RESENSI NOVEL ATHEIS
A.
Menentukan
Tokoh dan Perwatakan
1. TOKOH
UTAMA
a. Hasan :
1) Penurut
Bukti : aku merasa bahwa aku adalah seorang
anak yang mau menurut....(hal 21)
2) Sering berbohong
Bukti : .....jawabku
berbohong(hal 50)
3) Pencemburu
Bukti : Kadang-kadang ia suka pula membikin
aku cemburuan...(hal 110)
4) Tidak
berpendirian tetap
Bukti : Tidak setia pada
pendirian sendiri.(hal 137)
5) Penakut
Bukti pada Bagian IX.
b. Kartini :
1) Berideologi
tegas dan radikal
Bukti : Ya bung
pengalamannya .....(hal 38)
2) Setia
Bukti : terdapat pada
Bagian XIV
c. Anwar
1) Periang
Bukti :.....ternyata
seorang periang.(hal 102)
2) Tidak
konsekwen
Bukti : ...tidak
konsekwen(hal
132)
3) Anarkhis
4) Suka
mencuri
5) Tidak
sopan
6) Cari
perhatian
2. TOKOH
SAMPINGAN
a. Rusli :
pandai, atheis.
b. Raden
Wiradikarta : sangat saleh dan alim (hal 16)
c. Ibu
Hasan :
sangat saleh dan alim (hal 16)
d. Haji
Dahlan :
penasehat yang baik (hal 18)
e. Kiyai
Mahmud :
seorang guru tarekat yang baik (hal 19)
f Fatimah :
baik hati, rajin, penurut
g. Bung
Parta :
pandai (hal 112)
h. Bibi
Hasan :
baik (hal 47), rajin beribadat (hal 48)
i. Minah :
penurut, baik
j. Mimi :
baik, jujur, selalu ingin tahu
k. Ibu
Kartini :
serakah (hal 38-39)
l. Pak
Artasan :
sopan (hal 142), pandai mendongeng (143), penakut, percaya pada hal mistik
m. Pak
Ahim :
sopan (hal 142), penakut, percaya pada hal - mistik
n. Amat :
terbuka, jujur
o. Siti :
pandai mendongeng, rajin beribadat ( hal 23)
3. TOKOH ANTAGONIS
a) Batin
Hasan.
4. TOKOH PROTAGONIS
a) Hasan.
5. TOKOH TRITAGONIS
a) Batin
Hasan.
B.
Menetukan
Alur Novel
1.
Alur
yang digunakan novel Atheis :
Alur : Alur yang digunakan pada novel ini adalah Alur maju-mundur
Alasan
: Dalam novel
ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika
pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika
menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa
2.
Alur
yang digunakan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam novel :
1. Penyelesaian
Hasan meninggal dunia. (Bagian I)
2. Peleraian
Tokoh “aku”
ketika bersama Hasan (Bagian II)
3. Perkenalan
Perkenalan tokoh-tokoh serta latar tempat, waktu dalam
novel oleh tokoh “aku” sebagai Hasan. (Bagian III)
4. Konflik
1
Melihat cara bergaul Kartini dan Rusli yang
menyimpang, Hasan ingin menyadarkan mereka menuju jalan yang benar. (Bagian IV)
5. Konflik
2
Hasan mulai
menyukai Kartini. (Bagian IV)
6. Konflik
3
Hasan sedikit terpengaruh oleh cara bergaul Kartini
dan Rusli. (Bagian IV)
7. Konflik
4
Hasan tidak menyukai sikap Anwar saat mereka bertemu.
(Bagian V)
8. Konflik
5
Hasan benar-benar terjerumus ke dalam pergaulan
atheis. (Bagian VI-VII)
9. Konflik
6
Hasan pulang kampung ke Garut dan berdebat dengan
ayahnya. (Bagian IX)
10. Konflik 7
Hasan
menikah dengan Kartini. (Bagian XI)
11. Konflik 8
Kartini menemukan surat-surat yang membuatnya tidak
percaya terhadap Hasan. (Bagian XII)
12. Klimaks
Hasan bertengkar hebat dengan Kartini hingga Kartini
dipukuli olehnya. Sampai akhirnya Kartini berniat pergi ke kampung halamannya,
namun ia bertemu dengan Anwar. Lalu mereka pergi ke sebuah penginapan. (Bagian
XII-XIV)
13. Peleraian
Mengetahui ayahnya meninggal, Hasan mulai sadar untuk
kembali ke jalan yang benar. Pada saat itu ia mengetahui bahwa Kartini pernah
ke penginapan bersama Anwar. Hasan pun mencari Anwar untuk membuat perhitungan.
(Bagian XV)
14. Penyelesaian
Hasan
tertembak, lalu meninggal dunia. (Bagian XV)
C.
Sudut
Pandang
Sudut
pandang : Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku
utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘saya’.
Tokoh‘saya’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘saya’
dapat dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama.
Bagian yang membuktikan : “saya hanya sendirian .jika
ada orang lain saya -----------------------------------------berani
lebih frontal “
D.
Setting
(Latar) Novel
1. Latar Tempat
a. Kantor
Kotapraja, Bandung ( hal 30)
b. Kota
Bandung (hal 36,99)
c. Garut
(hal 16)
d. Sasak
gantung 18 rumah Bibi Hasan (hal 32)
e. Kebun
Manggu 11 rumah Rusli (hal 32)
f. Bioskop
(hal 119)
g. Lengkong
Besar 27 (hal 27)
h. Halte
Wanaraja (hal 131)
i. Kuburan
Garawangsa (hal 146)
j. Penginapan
(bagian XIV)
2. Latar Waktu
a) Sore
hari saat Hasan pergi ke rumah Rusli. (Bagian IV)
b) Malam
hari saat Hasan memikirkan bagaimana cara mengislamkan - Rusli dan Kartini. (hal 55)
c) Esok
hari setelah Hasan ke rumah Rusli saat Hasan hendak pergi ke - rumah Rusli. (hal 56)
d) Malam
rabu ketika Hasan bertemu Kartini di Gang Asmi (hal 80- - 86).
e) Hari
minggu ketika Rusli mengunjungi Hasan.
f) Hari
sabtu saat Rusli, Kartini dan Hasan bertemu Anwar.
g) Malam
hari saat Hasan dan Kartini pergi bersama.
h) Malam
jum’at ketika Anwar dan Rusli pergi ke kuburan - Garawangsa. (hal 147)
i) 12
Februari 1941 saat Hasan menikah dengan Kartini. (hal 165)
j) 1
Oktober setelah Hasan dan Kartini menikah kira-kira tiga tahun - setengah. (hal 147)
k) Empat
tahun setelah Hasan dan Kartini menikah terjadi perselisihan - antara Hasan dan Kartini.
3. Latar Suasana
a. Sedih
ketika Hasan meninggal dunia.
b. Mengharukan
saat Hasan berpisah dengan Rukmini, saat Hasan - berdebat dengan kedua orang tuanya.
c. Menakutkan
saat Hasan dan Anwar berjalan menyusuri kuburan - Garawangsa.
d. Menegangkan
saat Hasan memarahi dan memukuli Kartini.
e. Romantis
saat Hasan dan Kartini jatuh cinta.
E.
Tema dan
Amanat Novel
Tema : Persoalan antara Manusia dengan Tuhan.
Amanat :
1. Turutilah perintah ayah dan ibumu, kepada
orang-orang tua dan rajinlah bersembahyang dan mengaji.
2. Jangan suka menyiksa hewan dan mengumpat orang
lain.
3. Sembayanglah seperti kau akan mati besok.
4. Tetaplah setia pada pendirianmu sendiri.
5. Jangan sampai cinta membuatmu lupa akan
akhirat. Alangkah baiknya, cinta bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi untuk
Tuhan kita juga.
6. Dalam mengambil tindakan/ keputusan
hendaknya dipikirkan terlebih dahulu.
F.
Gaya
Bahasa
Dalam novel ini pengarang banyak menggunakan majas sebagai berikut :
1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Suaranya menggores
tajam dalam hatiku seperti suara paku diatas batu tulis. (hal 10)
Seperti
kucing yang sabar menunggu-nunggu kesempatan untuk menyergap tikus yang
sedang diintainya, ......(hal 65)
Rupanya
perkataan Ayah laksana jari yang melepaskan cangkolan gramopon yang
baru diputar. (hal 17)
2) Majas Hiperbola
Semuanya kelihatannya
sangat lesu juga. Serupa onggokan- onggokan daging juga yang
tak berdaya apa-apa pula. (hal 7)
Aku agak malu , terasa
darah membakar telinga lagi. Hidung bergerak tak keruan. (hal 42)
3) Majas Metafora
Sungguh lokomotip
yang rakus ia! (hal 65)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya