LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA IV
“KELEMBABAN UDARA”
Nama : Anggi Kusumah
NPM : E1D017102
Shift : Kamis, 08.00-09.40 WIB
Co-Ass : 1. Prayogi Dhuha Brahmanto
(E1F015011)
2. Inggri Dayana
(E1F016005)
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari hari kelembaban udara sadalah sesuatu yang sangat penting,
karena ini akan sangat mempengaruhi temperature. Dalam atmosfer (lautan udara)
senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban
(lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara
setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara.
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara.
Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut.
Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume
udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah
total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air.
jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering.
Alat
pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang
menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer. Pada praktikum ini,alat
yang dipakai untuk mengukur kelembaban udara adalah Psikrometer tipe sling.
Psikrometer tipe sling merupakan gabungan dari thermometer bola kering dan bola
basah dan pengaliran udaranya dengan diputar.Pada Psikrometer
tipe sling,Termometer bola kering akan menunjukkan suhu udara,sedangkan pada
thermometer bola basah harus menguapkan air dulu.Oleh karena untuk menguapkan air
tersebut dibutuhkan panas yang diserap dari bola basah sehingga suhu yang
ditunjukkan oleh thermometer bola basah menjadi lebih rendah dari thermometer
bola kering.Makinkering udara makin
banyak panas yang diambil sehingga makin rendah pula suhu yang ditunjukkan oleh
thermometer bola basah.
Kelembaban
adalah konsentrasi uap air di udara.
Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan
spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan
untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawalembap (dehumidifier).
1.2.
Tujuan
1. Agar
mahasiswa mengetahui penerapan cara perhitungan teoritis matematis dan kejadian
fisis alami ke dalam pengukuran praktis kelembaban nisbi udara dengan
menggunakan termometer bola basah dan bola kering dan hygrograf.
2. Mengerti
tentang kondisi kelembaban udara pada berbagai tempat dan beragam waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan
yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga
kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan
hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa
udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja (Fardiaz Dalam Marbun,
2010).
Kelembaban
udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari disebabkan
karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari
tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan
yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan
uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang. (Handoko, 2008)
Kelembapan udara adalah kadar uap air yang ada di udara.
Dimana kelembapan udara merupakan bagain dari komponen iklim yang memiliki
pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan udara disuatu tempat dapat berpengaruh
pada semua aktivitas yang kita lakukan (Agusra, 2011).
Irama harian kelembaban sangat bervariasi, terkadang tinggi
pada malam hari dan rendah pada siang hari. Irama kelembaban harian ini juga
dapat disebabkan karena adanya perbedaan letak tempat horizontal maupun
vertikal. Pengaruh kelembaban udara sejalan dengan temperatur dan intensitas
sinar matahari mempunyai peranan penting dalam mengatur aktifitas organisme dan
dalam membatasi penyebarannya (Umar, 2012).
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena
dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam
udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau
udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak
dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik
air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut
udara jenuh (Kusnadi, 2010).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa
bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer,
psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf dan sebagainya.
Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias
(chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk pias
mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatannya biasnya
didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena, (Tjasyono, 2008).
Kelembaban merupakan salah satu
faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di
alam. Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak
adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan sebagai berat per satuan
udara (misalnya gram per kilogram udara). Kelembaban merupakan salah satu
faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran,
keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal. (Umar,2010 dalam Arnikho,2013)
Kelembaban adalah persentase
kandungan uap air dalam udara. Semua uap air dalam udara itu berasal dari
penguapan sedangkan penguapan itu sendiri adalah perubahan pase cair menjadi
fase uap air yang ringan dan akan naik ke atmosfir . Dalam atmosfir senantiasa
terdapat uap air dan kadar uap air ini selalu berubah-ubah tergantung pada
temperatur udara setempat. Meskipun uap air hanya merupakan sebagian
kecil saja dari semua atmosfir kira-kira 2% dari masa seluruhnya tetapi
merupakan komponen udara yang penting dari segi cuaca dan iklim. Data klimatologi
untuk kelembaban udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relative (RH)
(Mustanil, 2011 dalam Rizky, 2014)
Menurut Sianturi 2012, Dalam
kelembaban dikenal beberapa istilah, seperti:
1.
Kelembaban
mutlak, yaitu massa uap air yang berada dalam satu satuan udara, yang
dinyatakan dalam gram/m3.
2.
Kelembaban
spesifik, yaitu perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa
udara yang dinyatakan dalam gram/kilogram.
3.
Kelembaban
relative, yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap
air yang dikandung udara pada temperature tertentu, yang dinyatakan dalam %.
Suhu (temperatur) adalah ukuran dari suatu benda yang
cenderung melepaskan panas. Energi radiasi dalam atmosfir diabsorbsi oleh
molekul gas, partikel padat dan zat cair, sehingga temperatur suhu benda
menjadi naik. Bila terjadi perbedaan suhu dalam lingkungan maka energi akan
mengalir sebagai panas dari daerah yang panas ke yang lebih dingin (Umar,
2013).
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
1.
Termometer bola basah dan bola kering
2.
Hygrograf
3.
Alat tulis
2.1 Cara Kerja
Pengamatan Sesaat
1.
Menyiapkan dua termometer. Membasahi
salah satu sensor termometer tersebut dengan air bersih atau aquades setelah
diselubungi dengan kain kasa atau kapas.
2.
Menempatkan pasangan termometer tersebut
pada titik ketinggian 50cm, 120cm, dan 200cm dari permukaan tanah. Didiamkan
selama 3 menit. Membaca suhu bola basah dan bola kering secara hampir
bersamaan.
3.
Tempat lokasi pengamatan adalah di
tempat terbuka dan di bawah pohon.
Pengamatan Kontinyu
1.
Menyiapkan dan memasang alat
termohygrograf di laboratorium.
2.
Menulis tanggal pemasangan pias, mencocokkan
waktu pemasangan dengan jam saat pemasangan.
3.
Mengamati seminggu kemudian seluruh
fluktuasi kelembaban udara yang terjadi selama itu
4.
Menjawab dalam laporan apakah turun
naiknya fluktuasi tersebut selalu relative sama waktunya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tempat
|
Termometer
|
Suhu
pada Ketinggian (oC)
|
||
50
cm
|
120
cm
|
200
cm
|
||
Tempat Terbuka
|
Bola Basah
|
27 oC
|
28 oC
|
28 oC
|
Bola Kering
|
34 oC
|
36 oC
|
37 oC
|
|
Dibawah Pohon
|
Bola Basah
|
26 oC
|
25 oC
|
25 oC
|
Bola Kering
|
29,5 oC
|
29 oC
|
29 oC
|
Perhitungan
Kelembaban Nisbi :
1.
Tempat terbuka
a.
Pada Ketinggian 50 cm
Diketahui : Suhu bola basah t
= 27 oC
Suhu bola kering t = 34 oC
Penyelesaian: Selisih = 7 oC
Sesuai
dengan lajur dan kolom Nilai Kelembaban Nisbi Udara (100%), maka kelembaban
nisbinya adalah sebesar 52%.
b.
Pada Ketinggian 120 cm
Diketahui : Suhu bola basah t
= 28 oC
Suhu bola kering t = 36 oC
Penyelesaian: Selisih = 8 oC
Sesuai
dengan lajur dan kolom Nilai Kelembaban Nisbi Udara (100%), maka kelembaban
nisbinya adalah sebesar 47%.
c.
Pada Ketinggian 200 cm
Diketahui : Suhu bola basah t
= 28 oC
Suhu bola kering t = 37 oC
Penyelesaian: Selisih = 9 oC
Sesuai
dengan lajur dan kolom Nilai Kelembaban Nisbi Udara (100%), maka kelembaban
nisbinya adalah sebesar 44%.
2.
Dibawah Pohon
a.
Pada Ketinggian 50 cm
Diketahui : Suhu bola basah t
= 26 oC
Suhu bola kering t = 29,5 oC
Penyelesaian: Selisih = 3,5 oC
Sesuai
dengan lajur dan kolom Nilai Kelembaban Nisbi Udara (100%), maka kelembaban
nisbinya adalah sebesar 71%.
b.
Pada Ketinggian 120 cm
Diketahui : Suhu bola basah t
= 25 oC
Suhu bola kering t = 29 oC
Penyelesaian: Selisih = 4 oC
Sesuai
dengan lajur dan kolom Nilai Kelembaban Nisbi Udara (100%), maka kelembaban
nisbinya adalah sebesar 67%.
c.
Pada Ketinggian 200 cm
Diketahui : Suhu bola basah t
= 25 oC
Suhu bola kering t = 29 oC
Penyelesaian: Selisih = 4 oC
Sesuai
dengan lajur dan kolom Nilai Kelembaban Nisbi Udara (100%), maka kelembaban
nisbinya adalah sebesar 67%.
4.2
Pembahasan
Praktikum
kelembaban udara dilakukan dilaboratorium tanah Universitas Bengkulu pengukuran
kelembaban udara menggunakan termometer bola basah dan bola kering, kelembaban
udara sangat dipengaruhi oleh penyinaran matahari beserta ketinggian tempat
dilakukannya pengukurannya kelembatan. Datangnya sinar matahari berbeda beda disuatu
tempat, mengakibatkan pada tempat yang berbeda menyebabkan perbedaan kelembaban
udara.
Pada
praktikum dilakukan pengukuran kelembaban udara pada lapangan terbuka dan di
bawah pohon pada ketinggian masing-masing 50, 120, dan 200 cm. Alat yang
digunakan adalah termometer bola basah dan bola kering, dengan bantuan tabel
bola basah bola kering pada buku penuntun.
Kelembaban
udara yang diukur pada praktikum ini adalah kelembaban udara nisbi. Untuk
mengetahui nilai kelembaban nisbi, contohnya adalah sebagai berikut:
1.
Skala bola kering dikurangi dengan skala
bola basah
2.
Dengan menggunakan tabel yang terlampir
pada buku penuntun, perhatikan skala bola basah dan selisih BK – BB pada
kolom selisih suhu.
3.
Sesuai dengan lajur dan kolom pada
tabel, dapat dibaca bahwa kelembaban nisbinya
Setelah
hasil selisih ditemukan kemudian kita melihat nilai RN pada tabel Konversi
Kelembaban Nisbi (RH) dengan cara melihat nilai perbandingan TBK dan
TBB pada tabel dan nilai TBB pada tabel sehingga nilai RH dapat kita
peroleh.
Pada
tabel hasil pengamatan, terlihat bahwa kelembaban nisbi selalu berubah-ubah.
Perubahan yang terjadi tidak terlalu terlihat, hal ini mungkin dikarenakan
ketinggian dan waktu pengamatan dilakukan tidak terlalu jauh
perbedaannya. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun
kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar.
Pada
pengukuran kelembaban nisbi yang dilakukan di bawah tutupan pohon relatif
tinggi. Hal ini dapat terjadi karena di bawah tutupan kanopi
pohon terdapat banyak vegetasi serta kuantitas dan kualitas penyinaran
mataharipun terhalang dengan pepohonan, sehingga menyebabkan uap air pada
daerah ini banyak. Sedangkan pada lapangan terbuka, kelembaban nisbi lebih
rendah dibandingkan dengan kelembaban nisbi di bawah pohon.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
praktikum ini, didapat beberapa kesimpulan bahwa Kelembaban udara nisbi (RH)
suatu tempat dapat diketahui dengan menggunakan table di buku penuntun, dengan
bantuan tabel suhu bola basah dan selisih antara suhu bola kering dan suhu bola
basah.
Kondisi
kelembaban udara dapat berbeda sesuai dengan tempat dan waktu. Pada siang
hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai
menjelang pagi bertambah besar.kelembaban nisbi di bawah tutupan pohon relatif
tinggi, karena di bawah tutupan kanopi pohon terdapat banyak
vegetasi serta kuantitas dan kualitas penyinaran mataharipun terhalang dengan
pepohonan, sehingga menyebabkan uap air pada daerah ini banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Marbun.2010. Udara Dan Kelembaban Udara.repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/Chapter
%20I.pdf 28 Oktober 2014.
Ir. Gusniwati, MP.2012.Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi.
Universitas Jambi.Jambi
Handoko.2008. Pengamatan Unsur – Unsur Cuaca di Stasiun
Klimatologi Pertanian. Bogor : Jurusan Geofisika
dan Meteorologi FMIPA-IPB.
Umar, Ruslan.2012.Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Tjasyono.2008. Klimatologi Umum. Bandunng: ITB Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya