Tiga Kendala Pembangunan Pertanian
1.
Pertumbuhan penduduk nasional dan dunia
yang pesat diringi dengan kebutuhan pangan yang semakin besar dan bervariasi
menjadi masalah dimasa mendatang. Sektor pertanian harus mampu memprediksi atas
kebutuhan pangan tersebut dengan mengukur kapasitas produksi dari sumberdaya
pertanian yang dimiliki. Kemampuan memaksimalkan produksi harus diikuti oleh
peningkatan produktivitas tinggi terutama dari kemujuan teknologi
perbenihan/varietas, mekanisasi dan pasca panen. Selain memanfaatkan lahan
optimal, arah pengembangan dan peningkatan produksi komoditas pertanian harus
memaksimalkan lahan lahan sub optimal terutama yang diluar jawa. Hal ini
menjadi sangat penting karena jika hanya bertumpu pada lahan optimal dengan
kondisi iklim yang tidak menentu (ekstrim), maka akan sangat menganggu pasokan
produksi. Untuk itu obsesi Indonesia harus bisa menjadi lumbung pangan dunia
menjadi alasan penting dan seluruh potensi dan sumberdaya pertanian sangat
melimpah di bandingkan negara negara lain baik dari luas geografis dan potensi
sumberdaya genetik yang ada.
2.
Pemenyempitan lahan pertanian dalam
kegiatan konversi lahan harus segera digulirkan secara masif oleh pemerintah
yaitu dengan membuat regulasi/kebijakan lahan abadi bagi aktivitas sektor
pertanian terutama lahan optimal. Hal ini mendesak karena dari berbagai kasus
konversi tanah pertanian ke industri dan perumahan/kontruksi memanfaatkan lahan
optimal terutama di wilayah jawa sementara potensi pangan hampir 60 % ada di
jawa ebagai supply nasional terutama pangan. Ketegasan dan pengguliran lahan
optimal sebagai aset jangka panjang adalah menjadi keniscayaan agar tidak
menjadi masalah mendatang.
3.
Minat dan kesiapan generasi muda
terhadap sektor pertanian berdasarkan realita lapang dan angka statistik
menunjukkan menurun. Hal ini disebabkan oleh realita sektor pertanian yang
belum mampu meberikan nilai tambah maksimal seperti sektor sektor lainnya jasa
dan indsutri. Pertanian masih belum tampil secara modern dan pengelolaanya
belum beroreintasi pasar dunia sehingga memberikan pengaruh pada
karakter/prilaku hulu dan hilir belum bersaing secara global. Rendahnya tingkat
pendapatan dan pengelolaan pertanian yang masih belum memadai inilah yang
membuat peminat generasi muda enggan untuk terjun bebas di sektor pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya