TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI
PERTANIAN
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN RUMAH
TANGGA PETANI
DESA KALI PADANG KECAMATAN SELUPU
REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG
DISUSUN OLEH
Riza
Arpina E1D017011
Sarlamun E1D017027
Erma
Hanita E1D017039
Tri
Wahyuningsih E1D017083
Anggi
Kusumah E1D017102
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Asumsi lama dan klasik yang menyatakan bahwa penduduk di pedesaan adalah kebanyakan petani subsisten
(yang dapat memproduksi untuk konsumsi sendiri) sudah tidak
perlu lagi. Walaupun
demikian, seringkali dijumpai rumah tangga di pedesaan menjual bahan
makanan berkualitas lebih baik yang diproduksinya, sehingga uang hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk membeli makanan
yang berkualitas lebih rendah. Hal ini menunjukkan
adanya upaya memaksimumkan
konsumsi segi kuantitas. Berdasarkan
uraian diatas maka permasalahan menyangkut perilaku rumah tangga petani yang perlu diteliti adalah bagaimana alokasi waktu kerja, kontribusi
pendapatan, dan pola pengeluaran rumah tangga petani, dan faktor-faktor apa
yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumah tangga petani (waktu kerja,
produksi, dan pengeluaran) rumah tangga petani. (Lokollo, 2001)
Aspek
yang terkait dengan tingkat pendapatan adalah tingkat pengeluaran masyarakat. Secara
umum diketahui bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi pola dan
tingkat pengeluaran. Dari pendapatan yang diperoleh, pengeluaran
untuk pemenuhan kebutuhan keperluan
sehari-hari baik dari segi jumlah dan skala.
Pengeluaran untuk konsumsi
berupa pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari menempati urutan pertama. Pemenuhan kebutuhan untuk
keperluan anak sekolah, baik dari segi besarnya maupun skala prioritas
menempati urutan kedua. Pemenuhan kebutuhan
untuk kegiatan-kegiatan sosial yang sering tidak terduga menempati urutan
ketiga. Lain-lain pengeluaran yang kadang kala relatif cukup besar
jumlahnya menempatiurutan keempat dan seterusnya. (Nurmanaf dkk, 2000).
Secara
umum, pengeluaran rumah tangga merupakan belanja yang dilakukan oleh rumah
tangga untuk membeli berbagai kebutuhan dalam satu tahun
tertentu atau disebut pula pengeluaran konsumsi dimana pengeluaran konsumsi yang
dilakukan oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian
tergantung pada pendapatan yang diterima. Alokasi atau struktur rumah tangga
untuk kebutuhan pangan dan non pangan dimana pengeluaran untuk kebutuhan pangan
meliputi sumber karbohidrat, protein, vitamin/mineral serta kebutuhan pangan
lainnya. Sedangkan kebutuhan non pangan meliputi pendidikan, pakaian,
perumahan,transportasi, rekreasi, kegiatan sosial, listrik, air minum, dan
minyak tanah. (Badan Pusat Statistik, 2009).
Alokasi
untuk kebutuhan konsumsi adalah pengeluaran pada suatu saat
untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Pengertian lain
dari alokasi untuk kebutuhan konsumsi adalah semua dana atau pendapatan yangdigunakan untuk konsumsi yang terdiri dari penggunaan untuk makanan, pembelian pakaian, pemeliharaan rumah dan pemeliharaan alat-alat transportasi, rekreasi serta pemeliharaan kesehatan dan partisipasi sosial keagamaan. (Talumingan (1996)
Dalam
perekonomian tujuan untuk mengkonsumsi adalah memperoleh kekuasaan setinggi tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dalam arti terpenuhinya berbagai macam kebutuhan, seperti:
a. Kebutuhan
untuk bahan makanan.
Kebutuhan bahan makanan sangat diperlukan oleh
manusia untuk kelangsungan hidup selain sebagai kebutuhan pokok (primer). Konsumsi
untuk bahan makanan menempati tempat tertinggi dalam masyarakat, dimana
sebagian besar pendapatan petani dibelanjakan untuk kebutuhan bahan makanan,
dalam hal ini bahan makanan pokok dan tambahan.
b. Kebutuhan
pakaian.
Kebutuhan pakaian sama seperti kebutuhan
makanan merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan manusia. Pakaian adalah
kebutuhan yang minimal harus dipenuhi manusia untuk dapat hidup. Dan tentunya ada
sebagian pendapatan petani digunakan untuk membeli pakaian.
c. Kebutuhan
untuk pemeliharaan kesehatan, rekreasi, partisipasi sosial dan keagamaan.
Pemeliharaan kesehatan mencakup konsultasi, pengobatan dan perawatan
dari pada medis (dokter, perawat). Dan kegiatan
rekreasi yang dilakukandalam hal ini adalah nonton film, berkunjung
ketempat wisata, berkunjung kesanaksaudara, olah raga, musik dan sebagainya. Sedangkan
untuk kebutuhan sosial dan keagamaan adalah kegiatan kelompok tani dan kegiatan
hari besar. (Talumingan, 1986)
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan penulisan laporan ini, adalah :
1. Mengetahui karakteristik petani.
2. Mengetahui struktur penerimaan keluarga
petani.
3. Mengetahui struktur pengeluaran keluarga
petani.
4. Mengetahui kelembagaan usaha tani.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTIKUM
A. Keadaan Penduduk
Pada
kesempatan ini penulis mencoba mengartikan arti dari kependudukan dalam
perspektif budaya setelah pengamatan yang dilakukan pada Desa Kali Padang. Pengertian
kependudukan dalam perspektif budaya lebih kepada pengertian people
dalam pandangan antropologi yaitu manusia sebagai pemangku budaya dalam segala
aspek kehidupan (pendekatan holistik). Dalam proses perkembangannya ia
melahirkan ciri-ciri yang spesifik yang kemudian berlanjut dengan munculnya
pengelompokan-pengelompokan yang disebut pluralitas (plurality).
Ciri-ciri spesifik yang dimiliki suatu kelompok penduduk menempatkannya ke
dalam ragam budaya tertentu.
1. Berdasarkan Kelompok Umur
Distribusi
penduduk Desa Kali Padang berdasarkan kelompok umur dapat dilihat oada tabel
berikut.
No
|
Kelompok umur (Tahun)
|
L
|
P
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1
|
0-4
|
83
|
63
|
146
|
7,02
|
2
|
5-9
|
92
|
96
|
188
|
9,04
|
3
|
10-14
|
96
|
104
|
200
|
9,70
|
4
|
15-19
|
73
|
78
|
151
|
7,16
|
5
|
20-24
|
69
|
79
|
148
|
7,11
|
6
|
25-29
|
88
|
88
|
176
|
8,46
|
7
|
30-34
|
74
|
77
|
151
|
7,26
|
8
|
35-39
|
98
|
100
|
198
|
9,52
|
9
|
40-44
|
74
|
75
|
149
|
7,16
|
10
|
45-49
|
76
|
61
|
137
|
6,58
|
11
|
50-54
|
51
|
54
|
105
|
4,95
|
12
|
55-59
|
44
|
48
|
92
|
4,42
|
13
|
60-64
|
40
|
45
|
85
|
4,08
|
14
|
65-69
|
64
|
21
|
85
|
4,08
|
15
|
70-74
|
19
|
18
|
37
|
1,77
|
16
|
75 ke atas
|
13
|
18
|
31
|
1,49
|
Sumber: Profil Kependudukan Desa Kali Padang Tahun
2017
Berbicara
mengenai kependudukan untuk daerah Desa
Kali
Padang merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk tidak begitu padat bila
dibandingkan dengan luas wilayah. Desa
Kali
Padang memiliki jumlah kepala keluarga sebanyak 639 KK yang terdiri dari jumlah
keseluruhan warga sebanyak 2.079 jiwa.
Penduduk
Desa Kali Padang Mayoritas penduduknya dari kalangan muda, dilihat dari jumlah
penduduk menurut umur dan saat kami ke Desa Kali Padang tak jarang banyak
penduduk yang masih berumur muda.
Dari
tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah tertinggi penduduk Desa Kali Padang yaitu penduduk dengan kelompok
umur 10-14 tahun dengan jumlah sebanyak 200 jiwa dari 2079 jiwa dengan persentase
9,70%. Hal tersebut
terjadi karena banyak masyarakatnya yang putus sekolah, lapangan kerja yang
kurang sehingga daya perekonomian di sana rendah dan mengakibatkan angka
kelahiran yang tinggi. Jumlah penduduk terendah yaitu
penduduk dengan kelompok umur >75 tahun dengan jumlah sebanyak 31 jiwa dari
2079 jiwa dengan persentase 1,49%.
Di Desa Kali Padang penduduk lansia sangat dikit dikarenakan penduduknya tidak
terlalu padat
serta tingginya angka kematian akibat fasilitas kesehatan yang masih belum
memadai.
2.
Berdasarkan
Pendidikan
Distribusi
tingkat pendidikan penduduk Desa Kali Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
No
|
Tingkat
pendidikan
|
Jumlah
penduduk
|
Persentase
(%)
|
|
1
|
Belum
Sekolah
|
126
|
7,77
|
|
2
|
Tamat SD/Sederajat
|
206
|
12,70
|
|
3
|
SLTP/Sederajat
|
323
|
19,92
|
|
4
|
SLTA/Sederajat
|
922
|
56,84
|
|
5
|
Diploma
(D1, D2, D3)
|
-
|
-
|
|
6
|
S1
|
33
|
2,03
|
|
7
|
S2
|
-
|
-
|
|
8
|
S3
|
-
|
-
|
|
9
|
Buta
Huruf
|
12
|
0,03
|
|
Sumber: Profil Kependudukan Desa
Kali Padang Tahun 2016
Berdasarkan
data yang kami dapatkan, terlihat bahwa 56,84% atau lebih dari setengah
penduduk Desa Kali Padang hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat
SLTA/Sederajat. Selebihnya hanya sampai tingkat SD, SMP hingga S1. Data diatas
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Kali Padang ini masih tergolong
rendah karena mayoritas penduduknya yang hanya tamatan SLTA/Sederajat. Bahkan
terdapat 7,77% penduduk yang belum
sekolah dan 0,03% penduduk yang buta huruf. Ini karena kurangnya perhatian
masyarakat di Desa Kali Padang terhadap pendidikan dan karena masalah perekonomian
untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Rendahnya tingkat pendidikan di Desa
Kali Padang ini tentunya dipengaruhi beberapa faktor, faktor yang paling
mencolok ialah faktor ekonomi. Faktor ekonomi begitu berpengaruh terkait dengan
biaya dari pendidikan itu sendiri, dengan mayoritas masyarakat yang bekerja
sebagai buruh tani penghasilan mereka biasanya hanya cukup untuk keperluan
rumah tangga, anak-anak pun lebih banyak membantu orang tua bekerja daripada
pergi ke sekolah untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. Faktor kedua
yaitu sarana pendidikan di desa yang terbatas. Faktor berikutnya ialah pola
pikir yang instan, pola pikir instan disini yaitu para pemuda yang
berpikir bahwa sekolah tidak terlau penting karena mereka bisa langsung bekerja
dan dengan mudah mendapatkan uang, mereka masih tetap bisa bekerja dan memiliki
uang bahkan tanpa harus bersekolah. Ketiga faktor tersebut merupakan tiga
faktor utama yang mempengaruhi tingkat pendidikan di Desa Kali Padang.
3.
Berdasarkan
Mata Pencarian
Mata
pencarian penduduk Desa Kali Padang yang sebanyak 1.517 penduduk dapat dilihat
pada tabel berikut.
No
|
Jenis Mata Pencaharian
|
Jumlah Penduduk
|
1
|
Petani/Pekebun
|
892
|
2
|
Buruh Tani
|
492
|
3
|
Wiraswasta
|
73
|
4
|
Pegawai Negeri Sipil
|
13
|
5
|
Pelajar
|
47
|
Sumber: Profil Kependudukan Desa
Kali Padang Tahun 2016
Mayoritas
mata pencaharian penduduk di Desa Kali
Padang adalah petani/pekebun. Hal ini disebabkan karena sudah turun temurun
sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan
dan lapangan pekerjaan yang lainnya menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian
lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi petani.
Disamping
itu, masyarakat Desa Kali Padang juga bekerja sebagai buruh tani, sebagian
kecil sebagai swasta dan pelajar, serta beberapa orang bekerja sebagai pegawai
negeri sipil.
Masyarakat
Desa Kali Padang juga banyak yang belum bekerja/tidak bekerja namun bukan
berarti mereka pengangguran akan tetapi mereka yang belum bekerja yaitu
merupakan usia anak-anak yang belum sekolah atau anak balita. Namun pekerjaan
yang yang dilakukan masyarakat mayoritas sebagai petani dan buruh tani. Tidak
hanya dibidang pertanian namun ada pula sebagian masyarakat yang berwirausaha
seperti pengrajin beronang, pengrajin tikar, usaha pengolahan susu dan lain
sebagainya yang masuk dalam kriteria berdagang dan berwirausaha. Dilihat dari tabel
diatas terlihat jelas bahwa masyarakat di Desa Kali Padang banyak yang
berprofesi sebagai petani.
B. Keadaan Lahan
1.
Batas
Wilayah
Desa Kali Padang terletak di Kecamatan
Selupu Rejang. Luas wilayah Kecamatan Selupu Rejang 17295 Ha. Kecamatan ini
terletak pada astronomi antara 0o-3o, 4558 Lintang
Selatan dan antara 102o, 6131 Bujur Timur. Topografi Kecamatan
Selupu Rejang bergelombang hingga berbukit. Rata – rata ketinggian tempat dari
permukaan air laut 968,31 m dpl, memiliki udara yang sejuk dengan suhu udara
rata-rata berkisar 23,24oC. Kecamatan ini di sebelah utara
berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Sindang Kelingi, Kecamatan Padang Ulak Tanding dan
Kecamatan Binduriang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepahiang dan
wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), sebelah barat berbatasan
dengan Kecamatan Curup Utara dan Kecamatan Curup Timur.
2. Tata Guna Lahan
Masyarakat Desa Kali Padang kebanyakan menggunakan
lahan untuk ladang tidak jauh dari rumahnya, tak heran bila setiap masyarakat Desa Kali Padang jarang menginap di
ladangnya. Memang pada umumnya masyarakat setempat kebanyakan melakukan
aktivitas di sekitar pekarangan
rumah alasan yang kami dapat dari warga setempat lebih dekat dari tempat
tinggal. Bila dilihat dari luas lahan pertaniannya rata-rata sekitar ± 0,5 ha,
tidak heran bahwa luas setiap lahan Desa
Kali Padang banyak tidak terlalu banyak macam komoditi yang
ditanaminya.
Masalah
penggunaan lahan, masyarakat Desa
Kali Padang rata-rata status
lahannya adalah milik sendiri. Dulunya lahan Desa Kali Padang sangat
sedikit diminati oleh masyarakat karena letaknya yang jauh dari pusat kota dan
pasar, sehingga masyarakat yang betah tinggal di Desa Kali Padang menggunakan lahan kosong
tersebut untuk sektor pertanian.
3.
Keadaan
Topografi
Desa Kali Padang bila dilihat dari bentang alam berada pada wilayah pegunungan dengan
tanah bergelombang yang memungkinkan untuk usaha membudidayakan ternak dan
bercocok tanam. Pegunungan sendiri merupakan kumpulan
atau gugusan beberapa gunung besar dan juga kecil yang memanjang dan sambung
menyambung menjadi satu antara satu dengan yang lainnya, dataran yang menjulang
dari sekelilingnya, perbukitan yang memiliki ketinggian antara 500 m hingga 600
m dari permukaan air laut, rangkaian dari beberapa gunung, area geografis
dengan gunung- gunung yang terkait secara geologis, barisan dari gunung- gunung
yang terdapat dalam suatu barisan di suatu wilayah serta serangkaian gunung
yang terhubung bersama- sama yang pada umumnya membentuk garis panjang gunung-
gunung.
C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Pertumbuhan
perekonomian suatu wilayah tentunya tidak dapat berjalan dengan mudah,
diperlukan sarana pendukung dalam mengusahakan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Sarana tersebut digunakan dalam transaksi baik benda maupun jasa. Keadaan
sarana dan prasarana yang terdapat pada Desa Kali Padang dapat dilihat pada
tabel berikut.
No
|
Sarana/Prasarana
|
Jumlah
|
Satuan
|
Keterangan
|
1
|
Kantor Desa
|
1
|
Unit
|
-
|
2
|
Masjid
|
1
|
Unit
|
-
|
3
|
Musholla
|
1
|
Unit
|
-
|
4
|
Poskamling
|
4
|
Unit
|
-
|
5
|
Posyandu
|
1
|
Unit
|
-
|
6
|
Polindes
|
1
|
Unit
|
-
|
7
|
Taman kanak-kanak
|
-
|
Unit
|
-
|
8
|
SD
Negeri
|
-
|
Unit
|
-
|
9
|
SMP Negeri
|
-
|
Unit
|
-
|
10
|
Madrasah
Ibtidaiyah
|
-
|
Unit
|
-
|
11
|
Madrasah Tsanawiyah
|
-
|
Unit
|
-
|
12
|
Tempat pemakaman
umum
|
1
|
Unit
|
-
|
13
|
Kelompok tani
|
13
|
Unit
|
-
|
14
|
Sumur
bor
|
-
|
Unit
|
-
|
15
|
Kantor kopwan
|
-
|
Unit
|
-
|
16
|
Perpustakaan
desa
|
1
|
Unit
|
-
|
17
|
Lapangan olahraga
|
1
|
Unit
|
-
|
18
|
Panjang
jalan aspal
|
1
|
Km
|
-
|
19
|
Panjang jalan macadam
|
4
|
Km
|
-
|
20
|
Panjang
jalan tanah
|
2,7
|
Km
|
-
|
21
|
Panjang jalan rabat beton
|
1
|
Km
|
-
|
22
|
Jumlah
jembatan beton
|
2
|
Unit
|
-
|
23
|
jumlah jembatan besi
|
1
|
Unit
|
-
|
24
|
jumlah
jembatan kayu
|
1
|
Unit
|
-
|
Sumber: Profil Kependudukan Desa
Kali Padang Tahun 2017
Dalam
memenuhi akan kebutuhan akan kesehatan di Desa Kali Padang. Hanya terdapat
bidan desa. Namun, pemerintah menyediakan Sarana Polindes dan posyandu yang berada di ruas jalan utama Desa Air Duku yang
tidak jauh dari Kantor Kecamatan. Letaknya sangat strategis karena terletak
dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan Selupu Rejang. Polindes dan Posyandu
berada di wilayah Desa Air Duku, namun karena letaknya sangat dekat maka
jangkauan pelayanannya sudah bisa dirasakan oleh masyarakat Desa Kali Padang.
Jalan
merupakan poin penting dari pembangunan suatu wilayah. Jika telah terdapat
jalan, maka secara tidak langsung hal tersebut mampu membuka akses keluar-masuk
menuju wilayah tersebut. Jalan yang terdapat di Desa Kali Padang sangat beragam
mulai dari Jalan aspal, Jalan macadam, jalan beton dan Jalan tanah. Kondisi
prasarana jalan umumnya sudah baik, hanya saja terdapat beberapa ruas jalan
yang masih belum di perbaiki.
Sarana pendidikan di
Desa Kali Padang pada tingkat pendidikan
SD, SMP dan SMA penduduk Desa Kali Padang menyekolahkan anaknya ke desa tetangga yang ada SMP /SMA. Walaupun Desa Kali Padang baru saja pemekaran dari Desa Air Duku, Desa Kali Padang sudah ada gedung intansi pemerintahannya seperti gedung kantor desa,
Aula Desa dan lain-lain
D. Keadaan Usaha Tani
Dilihat
dari pekerjaan masyarakat Desa
Kali
Padang bisa digolongkan masyarakat miskin. Perlu kita ketahui bahwa
kependudukan di Negara Indonesia didominasi dengan masyarakat miskin, dengan
demikian tidak heran bila suatu daerah hampir keseluruhan warganya bisa
dikatakan masyarakatnya kurang mampu. Walaupun demikian bukan berarti
pemerintah daerah membiarkan hal tersebut membudaya di Negara Indonesia. Untuk
mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, Desa Kali Padang mendirikan lembaga yang menangani bidang
kesejahteraan masyarakat yaitu KUD (Koperasi Unit Desa). Dengan didirikannya koperasi tersebut mengurangi
pengangguran dan sedikit meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Tetapi akhir-akhir ini KUD sudah mulai tidak
berjalan lagi di Desa Kali Padang.
Mayoritas masyarakat Desa Kali Padang bekerja mengolah perkebunan sayur-mayur, karena menurut petani iklim
daerah Desa Kali padang sangat cocok untuk tanaman sayur-mayur dan buah-buahan.
Masalah
yang sering dialami para petani adalah kurangnya perhatian pemerintah daerah
untuk mengembangkan pertanian rakyat Desa Kali Padang. Sehingga sosialisasi
untuk bercocok tanam sangat kurang dan mengakibatkan para petani kekurangan
informasi dalam bercocok tanam. Maka oleh karena itu kebayakan para petani
bercocok tanam dengan cara masing-masing sehingga tidak adanya keseragaman
dalam melakukan penanaman, sayuran, buah-buahan. Untuk melakukan kegiatan
taransaksi dalam jual beli hasil produk pertanian, masyarakat Desa Kali Padang
biasanya menjual hasil pertanian langsung ke tengkulak.
Bila
dilihat dari segi bentang alam di Desa Kali Padang dapat dikatakan daerah yang
memiliki potensi yang cukup lumayan bagus dengan bercirikan tanah basah.
Sayangnya masyarakat setempat tidak dibekali ilmu yang berbentuk penyuluhan
bagi para petani, sehingga para petani tidak mengerti dan kewalahan menghadapi
kebutuhan tanaman sehingga tanaman dapat berproduksi optimal.
Pada saat penulis mengadakan wawancara kepada masyarakat tani Desa Kali
Padang, keluhan demi keluhan menjadi pokok permasalahan yang harus penulis
uraikan di laporan ini. Salah satunya yang menjadi narasumber untuk masalah
tanaman pangan adalah Bpk. Suardi yang bertempat tinggal tidak jauh dari tempat
ia bercocok tanam. Pekerjaan sehari-hari Pak Suardi adalah bertani. Jenis tanaman
yang diusahakan adalah tanaman Seledri. Yang menjadi pokok permasalahan Pak Suardi
adalah kurangnya alat-alat pendukung untuk bercocok tanam, ditambah lagi pupuk
yang tidak memadai serta keterbatasan bibit unggul.
Selain keluhan tersebut, Beliau juga mengharapkan campur tangan pemerintah
terhadap para petani agar dapat dibantu dalam bentuk obat-obatan, bibit unggul
dan alat-alat yang dibutuhkan dalam bertani. Namun respon pemerintah setempat tidak ada sehingga menimbulkan keresahan
bagi para petani.
Selain itu pemasaran juga
menjadi pokok permasalahan bagi petani sayur saat ini, kekurangan para petani
selama bercocok tanam adalah ketidak setabilan pendapatan yaitu antar modal
dengan keuntungan selalu naik turun. Alasan petani sayur ketika wawancara berlangsung
yang mengakibatkan ketidaksetabilan hasil penjualan sayur adalah kurangnya
minat masyarakat setempat dengan hasil tanaman yang mereka hasilkan, sehingga harga penjualan sayur terpaksa turun. Selain
Pak Suardi para petani sayur lainnya juga mengalami hal yang sama yaitu seperti
Pak Sarial yang mengalami ketidakstabilan pemasaran hasil tanaman sayur mereka.
Hal-hal yang seperti ini lah yang seharusnya diselesaikan pemerintah untuk
mensejahterakan para petani dengan cara memberi bantuan dan penyuluhan, agar
tidak terjadi kemiskinan dan pengangguran.
Bentuk penyelesaian yang harus di laksanakan untuk petani sayur adalah
pemerintah harus secepatnya memberi bantuan kepada petani sayur tersebut
sehingga mempermudah dalam bercocok tanam. Selain bantuan dari pemerintah, para
petani sayur yang ada di daerah tersebut harus membentuk suatu organisasi atau lembaga
di bidang tanaman sayur untuk mempermudah komunikasi antara petani-petani
jagung yang ada di daerah tersebut sehingga apa bila ada bentuk-bentuk masalah
yang dialami oleh salah seorang petani dapat diselesaikan dalam bentuk kerjasama
melalui kelembagaan tersebut.
Masyarakat
Desa Kali Padang umumnya sedikit yang beternak, biasanya masyarakat tersebut
hanya memelihara beberapa hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
sedikit untuk dipasarkan. Bentuk-bentuk permasalahan bagi para peternak tidak
begitu susah untuk dikerjakan karena para peternak tidak mencari untung yang
begitu signifikan melainkan sebagian besar untuk kebutuhan keluarga sendiri.
Tetapi ada juga masalah yang serius yang ditakuti para peternak ayam yaitu
masalah virus flu burung yang baru-baru ini menjadi masalah utama untuk para
peternak unggas.
Dilihat dari perkembangan peternakan yang di Desa Kali Padang tidak terlalu
susah dilaksanakan dari petani lainnya yang harus mengeluarkan modal yang cukup
besar, karena sistem yang dipakai adalah sitem kekeluargaan yang tidak banyak
mencari untung hingga dipasarkan. Tetapi hal yang perlu diperhatikan sekali
untuk peternak unggas adalah untuk masalah perawatan ungggas dan pembersihan
kandang yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
matinya unggas secara mendadak.
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Metode
Penentuan Lokasi dan Waktu
Lokasi praktikum ini ditentukan dengan sengaja
(purposive sampling) dan atas dasar
kesepakatan bersama yaitu di Desa Kali Padang, Kecamatan Selupu Rejang,
Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Alasan memilih daerah tersebut
karena mayoritas penduduknya adalah Petani dan lokasi daerah tersebut yang
strategis sehingga biaya yang di gunakan dalam kegiatan pratikum di daerah ini
lebih efisien.
Mengenai waktu
ditentukan dengan kesepatan bersama dan tidak bersinggungan dengan kegiatan
lain. Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 hari ,mulai
Tanggal 18 September sampai dengan tanggal 20 September 2018.
B. Metode
Penentuan Responden
Metode penentuan responden yang kami gunakan adalah metode
kualitatif yaitu purposive dan kuota.
1.
Purposive. kami memilih informan menurut kriteria tertentu yang
telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai dengan topik pengamatan kami.
2.
Kuota. Informan yang dipilih bertujuan untuk memenuhi kuota
yang telah ditentukan sebelumnya. Kami mengumpulkan data responden sebanyak 20
orang petani. (Suharsimi Arikunto, 2013).
C. Metode
Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang kami gunakan yaitu metode wawancara,
metode cross section/insidentil, metode observasi, metode angke t(kuesioner),
serta metode studi dokumen.(Sugiyono, 2012).
1. Metode
wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data yang mendasarkan diri tentang
diri sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Kami
mewawancarai langsung petani tersebut dengan metode terstruktur yaitu dengan
melihat pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner.
2. Metode Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya
pada suatu waktu tertentu. Kami mengumpulkan data-data hasil wawancara
responden saat kami mewawancarai responden tersebut.
3. Metode Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang kompleks
karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Metode pengumpulan data observasi
yang kami gunakan terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a.
Participant observation,
kami terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi
yang diamati sebagai sumber data.
b.
Non participant observation,
Berlawanan dengan participant observation, kami tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati, seperti saat kami mewawancarai
salah satu petani disana.
4. Metode Angket (kuesioner), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kami menggunakan kuesioner yang sudah diberikan dosen untuk
mengumpulkan data-data responden. Supaya waktu pengumpulan data-data yang
diambil lebih efisien dan lebih teratur.
5. Metode
Studi dokumen, yaitu metode pengumpulan data yang
tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis. Kami juga mengumpulkan data dari dokumen profil dari Kantor Desa Kali
Padang.
D. Metode
Analisis Data
Dalam menganalisi data, kami menggunakan dua
metode yaitu metode analisis data kuantitatif dan metode analisis data
kualitatif.
1.
Analisis
Data Kuantitaif.
Dalam
penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik dalam penelitian
kuantitatif adalah menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang
digunakan untuk analisis data dalam pengamatan kami, yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial.
Statistika
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi.
Termasuk
dalam statistik deskriptif adalah penyajian data melalui table, grafik, diagram
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
standar deviasi, perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat
dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variablel melalui analisis korelasi,
membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata sampel atau populasi.
Statistik
inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono, 2012).
2.
Analisis
Data Kualitatif
Dalam
penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai
sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus
menerus tersebut mengakibatkan variasi data sangat
tinggi sekali.
Proses
analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan. Analisis sebelum dilapangan
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan
menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini bersifat sementara dan
akan berkembang setelah peneliti akan masuk dan selama
dilapangan.(Sugiyono, 2012).
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Petani
1.
Keadaan Umur Petani
Usia
petani-petani di Desa Kali Padang juga semakin tua lantaran tak banyak generasi
mudah yang meneruskan orang tuanya jadi petani. Menurut hasil sensus Desa Kali
Padang mencatat sebagian besar petani berada di kisaran 40-70 tahun. Keadaan umur
petani di Desa Kali Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
No
|
Umur (tahun)
|
∑petani
|
Persentase %
|
1
|
30 – 39
|
3
|
15
|
2
|
40 – 49
|
8
|
40
|
3
|
50 – 59
|
4
|
20
|
4
|
60 – 69
|
2
|
10
|
5
|
70 >
|
3
|
15
|
Jumlah
|
20
|
100
|
Berdasarkan
tabel di atas, dapat diketahui bahwa umur petani terbanyak pada rentang umur 40
- 39 tahun yang terdapat 8 orang dari 20 orang dengan persentase 40%. Berdasarkan
rata-rata umur petani maka kategori umur petani yang ada di Desa Kali Padang
termasuk pada usia produktif. Biasanya pada usia produktif, petani memiliki
kemampuan kerja yang lebih maksimal secara mental lebih kuat dalam menentukan
keputusan dan menghadapi berbagai kendala yang nantinya akan dihadapi di dalam
bidang usahanya dibandingkan dengan anggota usia non produktif. Terdapat 15%
berusia di atas 70 tahun produktivitasnya akhirnya rendah.
2.
Keadaan
Pendidikan Petani
Selain
masalah usia yang menua, masalah petani di Desa Kali Padang juga tingkat
pendidikannya yang rendah. Keadaan pendidikan petani di Desa Kali Padang dapat
dilihat pada tabel berikut.
No
|
Pendidikan
(Jenjang)
|
∑petani
|
Persentase %
|
1
|
SD
|
9
|
45
|
2
|
SMP
|
4
|
20
|
3
|
SMA/SMK
|
7
|
35
|
Jumlah
|
20
|
100
|
Pada tabel
diatas, terdapat tabel pendidikan yang menunjukan tingkat pengetahuan petani
yang diukur dengan lama masa pendidikan formal yang ditempuh oleh setiap
responden. Data yang tercatat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
praktikan di Desa Kali Padang menunjukan bahwa dari 20 orang responden dapat
diketahui bahwa tingkat pendidikan formal SD merupakan persentase tertinggi
dengan angka 45% atau sebanyak 9 orang. Tingkat pendidikan SMP hanya 4 orang
dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 7 orang. Tidak ditemukan responden yang
tidak tamat SD dalam mengikuti pendidikan formal. Tinggi rendahnya tingkat
pendidikan petani akan berhubungan dengan kemampuan petani dalam menerima dan
menolak sebuah inovasi baru secara tepat dalam usaha taninya. Pendidikan
merupakan faktor penunjang keberhasilan seorang petani dalam melakukan usahanya
seperti kemampuan berfikir, bersikap, dan bertindak yang sesuai dengan kegiatan
usahanya. Rendahnya tingkat pendidikan formal, maka sangat diperlukan
pendidikan non formal seperti kegiatan penyuluhan, penerangan dan pelatihan
sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan bisa melibatkan
petani dalam setiap kegiatan di sebuah organisasi.
3.
Keadaan
Pengalaman Usaha Tani
Pengkategorian
responden dari masing-masing indikator dilakukkan dengan teknik analisis
deskriptif (Arikanto, 1998). Analisis
deskriptif diharapkan dapat mampu menggambarkan karakteristik petani melaksanakan
usahataninya. Salah satu indikatornya
antara lain pengalaman berusaha tani. Keadaan pengalaman usaha tani dapat
dilihat pada tabel berikut.
No
|
Pengalaman berusaha tani (tahun)
|
Kriteria Pengalaman
|
Jumlah (Jiwa)
|
Persentase %
|
1
|
1-5
|
Cukup Berpengalaman
|
4
|
20
|
2
|
6-10
|
Berpengalaman
|
3
|
15
|
3
|
11 >
|
Lebih Berpengalaman
|
13
|
65
|
Jumlah
|
319
|
-
|
20
|
100
|
Rata-rata
|
15,95
|
Lebih Berpengalaman
|
-
|
-
|
Pengalaman
berusahatani merupakan salah satu indikator yang secara tidak langsung
mempengaruhi keberhasilan usahatani yang dilakukan petani Desa Kali Padang secara
keseluruhan. Petani yang berpengalaman
dan didukung oleh sarana produksi yang lengkap akan lebih mampu meningkatkan
produktivitas dibandingkan dengan petani yang baru memulai usahatani.
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani di Desa Kali
Padang yang dimiliki oleh petani responden dikategorikan tinggi yaitu sebesar 65%
berpengalaman. Mayoritas petani responden memiliki pengalaman berusahatani yang
bervariasi antara 1-40 tahun. Rata-rata
petani responden mempunyai pengalaman berusahatani di Desa Kali Padang selama 15,95
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani
sampel di daerah penelitian telah memiliki pengalaman yang cukup dalam
berusahatani di Desa Kali Padang.
Lamanya pengalaman berusahatani petani responden dapat dijadikan sebagai
motivasi ke arah yang lebih baik dalam berusahatani.
4. Keadaan Tanggungan Keluarga Petani
Jumlah tanggungan keluarga merupakan jumlah seluruh orang yang berada
dalam satu rumah yang menjadi tanggungan kepala rumah tangga. Jumlah tanggungan
keluarga petani responden Di Desa Kali Padang dapat dilihat pada tabel berikut
No
|
Kriteria
|
Jumlah Keluarga (Jiwa)
|
Persentase %
|
1
|
Rendah < 2
|
7
|
35
|
2
|
Sedang 2-3
|
11
|
55
|
3
|
Tinggi >3
|
2
|
10
|
Jumlah
|
-
|
20
|
100
|
Rata-rata
|
2 (Sedang)
|
6.66
|
-
|
Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh
petani responden dominan 2 orang (55%), yang berarti bahwa jumlah anggota yang
harus ditanggung oleh petani responden tidak terlalu banyak. Besarnya jumlah anggota keluarga dapat
mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga untuk kepentingan usahatani.
Menurut Ambarani (2002) dengan jumlah tanggungan yang
besar diharapkan mampu mendorong kegiatan usaha yang lebih giat guna memenuhi
kebutuhan hidup.Berikut merupakan tabel keadaan tanggungan keluarga petani di
Desa Kali Padang.
Pengeluaran seperti pangan, perumahan, pakaian, serta meningkatnya
kebutuhan-kebutuhan hidup. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka
kebutuhan keluarga akan cenderung lebih tinggi yang merangsang kepala keluarga
untuk bekerja lebih giat guna memenuhi kebutuhan tersebut. Seseorang yang
memiliki pendapatan rendah dengan jumlah anggota keluarga yang banyak cenderung
mencari tambahan pendapatan agar dapat memenuhi kebutuhannya.
5. Keadaan Pekerjaan di luar Usahatani
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga
dan mengisi waktu senggang selama berusahatani di Desa Kali Padang, beberapa
petani biasanya mempunyai pekerjaan sampingan.
Dapat diketahui bahwa berusahatani merupakan pekerjaan utama dalam
memenuhi kebutuhan hidup bagi petani di Desa Kali Padang.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani menjadikan usahatani di Desa
Kali Padang sebagai satu-satunya sumber
mata pencaharian. Di Desa Kali
Padang petani responden memiliki pekerjaan sampingan antara lain berdagang,
bangunan, buruh dan memiliki bengkel.
Untuk pekerjaan buruh berupa buruh harian di kebun tepatnya menjadi buruh
perkebunan wortel. Namun usaha tersebut hanya mendapat penghasilan yang cukup
sedikit jika dibandingkan mereka yang mempunyai usahatani sendiri.
6. Keadaan Penguasaan Lahan Pertanian
Lahan merupakan tempat
berlangsungnya proses produksi. Semakin
besar lahan yang digunakan maka semakin banyak input yang dibutuhkan oleh
petani untuk berusahatani. Luas lahan petani
di Desa Kali Padang bervariasi antara 0,05 - 2 1/4 Ha. Rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh
petani responden adalah seluas 3/4 Ha.
Lahan yang diusahakan untuk melakukan kegiatan usahatani di Desa Kali
Padang 60% merupakan lahan milik sendiri dan 40% masih menyewa lahan atau bagi
hasil.
Jumlah petani responden terbesar yang mengusahakan sayur adalah pada luas
lahan ¼ - 1 Ha dengan persentase sebesar 88,33 %. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa
status kepemilikan lahan di Desa Kali Padang sebagian adalah milik sendiri.
B. Struktur Penerimaan Keluarga Petani
Penerimaan keluarga
petani adalah akumulasi pemasukan yang di dapatkan petani dalam satu keluarga.
Pada penelitian kami tidak menemukan petani yang beternak, berkebun, berhutan,
maupun bekerja dalam sektor perikanan. Oleh karena itu, kami tidak membahas poin-poin
tersebut.
1. Penerimaan Dari Sub Sektor Pertanian
Penerimaan dari sub sektor pertanian adalah pemasukan/revenue yang
didapatkan petani dari hasil pertaniannya yang dapat berupa uang maupun yang
lainnya. Penerimaan petani di Desa Kali Padang dapat dilihat pada tabel
berikut.
No
|
Penerimaan
|
ΣPetani
|
Persentase
|
Rata – Rata
|
Usaha Tani
|
(%)
|
(%)
|
Rp/Bulan
|
|
1
|
Daun Bawang
|
22,22
|
30
|
5,100,000.00
|
2
|
Seledri
|
18,52
|
25
|
3,600,000.00
|
3
|
Wortel
|
14,81
|
20
|
3,995,000.00
|
4
|
Kol
|
18,53
|
25
|
5,610,000.00
|
Total
|
74,08
|
100
|
18,305,000.00
|
Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa penerimaan dari sub sektor
pertanian di Desa Kali Padang di dominasi oleh petani daun bawang yang
penduduknya yang bertani komoditi daun bawang mencapai 30% tapi penerimaan tertinggi
terjadi pada komoditi kol yaitu mencapai 5.610.000,00 walaupun petaninya lebih
rendah dari petani daun bawang yaitu 25%.
2. Total Penerimaan Keluarga Petani dari
Sektor Pertanian
Berdasarkan tabel pada penerimaan dari sub sektor pertanian, bahwa total
penerimaan keluarga petani dalam satu bulan adalah 18.305.000,00. Total
tersebut merupakan akumulasi dari empat komoditi yaitu komoditi daun bawang,
seledri, wortel, dan kol.
3. Penerimaan Di Luar Pertanian
Penerimaan di luar pertanian adalah pemasukan yang di dapatkan petani
pada sektor non pertanian. Penerimaan di luar pertanian petani di Desa Kali
Padang dapat di lihat pada tabel berikut.
Swasta
|
Penerimaan
|
Buruh
|
Penerimaan
|
Total Penerimaan
|
(%)
|
(Bln)
|
(%)
|
(Bln)
|
Non UT (Rp/Bln)
|
22,22
|
6,000,000.00
|
3,7
|
1,500,000.00
|
7,500,000
|
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pekerjaan petani tersebut
merupakan pekerjaan sampingannya. Terlihat bahwa petani yang bekerja swasta
jauh lebih besar yaitu 22,22%, sehingga penerimaan per bulannya juga lebih
besar yaitu 6.000.000,00 per bulannya.
4. Total Penerimaan Keluarga Petani
Total penerimaan keluarga petani disini maksudnya adalah jumlah seluruh
penerimaan keluarga petani baik dalam sektor pertanian maupun dalam sektor non
pertanian. Total penerimaan keluarga petani dapat dilihat pada tabel berikut.
Total Penerimaan Keluarga Petani Dari Sub Sektor
Pertanian
|
Total Penerimaan Keluarga Petani Dari Sub Sektor Non
Pertanian
|
Total Penerimaan
Keluarga Petani
|
Rp/Bulan
|
(Rp/Bln)
|
(Rp/Bln)
|
18,305,000.00
|
7,500,000.00
|
25,805,000.00
|
Dari tabel di atas dapat ketahui bahwa total penerimaan keluarga petani
adalah sebesar 25.805.000,00. Penerimaan tersebut merupakan akumulasi dari
penerimaan sub sektor pertanian dan sub sektor non pertanian.
C. Struktur Pengeluaran Keluarga Petani
1. Pengeluaran Untuk Sub Sektor Pertanian
Pengeluaran pada sub sektor pertanian merupakan biaya yang dipakai untuk
segala keperluan mengenai hal produksi pertanian. Pengeluaran untuk sub sektor
pertanian dapat dilihat pada tabel berikut.
|
Total Pengeluaran Lahan Tanaman Panga
|
Total Pengeluaran
Sarana Produksi Pertanian Tanaman Pangan
|
Total Biaya TK Pria (Rp/MT)
|
Total Biaya TK Wanita (Rp/MT)
|
Total Biaya Penyusutan Alat (Rp/Bln)
|
Total Pengeluaran Lainnya Dalam Kegiatan Usaha Tani
|
|||
Jumlah
|
27.600.000,00
|
18.210.000,00
|
11.690.000,00
|
5.050.000,00
|
9.812.800,00
|
413.000,00
|
|||
Total
|
72.775.000,00
|
||||||||
Rata-rata
|
12.129.167,00
|
||||||||
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak faktor pengeluaran
petani, mulai dari pengeluaran untuk lahan tanaman, pengeluaran sarana produksi
pertanian, biaya tenaga kerja pria, biaya tenaga kerja wanita, biaya penyusutan
alat, serta pengeluaran lainnya yang berkaitan dengan produksi pertanian. Jadi,
total pengeluaran untuk sektor pertanian adalah 72.775.800,00 dengan rata-rata
pengeluaran 12.129.167,00.
2. Pengeluaran Untuk Sektor Non Pertanian
Pengeluaran sektor non pertanian adalah biaya-biaya yang di keluarkan
petani untuk memenuhi kebutuhannya di luar sektor pertanian. Pengeluaran untuk
sektor non pertanian dapat dilihat pada tabel berikut.
Total Biaya Pengeluaran Non Usaha Tani (Rp/Bln)
|
|
995,000.00
|
|
1,187,000.00
|
|
681,000.00
|
|
736,000.00
|
|
594,000.00
|
|
583,000.00
|
|
631,000.00
|
|
541,000.00
|
|
1,126,000.00
|
|
587,000.00
|
|
896,000.00
|
|
1,041,000.00
|
|
820,000.00
|
|
1,173,000.00
|
|
1,558,000.00
|
|
674,000.00
|
|
1,231,000.00
|
|
793,000.00
|
|
1,242,000.00
|
|
798,000.00
|
|
17,887,000.00
|
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap pengeluaran responden berbeda-beda. Total seluruh
pengeluaran untuk sektor non pertanian adalah 17.887.000,00. Total tersebut
terdiri dari 2 faktor pengeluaran yaitu faktor pangan, terdiri dari beras dan
lauk pauk, serta non pangan, terdiri dari biaya sekolah/pendidikan, biaya
listrik, biaya air, biaya transportasi, biaya bahan bakar,dan iuran sampah.
3. Total Pengeluaran Keluarga Petani
Total pengeluaran keluarga petani yaitu biaya yang dikeluarkan keluarga
petani baik dalam sektor pertanian maupun dalam sektor non pertanian. Total
pengeluaran keluarga petani dapat dilihat pada tabel berikut.
Total Pengeluaran Usaha Tani dan Non Usaha Tani (Rp/Bln)
|
|
2,588,750.00
|
|
3,713,750.00
|
|
4,648,500.00
|
|
3,388,300.00
|
|
5,586,500.00
|
|
3,195,100.00
|
|
4,822,800.00
|
|
8,318,800.00
|
|
3,253,750.00
|
|
8,014,900.00
|
|
5,115,500.00
|
|
3,513,250.00
|
|
4,040,200.00
|
|
3,213,700.00
|
|
5,550,300.00
|
|
3,220,000.00
|
|
3,358,750.00
|
|
6,369,100.00
|
|
5,819,850.00
|
|
2,931,000.00
|
|
90,662,800.00
|
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran setiap responden
berbeda-beda karena beberapa faktor seperti kebutuhan hidup, kebutuhan
keluarga, maupun kebutuhan untuk lahan pertanian. Total pengeluaran keluarga
petani di Desa Kali Padang adalah 90.662.800,00. Total pengeluaran tersebut
terdiri dari pengeluaran dari sektor pertanian dan sektor non pertanian.
D. Struktur Pendapatan Keluarga Petani
1. Pendapatan Keluarga dari Sektor Pertanian
Pendapatan keluarga dari sektor pertanian adalah pemasukan yang
didapatkan keluarga petani yang berasal dari sektor pertanian. Pendapatan
keluarga dari sektor pertanian dapat dilihat pada tabel berikut.
Total Hasil Penjualan Tani (Rp/MT)
|
|
1,800,000.00
|
|
4,500,000.00
|
|
7,200,000.00
|
|
3,600,000.00
|
|
5,400,000.00
|
|
4,500,000.00
|
|
7,200,000.00
|
|
10,710,000.00
|
|
2,700,000.00
|
|
10,500,000.00
|
|
7,200,000.00
|
|
3,600,000.00
|
|
1,190,000.00
|
|
3,600,000.00
|
|
2,700,000.00
|
|
1,350,000.00
|
|
2,700,000.00
|
|
8,100,000.00
|
|
3,570,000.00
|
|
510,000.00
|
|
92,630,000.00
|
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapatan setiap keluarga petani
berbeda-beda, itu karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor luas
lahan. Semakin luas lahannya, maka hasil yang didapatkan juga semakin banyak.
Total pendapatan keluarga petani dari sektor pertanian adalah 92.630.000,00.
Pendapatan tersebut merupakan akumulasi dari empat komodi yaitu daun bawang,
seledri, wortel, dan kol.
2. Pendapatan Keluarga Dari Sektor Non
Pertanian
Pendapatan keluarga dari sektor non pertanian adalah pemasukan yang
didapatkan petani yang berasal dari usaha di luar sektor pertanian. Pendapatan
keluarga dari sektor non pertanian dapat dilihat pada tabel berikut.
Swasta
|
Penerimaan
|
Buruh
|
Penerimaan
|
Total Penerimaan
|
(%)
|
(Bln)
|
(%)
|
(Bln)
|
Non UT (Rp/Bln)
|
22,22
|
6,000,000.00
|
3,7
|
1,500,000.00
|
7,500,000
|
Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa tidak semua keluarga mempunyai pekerjaan selain petani, hanya 22,22 %
swasta dan 3,7% buruh dari total seluruh responden. Jadi, untuk total
penerimaan sektor non pertanian adalah 7.500.000,00. Total tersbut terdiri dari
beberapa bidang yaitu swasta dan buruh.
3. Total Pendapatan Keluarga Petani
Total pendapatan keluarga petani adalah akumulasi seluruh pendapatan
keluarga petani baik itu dalam sektor pertanian maupun non pertanian. Total
pendapatan keluarga petani dapat dilihat pada tabel berikut.
Total Hasil Penjualan Tani (Rp/MT)
|
Total Penerimaan
Non UT (Rp/Bln)
|
92,630,000.00
|
7,500,000
|
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa total pendapatan keluarga petani adalah 100.130.000,00. Total tersebut
merupakan akumulasi total dari pendapatan dari hasil penjualan tani dan
penerimaan non usaha tani.
E. Keadaan Sosial Ekonomi
Mata
pencaharian masyarakat Desa Kali Padang Kecamatan Selupu Rejang sebagian besar
merupakan petani dan buruh tani, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana pertanian serta
perhubungan untuk mendukung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Dengan
adanya bantuan Infrastruktur Pedesaan dan Pemerintah Pusat, tentunya akan
sangat membantu untuk pembangunan sarana jalan untuk transportasi masyarakat
Desa Kali Padang agar terwujudnya sarana transportasi sesuai standar kebutuhan
dan harapan masyarakat. Sehingga, akan dapat menekan biaya para petani terutama
menyangkut ongkos angkut dengan harapan pendapatan petani menjadi naik dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat
di Desa Kali Padang rata-rata mengikuti kegiatan sosial yang ada di Desa Kali
Padang seperti arisa dan pengajian/majelis taklim yang diadakan setiap minggu
di masjid Desa Kali Padang. Masyarakat Desa Kali Padang merasa bisa mendapatkan
banyak keuntungan dari kegiatan sosial tersebut, seperti menambah wawasan dan
pengetahuan, menambah teman, mengisi waktu luang, serta memperluas pergaulan.
Maka tidak heran jika masyarakat Desa Kali Padang bisa dikatakan aktif dalam
kegiatan sosial.
Untuk
pemasaran, Masyarakat Desa Kali Padang hanya menjual hasil pertaniannya kepada
tengkulak, karena selain praktis, masyarakat Kali Padang juga tidak lagi
mengeluarkan ongkos untuk pengangkutan hasil pertanian dari ladang ke Desa.
Oleh karena itu, masyarakat tani Desa Kali Padang tidak pernah menjual hasil
tani ke KUD.
Petani
juga tidak pernah menyimpan hasil pertaniannya, alasannya karena sayur-mayur
sangat cepat busuk dan tidak adanya tempat penyimpanan yang layak untuk sayur.
Sehingga apabila belum ada tengkulak datang untuk memanen hasil pertaniannya,
maka petani tidak akan melakukan pemanenan. Jika hasil pertaniannya belum juga
dipanen, maka petani di Desa Kali Padang akan mencincang-cincang hasil
pertaniannya guna mengurangi kerugian akibat tidak panen. Penyortiran juga
tidak berlaku bagi petani di Desa Kali Padang, karena penyortiran hanya terjadi
pada saat hasil pertanian sudah di tangan tengkulak.
F.
Persoalan Pertanian Di Desa Kali Padang
Pertanian
merupakan sektor andalan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat Desa
Kali Padang, karena sebagian besar masyarakat Desa Kali Padang hidup dengan bekerja
pada sektor pertanian. Fenomena ekonomi memberikan isyarat terjadinya isu-isu
dan masalah pertanian di Desa Kali Padang secara besar baik vertikal maupun
horizontal. Dengan menurunnya tingkat produktifitas, luas area lahan pertanian
yang secara tidak langsung menurunkan tingkat produksi pertanian.
Diketahui
sektor pertanian di Desa Kali Padang sebagian besar ditopang oleh sektor perkebunan
tanaman pangan, dimana sektor tanaman pangan yang menjadi prioritas karena
termasuk dalam kategori kebutuhan primer, maka tidak heran bila setiap desa
khususnya Desa Kali Padang setiap tahun berupaya untuk memaksimalkan sektor
ini. Namun, faktanya banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
bertani serta banyak isu tentang pertanian. Pertumbuhan ekonomi suatu desa
dapat terlihat dari pembangunan yang dilakukan.
Pembangunan
nasional merupakan sebuah upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan
pembangunan tidak dapat dilaksanakan oleh satu pihak, melainkan perlu adanya
dukungan dari berbagai pihak terkait. Semuanya perlu adanya kerja sama
antara pihak pemerintah dengan pemerintah daerah. Pemerintah harus mengetahui
pembangunan yang ada seperti pembangunan yang ada di tingkat pedesaan belum
maksimal maka pemerintah pusat wajib melakukan koreksi terhadap kinerja yang
telah dilakukan selama ini. Pembangunan di tingkat daerah dapat berjalan dengan
baik apabila mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Sebagian
masyarakat khususnya generasi muda bangsa yang bergeser orientasinya
dengan tidak lagi tertarik menjadi petani. mereka menganggap petani tidak
membawa hasil yang menjanjikan dan keuntungan yang diperoleh sedikit
bahkan rugi.
Terkait
dengan tenaga penyuluh yang terbatas jumlahnya. Tentunya hal ini akan
berpengaruh terhadap intensitas penyuluhan dan pendampingan kepada petani
terkait dengan beberapa perkembangan teknologi dan cara-cara update dalam
peningkatan pproduktifitas hasil pertanian di Desa Kali Padang.
Terkait
dengan masalah pupuk termasuk sistem distribusinya, hal yang menonjol disini
pupuk yang dibutuhkan petani tidak tepat waktu dan tepat jumlah. Dari beberapa
laporan kelompok tani dan petani secara pribadi, penggarap sesuai dengan hasil
dialog kami dari beberapa responden. Disampaikan bahwa masalah distribusi pupuk
tidak lancar dan terlambat saat diperlukan oleh petani serta harga
bervariasi dan lebih cenderung lebih mahal. disamping itu beberapa daerah,
pupuk tidak disalurkan kepada daerah tersebut sesuai lokasi peruntukannya
melainkan ditimbun dan dialihkan guna untuk mencari keuntungan yang lebih
besar dari penjualan pupuk tersebut.
Terkait
dengan alsintan. Keberadaan alsintan yang masih terbatas dan belum memenuhi
kebutuhan petani juga menjadi faktor penghambat dalam proses pengolahan dan
pemanenan.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah
penulis lakukan untuk daerah Desa Kali Padang maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a.
Karatekrisitik
petani di Desa Kali
Padang berbeda-beda dalam
mengelolah pertanian di lihat dari umur, pendidikan petani, pekerjaan di luar usaha tani, serta
kondisi ekonomi dan luas lahan yang dimiliki petani.
b.
Penerimaan keluarga petani di Desa Kali Padang didapat
dari hasil berkebun, berternak, perikanan dan sektor hutan. Dan ada pemasukan
dari kerja sampingan bagi petani yang mempunyai kerja sampingan seperti
berdagang, bengkel, bangunan, serta buruh.
c.
Pengeluaran keluarga petani di Desa Kali Padang biaya digunakan
untuk segala keperluan petani mengenai komponen pendukung produksi pertanian
maupun non pertanian yang berbentuk logistik dan dan biaya-biaya lainnya.
d.
Pendapatan keluarga petani di Desa Kali Padang untuk sektor
pertanian didapat dari pemasukan mereka berkebun, berternak maupun perikanan.
Sedangkan untuk sektor non pertanian didapatkan dari kerja swasta, bedagang,
bengkel, serta buruh
e.
Kelembagaan yang dipakai masyarakat Desa Kali Padang
untuk saat ini kurang berjalan sebagai wadah organisasi (dalam arti kurang
berkembang), dikarenakan kurangnya niat para petani masyarakat Desa Kali Padang
untuk mengertikan dari tujuan kelembagaan tersebut.
6.3 Saran
Kebanyakan pada saat ini disetiap
desa/kelurahan kurang diperhatikan pemerintah untuk mengembangkan masyarakat
tani sehingga terjadi kesalahpahaman antara pemerintah dengan para petani dalam
pengembang pertanian di desa/kelurahn tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
hal-hal tersbut haruslah diadakan kerja sama antara pemerintah dengan
masyarakat petani agar perkembangan pertanian di Indonesia berjalan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Pantjar Simatupang, Pusat Agro-Ekonomi
(PAE), Departemen Pertanian Republik
Leibo, J. (Penyunting). 1986. Sosiologi Pedesaan. Andi Offest,
Yogyakarta.
Makalah
diskusi panel "Pembaruan Agraria", Departemen Pertanian, Hotel Salak,
Bogor, 11 September 2002.
Profil Kependudukan
Desa Kali Padang Tahun 2017
Soekanto,S. 1997. Sosiologi Suatu Pengantar.
Ed.4 Cet. Ke-24. CV Rajawali, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. 2012 (cet. 15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya