animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Rabu, 14 Agustus 2019

Menganalisis Konsep, Prosedur, Tokoh, Dan Nilai


SENI BUDAYA
MENGANALISIS KONSEP, PROSEDUR, TOKOH, DAN NILAI





DISUSUN OLEH
VIONA LISMA DIANKA
SERLY PERMATASARI



KELAS
XI IPS 3



SMA NEGERI 2 BENGKULU TENGAH
KATA PENGANTAR
           
Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat sera salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena bimbingan dan jalan kemudahan dari Allah makalah Prakarya dapat terselesaikan.
            Terselesaikannya makalah ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada guru Seni Budaya. Semoga bantuan dari Bapak/Ibu dan sdr/I menjadi suatu ladang amal dan diberikan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
            “Tiada gading yang tak retak” sebagaimana makalah ini masih belum sempurna. Namun demikian penyusun hanya bias berusaha untuk memberikan yang terbaik. Semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.




       Taba Penanjung, 28 Januari 2019


Penulis


Pengertian analisi dalam konteks apresiasi adalah Suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. pengertian apresiasi seni lebih dalam lagi alat penilaian terhadap karya seni mudah dari mengenali memberi nilai sehingga menghargai bentuk dari setiap individu yang menikmatinya
1.        Konsep
Dengan seiring berkembangnya jaman, seni juga mengalami berbagai perubahan, ketika berbicara mengenai seni memang tak akan ada batasan tersendiri karena seni itu merupakan wujud ekspresi seseorang dalam menumpahkan imajinasinya yang berisikan cerita, keindahan, serta curahan hati yang membuat sebuah karya seni.
Adapun konsep berkarya seni rupa diantaranya yaitu:
a.        Melakukan Pengamatan
Melakukan pengamatan mempunyai maksud untuk melaksanakan pengamatan terhadap realitas internal spiritual di dalam diri. Karena akan berkaitan dengan cita-cita, keinginan dan lainnya, untuk itu pengamatan sangatlah penting.
b.        Menentukan Tema
Kemudian ketika proses pertama sudah dilakukan, kemudian tanyalah diri kalian pribagi bahwa kegiatan apakah yang paling kuat dan bisa untuk dituangkan dalam sebuah karya seni lukis, sehingga ini akan menjadi tema dalam karya seni yang akan dibuat.

c.         Membuat Sketsa
Setelah tema mengenai gambaran apa yang akan dilukis beres, maka buatlah sketsa dengan mengambilnya melalui ide yang ditemukan, kepuasan dalam membuat karya seni lukis ialah ketika ide dapat diwujudkan dalam sebuah karya seni lukis.

d.        Menganalisis Sketsa
Sketsa selesai dibuat setelah itu diperlukan analisis dari aspek visual, konseptual, bahan baku seni dan teknik yang akan digunakan. Setelah tahap ini dilakukan, maka ekspresi diri seharunya sudah cukup penuh dan mulai tuangkan ekspresi tersebut di sebuah lukisan.

e.         Menyajikan Karya
Nah setelah semua tahap selesai dilewati maka perlu penyajian karya seni lukisa untuk memperlihatkan hasil karya yang telah dibuat dengan sebuah pameran. Sebelum lukisan dipamerkan, sebelumnya lukisan harus dibubuhi ringkasan konsep, pembuatan label “judl, tahun, media, nama pencipta, ukuran, foto karya seni “, dan deskripsi visual.

2.        Prosedur
Pengertian analisis dalam konteks apresiasi adalah pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya. Penelaahan secara mendalam dilakukan dengan cara menguraikan masalah pokok dengan bagian-bagian karya seni, termasuk hubungan antar bagian dengan keseluruhan, sehinggga kita memperoleh kesimpulan yang tepat ketika mengkaji karya seni rupa.
a.         Konsep
Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas pengamatan karya seni untuk menemukan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi.

b.        Unsur
Sementara, ketika menganalisis unsur rupa kita mengkaji kualitas penggunaan garis, warna, ruang, tekstur dan penyajian bentuk dalam karya seni rupa murni, desain dan kriya.

c.         Prinsip
Selanjutnya prinsip estetik kita analisis dengan mengkaji aspek:
1)        keselarasan (harmony),
2)        kesebandingan (proportion),
3)        irama (rythme),
4)        keseimbangan (balance), dan
5)        penekanan (emphasis) dalam karya seni rupa.

Termasuk kaitannya dengan prinsip estetik yang dianut perupa, misalnya kita perlu menetapkan apakah perupa menggunakan pendekatan estetika pramodern, estetika modern, atau estetika posmodern.

d.        Bahan
Gagasan seni memerlukan penggunaan bahan baku seni tertentu. Setiap bahan memerlukan pengolahan dan penggunaan alat dan teknik yang sesuai dan serasi. Misalnya patung yang dipersiapkan sebagai elemen estetik sebuah taman, tidak akan menggunakan bahan kayu dengan teknik pahat, tetapi menggunakan bahan perunggu dengan teknik cor, karena bahan inilah yang tahan terhadap perubahan cuaca.

e.          Teknik
Analisis teknik adalah tahapan penting dalam penilaian seni, karena informasi tersebut merupakan bukti proses pembuatan karya seni untuk menafsirkan nilainya.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw3aAisEFlTGetq1uqbljP2v2ThfKCoAoponBvQC6b7ZNuhfb1lHBZXB5dzwgBCK5Lv1QSQ_wUkiNzII_Nro3PqX78QgpCcaRyk-8VIZnY1hRCKvVS534sBYWA7vaQcEwW9O8dYvlr1y4/s1600/1.+seni+dan+budaya.png
Mari kita amati dengan saksama gambar karya seni patung di atas, kemudian kita tulis hasil pengamatan tersebut pada lembar observasi berikut ini
 Description: Menganalisis Seni Rupa
Dengan bantuan tabel tersebut kita akan dengan mudah memberikan analisi.

3.    Fungsi
Seni rupa berdasarnya fungsinya itu di bagi menjadi 2 yaitu: fungsi individu dan fungsi sosial. Tentu saja keduanya ini sangat berbeda.
a.        Fungsi Individu
Fungsi seni rupa individu yaitu bersifat untuk memuaskan diri sendiri. Artinya seseorang menciptakan karya seni itu hanya untuk mengekspresikan dirinya untuk memuaskan batin.
Tentu saja hasil karyanya akan memancarkan aura yang sangat mendalam karena merupakan hasil luapan ekspresi dari seseorang entah itu sedih, senang, dan lain sebagainya.

b.        Fungsi Sosial
Sedangkan fungsi rupa sosial dari seni merupakanyang memberikan kepuasan banyak orang, misalnya saja seni dalam bidang rekreasi yang bisa dinikmati banyak orang, seni dalam komunikasi agar bisa menarik di hadapan banyak orang, serta seni di bidang rohani.





4.        Tokoh
Seni rupa adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri dengan bebas sebebas-bebasnya tanpa mengkhawatirkan pandangan orang lain dan tanpa dicampuri oleh sudut pandang orang lain. Para pemula apalagi tokoh seni rupa tahu bahwa seni rupa atau seni lukis ini bukan sebuah karya seni yang simpel dan sederhana, justru merupakan sebuah karya yang melalui proses penciptaan yang rumit.
Sebuah karya seni bisa dikatakan memiliki nilai seni apabila ia sudah memiliki semua unsur-unsur seni rupa, serta memenuhi delapan prinsip seni rupa yang utama, yaitu kesebandingan, gradiasi, kesatuan, keselarasan, irama, keseimbangan, penekanan dan komposisi.
Di Indonesia sendiri, seni rupa adalah salah satu jenis karya seni yang paling banyak ditemui. Bahkan tidak sedikit tokoh seni rupa Indonesia yang terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia berkat hasil lukisan mereka yang memiliki makna luar biasa. Setiap pelukis tersebut memiliki aliran sendiri dalam melukis, yang sesuai dengan hasrat dan minat yang mereka miliki.
Aliran seni rupa terbagi setidaknya menjadi dua puluh jenis, beberapa diantaranya adalah naturalisme, romantisme, realisme, impresionisme, ekspresionisme, kubisme, dadaisme, fauvisme, surealisme, futurisme, konstruktivisme, kotemporer atau post modern, pop art, neo klasik, abstraksionisme, primitif, pointilisme, pitture metafisika, optik, dan gotik.
Kehadiran seni rupa di Indonesia dimulai sejak zaman pra sejarah, terbukti dari berbagai gambar-gambar di dinding gua, kulit hewan yang telah disamak dan juga di daun lontar. Selama masa-masa zaman penjajahan, seni lukis di Indonesia mulai berkembang ke arah lebih modern.
Pada saat itu seni rupa Eropa Barat yang cenderung mengusung tema romantisme pun jadi populer di Indonesia. Adalah Raden Saleh Syarif Bustaman menjadi seorang Indonesia yang beruntung mampu mempelajari teknik melukis Romantisme yang dipraktekkan oleh seorang pelukis berkebangsaan Belanda. Hingga akhirnya beliau menjadi pelukis Indonesia pertama yang terkenal di seantero Indonesia dan bahkan sampai menjadi pelukis istana di beberapa negara Eropa berkat kemampuannya yang mengagumkan.
Selain Raden Saleh, masih banyak sekali tokoh seni rupa Indonesia yang membawa aliran masing-masing dan nama Indonesia sampai ke luar negeri. Berikut adalah beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang harus kita ketahui dan apresiasi karyanya yang abadi :


1. Abdullah Suriosubroto
Seorang pelukis pertama Indonesia di abad ke 20, lahir tahun 1878 dan awalnya sempat kuliah kedokteran di Batavia, hanya saja setelah ia melanjutkan kuliah ke Belanda justru banting setir ke melukis. Pecinta pemandangan alam ini memiliki aliran seni sendiri yakni Mooi Indie, hanya saja jika diperhatikan betul secara garis besar mirip dengan naturalisme. Contoh lukisannya yang terkenal adalah Bambu Woods.

2. Affandi Koesoema
Terlahir sebagai pemuda Cirebon tahun 1907 dan meninggal tahun 1990. Seorang pelukis yang rendah hati dan bahkan tak tahu aliran apa yang ia geluti. Ia hanya menumpahkan warna-warna cat secara acak di atas kanvas, lalu menyelesaikan lukisannya dengan menggunakan jemari bukannya kuas seperti pelukis lain. Dunia menyebutnya maestro, sementara ia hanya menyebut dirinya sebagai tukang lukis saja. Sampai wafat, ia sudah melukis lebih dari 2000 lukisan salah satunya adalah Kebun Cengkeh, Perahu dan Matahari, Andong Jogja dan masih banyak lagi.

3. Barli Sasmitawiyana
Seorang pelukis yang terlahir tahun 1921 dan menutup usia tahun 2007 silam, mulai melukis pada tahun 1930 saat usianya masih 9 tahunan di sebuah studio milik pelukis Belgia yang tinggal di Bandung yakni Jos Pluimentz. Ia menempuh pendidikan seni di Paris tahun 1950 dan saat pulang ke Indonesia membuka Sanggar Rangga Gempol di Dago, Bandung. Beberapa lukisannya adalah Affandi dan Istri Pulang Melukis Pohon Apel, Bobotoh, Penari Kipas 2 dan masih banyak lainnya.

4. Basuki Abdullah
Pelukis ini adalah pelukis Istana Merdeka di tahun 1974, merupakan putra dari pelukis abad 20 Indonesia yakni Abdullah Suriosubroto. Terlahir tahun 1925 dan wafat tahun 1993. Termasuk ke dalam jajaran maestro lukis Indonesia dengan aliran realis, ia bahkan terkenal sebagai pelukis yang mampu melukiskan kecantikan wanita dengan sangat sempurna. Pada sebuah kompetisi di Belanda, ia mengalahkan 87 orang pelukis Eropa dan mengharumkan Indonesia.
5. Delsy Syamsumar
Terlahir di Medan tahun 1935 dan pindah ke Sumatera pada masa perang revolusi sampai usianya SMA. Kala itu, bakat melukisnya sudah nampak sejak usia 5 tahun, ia juga selalu mendapat nilai sempurna untuk seni rupa. Di usianya yang ke 17 tahun ia membuat komik perjuangan yang dikirim ke majalah Aneka, dan kelak berkat komik itulah namanya terkenal sampai ke seluruh Indonesia. Berkat itu pula ia hijrah ke Jakarta dengan difasilitasi oleh penerbit dan produktif menelurkan banyak hasil karya bernilai tinggi. Beberapa contohnya adalah Heroisme Cut Mutia, Kereta Api Terakhir Yogyakarta dan komik Si Semut.

6. Hendra Gunawan
Pelukis yang juga seorang seniman Sunda. Lahir tahun 1918 dan wafat di Bali tahun 1983. Awal mula keputusannya melukis setelah bertemu dengan Affandi, ia juga mengenal Abdullah Suriosubroto dan Barli. Bukan cuma melukis, namun ia juga membentuk sebuah sanggar yakni Sanggar Pusaka Sunda tahun 1940. Beberapa hasil lukisannya yang melegenda adalah Jual Beli di Pasar, Perempuan Menjual Ayam, Sketsa, Bisikan Iblis.

7. Henk Ngantung
Memiliki nama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung terlahir tahun 1921 di Manado, dan wafat tahun 1991. Bukan cuma seorang pelukis, namun juga seorang wakil gubernur periode 1960-1964 dan gubernur Jakarta tahun 1964-1965. Ia mempelajari lukisan dari Chairul Anwar dan Asrul Sani. Perjalanan politiknya tidak berhasil, misi mengubah Jakarta menjadi kota budaya pun gagal sampai ia akhirnya lepas masa jabatan dan tinggal dalam kemiskinan dengan sejumlah penyakit seperti jantung dan glaukoma. Pameran pertama dan terakhirnya disponsori oleh pengusaha Ciputra. Lukisannya Digiring ke Kandang menjadi lukisan terbaik tahun 1942.

8. I.B Said
Terlahir tahun 1934 dan merupakan salah satu pelukis istana. Mendapatkan tugas khusus dari Presiden Soekarno untuk melukis wajah-wajah tamu kenegaraan yang datang ke Indonesia dan totalnya melukis 300 wajah.
Sampai usianya yang ke 74 tahun, ia masih melukis di istana. Pada masa pemerintahan Bung Karno, pelukis hanya berjumlah sekitar 20 orang saja dan membuat 10 foto untuk dipajang di beberapa titik dalam istana. Hasil karya I.B Said adalah Segitiga Senen Tinggal Kenangan dan berbagai foto wajah tamu negara.

9. Popo Iskandar
Pelukis yang juga seorang dosen di IKIP Bandung (UPI) ini terlahir tahun 1926 dan wafat tahun 2000. Be;ajar seni rupa pada Barli Samitawinata dan Hendra Gunawan. Memiliki aliran sendiri dan sangat suka melukis kucing sehingga ia mendapatkan julukan sebagai pelukis kucing. Tak hanya melukis kucing, ia juga melukis hewan lainnya dan hanya menggunakan tiga warna saja. Lukisannya adalah Young Leophard, Bulan di Atas Bukit, Bunga, Cat dan lain sebagainya.

10. Djoko Pekik
Seorang pelukis yang sempat ditahan paska serangan G30/S PKI ini lahir di Grobogan tahun 1931, ia mengikuti sebuah pameran di Amerika Serikat tahun 1986 dan saat itu namanya langsung populer di Indonesia.
Banyak kolektor seni berburu hasil lukisannya yang memang sangat ekspresif dan penuh dengan curahan perasaannya setulus hati seperti Go To Hell Crocodile, Becak Driver is Being Baby dan Yes I am a Whore. Saking digilainya dan langkanya lukisan hasil Djoko Pekik, salah satu hasil lukisannya bahkan sampai ada yang dibeli dengan harga 1 milyar!
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu dan Indonesia yang mendapatkan kemerdekaannya dengan sepenuhnya, masyarakat kalangan non bangsawan pun diperbolehkan untuk mempelajari berbagai hal dengan sebebasnya. Saat ini semakin banyak tokoh seni rupa Indonesia modern yang muncul dan berkarya, serta mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

5.        Nilai estetis
Nilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi (1) objektif/intrinsik dan (2) subjektif/ ekstrinsik. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni. Aktivitas ini mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni yang mengutamakan relasi antar unsur visual yang terjalin padu dalam sebuah karya seni (pendekatan formalis).
Nilai subjektif menelusuri nilai estetis dengan menjawab pertanyaan;
Apakah lukisan ini memukau dan hadir dalam kehidupan pribadi saya? Efek apakah yang diberikannya pada saya? Jika demikian sejauh mana?
Pengalaman mengamati dan menikmati karya seni demikian biasanya melukiskan pengembaraan imaji, emosi, suasana kejiwaan yang hidup dalam diri pengamat (pendekatan impresionis). Nilai estetis dikaji berdasarkan upaya menelusuri aspek sosial, psikologis dan historis karya seni.
Pengkajian dilakukan dengan mempelajari asal-usul karya seni dan pengaruh yang menimpanya (pendekatan kontekstualis). Bila seni dipandang sebagai sarana memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik dan lain-lain, maka seni adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu. Nilai seni terletak pada manfaaat dan kegunaannya (pendekatan instrumentalis).



















DAFTAR PUSTAKA

https://www.maolioka.com/2018/05/cara-menganalisis-jenis-tema-fungsi-dan.html

Menganalisis Karya Seni Rupa Berdasarkan Jenis, Fungsi, Tema, Dan Tokoh Dalam Bentuk Lisan Dan Tulisan


SENI BUDAYA
MENGANALISIS KARYA SENI RUPA BERDASARKAN JENIS, FUNGSI, TEMA, DAN TOKOH DALAM BENTUK LISAN DAN TULISAN




DISUSUN OLEH
RIKA SEPTIANA
PELTALIA LOKA


KELAS
XI IPS 3



SMA NEGERI 2 BENGKULU TENGAH
KATA PENGANTAR
           
Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat sera salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena bimbingan dan jalan kemudahan dari Allah makalah Seni Budaya dapat terselesaikan.
            Terselesaikannya makalah ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada guru Seni Budaya. Semoga bantuan dari Bapak/Ibu dan sdr/I menjadi suatu ladang amal dan diberikan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
            “Tiada gading yang tak retak” sebagaimana makalah ini masih belum sempurna. Namun demikian penyusun hanya bias berusaha untuk memberikan yang terbaik. Semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.




       Taba Penanjung, 28 Januari 2019


Penulis


Seni rupa adalah cabang dari seni untuk menghasilkan karya seni dengan ekspresi  dan kualitas yang bisa dilihat oleh indera penglihatan dan diraba oleh indera peraba.
Jadi seni rupa lebih menuju keindahan visual dibandingkan daripada keindahan indera yang lainnya. Secara kasar seni rupa jika diterjemahkan ke Bahasa Inggris adalah fine art. Namun seiring berkembangnya seni modern artifine art lebih condong ke seni rupa murni dan kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
A.      Jenis-jenis Seni Rupa
Jenis-jenis seni rupa ada 3 yaitu berdasarkan wujudnya, waktu/masanya dan terakhir berdasarkan fungsinya. Berikut jenis-jenis seni rupa:
1. Jenis Seni Rupa Berdasarkan Dimensinya
Seni Rupa Dua Dimensi atau Dwimatra adalah karya seni rupa yang terbentuk dua ukuran, yaitu panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari arah depan.  Contoh seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi.
Seni Rupa Tiga Dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan volume dan bisa dilihat dari segala arah. Contohnya bonsai, patung, seni keramik, diorama dan yang lainnya.

2.Jenis Seni Rupa Berdasarkan Masanya
Seni Rupa Tradisional, Seni rupa zaman dahulu yang sudah memiliki aturan dan pakem tersendiri dan bersifat statis maksudnya baik bentuk maupun gayanya tidak mengalami perubahan. Aspek seni rupa tradisional ini dipertahankan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi sampai saat ini.
Seni Rupa Modern, merupakan karya seni terbaharui dari seni rupa tradisional yang mana aturan ataupun pola-pola yang ada sudah di ubah dan mengandalkan kekreatifitasan pembuat seni rupa atau bersifat individualis. Contoh seni rupa modern diantaranya adalah lukisan, grafis, patung dan kriya.
Seni Rupa Kontemporer, adalah karya seni yang muncul karena trend atau kondisi waktu dan bersifat kekinian.



3. Jenis Seni Rupa Berdasarkan Fungsinya
Seni Rupa Murni adalah karya seni rupa yang dibuat hanya untuk nilai estetika dan ide saja pembuat saja, bukan untuk dipakai.
Seni Rupa Terapan, adalah seni rupa yang lebih bertujuan untuk nilai pakai. Contohnya keramik, poster, senjata tradisional dan lain-lain.

B.   Fungsi Seni Rupa
1. Fungsi Individu 
a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fiisk 
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk homofaber yang memiliki kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu kepada pemuasan kebutuhan fisik sehingga dari segi kenyamanan menjadi hal yang penting. Sebagai contoh seni bangunan, seni furniture, seni pakaian/textile, seni kerajinan, dll. 

b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman dari setiap orang sangatlahberbedauntuk mempengaruhisisi emosional atau perasaannya. Contohnya perasaan sedih, gembira, letif-lelah, kasihan, cinta, benci, dll. Manusia mampu merasakan semua itu karena di dirinya terdapat dorongan emosional karena merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang sifatnya menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Contohnya mengalami keletihan sehingga membutuhkan rekreasi seperti teater, menonton biskop, konsert, pameran seni dll. 

2. Fungsi Sosial 
a. Fungsi Sosial Seni dibidang Rekreasi 
Banyak aktivitas seseorang membuat mereka merasakan kejenuhan sehingga orang tersebut memerlukan penyebaran seperti berlipur ke tempat rekreasi objek wisata (rekreasi alam). dan Seni rupa juga sebagai benda rekreasi seperti seni teater, pameran lukisan, pagelaran musik, dan pameran bonsai. Arti seni benda rekreasi adalah seni yang menciptakan kondisi bersifat penyebaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada.
b. Fungsi Sosial Seni bidang Komunikasi  
Setiap manusia pasti berkomunikasi dengan bahasa karena merupakan sarana komunikasi paling efektif dapat dengan mudah dimengerti. Namun bahasa memiliki keterbatasan karena tidak semua bahasa dapat dimengerti seluruh orang didunia ini karena bahasa setiap negara berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan bahasa universal yang digunakan untuk berkomunikasi di seluruh dunia ini. Berdasarkan pernyataan tersebut, seni diyakini dapat berperan sebagai bahasa universal. seperti affandi yang berkomunikasi ke seluruh dunia dengan lukisannya, Shakespare berkomunikasi dengan puisi-puisinya. Berdasarkan dari contoh nyata tersebut, seni dapat menembus batasan-batasan verbal, maupun perbedaan lahiriah setiap orang. 

c. Fungsi Sosial di bidang Pendidikan 
Dalam arti luas, pendidikan adalah suatu kondisi yang bertransformasi yang mengakitkan kondisi tertentu menjadi lebih maju. Seni dapat memberikan pendidikan karena dari setiap pertunjukan seni terdapat makna  yang disampaikan.  Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkahlaku seseorang berubah menjadi kondisi yang lebih maju dari sebelumnya. Dari ha ini, bahwa seni menumbuhkan pengalaman estetika dan etika. 

d. Fungsi Sosial Seni dibidang Rohani 
Menurut Kar Barth bahwa keindahan bersumber dari Tuhan. Agama merupakan salah satu sumber insiperasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi menggambarkan bentuk nilai estetika.

Tidak hanya itu fungsi nya seni dapat dilihat dibawah ini.
1.        Memuaskan batin seniman penciptanya atau memberikan kepuasan tersendiri 
2.        Memberikan keindahan yang dinikmati secara luas berdasarkan penilaian yang berbeda. 
3.        Menyampaikan nilai-nilai budaya dan ekspresi seniman 
4.        Sebagai benda kebutuhan sehari-hari atau benda praktis 
5.        Sebagai media atau alat untuk mengenang suatu peristiwa tertentu 
6.        Sebagai sarana ritual keagamaan.


C.      Tema Seni Rupa Murni
Setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda di dalam menjalani hidup ini. Begitu pula saat kita membuat suatu lukisan, masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan sudut pandang dapat dipengaruhi oleh suasana, waktu, dan kondisi geografis. Pembuatan karya seni rupa pada zaman dahulu, manusia menciptakan karya seni sebagai bentuk sarana ritual keagamaan. Seperti relief-relief pada candi-candi yang menggambarkan kisah manusia dalam ritual menuju ke alam nirwana. Atau bahkan sebagai sarana untuk pembelajaran moral masyarakat setempat. Pembuatan karya seni juga dapat digunakan sebagai pengungkapan ekspresi jiwa yang membuatnya. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam pembuatan suatu karya seni rupa murni dapat menjadi sebuah tema. Tema adalah gagasan, ide, atau pokok pikiran yang ada di dalam sebuah karya seni baik dalam bentuk karya seni rupa dua dimensi maupun seni rupa tiga dimensi. Memahami tema yang ada pada sebuah karya seni rupa murni berarti kita dapat memahami tujuan penciptaan karya seni tersebut. Tema-tema di dalam pembuatan karya seni rupa murni antara lain sebagai berikut.
a.  Hubungan antara manusia dengan dirinya
Seni rupa merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan atau ide dari seseorang. Untuk mengungkapkan citarasa keindahan manusia mewujudkannya lewat media ekspresi. Media yang digunakan dapat berupa suatu karya seni rupa seperti lukisan. Di dalam pengungkapannya tersebut kadang seseorang menggunakan dirinya sendiri sebagai objek lukisannya. Seperti pelukis Raden Saleh, Basuki Abdullah, Affandi, S. Sudjojono, dan Vincent van Gogh.

b.  Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain
Seorang perupa kadangkala dalam mengekspresikan citarasa keindahan menggunakan objek orang-orang yang ada disekitarnya. Seperti istrinya, anak-anaknya, orangtua, saudaranya, temannya, tetangganya, kekasihnya, sahabatnya, atau orang-orang yang ada dalam fikirannya.





c.  Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya
Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk mengungkapkan citarasanya, sering dijadikan objek untuk lukisannya. Seperti pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang dan masih banyak lagi alam yang dijadikan objek lukisan. Tokoh pelukis yang sering menggunakan alam sebagai objek seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh Bustaman, Dullah, Pirngadi, Henk Ngantung, Wakidi, S. Sudjojono.

d.  Hubungan antara Manusia dengan Benda
Benda-benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para pelukis, sehingga menjadikan benda-benda tersebut menjadi objek lukisannya. Keunikan benda-benda tersebut ada yang berbentuk silindris, kubistis ataupun yang berbentuk bebas.  Bentuk benda tersebut seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas bunga, guci, botol, sepatu, lemari, meja kursi, buah-buahan, bunga.

e.  Hubungan antara Manusia dengan Aktifitasnya
Aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang beragam membuat perupa ingin mengabadikan kegiatan tersebut dalam media lukisnya. Lukisan menjadi sesuatu yang menarik apabila dalam mengambil sudut pandang aktivitas dapat disusun sesuai dengan komposisi dan proporsi yang baik disertai dengan gelap terang yang tepat. Aktifitas manusia seperti kegiatan menari, membajak sawah, berburu, jual beli di pasar, menggembala ternak, dan aktifitas lainnya.

f.  Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal
Ide, imajinasi atau khayalan sering melintas dalam pikiran kita baik secara sadar ataupun saat tidak sadar (saat tidur). Khayalan yang muncul dibenak  perupa kadang diwujudkan dalam suatu karya seni. Hasil karya seni rupa seperti ini sering disebut dengan karya seni surealisme. Karya seni rupa yang dibuat pada dasarnya tidak dapat dijumpai di alam nyata.





D.   Tokoh
1. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.

Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a.         Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b.        Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.         Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.        Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.         Berisi cerita lingkungan istana.
f.         Cenderung dilebih-lebihkan.

Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867)



2. Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.
Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
1.        Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
2.        Eksotik, kerinduan pada masa lalu
3.        Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
4.        Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan

Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
a.         Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.        Penuh gerak dan dinamis.
c.         Warna bersifat kontras dan meriah.
d.        Pengaturan komposisi dinamis.
e.         Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.         Kedahsyatan melebihi kenyataan.

Tokoh-tokhnya antara lain :
a.         Eugene Delacroix
b.        Theodore Gericault
c.         Jean Baptiste
d.        Jean Francois Millet

Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.



3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis mengatakan : TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll. Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.

4.    Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya. Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788). Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.

5.    Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu. Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.

E.   Pengkajian Karya Seni Rupa
Sebuah karya seni rupa merupakan hasil kreatif serta jerih payah seseorang. Hal ini tentu semestinya mendapat apresiasi bagi para penikmat maupun apresiasi dari para ahli sekalipun. Maka dibutuhkannya penilaian terhadap sebuah karya seni yang tujuannya untuk mengetahui nilai dari karya seni itu serta juga menghargai karya tersebut. Untuk melakukan sebuah penilaian terhadap karya seni rupa, berikut merupakan beberapa aspek yang dapat dijadikan sebuah ukuran atau kriteria penilaian. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah:
a.        Aspek Ide atau Gagasan Pertama
Aspek Ide atau Gagasan dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses kreatif yang muncul dari sebuah imajinasi menjadi sebuah kenyataan. Proses menciptakan suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui berbagai proses sehingga mampu dinikmati hasilnya itulah salah satu hal yang bisa disebut kreatifitas.

b.    Aspek penguasaan teknis
Teknik merupakan sebuah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi suatu karya yang memiliki nilai. Penggunaan teknik yang tidak terampil tentu akan berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian pula dalam pemilihan teknik juga perlu menjadi pertimbangan dalam sebuah pembuatan karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga berakibat pada hasil dari karya seni. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.





c.         Aspek penguasaan bahan
Setiap bahan memiliki sifat dan karakteristiknya masing masing, misalnya rotan bersifat
lentur, logam memiliki sifat keras, sedangkatn sifat dari tanah liat adalah plastis. Untuk itu aspek ini juga penting bagi seorang pencipta karya seni. Kesalahan dalam memilih bahan pasti akan berdampak pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan patut dipertimbagkan dalam penilaian karya seni rupa.

d.   Aspek kegunaan
Aspek ini merupakan aspek terpenting dalam sebuah karya seni rupa terapan. Maka semestinya mempertimbangkan aspek kegunaan (applied) dalam hal menilai sebuah karya seni, apakah karya itu bisa berguna atau bermanfaat. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan ialah kegunaan. Adanya tiga hal penilaian dalam aspek kegunaan yaitu kenyamanan, keluwesan/fleksibelitas dan keamanan dalam penggunaannya.

e.   Aspek wujud
Wujud atau tampilan suatu benda tentu menjadi sebuah penilaian terkait dengan daya tarik yang mampu diberikan oleh penyajian dari suatu karya seni. Aspek wujud (form) berhubungan erat dengan prinsip - prinsip komposisi, meliputi proporsi (proportion), keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras (contrast), klimaks (tag line), kesatuan (unity). Prinsip itulah yang menjadi tolak ukur untuk menilai karya seni dalam aspek wujud atau form.

f.    Aspek gaya atau corak
Karya seni merupakan karya yang terlahir dari adanya cita, visi, dan interpretasi seseorang. Seorang yang mempunyai watak yang lembut akan mencerminkan karya-karya yang lembut baik itu dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam hal pemilihan dan pengelolahan tema. Karna sebuah karya mencermikan gaya penciptanya. Maka dari itu perlu penilaian terhadap aspek tersebut.




g.   Aspek kreatifitas dan Inovatif
Aspek ini juga menjadi penilaian karya seni karna sebuah karya tidak bisa dihasilkan hanya karena mencontek atau meniru karya yang lain. Maka dari itu diperlukannya kreatifitas untuk menghasilkan karya yang inovatif. Bila tercapainya sebuah karya yang inovatif pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan.

h.   Aspek selera dan agama
Jika dalam pembuatan karya seni terapan dengan tujuan agar dapat digunakan oleh orang banyak, maka harus memikirkan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal selera harus berdasar pada hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat yang tentu disukai masyarakat. Sedangkan dalam hal agama, hal yang harus diingat, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan seperti halnya motif Bali akan lebih cocok bagi masyarakat yang beragama Hindu. Hal-hal tersebut menjadi penting karena jika tidak demikian karya seni yang dihasilkan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.
















DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/14126767

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...