LAPORAN
PRATIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA
I
PENGENALAN
STASIUN DAN PERALATAN
DI
STASIUN KLIMATOLOGI
Nama :
Anggi Kusumah
NPM : E1D017102
Prodi : Agribisnis
Shift : Kamis, Jam 08.00 Wib
Kelompok : 2
Dosen
: Prof. Dr. Ir. Priyono
Prawito, M. Sc.
Ko-ass
: 1. Prayoga
Dhuha Brahmanto
(E1F015011)
(E1F015011)
2. Inggri Dayana
(E1F016005)
LABORATORIUM
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang
ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema
khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam
jangka pendek.Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro
yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman
atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan.Selain itu dalam hubungan yang
luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara
laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca
dari pengamatan jangka panjang.
Untuk menentukan iklim suatu tempat atau
daerah diperlukan data cuaca yang telah terkumpul lama (10-30 tahun) yang
didapatkan dari hasil pengukuran cuaca dengan alat ukur yang khusus atau
instrumentasi klimatologi. Alat‑alat yang digunakan harus tahan lama dari
pengaruh‑pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap waktu mengukur
perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukuran
tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik membawa keuntungan
pemakaian lebih lama.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan
persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan
dari bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon di dekat alat.Agar data
yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat
bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat iklimnya yang
berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat
klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara
menggunakannya.
Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat
dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan
pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat pengukuran lama
penyinaran matahari dan suhu udara serta suhu tanah.
Di bidang meteorologi dan klimatologi
pertanian, data tentang lama penyinaran sinar matahari sangat
penting.Pengukuran dilakukan terhadap cahaya surya yang sampai ke
permukaan bumi.Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan
pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya Tipe Campbel Stokes, Tipe
Jordan, Tipe Martin dan Tipe Foster.
Sedangkan pada pengukuran suhu udara hal ini
berhubungan langsung dengan manusia dan kehidupannya dan penting untuk
dipelajari dandipahami.Ada beberapa jenis termometer (alat pengukur suhu)
diantaranya Termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola basah dan
kering, hygrometer dan alat klimatologi
lainnya.
Seringnya terjadi kesalahan dalam pendataan
hasil klimatologi, menjadikan pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam
hal ini di bidang pertanian. Oleh sebab itu di adakannya praktikum
agroklimatologi ini.
1.2 Tujuan
Percobaan
1. Mengenal
stasiun cuaca/iklim dan sistem peralatannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di
stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai
sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan
untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti.
Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat
laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan
debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan
demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya
dan para petugas yang menggunakan (Jonney, 2008)
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu
pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai
iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem
database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data
iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode
Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih
karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan
(Runtunuwu et.al., 2008).
Sangkar meteorologi umumnya dipasang di dalam taman
alat-alat meteorologi. Didalam sangkar Meteorologi dipasang alat-alat seperti Thermometer bola
kering, Thermometer bola basah, Thermometer maximum, Thermometer minimum, dan
Evaporimeter jenis piche. pada stasiun meteorologi pertanian dan klimatologi
dipasang Evaporometer jenis Keshner tersendiri. Pemasangan alat-alat
meteorologi didalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari
tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain
itu, alat-alat yang terdapat didalamnya terlindung dari radiasi matahari
langsung, hujan dan debu. Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang baik (
jati/ Ulin) sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya
tidak banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya
berada pada ketinggian 120 cm diatas tanah berumput pendek, sedangkan
letaknya paling dekat dua kali ( sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada
di sekitarnya. Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga
tidak dapat bergerak atau bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar
tidak mudah di makan rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela
yang berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara.
Temperatur dan kelembaban udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperatur dan kelembaban udara diluar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat yang terdapat didalamnya
tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. jika matahari berada
pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau
sebaliknya. ( Niko Aprilyanto, 2008).
Kertas
pias yang dipasang berdasarkan posisi tegak lurus penyinaran matahari, maka ada
tiga macam pias, yaitu: (1) Kertas pias lengkung panjang tepat di garis ekuator
digunakan pada 11 April – 31 Agustus pada belahan bumi utara, dan 11 Oktober –
28 Februari pada belahan bumi selatan, (2) Kertas pias lengkung pendek
digunakan pada 11 Oktober – 28 Februari pada belahan bumi utara, dan 11 April –
31 Agustus pada belahan bumi selatan, (3) Kertas pias pendek lurus digunakan
pada 1 September – 10 Oktober pada belahan bumi utara, dan 1 Maret – 10 April
pada belahan bumi selatan. Pada tanggal 23 Maret dan 21 september matahari
berada tepat pada garis khatulistiwa. (Antoni ,2008)
Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam membahas aspek
keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang menggunakan
analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter
umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan
deret waktu ( Pramudia et.al., 2008).
Solarimeter
merupakan alat pengukur intensitas radiasi matahari yang terpasang pada
stasiun-stasiun klimatologi. Solarimeter adalah alat yang memiliki
sensor thermophile biasanya digunakan untuk mengukur radiasi total
yang terdiri dari radiasi langsung dan radiasi difusi (Apriani, 2012).
Cara
kerja dari alat solarimeter adalah radiasi cahaya sinar matahari akan
menembus glass dome dengan radiasi yang mempunyai panjang gelombang 3
µm kemudian diteruskan ke lempeng logam hitam yang akan mengabsorbsi panas
radiasi selain itu juga diteruskan ke logam putih yang akan memantulkan radiasi
sehingga terjadi perbedaan temperatur pada kedua lempeng logam, kemudian
dihubungkan ke circuit thermojunctions yang mengubah besaran panas
menjadi perbedaan tegangan potensial yang dapat dianalogikan sebagai besaran
intensitas radiasi global (Tampubolon, 2012).
Solarimeter yang
digunakan untuk mengukur radiasi matahari sangat bermanfaat pada bidang
pertanian. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh intensitas,
kualitas dan lama penyinaran matahari (Suciatiningsih, 2013).
Campbell
Stokes adalah salah satu alat yang untuk mendapatkan
data tentang iklim dan cuaca pada stasiun-stasiun klimatologi yang berfungsi
untuk mengukur lama penyinaran matahari. Campbell Stokes merupakan
alat ukur analog durasi harian penyinaran matahari yang menggunakan satuan
jam/prosentase (%) pias harian (Kamus, 2013).
Campbell
Stokes terdapat komponen penyusunnya. Campbell
Stokes terdiri dari 2 komponen penyusun utama yaitu bola kaca
berfungsi sebagai lensa cembung yang mempunyai titik fokus dan kertas pias yang
mempunyai tiga macam jenis yaitu lengkung panjang (11 Oktober – 28 Februari),
lurus (11 September – 10 Oktober) (1 Maret – 10 April) dan lengkung pendek (11
April – 10 Agustus) (Romanyaga, 2016).
Cara
kerja Campbell Stokes adalah sebagai berikut cahaya matahari akan
dikumpulkan bola kaca pada titik fokusnya yang terdapat lempengan baja dengan
ukuran lebar kira-kira 10 cm tempat kertas pias diletakkan, jika sinar matahari
memiliki kekuatan lebih dari 120 W/m2 maka dapat membakar
kertas pias sehingga meninggalkan jejak terbakar pada kertas pias dapat berupa
lubang panjang/pendek, terputus-putus atau bintik terbakar yang menunjukkan
lama waktu penyinaran matahari (Hamdi, 2014).
Psikrometer
standar tersusun dari empat thermometer yaitu thermometer bola kering (BK) menunjukkan
suhu udara, thermometer bola basah (BB) digunakan mencari kelembaban udara
dengan bantuan table, thermometer maksimum dan thermometer minimum serta
dilengkapi dengan piche evaporimeter. Piche evaporimeter adalah alat ukur
penguapan yang sangat peka terhadap laju angin, endapan debu maupun pasir
(Rizki, 2012).
Suhu
yang ditunjukkan dari hasil pembacaan bola kering lebih cepat berubah daripada
thermometer bola basah. Semua alat pengukur suhu dan kelembaban diletakkan di
kotak yang terlindungi dari cahaya matahari secara langsung atau radiasi bumi
serta hujan (Hendayana, 2011)
Thermohigrograf
merupakan alat pengukur suhu udara yang dapat merekam setiap perubahan suhu
udara (Butar, 2015).
Thermohigrograph
dipasang dalam sangkar meteorologi dan berguna sebagai pengukur suhu udara
secara kontinyu karena dapat merekam suhu udara untuk waktu selama 24 jam,
bahkan satu minggu (Rizki, 2012).
Cara
kerja thermohigrograf adalah dengan cara mengganti kertas grafik yang sudah
terpasang dengan kertas grafik yang baru lalu memeriksa kekuatan putar perjam,
tinta dan kebersihan pena dan rambut serta pengamatan kelembaban dan suhu
dilakukan tiap minggu (Budiyanto, 2016).
Thermometer
pengukur suhu tanah ada dua yaitu thermometer permukaan dan thermometer bawah permukaan.
Pengukuran suhu tanah diatas 20 cm menggunakan termometer tanah bengkok,
pengukuran suhu tanah dibawah 20 cm menggunakan termometer tanah berselubung.
Cara mengukur suhu tanah dengan thermometer adalah dengan membuat lubang tanah
mencapai kedalaman yang akan diukur, setelah itu thermometer dimasukkan kedalam
lubang dan ditimbun dengan tanah, beberapa menit kemudian diambil dan dibaca
suhunya (Budiyanto, 2016).
Barometer
yang banyak digunakan untuk mengukur tekanan udara, yaitu menggunakan kolom air
raksa. Tinggi kolom air raksa dapat menujukkan besarnya tekanan udara
(Wirjohamidjojo, 2009).
Barometer aneroid yang
dilengkapi dengan tangkai pena penunjuk dan pias yang dilekatkan pada sebuah
tabung jam yang berputar (Guslim, 2009).
Pada
pias terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar
menunjukkan tekanan udara. Tingkat keakuratan dari barograf, salah satunya
ditentukan oleh jumlah kapsul atau sel aneroid yang digunakan. Semakin banyak
kapsul aneroid yang bisa digunakan maka semakin peka barograpf tersebut
terhadap perubahan tekanan udara (Wirjohamidjojo, 2009).
Anemometer
merupakan alat pencatat arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin dapat
dinyatakan dalam satuan m/s dengan sebuah alat yang disebut anemometer (Muin,
2012).
Cup
pada Anemometer berperan sebagai penangkap rangsangan berupa angin. Cup yang
terkena angin akan menggerakkan alat yang berfungsi sebagai pengukur kecepatan
angin. Cup anemometer bergerak searah dan menimbulkan sebuah arus
yang disebut dengan arus analog (Muin, 2012).
Kecepatan
angin diperkirakan berdasarkan gerakan plat yang terdapat pada Wind Force.
Alat ini berada pada ketinggian 2-15 meter (Banodin, 2011).
Ombrometer
Observatorium atau penakar hujan adalah instrumen yang berbentuk silindris yang
digunakan untuk mendapatkan dan mengukur curah hujan pada satuan waktu
tertentu dan prinsip kerjanya yaitu mengukur tinggi hujan seolah-olah air hujan
yang jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan kolom air dan air yang
tertampung, volumenya dibagi dengan luas corong penampung kemudian menghasilkan
tinggi atau tebal dengan satuan
milimeter (Manullang et al.,
2013).
Alat
penakar hujan yang biasa dipakai di Indonesia adalah tipe Observatorium atau
Ombrometer yang biasanya diletakkan ditempat terbuka dan tidak dipengaruhi
pohon-pohon dan gedung-gedung disekitarnya (Petonengean et al.,
2016).
Penakar
hujan Hellman merupakan alat klimatologi yang digunakan untuk mengukur curah
hujan. Alat pengukur curah hujan tipe Hellman digunakan untuk mengukur curah
hujan dengan sistem air hujan tersebut ditampung yang kemudian air akan
mendorong pelampung yang terhubung langsung dengan pena, secara otomatis pena
yang terdapat didalam akan menggores kertas pias yang sudah di pasang pada
tabung berputar (Nugroho, 2012).
Penakar
hujan otomatis tipe Hellman merupakan alat penakar hujan berjenis recording yang terdiri
dari dari jam pencatat, tabung gelas, pelampung dan alat ukur curah
hujan tipe Hellman sewaktu-waktu dapat mengalami gangguan sehingga mengakibatkan
hilangnya data curah hujan (Bunganaen et al., 2013).
Automatic
Rain Sampler adalah alat yang digunakan untuk
pengambilan sampel air hujan dengan menggunakan metode wet and dry dopsition
dengan bantuan Acid Precipitation Sampler (APS)
atau lebih dikenal dengan Automatic Rain Sampler (ARS). Sampel
air hujan dapat diperoleh dengan menggunakan metode wet deposition dan dry
deposition, wet deposition secara sinergi juga mengukur pH pada air hujan
(Nugroho, 2012).
Automatic
Rain Sampler merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk menentukan curah hujan dan nilai pH air hujan yang didalamnya terdapat fitting,
wiring, board, computer, lid release, opyical sensors, collection funnel,
pulnger coil, measuring valve, distribution valve, filter/vent, sample bottle,
battery tube (Brujinzeel et al., 2010)
Automatic
Rain Gauge merupakan alat digunakan untuk menghitung
jumlah curah hujan dalam satuan waktu tertentu secara otomatis. Automatic
Rain Gauge atau penakar curah hujan otomatis mengindra curah hujan menggunakan
sensor dengan data curah hujan tersimpan (Laserio et al., 2014).
Automatic
Rain Gauge yaitu menggunakan cahaya infra merah atau
menggunakan Lasser Emitting Diode (LED) yang prinsip kerjanya,
ketika hujan turun cahaya yang mengenai butiran hujan akan menghasilkan variasi
intensitas cahaya kemudian akan ditangkap oleh detektor yang bergantung pada
ukuran butiran hujan, kecepatan jatuh dan geometri optiknya (Vitri dan Marzuki,
2014).
Automatic
Rain Gauge (ARG) terdiri beberapa bagian yaitu berupa sensor,
pencatu daya, sistem komunikasi dan sistem akuisisi data dan alat ini sering
ditempatkan di lapangan untuk dijadikan sampel penelitian kemudian dilakukan
pengecekan berkala untuk mengecek baterei sebagai sumber tenaganya (Chairani
dan Dewi, 2013).
Alat
ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti
karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm dan dipasang di
atas permukaan tanah berumput pendek (Hariany et al., 2011).
Beberapa
percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa evaporasi yang terjadi dari
panci evaporasi lebih cepat dibanding dari permukaan air yang luas (Triatmodjo,
2008).
Pengukuran Open
Pan Evaporimeter dilakukan dengan memeperhatikan keseimbangan
permukaan air terhadap ujung paku pada sebuah tabung perendam riak
(Arifin et al.,2010).
Open
Pan Evaporimeter dapat memperhitungkan perencanaan
kebutuhan dan pemanfaatan air disuatu wilayah terkait kekeringan dan kebutuhan
air tanaman untuk pengaturan air dan irigasi pertanian (Wati, 2015).
High Volume Sampler adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kualitas udara di suatu wilayah yang
memiliki kemampuan untuk menghisap debu dengan ukuran 2,5 micron dan 10 micron
yang ditampung pada kertas filter dengan motor putaran berkecepatan tinggi.
Alat ini pada umumnya berada di stasiun pemantau BMKG. High Volume
Sampler memiliki bagian – bagian dengan fungsinya masing – masing
filter fiberglass untuk menampung motor pompa vakum berfungsi untuk menghisap
debu yang mengapung di udara (Ratnani, 2008).
BAB
III
BAHAN
DAN METODE
3.1.
Alat dan Bahan
1.
Campbell
Stockes
2.
Termometer
Max-Min
3.
Termometer
suhu biasa
4.
Termometer
suhu tanah
5.
Kertas
Pias
6.
Anemometer
7.
Hygrometer
8.
Meteran
Kayu
9.
Termometer
Bola Basah dan Bola Kering
10.
Ombrometer
3.2. Cara
Kerja
1.
Petugas
BMKG memperkenalkan beberapa alat stasiun klimatologi
2.
Petugas
BMKG menjelaskan fungsi dan cara kerja alat klimatologi
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Alat-alat Klimatologi yang diamati, antara
lain :
1.
Campbell
Stockes
2.
Termometer
Max-Min
3.
Termometer
suhu biasa
4.
Termometer
suhu tanah
5.
Kertas
Pias
6.
Anemometer
7.
Hygrometer
8.
Meteran
Kayu
9.
Termometer
Bola Basah dan Bola Kering
10. Ombrometer
4.2.
Pembahasan
A. Pengukur radiasi surya
1. Campbell Stockes
Alat
ini terdiri dari dua bagian utama yaitu bola kaca kristal dan kerangka besi
penyangga. Bola kristal ini berfungsi sebagai lensa pengumpul cahaya sedangkan
kerangka besi selain untuk menyagga bola kristal juga berfungsi sebagai
penempatan kertas pias. Alat ini biasanya diletakkan dia atas dudukan bertiang
setinggi 120cm dari permukaan tanah.
2. Kertas Pias
Kertas
pias merupakan alat pencatat lamanya waktu intesitas cahaya matahari yag
terpancar. Lamanya Penyinaran matahari dicatat dnegan jalan memusatkan sinar
matahari melalui bola kristal hingga fokus matahari tersebut tepat mengenai
kertas pias yang khusus sehingga meninggalkan jejak pias pada kertas. Kertas
pias ini dibagi menjadi tiga, antara lain :
a.
Kertas
Pias Lurus adalah alat pencatat intensitas cahaya matahari pada awal bulan
Maret sampai pertengahan April.
b.
Kertas
Pias Pendek adalah ala pencatat instensitas cahaya matahari pada pertengahaan
Oktober sampai akhir Februari.
c.
Kertas
Pias Panjang adalah alat pencatat intensitas cahaya matahari pada pertengahan
April – akhir Agustus.
B. Pengukur Suhu
1. Termometer Suhu Biasa
Digunakan
untuk mengukur suhu udara sesuai dengan naik turunnya cairan atau perubahan
sensor logam yang ada pada tabung termometer yang dapat dibaca suhunya.
2. Termometer Maksimum dan Minimum
Termometer Maksimum :
Ciri
khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa kapiler di dekat
resevoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada suhu naik dan
pada suhu turun air raksa tetap berada pada posisi sama dengan posisi suhu
tertinggi. Air raksa dapat dikembalikan ke resevoir dengan perlakukan khusus(Diayun-ayunkan)
Termometer maksimum ini diletakkan pada posisi hampir mendatar agar mudah
terjadi pemuaian, pengamatan sekali dalam 24 jam.
Termometer Minimum :
Termometer
ini berguna untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler
gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai
atau menyurut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong kebawah pada
suhu rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu
naik alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu rendah.
Prinsip
kerja termometer minimum adalah dengan cara menggunakan sebuah penghalang pada
pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut
tertarik kebawah namun bilasuhu meningkat maka indeks tetap pada posisi dibawah
selain itu peletakan thermometer.
3. Termometer Tanah
Termometer
tanah adalah sebuah termometer yang khusus di rancang untuk megukur suhu tanah.
Alat ini berguna pada perencanaan penanaman dan juga di gunakan oleh para
ilmuan iklim, suhu tananh dapat memberika informasi yang bermnfaat terutama
pemetaan dari waktu ke waktu. Ciri-ciri dari termometer ini adalah pada bagian
skala dilengkungkan, namun ada juga yang tidak dilengkungkan. Hal ini di buat
untuk memudahkan dalam pembacaan skala. Pengukuran suhu tanah lebih teliti dari
suhu udara.
4. Termometer Bola Basah dan Bola Kering
Termometer ini terdiri dari dua buah
thermometer air raksa, yaitu :
a.
Thermometer
Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu
udara sebenarnya.
b.
Thermometer
Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air
dapat berkondensasi.
5. Termograph
Alat
ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah
logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar.
Bentuk
bimetal merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak
Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel
halus, sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena
melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas
pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal
menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph
harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar
apabila dipakai untuk mengukur atmospher.
C. Pengukur Kelembaban
1. Hygrometer
Hygrometer adalah
sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada suatu tempat. Biasanya alat ini
ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang
memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan
kamera. Kelembaban yang rendah akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan
tersebut. Hygrometer rambut menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara
berubah-ubah. Perubahan dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi
udara. Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan recording
(Hygrograph). Rambut merupakan sensor dari alat ini.
2. Evaporimeter
Evaporimeter
panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci,
makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
D. Pengukur Kecepatan Angin
1. Anemometer
Pergerakan
udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer,
yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu:cup – propeller
sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock
sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan,Anemometer dipasang
dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak
dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau
sesuatu yang menjulang tinggi).
Tiang
anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana
salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar
labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang
anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal
ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung
runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
E. Pengukur Curah Hujan
1. Ombrometer
Alat
ini berfungsi sebagai pengukur serta penampung curah hujan dalam satu hari.
Alat di tempatkan dilapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan
terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan
tersebut. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan di
pasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah , dan luas permukaan 100 cm2.
F. Pengukur Tinggi/Panjang
1. Meteran Kayu
Meteran
kayu merupakan alat pengukur tinggi atau panjang suatujarak apabila kita ingin
mengukur menggunakan alat dengan ketinggian tertentu.
G. Alat Pengukur Cuaca
1. AWS (Automatic
Weather Station)
AWS
merupakan singkatan dari Automatic Weather Station atau alat pengukur cuaca
otomatis. Sesuai dengan namanya AWS akan mengukur cuaca secara otomatis. AWS
dapat mengukur curah hujan, laju angin, dan lain sebagainya. AWS dapat
mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap cuaca. Akan tetapi harganya yang
masih relatif mahal membuat kalangan tertentu manjadi sulit untuk
memperolehnya. Oleh karena itu stasiun cuaca
otomatis yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan
dimasa-masa sekarang ini.
Dengan
kemajuan teknologi di bidang mikroprosesor, memungkinkan manusia untuk melakukan
sesuatu yang rumit dan kompleks. Mikrokontroler sebagai aplikasi mikroprosesor
dalam sistem kendali, pun mengalami perkembangan yang pesat. Mikrokontroler
kini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan.
Keberadaan
mikrokontroler telah mendukung perkembangan
peralatan di bidang instrumentasi yang juga didorong dengan
munculnya piranti sensor digital yang akurat dan mudah digunakan. Kemajuan
teknologi di bidang komunikasi wireless juga telah memberikan banyak kemudahan
dalam sistem penginderaan jauh (remote sensing).
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Terdapat banyak alat dalam mengukur unsur
cuaca /iklim yakni campbell stokes, termometer dan termograf, hygrometer,
anemometer, evaporimeter, ombrometer dan lain-lainnya.
Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki
cara kerja yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur
dengan tata letaknya. Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat
terbuka. Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan data pencatatan yang
akurat, bila penggunaannya dilakukan dengan baik dan benar tanpa kesalahan.
Cara pengamatan peralatan ukur unsur
iklim/cuaca disesuaikan dengan kerja masing-masing alat ukut tersebut.
Pengamatan umumnya dilakukan pada pagi hari dan berlangsungnya bisa dalam
harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan dalam
praktikum ini antara adalah:
1.
Agar
praktikan untuk bisa lebih aktif dalam pelaksanaan praktek ini serta menanyakan
hal – hal yang tidak diketahui.
2. Untuk
peralatan agar lebih dilengkapi sehingga praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat.(http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel
/2008/12/pengenalan-alat-alat/).
Diakses tanggal 17 September 2018
Diakses tanggal 17 September 2018
Neiburger, dkk.1982. Memahami
Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A.
Pramudia. 2008. Validasi model
pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi
sistem database iklim nasional.
Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.
Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun
cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian. (http :
Diakses tanggal 17 September 2018
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi.
Institut Teknologi Bandung, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya