LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA VII : HUJAN 1 (PENGUKURAN)
ACARA VIII : HUJAN 2 (PENGOLAHAN
DATA)
Nama : Anggi Kusumah
NPM : E1D017102
Shift : Kamis, 08.00-09.40 WIB
Co-Ass : 1. Prayogi Dhuha Brahmanto
(E1F015011)
2. Inggri Dayana
(E1F016005)
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Hujan
adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair
seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer
tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas
permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Demikian pula untuk kelebatan atau intensitas
hujan. Pada satu kejadian hujan kelebatan hujan dapat berubah-ubah. Hujan
konvektif adalah suatu jenis hujan yang dihasilkan dari naiknya udara
yang hangat dan lembab karena mendapat radiasi yang kuat. Hujan orografis adalah
tipe hujaan yang terbentuk dari naiknya udara secara paksa oleh penghalang
lereng-lereng gunung. Hujan siklonik adalah hujan yang
dihasilkan oleh awan udara yang bergerak dalam skala besar akibat dari
pembelokkan konvergensi angin secara secara vertical karena terdapatnya tekanan
rendah. Hujan frontal adalah yang terbentuk dari massa udara
panas yang dipaksa naik melintasi lapisan umassa udara dingin.
Menurut pola dalam satu hari sat turunnya hujan
suatu daerah bisa berbeda-beda ketika sudah memasuki musim hujan. Ada tempat
yang mengalami hujan setiap petang tetapi ada juga tempat yang mengalami
hujan yang tidak menentu kadang siang kadang sore atau malam hari.
Sifat-sifat hujan perlu diketahui karena itu berperan atas terjadinya limpasan
,erosi dan dapat menentukan dan berpengaru pada peristiwa dan kejadian
alam,peristiwa biologic dan lain-lain.
Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air (dalam
mm) yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi
dan peresapan/perembesan ke dalm tanah. Jumlah hari hujan umumnya di batasi
dengan jumlah dengan curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat
dinyatakan per-minggu,dekade,bulan,tahun atau periode tanam (tahap pertumbuhan
tanaman). Intensitas hujan adalah curah hujan dibagi dengan selang waktu
terjadinya hujan.
Schmidt
dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering seperti
yang dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah
dan bulan kering. Hal ini juga merupakan alasan pembagian iklim tersendiri
untuk Indonesia. Menurut Mohr bulan basah dan bulan kering.
Hujan
turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila
butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang
cukup dan suhu di bawah awan harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri,
maka butir-butir air yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan.
Disini terlihat pula bahwa data yang baik dan
benar (teliti dan diolahb secara tepat ) merupakan keharusan. Karena bila data
tersebut tidak benar, maka kemungkinan kesalahan atau kegagalan suatu keajaiban
atau usaha yang bergantungan kepada iklim akan benar. Curah hujan harian
,mingguan, dekade, bulanan, musiman maupun tahunan didapatkan dengan
menjumlahkan curah hujan harian hasil pengukuran sesuai dengan periode waktu
yang diperlukan.
Hujan harian adalah
Curah hujan yang diukur berdasarkan jangka waktu satu hari (24 jam). Hujan
kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode tertentu seperti
mingguan, 10 harian, dan bulanan, serta tahunan. Hari hujann merupakan kejadian
hujan dengan curah huajn lebih besar atau sama dengan 0,5 mm.
Hujan jangka
pendek-intensitas hujan adalah Hujan yang diukur kontinyu selama waktu pendek
seperti setiap satu jam, setengah jam, dua jam, dan sebagainya. Dalam istilah
umum lebih tepat juga dengan intensitas hujan. Pengukuran ini dilakukan untuk
mengetahui kekuatan kelebatan hujan selama kejadian hujan.
Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air (dalam mm)
yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan
peresapan/perembesan ke dalm tanah. Jumlah hari hujan umumnya di batasi dengan
jumlah dengan curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat dinyatakan
per-minggu,dekade,bulan,tahun atau periode tanam (tahap pertumbuhan tanaman).
Intensitas hujan adalah curah hujan dibagi dengan selang waktu terjadinya
hujan.
1.2.
Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengetahui cara
pengolahan data hujan harian, bulanan, tahunan, dan dapat membuat grafik pola
hujan suatu tempat
2.
Agar mahasiswa dapat menganalisab data
hujan rekaman data hujan rekaman kontinyu dan mengerti sifat hujan dari data
tersebut
3.
Menentukan kelas iklim suatu tempat
dengan menggunakan cara klasifikasi Schmeith dan Ferguson, dan cara Oldeman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hujan
merupakan penentu dan pengendali iklim. Hujan di suatu tempat biasanya tidak
sama dengan tempat lain walau sekalipun lokasinya berdekatan. Saat dating hujan
dan periode musim hujan pun bisa berbeda untuk setiap kawasan yang berbeda.
Menurut pola dalam satu hari saat turunnya hujan suatu daerah bisa berbeda-beda
ketika sudah memasuki musim hujan. (S. Nur Muin, 2008)
Pola
curah hujan spesifik dan berintensitas tinggi seperti di Indonesia membutuhkan
pengembangan model prediksi curah hujan terintegrasi. Itu untuk meningkatkan
akurasi perkiraan curah hujan lebat yang berpotensi banjir. Pemodelan itu
mengacu kondisi interaksi dinamis laut dan atmosfer di Indonesia, yang sebagian
besar wilayahnya lautan.pemodelan curah hujan sangat diperlukan, terutama di
perkotaan terkait penataan ruang dan mitigasi banjir. Banjir mengancam banyak
kota besar di Indonesia yang umumnya di wilayah pantai (Fadli, 2013)
Hujan
adalah presipitasi yang jatuh ke bumi dalam bentuk air. Hujan dibedakan dari
ukuran butir (0,08 – 8 mm), dan kejadiannya. Menurut ukuran diameternya : hujan
gerimis (<2 mm), rintik-rintik (2-4 mm) dan deras (>4 mm). (Muin
N.S.2008)
Udara
naik yang mencapai dan melewati ketinggian kondensasi untuk menghasilkan awan
tidak menghasilkan sedikitpun hujan dan butir air ini terlalu kecil untuk jatuh
sebagai hujan. Ada beberapa teori tentang pembentukan butir-butir
hujan yang sangat diterangkan secara sederhana yaitu (1) teori Bergeron,
didasarkan pada keadaan bahwa di bawah 0oC. (2) teori tubrukan atau
penyatuan, berkembang dari awan panas di mana tidak ada kristal es dan oleh
karena itu teori Bergeron tidak dapat digunakan (Guslim, 2009).
Klasifikasi
ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode
pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi
tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung
rata-ratanya. Dimana bulan kering adalah bulan dengan curah hujan < 60mm,
bulan lembab yaitu bulan dengan curah hujan antara 60mm-100mm, dan bulan basah
adalah bulan dengan curah hujan > 100m ( Guslim,2009 )
Ditinjau
dari pergeseran posisi matahari maka Indonesia yang terletak di sekitar ekuator
mengalami dua kali pemanasan maksimum,, yaitu semasa matahari bergerak ke
selatan melintasi ekuator, dan pada wakru kembali ke utara melintasi ekuator.
Keadaan ini menyebabkan puncak aktivitas konveksi yang menghasilkan hujan
terjadi dua kali, yang pada umumnya dapat dilihat pada pola curah hujan
bulanan yang memiliki dua punvak. Dengan demikian maka iklim di daerah
Indonesia dipengaruhi oleh bebrapa factor yatu factor global, factor regional dan
factor local (Casati, B.,2008).
Hasil
yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau
stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan
ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166
dari2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan
suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode
Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu
udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al. , 2008).
Dalam
analisa curah hujan, Analisis spectral digunakan untuk mengetahui periodisitas
dari berulangnya data hujan. Analisis spectral merupakan suatu metode untuk
melakukan transformasi sinyal data dari domain waktu ke domain frekuensi,
sehingga kita bisa melihat pola periodiknya untuk kemudian ditentukan jenis
pola cuaca yang terlibat (Hermawan, 2010)
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
1. Ombrometer
2. Ombrograf
3. Ember
4. Gayung
5. Penakar
ml
6. Air
7. Data
hujan harian dan bulanan
8. Data
hujan dari penakar Otomatis
9. Alat
tulis
3.1 Cara Kerja
Hujan
1
1.
Menyiapkan ember yang berisi air dan
gayung dan membawanya ke taman alat penakar hujan
2.
Memasukkan 25 cc air kedalam ombrometer
kemudian membuka keran penakar dan menampung dan mengukur air yang keluar
dengan pengukur bawaan ombrometer tersebut
3.
Menuangkan kembali air sebanyak 50 cc
dan melakukan hal yang sama dengan langkah diatas
4.
Melakukan langkah ketiga untuk air
sebanyak 100 ml
5.
Menyiapkan alat ombrograf atau alat
penakar hujan otomatis dan memasang pias pada drum alat pencatat dan memutar
ham alat seperti memutar jam weker mekanik dan memasang drum alat ke tempatnya
semula lalu mengisi tinta pada pena pencatat
6.
Melakukan langkah diatas dalam pemberian
air. Alat ini tidak mempunyai alat pembuang air melainkan hanya saluran yang
bekerja mekanik otomatis. Mengamati apa yang terjadi pada pena pencatat
7.
Menampung air yang terbuang dengan gelas
ukur kemudian mencatat berapa yang terukur.
8.
Melihat dan mencatat tinggi air yang
terekam pada pias
Hujan 2
1.
Data Hujan harian/Bulanan
2.
Menyalin data yang telah diberikan di
dalam laboratorium
3.
Membuat curah hujan bulanannya untuk
setiap bulan selama satu tahun pada suatu tahun. Melakukan beberapa tahun data
(sesuai yang diberiakan co-asst).
4.
Membuat rata-rata data hujan mulai
januari,februari,sampai desember.
5.
Menghitung hari hujan untuk setiap
bulanannya dan merat-ratakan dari sejumlah tahun data yang ada.
6.
Membuat grafik dari data tersebut.
7.
Menetukan kapan kira-kira musim hujan/basah
mulai dan kapan berakhir.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Curah
Hujan Tahun 2007
Tgl
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agt
|
Sep
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
1
|
2
|
-
|
108
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
1
|
-
|
-
|
7
|
25,5
|
91
|
-
|
-
|
100
|
-
|
-
|
30
|
3
|
5
|
-
|
21
|
17,5
|
2
|
-
|
-
|
-
|
110
|
-
|
-
|
45
|
4
|
2,5
|
5
|
-
|
2
|
-
|
14
|
-
|
-
|
16
|
-
|
-
|
29
|
5
|
73
|
28
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
48
|
33
|
6
|
4
|
11
|
-
|
-
|
-
|
21,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14,5
|
21
|
7
|
5,7
|
-
|
-
|
4,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5,5
|
-
|
-
|
3
|
8
|
18
|
-
|
11
|
-
|
-
|
32,5
|
2
|
-
|
36
|
9,5
|
15
|
5
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
-
|
76
|
-
|
-
|
28
|
32
|
20
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
25
|
11
|
-
|
-
|
10,4
|
8
|
-
|
16
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
5,5
|
12
|
-
|
-
|
1,5
|
6
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
30
|
8
|
24
|
13
|
14
|
-
|
37
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
-
|
14
|
50,5
|
-
|
-
|
-
|
60,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
96,5
|
10
|
15
|
30
|
2
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
12
|
16
|
20
|
-
|
27
|
-
|
14
|
18
|
-
|
6
|
-
|
9
|
-
|
17
|
17
|
-
|
4
|
-
|
40,5
|
-
|
80
|
-
|
8,5
|
-
|
-
|
17,5
|
20
|
18
|
-
|
21
|
-
|
-
|
4
|
105
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19
|
-
|
171,5
|
-
|
-
|
-
|
23
|
14,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
24
|
20
|
-
|
1,5
|
6
|
-
|
-
|
28
|
-
|
6,5
|
-
|
-
|
40
|
5
|
21
|
13
|
-
|
38,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
62
|
17
|
22
|
2
|
-
|
2,5
|
25
|
-
|
-
|
17,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
15
|
23
|
57
|
-
|
-
|
23
|
-
|
-
|
20
|
-
|
-
|
12
|
-
|
8
|
24
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18
|
10
|
25
|
17,5
|
-
|
3
|
13
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
24
|
22
|
26
|
1,5
|
17,5
|
45
|
24,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
36
|
27
|
2
|
35
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
20
|
42
|
28
|
-
|
98,5
|
3,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
35
|
29
|
-
|
-
|
21
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
145
|
-
|
-
|
30
|
-
|
-
|
-
|
1,5
|
16,5
|
4,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
31
|
-
|
-
|
-
|
10,5
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jmlh
|
319,7
|
395
|
429
|
183
|
147
|
435,5
|
140
|
21
|
267,5
|
243,5
|
451,5
|
533,5
|
Byk
Hjn
|
19
|
11
|
14
|
13
|
11
|
12
|
6
|
3
|
5
|
7
|
18
|
26
|
Perhitungan:
Rata-rata hujan bulanan
1. Bulan Januari
2. Bulan Februari
3. Bulan Maret
4. Bulan April
5. Bulan Mei
6. Bulan Juni
7. Bulan Juli
8. Bulan Agustus
9. Bulan September
10. Bulan Oktober
11. Bulan November
12. Bulan Desember
Rata-Rata Hujan Dalam Tahun 2007
Grafik Hujan Tahun 2007
1.2
Pembahasan
Pada
praktikum yang telah dilakukan, yaitu cara-cara mengamati hujan. Pada percobaan
ini , yaitu praktikum yang ke VII dalam acara hujan 1 kami diberikan data hujan
tahun 2007 oleh co-ass praktikum, karena cuaca pada saat itu cerah dan tidak
terjadi hujan. Pada acara VIII dalam acara hujan 2, data curah hujan sama
dengan acara VII yaitu data curah hujan tahun 2007.
Data
hujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan unsur-unsur iklim yang
lain, baik variasi menurut tempat maupun waktu. Untuk mendapatkan gambaran
wilayah diperlukan pengamatan yang cukup panjang dan kerapatan jaringan stasiun
pengamatan yang memadai. Curah hujan yang diamati pada stasiun klimatologi
meliputi tinggi (Curah hujan), jumlah hari hujan dan intensitas hujan.
Kerapatan jaringan stasiun hujan tergantung dari letak, trografi wilayah dan
sebaran (tipe) hujannya. Daerah yang berbukit-bukit memerlukan stasiun yan
lebih rapat dari pada daerah yang datar. Daerah belakang angin tidak bisa
diwakili oleh stasiun yang berada di daerah hadap angin.
Pengaruh daratan tinggi pada peningkatan curah hujan curah hujan terutama
adalah memberi dorongan (paksaan) udara untuk naik. Pengaruh lain yang tidak
langsung adalah;
1.
Menghasilkan turbelensi alamiah yang
kuat baik mekanik maupun konvektif karena melewati permukaan kasap.
2.
Merupakan penghalang dan memeperlambat
gerakan depresi (badai siklon)
3.
Menimbulkan konvrgensi pada arus udara
horizontal karena melewati lembah yang menyerupai cerobong
4.
Memicu udara naik sebagai awal ketidak
stabilan.
Dorongan naik oleh daratan tinggi membawa massa udara sampai ke atas
kondensasi. Setelah itu penambahan panas hasil kondensasi membuat massa udara
menjadi tidak stabil dan terus naik. Bila udara yang dipaksa naik adalah udara
stabil maka akan menghasilkan awan tipe stran yang berhubungan dengan curah
hujan yang ringan dan jatuh dalam waktu yang lama. Tipe jika udara yang naik
tidak stabil akan menghasilkan awan tipe Cummuli dengan hujan yang deras.
BAB V
KESIMPULAN
1.
Dari penjelasan di atas dan berdasarkan
pengamatan dalam praktikum agroklimatologi tentang curah hujan ini, maka
didapatkan kesimpulan yaitu:
1.
Hujan merupakan jatuhnya air ke
permukaan bumi yang memiliki satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan
2.
Dengan adanya hujan maka persediaan air
di permukaan tanah akan bertambah sehingga kebutuhan air akan terpenuhi.
3.
Jumlah curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah dinyatakan dalam satuan millimeter
4.
Curah hujan tertinggi yang didapat dalam
pengamatan yaitu sebesar 21,4 mm
5.
Adapun alat yang digunakan untuk
mengukur curah hujan adalah observatorium
2.
Hujan
harian adalah curah hujan yang diukur berdasarkanjangka waktu satu hari (24
jam). Hujan kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode
tertentu seperti mingguan, 10 harian, bulanan dan tahunan. Hari hujan merupakan
kejadian hujan dengan curah hujan lebih besar atau sama dengan 0,5 mm.
3.
Hujan
jangka pendek adalah hujan yang di ukur kontinyu selama waktu pendek seperti
setiap satu jam, setengah jam, dua jam dan sebagainya. Dalam istilah umum lebih
dikenal dengan bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau ketebalan hujn selama
kejadian hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Antos, 2010. Cuaca Iklim. www.wikipedia/cuacaiklim.menlh.co.id. Diakses
pada tanggal (28 Oktober 2018 ).
Dosmi.2008. Curah Hujan , www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses
pada tanggal 28 Oktober 2018)
Fadli. 2013. Indonesia Butuh Model Prediksi Hujan. Terpaduhttps://infohujan.wordpress.com
Diakses pada tanggal (28 Oktober 2018)
Guslim,
2009. Agroklimatologi. USU-Press,
Medan.
John.2008. Curah Hujan , www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses
pada tanggal (28 Oktober 2018)
Merri, 2010. Cuaca Iklim. www.wikipedia/cuacaiklim.menlh.co.id. Diakses
pada tanggal (28 Oktober 2018)
Monthie.2009.Hujan.http://id.wikipedia.org. Diakses
pada tanggal (28 Oktober 2018)
Muin
N.S.2008, Penuntun Praktikum Agroklimatologi.
Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya