RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI
A.
Menentukan
Tokoh dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain
Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
B.
Menetukan
Alur Novel
1.
Alur
yang digunakan novel Sang Pemimpi :
Alur : Alur yang digunakan pada novel ini adalah Alur maju-mundur
Alasan
: Dalam novel
ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika
pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika
menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa
2.
Alur
yang digunakan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam novel :
Peristiwa 1 : Novel ini
adalah novel kedua dari tetralogi Laskar pelangi karya Andrea Hirata. Sang
Pemimpi adalah sebuah kisah kehidupan yang mempesona yang akan membuat
pembacanya percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan
pengorbanan, selin itu juga memperkuat kepercayaan kepada Tuhan. Andrea
berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran di mana pembaca akan menemukan
pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan
kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.
Selayaknya kenakalan remaja biasa, tetapi kemudian tanpa disadari kisah dan
karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai, potret-potret kecil
yang menawan akan menghentakkan pembaca pada rasa humor yang halus namun
memiliki efek filosofis yang meresonansi.
Peristiwa 2 :
Tiga orang pemimpi. Setelah tamat SMP, melanjutkan ke
SMA Bukan Main, di sinilah perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai.
Ikal salah satu dari anggota Laskar Pelangi dan Arai yang merupakan saudara
sepupu Ikal yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal di rumah Ikal, sudah
dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah dan Ibu Ikal, dan Jimbron, anak angkat
seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun, pendeta yang sangat
baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah mengantarkan Jimbron menjadi
muslim yang taat.
Peristiwa 3 : Arai dan Ikal begitu pintar di sekolahnya, sedangkan
Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa saja. Malah menduduki rangking 78
dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi lima dan tiga besar.
Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka tidak
akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu
melanjutkan belajar ke Sorbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak
Balia, kepala sekolahnya, yang selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja
keras menjadi kuli ngambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan
dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian
menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau dilogika, tabungan mereka
tidak akan cukup untuk sampi ke sana. Tapi jiwa optimisme Arai tak
terbantahkan.
Peristiwa 4 : Selesai SMA,
Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jimbron lebih memilih
untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua
celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia
yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu
bersama mereka. Berbula-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan
untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan
tidak bersahabat ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukang Pos),
dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal
memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus, ada lowongan untuk
mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan
dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Peristiwa 5 : Saat wawancara
tiba, tidak disangka, profesor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset
yang diajukan Ikal, meskipun hanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang masih
bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah
wawancara selesai, siapa yang menyangka, kejutan yang luar biasa. Arai pun ikut
dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua
dipertemukan dalam suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai,
selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya bertahun-tahun.
Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi.
Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat
untuk menghasilkan teori baru.
Peristiwa
6 : Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke Belitong. Ketika ada surat
datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman penerima Beasiswa ke
Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Arai
sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat dia rindukan.
Kegelisahan dimulai. Baik Arai maupun Ikal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi
dari surat itu. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima di Perguruan
tinggi Sorbone, Prancis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, inilah
jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas
yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Di sinilah perjuangan dari
mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.
C.
Sudut
Pandang
Sudut
pandang : Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku
utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘saya’.
Tokoh‘saya’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘saya’
dapat dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama.
Bagian yang membuktikan : “saya hanya sendirian .jika ada orang lain saya -----------------------------------------berani
lebih frontal “
D.
Setting
(Latar) Novel
1.
Setting waktu : Waktu yang digunakan pagi, siang,
sore, dan malam.
2. Setting
tempat : Dalam novel ini disebutkan latarmya
yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung
bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan.
3.
Setting Suasana : Latar nuansanya lebih berbau melayu
dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian
E.
Tema dan
Amanat Novel
Tema : Tema yang tersirat dalam novel Sang
Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan perjuangan dalam
mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau
pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana
penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat
membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
Amanat : Amanat yang
disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu
sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan
pernah
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
F.
Gaya
Bahasa
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu
kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur
repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus
makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya
realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh
inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang
kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter
yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya