jika banyaknya penduduk dalam kelompok termuda dan dewasa sama banyaknya.

Umur
Laki-Laki
Perempuan
0-1
17
14
2-5
54
53
6-7
33
63
8-15
96
153
16-56
385
380
57>
18
20
Jumlah
603
650

Piramida Penduduk Kelurahan Taba Penanjung
Title: Piramida Penduduk Kelurahan Taba Penanjung
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1   Kesimpulan
Tingkat kelahiran pada data kependudukan Kelurahan Taba Penanjung  ini lebih kecil dibandingkan tingkat kematian yaitu tingkat kelahiran sebanyak 3 jiwa dan tingkat kelahiran sebanyak 1 jiwa. Pada angka migrasi, tingkat emigran (penduduk keluar) lebih besar dibandingkan imigran (penduduk masuk). Pada imigran sebesar 1 jiwa penduduk, dan pada angka emigran sebesar 16 jiwa penduduk. Pada angka tingkat pendidikan Kelurahan Taba Penanjung yaitu seluruh jiwa penduduknya yaitu 1.147. Serta seluruh angkatan kerja pendudukan Kelurahan Taba Penanjung adalah 444 dari berbagai bidang pekerjaan, dengan jumlah penduduk seluruhnya 1.253.
Kepadatan penduduk dan kemiskinan penduduk erat kaitannya dengan mobilitas, kelahiran serta kematian, dengan adanya transmigrasi pemerintah dapat membantu mengurangi kepadatan penduduk di daerah tertentu dan dapat membantu masyarakat miskin menjadi hidup lebih baik dengan harapan bahwa di daerah tujuan transmigrasi masyarakat yang mengikuti program transmigrasi dapat mendapat pekerjaan yang lebih baik atau bahkan dapat menciptakan pekerjaan sendiri.

5.2  Saran
Bila ada kritikan atau pendapat mengenai makalah ini tolong sampaikan kepada saya supaya saya dapat membenahi lagi penulisan laporan ini. Terima kasih


DAFTAR PUSTAKA

Arsip data Kelurahan Taba Penanjung
David Lucas, Peter McDonald, Elspeth Young, Christabel Young. 1984. Pengantar kependudukan. Nin Bakdi Sumanto dan Riningsih Saladi, penerjemah. Yogykarta: Gajah Mada University Pres Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan.
Handoyo, Budi. 2006.Dinamika Penduduk. http://www. Malang/FMIPA
Irma. 2010. Pengertian Penduduk ( terhubung berkala) http://irma5.blogdetik.com/files /2009 /10/pkn11.pdf (diakses Sabtu 29 Mei 2010).
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pasay, Ahmad Haidy N. 1980. Migrasi Masuk Ke Jakarta dalam Analisa Kependudukan Berdasarkan Data Sensus Penduduk 2000. Jakarta: Biro Pusat Statistik.
Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES
Sugiharyanto, 2007. Geografi dan Sosiologi 2. Penerbit Yudistira : Yogyakarta.















































LAMPIRAN












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...