BAHAN BAKAR MINYAK
LIPSTIK (LIMBAH PLASTIK)
SEBAGAI BBM ALTERNATIF
TEPAT GUNA DAN SOLUSI TUNTAS GUNUNG SAMPAH
KARYA
TULIS ILMIAH
Diajukan
Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan Tugas Akhir Semester
Tahun
Ajaran 2015-2016
Oleh
:
Rischa
Aprianti
SMA
NEGERI 2 BENGKULU TENGAH
TUGAS
UNTUK PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS
XI IPA 1
ABSTRAK
Masalah gunung sampah di Indonesia
belum ada solusi secara tuntas, terutama sampah plastik. Sampah plastik hanya
dapat terurai 50 sampai 80 tahun mendatang. Jika plastik dipanaskan dengan suhu
yang tinggi maka plastik akan meleleh dan terbentuk uap. Lelehan plastik
tersebut masih mudah terbakar. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis menduga kemungkinan
besar plastik bisa diubah kembali ke salah satu penyusunnya, yaitu minyak bumi.
Minyak bumi merupakan SDA yang tidak dapat diperbarui. Semakin banyak
penggunaannya maka minyak bumi akan mengalami kelangkaan dan harga jual yang
mahal. Maka penulis melakukan penelitian yang berjudul: “Bahan Bakar Minyak
Lipstik (Limbah Plastik) Sebagai Bbm Alternatif Tepat Guna Dan Solusi Tuntas
Gunung Sampah”.
Masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana cara mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif tepat
guna untuk menanggulangi krisis BBM dan solusi tuntas gunung sampah? Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengubah sampah plastik
menjadi bahan bakar alternatif tepat guna untuk menanggulangi krisis BBM dan
solusi tuntas gunung sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
bagaimana cara mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak limbah
plastik, yaitu siapkan tungku pemanas berbahan baku batok kelapa, nyalakan api
sampai membara. Setelah api membara, letakkan alat destilator kering di atas
tungku. Masukkan sampah plastik ke destilator melalui pipa penyaluran, dorong
sampah plastik menggunakan tongkat pendorong. Letakkan botol-botol penampung di
destilat 1, 2, dan 3. Tunggu 30 menit, buka kran pipa penampung minyak limbah
plastik di setiap destilat. Bahan bakar minyak limbah plastik akan mengalir di
botol-botol penampung. Bahan bakar minyak limbah plastik ini dapat digunakan
untuk menanggulangi krisis BBM sekaligus mengatasi gunungan sampah.
Kata Kunci:
sampah plastik, bahan bakar, minyak limbah plastik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah
penumpukan sampah yang terjadi di setiap daerah saat ini belum ada solusinya
secara tuntas. Jumlah sampah yang telah berkurang karena didaur ulang dan
dimanfaatkan kembali jauh lebih kecil dibanding dengan sampah yang dihasilkan
setiap harinya sehingga terjadilah gunung sampah di setiap TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Menurut harian tempo, Kementrian Lingkungan Hidup mencatat
rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari
atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus
bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Sedangkan, menurut Sirodjuddin
(2008), komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 sampai
70%, dan sampah anorganik sebesar kurang lebih 30%. Volume sampah yang besar
dan beranekaragam jenisnya tersebut, jika tidak dikelola dengan baik dan benar
sangat berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan yang kompleks
dan serius, antara lain mengurangi kenyamanan lingkungan, pencemaran udara
karena adanya gas metana, dan menurunkan nilai estetika lingkungan. Menteri
Negara Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar mengatakan bahwa negara mengalami kerugian
sebesar 58 triliun akibat pengolahan sampah yang salah, begitu banyak kerugian
yang dialami oleh negara.
B.
Rumusan
Masalah
Masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengubah sampah plastik menjadi
bahan bakar alternatif tepat guna untuk menanggulangi krisis BBM dan solusi
tuntas gunung sampah.
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengubah sampah
plasik menjadi bahan bakar alternatif tepat guna untuk menanggulangi krisis BBM
dan solusi tuntas gunung sampah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sampah
1.
Pengertian
Sampah
Menurut Tandjung (1982), sampah
adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai
semula. Selain itu sampah merupakan konsep buatan manusia yang dalam jumlah
besar berasal dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah).
2.
Dampak
dari Sampah
Dampak
negatif sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi antara lain:
a. Pengelolaan
sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak nyaman
karena sampah-sampah bertebaran dimana-mana.
b. Memberikan
dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengeloaan
sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk
kerja).
d. Pembuangan
sampah ke air menyebabkan banjir akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan
umum seperti jalan, jembatan, drainase dan lain-lain.
e. Infrastruktur
lain dapat juga dipengaruhi pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.
B.
Bahan
Bakar
Bahan bakar adalah material dengan
jenis energi yang dapat diubah menjadi energi berguna lainnya. Contoh yang umum
adalah energi potensial yang diubah menjadi energi kinetis. Bahan bakar yang
sering kita gunakan sehari-hari adalah BBM.
C.
Krisis
Energi
1.
Pengertian
Krisis Energi
Krisis energi adalah kekurangan
atau peningkatan harga dalam persediaan sumber daya energi ke ekonomi. Krisis
ini selalu berujung pada kekurangan atau peningkatan konsumsi minyak bumi,
listrik, atau sumber daya lainnya. Krisis ini berdampak juga pada ekonomi
contohnya, saat terjadi kelangkaan BBM maka harga BBM pun akan meningkat.
2.
Penyebab
Krisis Energi
Penyebab
dari krisis energi sebagai berikut:
a. Kegagalan
pasar adalah bila monopoli terjadi manipulasi pasar. Suatu krisis bisa
berkembang karena aksi industrial seperti serikat terorganisir pemogokan dan
embargo pemerintah. Penyebabnya mungkin, konsumsi yang berlebihan, penuaan
infrastruktur, tersedak titik gangguan atau kemacetan di kilang minyak dan
fasilitas pelabuhan yang membatasi pasokan bahan bakar. Keadaan darurat akan
muncul pada masa musim dingin yang luar biasa akibat peningkatan konsumsi energi.
b. Kegagalan
pipa dan kecelakaan lain dapat menyebabkan gangguan kecil untuk pasokan energi.
Krisis dapat muncul setelah kerusakan infrastruktur dari cuaca buruk. Peristiwa
politik, misanya, ketika pemerintah berubah karena perubahan rezim, runtuhnya monarki,
penduduk militer, dan kudeta dapat mengganggu produki minyak dan gas bumi dan
menciptakan kekurangan.
3.
Penanggulangan
Krisis Energi
Penanggulangan
krisis energi dapat di atasi sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan
penggunaan energi yang masih ada. Selain bisa mengurangi biaya produksi,
optimalisasi ini dapat membantu mengurangi konsumsi energi secara nasional.
b. Mempelajari
kemungkinan penggunaan teknologi-teknologi produksi alternatif yang dirancang
khusus guna menghadapi krisis energi terbaharui yang disebutkan terdahulu. Hal
ini sangat penting dilakukan dengan mengikuti perkembangan riset dan teknologi,
seminar sejenis dan pelatihan untuk menjamin kelangsungan produksi di pasca
krisis energi nantinya. Keberadaan dan peran pusat-pusat penelitian nasional dan
daerah khususnya di bidang energi terbaharui dan teknik mesin produksi
terbaharui sangat menentukan sekali dalam rangka mengantisipasi krisis energi
ini.
c. Berusaha
mengkampanyekan dan menginformasikan kepada relasi dan kerabat tentang fenomena
krisis energi ini dan bagaimana seharusnya menyikapinya.
D.
Solusi
Gunung Sampah dan Krisis Bahan Bakar
Solusi
untuk mengurangi sampah dan krisis bahan bakar dengan cara mengolah sampah
anorganik khususnya sampah plastik menjadi bahan bakar minyak Lipstik (Limbah Plastik).
E.
Pembuatan
Bahan Bakar Minyak Lipstik (Limbah Plastik)
Plastik
adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan zat organik secara sintetis melalui
polimerisasi sehingga diperoleh bahan yang bersifat plastik dan lunak oleh
pengaruh panas. Menurut Amstead (1985) dikatakan bahwa bahan baku plastik
berasal dari berbagai pruduk pertanian, mineral dan bahan organik seperti batu
bara, gas alam, minyak bumi, batu kapur, silika dan belerang, dan pada proses
pembuatan ditambahkan berbagai bahan lain seperti zat pelarut, pewarna, pengisi
dan lain-lain. Jika plastik dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi maka
plastik akan meleleh dan terbetuk uap. Lelehan plastik tersebut masih mudah
terbakar. Berdasarkan fenomena tersebut, diduga pasti ada zat tertentu di dalam
plastik yang dapat diubah menjadi bahan bakar dan kemungkinan besar plastik
bisa diubah kembali menjadi salah satu bahan baku penyusunnya, yaitu minyak
bumi. Bergeyk (1986) mengatakan bahwa dalam industri (minyak-bumi)- petrokimia,
banyak sekali dilaksanakan teknik penyulingan dan teknik rektifikasi, yang
bertujuan untuk memisahkan produk akhir yang diinginkan dari campuran reaksi
atau memisahkan bahan dasar, produk antara produk akhir dari campuran tambahan
yang tidak diinginkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen untuk digunakan pada saat
pembuatan bahan bakar minyak lipstik.
Kemudian untuk memeriksa kandungan bahan bakar minyak lipstik, sampel dikirim
ke laboratorium.
B.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah pada tanggal 17 Januari 2016
sampai 26 Februari 2016.
C.
Populasi
dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua jenis sampah anorganik. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini yaitu kantong plastik (tas
kresek) semua warna, dan gelas plastik berjenis PP dan berkode (5).
Pemilihan sampel di atas dengan alasan bahwa jenis sampah tersebut yang paling
banyak ditemukan di lingkungan sekitar peneliti.
D.
Variabel
Variabel
dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Variabel
dalam pembuatan bahan bakar minyak limbah plastik, yaitu:
a. Variabel
Bebas
Variabel bebas dalam pembuatan
minyak lipstik adalah jenis sampah plastik yaitu kantong plastik (tas kresek) semua warna, dan gelas
plastik berjenis PP dan berkode (5).
b. Variabel
Terikat
Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah volume minyak lipstik yang dihasilkan, warna, aroma, wujud pada suhu
kamar.
c. Variabel
Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian
ini adalah jenis destilasi yaitu destilasi kering, dan massa masing-masing
jenis sampah plastik yang akan dimasukkan ke dalam distilator.
E.
Prosedur
Penelitian
1.
Pembuatan
Destilator Kering
a.
Alat
dan Bahan
Pipa
besi besar 3-5 dm
Sambungan
keni gas
Sambungan
keni L
Pipa
besi berdiameter 3 cm dan panjang 20 cm
Tabung
pipa besi diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm
Kran
air
b.
Cara
Membuat
Masing-masing
pipa besi dibuat drat pada ujungnya.
Sambungkan
pipa besi dengan tabung pipa besi besar dan tabung gas elpiji kosong 3 kg.
Sambungkan
pipa besi berukuran 5 dm disamping tabung gas elpiji untuk memasukkan sampah
plastik.
Sambungkan
pipa besi sampai ketabung destilasi ke 3.
Sambungkan
kran di setiap tabung destilasi.
Masukkan
tabung destilat ke 3 ke dalam pipa besi yang lebih besar, berfungsi untuk
pendinginan.
Letakkan
penyangga di setiap tabung destilasi.
Letakkan
botol-botol untuk menampung minyak yang dihasilkan di bawah tabung destilator.
Ketika
digunakan, semua bahan dimasukkan ke dalam tabung dan ditutup tabung penampung
sampah.
2.
Pembuatan
Minyak Lipstik
a.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Sampah
plastik yaitu, gelas plastik bekas air mineral dan kantong plastik.
Air
Batok
kelapa
Tungku
pemanas
b.
Cara
Kerja
Masukkan
sampah plastik ke dalam pipa tabung penampung sampah.
Siapkan
tungku pemanas berbahan bakar batok kelapa dengan api membara.
Letakkan
alat destilator di atas tungku pemanas.
Tunggu
sampai 30 menit, hingga minyak yang dihasilkan keluar.
Letakkan
botol-botol penampung di bawah tabung destilator 1, 2, dan 3.
Tampung
minyak di botol-botol penampung destilat 1, 2, dan 3.
Catat
hasilnya menggunakan tabel.
c.
Proses
Penyaringan dan Penjernihan bahan bakar Minyak
Lipstik
1.
Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan
bahan bakar minyak lipstik dari gumpalan (endapan). Langkah-langkah penyaringan
minyak lipstik adalah sebagai berikut:
Siapkan
tabung reaksi, letakkan corong dan kertas saring pada bagian atas tabung
reaksi.
Tuangkan
bahan bakar minyak lipstik ke dalam
tabung.
Tunggu
hingga beberapa menit sampai seluruh minyak lipstik tersaring.
2.
Penjernihan
Penjernihan dilakukan dengan
menggunakan bentonit untuk menghilangkan zat warna yang terkandung dalam
plastik. Proses penjernihan ini tidak akan mengubah unsur-unsur yang ada di
dalam bahan bakar minyak lipstik. Langkah-langkah penjernihan minyak lipstik
adalah sebagai berikut:
Masukkan
2,5 gram bentonit ke dalam gelas kimia.
Tuangkan
250 ml bahan bakar minyak lipstik ke dalam gelas kimia, lalu diaduk.
Tunggu
kurang lebih 30 menit, dan bahan bakar minyak plastik akan berubah menjadi
lebih jernih.
d.
Uji
Coba Penggunaan Bahan Bakar Minyak Lipstik
Setelah diperoleh bahan bakar
minyak lipstik dari distilator kering, kemudian minyak dicobakan pada lampu
tempel kemudian diamati warna nyala api dan jumlah asap dibandingkan dengan
warna nyala api dan jumlah asap untuk lampu tempel yang berbahan bakar minyak
tanah.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Simpulan
dari penelitian ini adalah cara mengubah sampah plastik menjadi minyak limbah
plastik, yaitu siapkan tungku pemanas berbahan baku batok kelapa, nyalakan api
sampai membara. Setelah api membara, letakkan alat destilator kering di atas
tungku. Masukkan sampah plastik ke destilator melalui pipa peyaluran, dorong
sampah plastik menggunakan tongkat pendorong. Dorong sampah plastik menggunakan
tongkat pendorong. Letakkan botol-botol penampung di destilat 1, 2, dan 3.
Tunggu 30 menit, buka kran pipa penampung minyak limbah plastik di setiap
destilat. Minyak limbah plastik akan mengalir di botol-botol penampung. Bahan
bakar minyak limbah plastik ini dapat digunakan untuk menanggulangi krisis BBM
sekaligus mengatasi gunungan sampah/
B.
Saran
Dalam
penelitian ini terdapat beberapa kekurangan sehingga pada penelitian
selanjutnya disarankan untuk:
1. Diadakan
penelitian lanjutan apakah minyak lipstik dapat digunakan langsung sebagai
pengganti bensin atau sebagai campuran.
2. Dilakukan
uji efektifitas terhadap penggunaan bahan bakar minyak lipstik dibanding dngan
bahan bakar minyak lainnya.
3. Uji
coba penggunaan bahan bakar minyak lipstik sebagai bahan bakar pada beberapa
jenis mesin. Pada oenelitian selanjutnya supaya dibuat desain reaktor bio gas
terpadu, yaitu reaktor bio gas yang berbahan baku sampah organik yang
menghasilkan bio gas sebagai bahan bakar untuk mesin penghancur sampah organik
dan destilator kering untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
lipstik, sedangkan residu bio gas dipergunakan untuk pupuk tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Amstead. 1985. Teknologi Mekanik Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Asfar, M. A. 2010. Biogas Warisan Teknologi Kuno. Solo:
Masmedia
Setuji, Slamet. 1980.
Mesin dan Instrumentasi. Jakarta:
Erlangga
Nasih. 2010. Kesuburan Tanah. Bandung: Yudistira
Purba, Michael. 2004.
Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga
Radyastuti. 1996. Jenis Sampah. Bandung: Yudistira
Salirawati, Das, dkk.
2007. Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo
Sirodjuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya