LAPORAN DATA KEPENDUDUKAN
KELURAHAN TABA PENANJUNG
KABUPATEN BENGKULU TENGAH
DISUSUN OLEH
Nama : Anggi Kusumah
NPM : E1D017102
Prodi : Agribisnis
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Kependudukan
Dosen Pengampuh : Ir. Basuki Sigit Priyono, M.Sc.
Ir. Ellys Yuniarti, M.Si.
Septri Widiono, SP.M.Si.
LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI
PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa, dimana atas berkat dan rahmatnya penulis mampu menyelesaikan tugas laporan
yang berjudul
“Laporan
Data Kependudukan Kelurahan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah”. Tugas
pengumpulan data ini diselesaikan guna memenuhi nilai semester yang akan
diserahkan pada tanggal 10 November 2018. Pada pembahasan ini penulis mencoba mengetahui data-data penduduk di
Kelurahan Taba Penanjung, seperti jumlah penduduk
berdasarkan umur, pendidikan, jenis kelamin, mata pencaharian, jumlah
kelahiran, tenaga kerja, mobilitas, dan mortalitas. Oleh sebab itu penulis berusaha semaksimal mungkin
menggambarkan atau menerangkan beberapa materi mengenai pengertian serta
perhitungan data-data penduduk Kelurahan Taba Penanjung.
Penulis
juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak Ir. Basuki Sigit Priyono,
M.Sc., Ibu Ellys Yuniarti, M.Si., dan Bapak Septri Widiono, SP.M.Si. sebagai
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Kependudukan yang telah memberikan arahan dan
masukan. Juga tidak lupa kepada Bapak Lurah Kelurahan Taba Penanjung yang telah
sudi melayani untuk pengambilan data jumlah penduduk berdasarkan umur,
pendidikan, jenis kelamin, mata pencaharian, jumlah kelahiran, tenaga kerja,
mobilitas, dan mortalitas di Kelurahan Taba Penanjung.
Banyak
hal penting yang perlu dipelajari pada pembahasan ini, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan saran, kritikan dan masukan
yang sifatnya membangun guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis ucapkan selamat
membaca, Terimakasih.
Bengkulu,
Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN................................................................9
3.1 Deskripsi Data................................................................................................. 9
3.2 Pembahasan..................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................... 17
4.2 Saran................................................................................................................ 17
Daftar Pustaka.......................................................................................................
Lampiran...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kependudukan adalah hal yang
berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran,
kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU
No. 23 Th 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk
memberikan pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli
demografi telah menggunakan istilah
demografi untuk menunjuk pada demografi
formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yang terdiri dari kata
:
v
demos, yang artinya rakyat/penduduk
v
grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
v
Demografi: adalah tulisan atau
karangan tentang rakyat atau penduduk
Demografi adalah suatu studi
mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi penduduk serta
komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai
natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status).
Merupakan analisa statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar
variable demografi (Dependen dan independen)
Pengertian penduduk menurut Irma
(2009) adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh
aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus
menerus atau kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1.
Orang yang
tinggal di daerah tersebut.
2.
Orang yang
secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut tempat
tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara
geografis dan persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada
persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota.
Secara geografis, penduduk Indonesia tersebar di beberapa pulau besar dan
pulau-pulau atau kepulauan. Secara administratif (dan politis), penduduk
Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang mempunyai lebih dari 440 kabupaten dan
kota.
Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu dari
tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi
jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian
mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi, dan
distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan
terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata,
adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan
migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah
dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan.
Analisis dan perkiraan besaran dan arus perpindahan penduduk (migrasi
atau mobilitas) merupakan hal yang penting bagi terlaksananya pembangunan
manusia seutuhnya, terutama di era otonomi daerah. Apalagi jika analisis
mobilitas tersebut dilakukan pada suatu wilayah administrasi yang lebih rendah
daripada tingkat propinsi. Tingkat mobilitas penduduk baik permanen maupun
nonpermanen justru akan lebih nyata terlihat pada unit administrasi yang lebih
kecil seperti kabupaten, kecamatan, dan kelurahan/desa.
Transmigrasi (Latin:
trans - seberang, migrare - pindah) adalah suatu program yang
dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari
suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah
Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.
Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan
penduduk di pulau Jawa,
memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan
tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan,
Sumatra, dan Sulawesi.
Kritik mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para
transmigran untuk menggantikan populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan
separatis lokal. Program ini beberapa kali menyebabkan persengketaan dan
percekcokan, termasuk juga bentrokan antara pendatang dan penduduk asli
setempat.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi
dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut:
v Mendukung
ketahanan pangan dan penyediaan papan
v Mendukung
kebijakan energi alternatif (bio-fuel)
v Mendukung
pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia
v Mendukung
ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan
v Menyumbang
bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan
1.2 Rumusan Masalah
1.
Agar kita mengetahui jumlah penduduk dalam usia produktif maupun non produktif
2.
Agar kita
mengetahui perkembangan penduduk yang ada
3.
Agar kita mengetahui
persebaran serta kepadatan penduduk yang
ada di desa
4.
Mempelajari lebih mendalam tentang
demografi dan studi kependudukan.
5.
Mengetahui lebih lanjut cara-cara
menghitung data-data kependudukan yang telah tersedia.
6.
Menganalisa data penduduk menurut umur ,
pendidikan, jenis kelamin, mata pencaharian, jumlah kelahiran, tenaga kerja ,
mobilitas dan mortalitas suatu kelurahan dalam bentuk piramida dan
menginterpretasikannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penduduk menurut UU RI No.10 tahun 1992 adalah
orang dalam mantranya sebagai pribadi, anggota keluarga,anggota
masyarakat,warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu
tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertent (
Mantra, 2003).
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat
digambarkan secara visual pada sebuah grafik yang disebut piramida penduduk.
Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis
yang saling tegak lurus. Garis vertikal menggambarkan jumlah penduduk dari nol
lalu naik. Kenaikkan ini dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan.
Sumbu horisontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut
maupun relatif (Mantra, 2003).
Data kependudukan yang dapat disajikan sampai wilayah
administrasi terkecil sangat berguna bagi perencanaan pembangunan. Karena
registrasi penduduk di Indonesia belum dapat menghasilkan data kependudukan
seperti yang diharapkan, maka sensus penduduk menjadi satu-satunya sumber data
kependudukan yang diharapkan mampu memberikan gambaran keadaan penduduk
Indonesia (Handoyo, 2006)
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian
(umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar
suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per
tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditasyang merujuk
pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Adapun
berbagai ukuran-ukuran mortalitas yaitu :
a. Case Fatality Rate (CFR)
Angka Kefatalan Kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang
terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut
pada tahun yang sama.
Rumus: CFR = (P/T)k, dimana P = Jumlah kematian terhadap penyakit
tertentu dan T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama. Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyakit
dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dilihat lebih spesifik
menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.
b. Crude Death Rate (CDR) Angka
Kematian Kasar
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per
1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena angka ini
dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di
dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus: CDR= (D/P)k, dimana D=
jumlah kematian yang dicata selama 1 tahun dan P=Jumlah penduduk pada
pertengahan tahun yang sama. Manfaat CDR antara lain sebagai gambaran status
kesehatan masyarakat, gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat,
gambaran kondisi sosial ekonomi, gambaran kondisi lingkungan dan biologis,
serta untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk.
c. Age Spesific Death Rate
(ASDR) Angka Kematian Menurut Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan
umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada
pertengahan tahun.
Rumus: ASDR= (dx/px)k , dimana dx
= jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x, px = jumlah
penduduk pada golongan umur x pada pertengahan tahun yang sama, dan k =
konstanta. Manfaat ASDR antara lain untuk mengetahui dan menggambarkan
derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan
umur, untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah, dan
untuk menghitung rata-rata harapan hidup.
d. Under Five Mortality Rate
(UFMR) Angka kematian Balita
Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka
kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam
satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.
Rumus: UFMR = (M/R)k , dimana M = Jumlah kematian balita yang dicatat
selama satu tahun, R = Penduduk balita pada tahun yang sama, dan k = Konstanta.
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat
karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk status kesehatan bayi
dan anak.
e. Infant Mortality Rate (IMR)
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang
dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. (Rusli, Said. 2012.)
Faktor faktor Penyebab Kepadatan Penduduk sebagai
berikut.
1. Faktor Kelahiran
Faktor ini merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan penduduk. Contohnya di Jawa timur,
Data Badan Pusat Statistik Pada tahun 1971 jumlah penduduk jawa timur mencapai
25 juta jiwa, pada tahun 1980 meningkat menjadi 29 juta, pada tahun 1990
meningkat menjadi 32 juta, pada tahun 1995 meningkat menjadi 33 juta, pada
tahun 2000 meningkat menjadi 34 juta dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 37
juta jiwa. Jika ini pertambahan penduduk ini terus terjadi, akan menyebabkan
terjadinya kepadatan penduduk.
2. Faktor Iklim dan Tempat Strategis
Faktor ini juga menjadi salah
satu penyebab kepadatan penduduk. Dengan iklim yang nyaman dan letak tempat
yang strategis membuat penduduk beramai-ramai untuk menetap di wilayah
tersebut. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka secara perlahan akan
menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ini juga menjadi salah
satu penyebab kepadatan penduduk. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan di suatu
wilayah menyebabkan penduduk berbondong-bondong untuk menetap di wilayah
tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab kepadatan penduduk di suatu wilayah.
4. Faktor Sosial
Faktor ini menjadi salah satu
penyebab kepadatan penduduk. Penduduk akan senang dengan suatu tempat yang
wilayahnya relatif aman. Jika suatu wilayah memiliki kondisi yang relatif tidak
aman, maka wilayah tersebut hanya akan ditempati oleh beberapa penduduk saja. (Sugiharyanto, 2007)
Menurut
siswono yudhohusodo (1998 : 6) bahwa pengertian “transmigrasi merupakan program
kemanusiaan yang menyangkut nasib ribuan,bahkan jutaan, manusia indonesia”.
Program ini berusaha mewujudkan impian dari jutaan rakyat yang hidup dalam
kemiskinan, yang terdiri dari para buruh tani, yaitu petani yang berlahan
sempit, para peladang berpindah, para perambah hutan, buruh-buruh miskin,
nelayan-nelayan miskin, para penganggur.dalam kunjungan ke berbagai daerah
permukiman transmigrasi yang berhasil, kehidupan masyarakat baru yang sejahtera
di banyak unit permukiman transmigrasi. Program transmigrasi tidak sepi dari
kritik, baik dari dalam maupun luar negeri. Masih terdengar banyak kritik yang menyatakan
bahwa program transmigrasi merupakan jawanisasi
1.
Teori
Malthus (Thomas Robert Malthus).
Orang yang pertama-tama
mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup
pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai
perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798
Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
a.
Bahan makanan adalah penting untuk
kehidupan manusia
b.
Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan
bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada
suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan
hidup.
Dalil yang dikemukakan
Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris
(deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret
hitung).
Positive checks
biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju. Teori
yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
a.
Malthus tidak yakin akan hasil
preventive cheks.
b.
Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan
dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
c.
Ia tak menyukai adanya orang-orang
miskin menjadi beban orang-orang kaya
d.
Ia tak membenarkan bahwa
perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan
mengurangi kekuatan dari Negara.
Beberapa Pandangan
Terhadap Teori Malthus. Bermacam-macam reaksi timbul terhadap teori Malthus,
baik dari golongan ahli ekonomi, sosial dan agama.
2.
Aliran
Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran ini tidak sependapat dengan
Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Karl Marx dan
Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya
tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus
bertentangan dengan nurani manusia. Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari
pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural
Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan
penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan
penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja
(misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak
jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian
tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Pendapat Aliran Marxist:
a.
Populasi manusia tidak menekan
makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
b.
Kemeralatan bukan terjadi karena
cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian
hak para buruh
c.
Semakin tinggi tingkat populasi
manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan
tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia
menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.
3.
Teori
Transisi Kependudukan
Tahap Peralihan
keadaan demografis:
a.
Tingkat kelahiran dan kematian
tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan meningkat. Penemuan
obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.
b.
Angka kematian menurun,tingkat
kelahiran masih tinggi, pertumbuhan penduduk meningkat. Adanya Urbanisasi.,
usia kawin meningkat. ,Pelayanan KB > Luas., pendidikan meningkat.
c.
Angka kematian terus menurun, angka
kelahiran menurun - laju pertumbuhan penduduk menurun.
d.
Kelahiran dan kematian pada tingkat
rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti kategori I - mendekati nol. Keempat
kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang melaksanakan pembangunan ekonomi
BAB
III
DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Data
No
|
Perincian
|
Jumlah Jiwa
|
1.
|
Penduduk Awal (Po)
|
1269
|
2.
|
Penduduk Akhir tahun (Pt)
|
1253
|
3.
|
Penduduk Tengah tahun (Ptt)
|
1261
|
4.
|
Kelahiran (B)
|
2
|
5.
|
Kematian (D)
|
3
|
6.
|
Penduduk masuk (I)
|
1
|
7.
|
Penduduk keluar (E)
|
16
|
8.
|
Penduduk Umur 0-6 tahun
|
172
|
9.
|
Penduduk Umur 7-14 tahun
|
250
|
10.
|
Penduduk Umur 15-19 tahun
|
136
|
11.
|
Penduduk Umur 20-24 tahun
|
130
|
12.
|
Penduduk Umur 25-29 tahun
|
118
|
13.
|
Penduduk Umur 30-34 tahun
|
93
|
14.
|
Penduduk
Umur 35-39 tahun
|
89
|
15
|
Penduduk
Umur 40-44 tahun
|
76
|
16
|
Penduduk
Umur 45-49 tahun
|
67
|
17
|
Penduduk
Umur 50-64 tahun
|
69
|
18
|
Penduduk
Umur 65> tahun
|
53
|
Perhitungan Data Penduduk:
PENGUKURAN
PERUBAHAN PENDUDUK
- Rasio Anak Terhadap Wanita (RAW)
24,26
- Rasio Beban Tanggungan
- Jumlah Penduduk Tengah Tahun (PTT)
PTT=1261
PENGUKURAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK
- Persamaan Penduduk Berimbang
PT=1259
- Reit Perkembangan Penduduk Pada Tahun
Tertentu
= 0,01268834
%
PERHITUNGAN
ANGKA FERTILITAS (KELAHIRAN)
- Reit Kelahiran Kasar (CBR)
- General Fertility Rate (GFR)
GFR= 2,82
- General Reproduction Rate (GRR)
GRR
=
ASFFR1
=
ASFFRI
=
ASFFRI
= 0,0147
ASFFR2 =
ASFFR2
=
ASFFR2
= 0,0154
ASFFR3
=
ASFFR3
=
ASFFR3
= 0,0169
ASFFR4
=
ASFFR4
=
ASFFR4
= 0,0215
ASFFR5 =
ASFFR5
=
ASFFR5
= 0,0225
ASFFR6 =
ASFFR6
=
ASFFR6
= 0,0263
ASFFR7 =
ASFFR7 =
ASFFR7 =
0,0298
GRR
=
GRR
= 0,0147 + 0,0154 + 0,0169 + 0,0215 + 0,0225 + 0,0263 +
0,0298
GRR
= 0,1471
PERHITUNGAN ANGKA MORTALITAS (KEMATIAN)
Reit Kematian
Kasar (CDR)
C
C
CDR=2,379
PERHITUNGAN
ANGKA MIGRASI
- Angka Mobilitas (m)
M=13,48
Keterangan :
M = I + E
M=1+16
M=17
Ptt = Penduduk Tengah Tahun
- Angka Migrasi Masuk (MI)
MI=0,79
Keterangan :
I = Jumlah Imigrasi (Penduduk Masuk)
Ptt = Penduduk tengah tahun
- Angka Migrasi Keluar (Mo)
Mo= 12,69
Keterangan:
E = Jumlah Emigran (Penduduk Keluar)
Ptt = Penduduk tengah tahun
- Angka Mingrasi Netto (Mn)
Mn=11,89
Keterangan :
I = penduduk masuk (imigran)
E = penduduk keluar (emigran)
Ptt = penduduk tengah tahun
3.2 Pembahasan
Kelurahan Taba Penanjung berdiri pada tahun 1981 termasuk bagian wilayah
Marga Selupu Baru Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara.
Nama Kelurahan diambil dari nama Rejang Tabea yang artinya “Dataran Rendah”, Penan artinya “Tempat”, dan Jung
artinya “Perahu". Sehingga dalam bahasa Indonesia, Taba Penanjung berarti
“Dataran Rendah Tempat Peristirahatan/singgah perahu-perahu”.
Sejak dihapusnya marga pada tahun 1981 Kelurahan Taba Penanjug adalah
bagian dari wilayah Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara
berdasarkan UU No.14 tahun 2008 yang terletak di wilayah Kecamatan Taba
Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah.
Jumlah seluruh penduduk Taba Penanjung
tahun 2017 adalah 603 jiwa penduduk laki-laki dan 650 jiwa penduduk laki-laki.
Jadi, seluruh penduduk di Kelurahan Taba Penanjung adalah 1.253 Jiwa.
Menurut tingkat pendidikannya,
dengan pendidikan S-2 5 orang dan sudah PNS, pendidikan S-1 70 orang,
pendidikan D-IV 1 orang, pendidikan D-III 30 orang, pendidikan D-II 15 orang,
pendidikan SLTA/SMK/MA 225 orang, pendidikan SD/MI 317 orang, pendidikan SR 20
orang, serta pendidikan TK/PAUD 20 orang.
Jumlah penduduk berdasarkan mata
pencarian, petani kebun 104 orang, petani sawah 90 orang, pedagang 50 orang,
PNS/TNI/POLRI 70 orang, Swasta 130 orang. Pada tahun 2017 terjadi kematian 3
orang, kelahiran 3 orang, masuk warga pendatang 1 orang, dan pindah keluar 16
orang.
Rasio adalah ukuran relatif,
sehingga tidak merupakan indikator besarnya angka angka yang diperbandingkan. Tujuan
dari penyajian rasio adalah untuk menjawab pertanyaan tiap unit angka kedua
berapa unitkah pada angka pertama kendatipun demikian angka rasio. Dari
perhitungan kependudukan diatas yang
didapat dari data Kelurahan Taba Penanjung. Penduduk tengah tahun adalah jumlah
penduduk pada pertengahan tahun. Pertambahan penduduk alami, semata-mata
merupakan selisih jumlah kelahiran terhadap jumlah kematian.
Rasio
yang dihitung dengan dasar interval waktu tertentu,biasanya dengan interval
satu tahun disebut Reit.Perhitungan Reit kematian kasar ini menggunakan rumus :
jumlah kematian 1tahun per jumlah penduduk tengah tahun dikali 1000. Sedangkan
Reit kelahiran kasarnya pada hasil perhitungan didapat 0 dengan jumlah kelahiranya 0 jiwa. Hasil
perhitungan itu didapat dengan menggunakan rumus jumlah kelahiran 1 tahun per jumlah penduduk
tengah tahun dikali 1000.
Pengukuran
perkembangan penduduk melibatkan data-data jumlah penduduk akhir tahun (Pt), jumlah
penduduk awal tahun (Po), jumlah kelahiran (B), jumlah kematian (D), imingran(I),
Emigran(E). Jika semua data tersebut
dapat diketahui maka untuk setiap saat jumlah penduduk dapat diketahui. Jika
angka kematian dan kelahiran tidak tersedia, dan hanya jumlah penduduk saja
yang diketahui maka perkembangan penduduk dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan
geometric dan eksponensial.
Pada
pengukuran Fertilitas dan Reproduksi. Reit kelahiran kasar adalah ukuran
kelahiran yang digunakan meluas. Reit kelahiran kasar menggunakan rumus :
Kelahiran selama setahun dibagi dengan penduduk tengah tahun dari tahun yang
sama dikali dengan 1000. Reit kelahiran kasar ini mempunyai kelemahan yaitu
tidak memisahkan jumlah penduduk perempuan dengan penduduk laki-laki dan
kebaikannya datanya sederhana hanya memperlihatkan jumlah penduduk selama satu
tahun. Reit Fertilitas Spesifik Menurut Umur (ASFR) merupakan penjernian lebih jauh dari
ukuran fertilitas. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ketempat lain atau dari suatu negara kenegara lain. Ukuran-ukuran
migrasi meliputi angka mobalitas, Angkatan kerja (labour force)
merupakan konsep yang memperlihatkan economically cative population,sedangkan
bukan angkatan kerja adalah mereka yang tergolong non-economically active
population. Angka migrasi neto adalah selisih banyaknya migran masuk dan keluar
dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam satu tahun.
Piramida Penduduk
Piramida
penduduk adalah komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. dua
diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada
sisi lainnya bisa menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval
usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah
kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah
penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.
Dengan
mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu
ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah
wilayah. Dengan begitu memudahkan suatu negara untuk menentukan tujuan.
Distribusi
segitiga/eksponensial = Distribusi piramida adalah distribusi segitiga penduduk
yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut
distribusi eksponensial.
Distribusi
ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga
menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida
tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta
angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti
ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk
mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan
yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap
layanan kesehatan dan pendidikan.
Bagaimana
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin serta karakteristik
penduduknya akan memberikan pengelompokan secara:
1. Ekspansif
jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda
2. Konstruktif
jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya sedikit
3. Stasioner
jika banyaknya penduduk dalam kelompok termuda dan dewasa sama banyaknya.
Umur
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
0-1
|
17
|
14
|
2-5
|
54
|
53
|
6-7
|
33
|
63
|
8-15
|
96
|
153
|
16-56
|
385
|
380
|
57>
|
18
|
20
|
Jumlah
|
603
|
650
|
Piramida
Penduduk Kelurahan Taba Penanjung
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Tingkat
kelahiran pada data kependudukan Kelurahan Taba Penanjung ini lebih kecil dibandingkan tingkat kematian
yaitu tingkat kelahiran sebanyak 3 jiwa dan tingkat kelahiran sebanyak 1 jiwa. Pada
angka migrasi, tingkat emigran (penduduk keluar) lebih besar dibandingkan
imigran (penduduk masuk). Pada imigran sebesar 1 jiwa penduduk, dan pada angka
emigran sebesar 16 jiwa penduduk. Pada angka tingkat pendidikan Kelurahan Taba
Penanjung yaitu seluruh jiwa penduduknya yaitu 1.147. Serta seluruh angkatan
kerja pendudukan Kelurahan Taba Penanjung adalah 444 dari berbagai bidang
pekerjaan, dengan jumlah penduduk seluruhnya 1.253.
Kepadatan
penduduk dan kemiskinan penduduk erat kaitannya dengan mobilitas, kelahiran
serta kematian, dengan adanya transmigrasi pemerintah dapat membantu mengurangi
kepadatan penduduk di daerah tertentu dan dapat membantu masyarakat miskin
menjadi hidup lebih baik dengan harapan bahwa di daerah tujuan transmigrasi
masyarakat yang mengikuti program transmigrasi dapat mendapat pekerjaan yang
lebih baik atau bahkan dapat menciptakan pekerjaan sendiri.
5.2
Saran
Bila
ada kritikan atau pendapat mengenai makalah ini tolong sampaikan kepada saya
supaya saya dapat membenahi lagi penulisan laporan ini. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Arsip
data Kelurahan Taba Penanjung
David Lucas, Peter McDonald, Elspeth
Young, Christabel Young. 1984. Pengantar
kependudukan. Nin Bakdi Sumanto dan Riningsih Saladi, penerjemah.
Yogykarta: Gajah Mada University Pres Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan.
Handoyo, Budi. 2006.Dinamika
Penduduk. http://www. Malang/FMIPA
Irma. 2010. Pengertian Penduduk ( terhubung berkala) http://irma5.blogdetik.com/files
/2009 /10/pkn11.pdf (diakses Sabtu 29 Mei 2010).
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pasay, Ahmad Haidy N. 1980. Migrasi Masuk Ke Jakarta dalam Analisa
Kependudukan Berdasarkan Data Sensus Penduduk 2000. Jakarta: Biro
Pusat Statistik.
Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES
Sugiharyanto, 2007. Geografi dan Sosiologi 2.
Penerbit Yudistira : Yogyakarta.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya