animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Rabu, 14 Agustus 2019

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi “Pengenalan Sarana Produksi Pertanian (Saprotan: Bahan)


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
“PENGENALAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN
(SAPROTAN: BAHAN)






Nama                         : Anggi Kusumah
NPM                          : E1D017102
Shift                          : Jumat, Jam 08.00 Wib
Dosen Pembimbing   : Dr. Ir. Catur Herison, M.Sc.
Co-Ass                      : 1. MGS. Gathan
                                        (E1J015052)
                                    2. Nugra Heni Safitri
                                        (E1J015050)



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Sarana produksi merupakan bahan yang sangat menentukan dalam budidaya tanaman pada suatu wilayah tertentu. Sarana yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih atau bibit, pupuk, bahan kimia, pengendalian musuh tanaman atau perangsang tumbuh dan alat-alat pertanian.
Sarana produksi dalam usaha tani sangat diperlukan. Bukan hanya dalam hal untuk proses pembudidayaan, tapi juga dalam hal yang lain. Dalam proses pertanian sarana produksi merupakan hal yang dapat menjadi kegunaan pokok yang harus dipenuhi kebutuhannya. Hasil produksi pertanian sejalan dengan cara budidaya tanaman dan juga sejalan dengan tepatnya penggunaan sarana produksi yang dilakukan. Selain itu, sarana produksi merupakan kebutuhan yang bisa tidak penting dan bisa menjadi sangat penting dalam proses budidaya tanaman pertanian.
Segala jenis tanaman pertanian sangat memerlukan sarana produksi, apapun jenisnya. Sarana produksi yang dimaksudkan dalam bidang pertanian adalah segala sesuatu yang  dapat menunjang proses budidaya dan dapat meningkatkan hasil budidaya tanaman pertanian.
Jenis-jenis sarana produksi yang dibutuhkan dalam proses budidaya pertanian yaitu mulai dari benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh (ZPT), alat dan mesin pertanian dan Inokulan.
Dari berbagai jenis sarana produksi diatas jelas terlihat bahwa sarana produksi sangat berpengaruh dalam proses budidaya pertanian, yang dimulai proses pembukaan lahan, kemudian mulai dalam proses pemilihan benih/bibit, pemberian pupuk, proteksi dengan menggunakan pestisida, pengatur tumbuh tanaman dan menggunakan bakteri untuk tanaman.
Dari keseluruhan penjelasan diatas mengungkapkan bahwa kegunaan sarana produksi sangat berperan dalam proses budidaya pertanian, menjadi salah satu faktor yang mampu meningkatkan hasil proses budidaya tanaman pertanian.

1.2.       Tujuan
1.             Mahasiswa dapat mendeskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi pertanian (Saprotan).
2.             Mahasiswa dapat memilih dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan digunakan untuk usaha kegiatan pertanian.
3.             Mahasiswa mampu menggunakan saprotan dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sarana produksi pertanian dapat dikelompokkan menjadi berdasarkan peranan, kegunaan dan sifatnya. Berdasarkan perananannya maka sarana produksi pertanian dapat dibedakan menjadi:
1.             Alat yaitu barang yang dapat digunakan berulang-ulang sebagai alat pendukung pada   berbagai tahapan pelaksanaan kegiatan usaha pertanian antara lain alat pengolah tanah, alat penanaman, alat pengendali OPT,alat pemanen dan lain-lain.
2.             Bahan yaitu bahan yang diperlukan sebagai bagian dari komponen setiap tahapan proses produksi, sehingga sifat penggunaanya habis pakai, antara lain: Benih, pupuk, pestisida,zat pengatur tumbuh dan lain-lain( Tim Penyusun penuntun praktikum, 2014).
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horison-horison yang berkembang secara genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau perkembangan horison dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi. Dengan demikian, di dalam tanah terdapat empat komponen utama, yaitu bahan mineral, bahan organik, udara, dan air tanah. Keberadaan tanah di muka bumi ini memberikan banyak fungsi dan manfaat bagi setiap makhluk hidup yang ada di muka bumi ini (Hilman Hilmawan, 2014).
Gejala karat : Mula-mula muncul bercak kecil berwarna terang pada kedua permukaan daun. Dalam beberapa hari, bercak berubah menjadi bintil berwarna cokelat kemerahan sebesar jarum yang dikelilingi oleh daerah berwarna kuning. Daun yang terinfeksi parah akan mengering kemudian rontok. Penyebab :Cendawan Uromyces sp. Pengendalian paling sederhana yaitu dengan menanam varietas yang tahan terhadap penyakit tersebut. Selain itu, dapat pula dengan menggunakan fungisida Dithane M-45 atau Bayleton sebanyak 2 g atau 2 cc per liter air pada umur 25 hari, 35 hari, dan 45 hari.( Agus,S. 2010).
Pembentukan cabang dan pertumbuhan tunas pada tanaman juga dipacu oleh hormon sitokinin yang berperan dalam aktivasi pembelahan sel (George et al., 2008).
Menurunnya kadar auksin di ketiak daun akan memacu pembentukan hormon sitokinin endogen yang berperan dalam pembentukan cabang lateral. Dalam hal ini sudah tidak terjadi dominansi apikal dalam tanaman. (Darmanti, dkk, 2008).
Penggunaan ZPT eksogen sintetis belum banyak diaplikasikan oleh petani dan penggunakan ZPT alami merupakan alternatif yang mudah diperoleh di sekitar kita, relatif murah dan aman digunakan. (Nurlaeni dan Surya, 2015),
Ada berbagai jenis atau bahan tanaman yang merupakan sumber ZPT, seperti bawang merah sebagai sumber auksin, rebung bambu sebagai sumber giberelin, dan bonggol pisang serta air kelapa sebagai sumber sitokinin (Lindung, 2014).
Pada umumnya kondisi lahan pertanian di Indonesia mengalami kemunduran kesuburan
dan kerusakan tanah serta telah mengalami penurunan produktivitas, khususnya lahan sawah  intensifikasi. Penyebabnya diantaranya adalah:
a)             ketidakseimbangan kadar hara dalam tanah;
b)             pengurasan dan defisit hara;
c)             penurunan kadar bahan organik tanah;
d)            pendangkalan lapisan tapak bajak;
e)             pencemaran oleh bahan agrokimia atau limbah;
f)              penurunan populasi dan aktivitas mikroba; dan
g)             salinisasi/alkalinisasi.Akibat pengelolaan hara yang kurang bijaksana, sebagian besar lahan sawah terindikasi berkadar bahan organik sangat rendah (C-organik <2%).Sekitar 65% dari 7,9 juta ha lahan sawah di Indonesia memiliki kandungan bahan organik rendah sampai sangat rendah (C-organik <2%), sekitar 17% mempunyai kadar total P tanah yang rendah dan sekitar 12% berkadar total K rendah (Kasno et al, 2003).
Penelitian pengaruh pupuk organik granul dan  curah terhadap tanaman caisim,menunjukkan bahwa perlakuan dosis ½ NPK yang dikombinasikan dengan pupuk organik granul dan curah tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap. tinggi tanaman dan jumlah daun 4 MST dan produksi caisim. (Suriadikarta, 2010).
Penelitian pemupukan 75% dari dosis rekomen-dasi NPK yang dikombinasikan dengan 2 t ha-1 POG tidak berbeda nyata dengan perlakuan NPK standar terhadap parameter jumlah dan berat malai, berat basah dan kering gabah serta berat basah dan kering jerami dan memberikan nilai RAE 90,1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan pemberian POG sebanyak 2 t ha-1 dapat mengefisien-kan pemakaian pupuk anorganik NPK sebesar 25%. (Siregar dan Hartatik 2010).








BAB III
METODOLOGI

3.1.       Alat dan Bahan
3.1.1. Pestisida
1.             DMA*6 (Herbisida)
2.             Hedonal (Herbisida)
3.             Roundup (Herbisida)
4.             CBA-6 (Herbisida)
5.             Combitox (Insektisida)
6.             Metsul (Herbisida)
7.             AL 22 (Herbisida)
8.             Bio Cron (Insektisida)
9.             Dithane M-45 (Fungisida)
10.         Furadan (Fungisida)

3.1.2.Amelioran dan ZPT
1.             Zeolit
2.             Grand-K
3.             Dolomit
4.             Growtone
5.             Ethrel

3.1.3.Pupuk
1.             SP 36
2.             KCL
3.             Mutiara
4.             Urea Bersubsidi
5.             Urea Non Subsidi

3.1.4.Benih
1.             Kacang Tanah
2.             Kacang Hijau
3.             Kacang Kedelai
4.             Padi Gogo
5.             Jagung
6.             Sawi
7.             Kangkung
8.             Kacang Merah
9.             Wortel
10.         Bayam

3.2.       Cara Kerja
1.             Menggunakan Lembar Kerja Mahasiswa untuk mencatat hasil pengamatan
2.             Mengambil objek pengamatan yang utuh dari seluruh objek yang telah dipersiapkan
3.             Mengamati secara seksama karakteristik objek pengamatan
4.             Melakukan pengamatan/secara tepat, lengkap dan sistematis terhadap informasi yang diketahui dari objek tersebut.
5.             Merapikan kembali ruang dan meja yang telah digunakan untuk praktikum
6.             Mengumpulkan gambar dan pengamatan ke Co. Asisten sebagai laporan setelah praktikum hari yang bersangkutan.



















BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.    Hasil
5.1.1. Pestisida
No
Nama Dagang Pestisida
Bahan Aktif
Formula
Fungsi
Aturan Penggunaan
1
DMA*6
(Herbisida)
2,4 D dimetil amina 823 g/l
823 SL
Mematikan gulma berdaun lebar
Diaplikasi pada saat gulma masih muda
2
Hedonal
(Herbisida)
2,4 D dimetil amina 818,8 g/l
818 L
Mematikan gulma berdaun lebar
Semprotkan pada hama saat umur padi 2-3 minggu setelah tanam
3
Roundup
(Herbisida)
Isopropilamina Glisofat 486 g/l
486 SL
Mematikan alang-alang, gulma keras
3-6 liter pada gulma umum
4
CBA-6
(Herbisida)
2,4 D dimetil amina 865 g/l
865 SL
Mematikan gulma berdaun lebar
Diaplikasikan pada 14-21 hari setelah tanam padi saat gulma sedang tumbuh subur
5
Combitox
(Insektisida)
Klorpirifos 500 g/l dan Simermetrin 50 g/l
550 EC
Mematikan Hama Spodoptera Litura
Penyemprotan volume tinggi. Apabila hama telah mencapai ambang pengendalian
6
Metsul
(Herbisida)
Metil Metsulfuron 24%
24 WP
Mematikan gulma berdaun lebar, berdaun sempit, dan gulma bergolongan teki-tekian
Penyemprotan volume tinggi dilakukan 14-21 hari setelah tanam pada saat gulma sedang tumbuh subur
7
AL 22
(Herbisida)
Oksifluorfen 23,5% (240 g/l) dan Bahan tambahan 76,5%
22 L
Mematikan gulma berdaun lebar
Penyemprotan pada tanah lembab 3 hari. Sebelum sampai 3 hari sesudah tanam
8
Bio Cron
(Insektisida)
Profenofos 500 g/l
500 EC
Mematikan Ulat Grayak, Kutu loncat, dan hama perusak daun
Penyemprotan volume tinggi, apabila populasi atau intensitas serangan hama telah mencapai ambang pengendaliannya serangan rekomendasi setempat
9
Dithane M-45
(Fungisida)
Mankozeb 80%
80 WP
Mengatasi bercak daun, bercak ungu, busuk buah, gugur daun, dan penyakit karat
Penyemprotan volume tinggi. Pengaplikasian apabila gejala-gejala mulai timbul
10
Furadan
(Nematisida)
Karbofuran 3%
3 GR
Mengendalikan hama didalam tanah seperti nematode dan orong-orong
Mencampurkan benih dengan furadan saat benih akan di tanam

5.1.2. Amelioran dan ZPT
No
Nama
Bahan Aktif
Bentuk
Kegunaan
1
Zeolit
Tetrahedral Alumine dan Silika
Seperti tepung
Memperbaiki pH tanah
2
Grand-K
Nitrat Nitrogen (NO3) dan Kalium (K2O)
Butiran Bulat
Merangsang pembentukan bunga dan memperbaiki kualitas buah
3
Dolomit
Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)
Seperti tepung
Untuk menetral keasaman tanah atau menaikkan pH tanah
4
Growtone
Asam asetik naftalen 3,0% dan naftalen asetik amid 0,75%
Seperti tepung
Merangsang pertumbuhan stumb karet
5
Ethrel
Etefon 480 g/l
Cair
Mempercepat pemasakan dan penyeragaman warna buah

5.1.3. Pupuk
No
Nama Pupuk
Bentuk Bahan Pupuk
Kandungan Bahan Utama
Kegunaan
1
SP 36
Berbentuk bulat putih
P2O5 total minimal 36%,
P2O5 larutan asam sitrat minimal 34%,
P2O5 larut dalam air minimal 30%,
dan air maksimal 5%
Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik
2
KCL
Bentuk bersiku dan berwarna kemerahan
K2O 40% dan KCL 60%
Memperkuat tumbuh tegak tanaman
3
Mutiara
Butiran kebiruan
N 6%,
P2O5 16%,
K2O 16%,
MgO 0,5%,
dan CaO 6%
Membantu mempercepat, memperbanyak, memperkuat tanaman serta memudahkan akar dalam menyerap hara pada tanah
4
Urea Bersubsidi
Berbentuk seperti bubuk ajinomoto dan berwarna kemerahan
N 46%,
Air 0,5%
Biuret 1%
Membuat daun tanaman lebih hijau dan segar, serta banyak mengandung butir hijau daun
5
Urea Non Subsidi
Butiran putih
N 46%,
Air 0,5%
Biuret 1%
Membuat daun tanaman lebih hijau dan segar, serta banyak mengandung butir hijau daun

5.1.4. Benih
No
Nama Benih
Kelas
Gambar dan Keterangan
1
Kacang Tanah



Magnoliophyta

2
Kacang hijau



Magnoliophyta

3
Kacang Kedelai



Magnoliophyta

4
Padi Gogo




Liliopsida

5
Jagung




Liliopsida

6
Sawi




Magnoliophyta

7
Kangkung




Magnoliophyta

8
Kacang Merah



Magnoliophyta

9
Wortel




Magnoliophyta

10
Bayam




Magnoliophyta


5.2.    Pembahasan
Sarana produksi pertanian terdiri atas bahan yang meliputi benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, dan obat-obatan dan peralatan serta sarana lainnya yang digunakan untuk melaksanakan proses produksi pertanian.
1.             Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama.  Kata pestisida berasal dari kata pest meliputi hama penyakit secara luas dan kata sida berasal dari kata ceado yang artinya membunuh.Penggunaan pestisida dalam pertanian telah menunjukan kemampuannya didalam menanggulangi atau mengurangi merosotnya hasil akibat serangan hama dan penyakit.Berdasarkan kegunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
a.  Insektisida seperti Combitox dan Biocron berfungsi untuk mengendalikan hama serangga,
b.  Akarisida untuk mengendalikan hama tungau,
c.  Nematisida seperti Furadan berfungsi untuk mengendalikan hama cacing
d.  Rodentisida untuk mengendalikan tikus,
e.  Fungisida seperti Dithane M-45 berfungsi untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan cendawan
f.  Bakterisida untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan bakteri,
g.  Herbisida seperti DMA*6, Hedonal, Roundup, CBA-6, Metsul, dan AL 22 berfungsi untuk mengendalikan gulma atau tanaman pengganggu
h.  Nematosida seperti Furadan berfungsi untuk mengendalikan nematoda
g.  Larvasida untuk mengendlikan larva
h.  Mitisida untuk mengendalikan rayap
i.   Moluskusida untuk mengendalikan siput

2.             Amelioran dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik yang bukan hara, dalam jumlah sedikit dapat mendorong pertumbuhan tanaman, diantaranya Zeolit berfungsi untuk Memperbaiki tanah, Grand-K berfungsi untuk merangsang pembentukan bunga dan memperbaiki kualitas buah, Dolomit berfungsi untuk menetral keasaman tanah atau menaikkan pH tanah, Growtone berfungsi utnuk merangsang pertumbuhan karet, dan Ethrel berfungsi untuk mempercepat pemasakan dan penyeragaman warna buah. Beberapa zat pengatur tumbuh dan hormon yang sudah kita kenal ada 5, yaitu  auksin, giberalin, sitokinin, asam absisat, dan etilen.

3.             Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau anorganik ( mineral ). Pupuk berbedadari suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan tumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Beberapa pupuk yang kami deskripsikan adalah pupuk SP 36, pupuk KCL, pupuk Mutiara, pupuk Urea Bersubsidi, dan pupuk Urea Non Subsidi. Pupuk ini dideskripsikan dan kemudian dicatat apa saja bentuk bahan pupuk, kandungan utamanya, dan Kegunaannya.

4.             Benih
Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman.  Pada kondisi yang memungkinkan maka benih tersebut akan mengalami fase. Benih merupakan komponen agronomi, dan komponenen penting di dalam pengelolaan lapang produksi sebagai komponen agronomi, masalah benih lebih berorientasi kepada penerapan kaidah-kaidah ilmiah.
Benih-benih yang sudah berkecambah dikenal sebagai bibit. Benih yang baik biasanya mempunyai ciri-ciri yaitu mengkilat, permukaannya licin dan mempunyai daya kecambah yang baik. Tetapi benih yang bermutu belum tentu menunjukkan varietas yang unggul. Pemilihan bibit suatu tanaman harus bedasarkan pertimbangan kondisi lingkungan yang cocok atau media tumbuhnya.
Adapun benih-benih yang dideskripsikan yaitu Kacang Tanah dengan kelas magnoliophyta, Kacang Hijau dengan kelas magnoliophyta, Kacang Kedelai dengan kelas magnoliophyta, Padi Gogo dengan Kelas Liliopsida, Jagung dengan kelas Liliopsida, Sawi dengan kelas magnoliophyta, Kangkung dengan kelas magnoliophyta, Kacang Merah dengan kelas magnoliophyta, Wortel dengan kelas magnoliophyta, dan Bayam dengan kelas magnoliophyta.













BAB V
PENUTUP

5.1.    Kesimpulan
1.             Sarana produksi pertanian terdiri atas bahan yang meliputi benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh dan lain-lain
2.             Bahwasannya sangat dibutuhkan sarana produksi untuk meningkatkan hasil produksi se-optimal mungkin.
3.             Benih merupakan komponen agronomi, dan komponenen penting di dalam pengelolaan lapang produksi sebagai komponen agronomi.
4.             Penggunaan pestisida dalam pertanian telah menunjukan kemampuannya didalam menanggulangi atau mengurangi merosotnya hasil akibat serangan hama dan penyakit.
5.             Penggunaan zat pengatur tumbuh dapat menghemat biaya produksi karena digunakan dalam taksiran (dosis) rendah.

5.2.       Saran
Agar lebih teliti dalam menggunakan sarana produksi yang ada dengan menggunakan dosis tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan tumbuhannya agar memperoleh hasil produksi yang tinggi dan bagus.
















DAFTAR PUSTAKA

Agus,S. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman: Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Masalah dan Solusinya.Yogyakarta: Kanisius.
Merakati, Edhi Turmudi.2014. Penuntun  Praktikum Dasar-Dasar Agronomi.Ps Agroekotek.Bengkulu: Faperta Unib.
Saefas, S.A. ∙ S. Rosniawaty ∙ Y. Maxiselly. 2017.Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Alami Dan Sintetik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Klon GMB 7 Setelah Centering. Bandung: Padjadjaran University.
Hartatik, Wiwik.2015. Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman.Bogor: Balai Penelitian Tanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...