PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
ISLAM MASA
MODERN (1800-SEKARANG)
DISUSUN OLEH
INANG ANSORI
LENSI HARTATI
KELAS
XI IPS 2
SMA NEGERI
2 BENGKULU TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah
Islam modern berawal sejak tahun 1800 M hingga sekarang. Pada abad 18 M dunia
Islam hampir dibawah kendali bangsa Barat. Pada abad 20 M mulai bermunculan
kesadaran dunia Islam untuk bangkit melawan penjajah Barat. Pada periode ini
muncul gerakan pembaharuan yang disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama
yaitu timbulnya kesdaran pada umat Islam, Faktor yang kedua adalah hegemoni dan
dominasi dunia Barat terhadap dunia Islam hampir menguasai dalam bidang
ekonomi, perdagangan, peradaban. Dua faktor inilah yag menjadikan
inspirasi bagi umat Islam untuk melakukan reformasi dan membentuk
gerakan- gerakan yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan
al- Qur’an dan Sunah serta meraih kejayaan Islam yang telah hilang.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah perkembangan Islam pada
masa modern?
2.
Peristiwa- peristiwa apa sajakah yang
terjadi dan siapakah tokoh- tokoh yang terlibat pada masa tersebut?
3.
Apa sajakah ibrah dari kita mengetahui
peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa islam pada abad modern?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Menjelaskan perkembangan Islam pada masa
modern
2.
Menjelaskan peristiwa- peristiwa yang
terjadi pada abad modern dan menyebutkan tokoh- tokohnya
3.
Mengambil ibrah dari peristiwa
perkembangan Islam pada masa modern
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah
Islam modern berawal sejak tahun 1800 M hingga sekarang. Pada abad 18 M dunia
Islam hampir dibawah kendali bangsa Barat. Pada abad 20 M mulai bermunculan
kesadaran dunia Islam untuk bangkit melawan penjajah Barat. Pada periode ini
muncul gerakan pembaharuan yang disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama
yaitu timbulnya kesdaran pada umat Islam, hal ini ditandai dengan banyak
dijumpai ajaran- ajaran Barat yang merambah dunia Islam dibawah kendali umat
Islam, dan ajaran- ajaran tersebut bertentangan pada nilai- nilai Islam yang
ada pada Al- Qur’an dan Hadits seperti Takhayul, Bid’ah, dan Khufarat. Faktor
yang kedua adalah hegemoni dan dominasi dunia Barat terhadap dunia Islam hampir
menguasai dalam bidang ekonomi, perdagangan, peradaban. Dua faktor inilah yag
menjadikan inspirasi bagi umat Islam untuk melakukan reformasi dan
membentuk gerakan- gerakan yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam yang
sesuai dengan al- Qur’an dan Sunah serta meraih kejayaan Islam yang telah
hilang.
A. Gambaran Dunia Islam abad pertengahan
Ditandai
dengan jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
menunjukkan masa akhir dari kekhilafahan Abassiyah, dan merupakan awal dari
kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan
dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan, pada
saat itu dilenyapkan pula oleh pasukan Mongol dengan pimpinan Hulaghu Khan.
Pada
saat inilah yang menandai kemunduran Islam kondisi sosial, politik, ekonomi dan
kebudayaan luluh lantah. Sehingga mengakibatkan dunia Islam terpecah belah
menjadi negara- negara independen, disinilah mulai nampak terpecahnya persatuan
dalam bingkai kekhilafahan atau dunia Islam. Kemunduran Islam tidak berhenti
hingga disitu. Timur Lenk, menghancurkan pusat- pusat kekuasaan Islam lainnya.
Akibatnya pusat- pusat peradaban yang ada juga mengalami kehancuran. Keadaan
seperti ini baru bisa teratasi dengan muncul pemerintahan Utsmaniyah hal ini.
Masa ini berawal pada tahun 1500- 1800 M.
Situasi
sosial politik pada masa Usmani mulai tidak menentu ditandai sejak meninggalnya
Sultan Sulaiman al- Qanuni tahun 1566 M. Kerajaan ini mulai memasuki masa
kemunduran pada abad 1800 M. Keadaan dunia Islam yang seperti itu berdampak
negatif bagi perkembangan dan pertumbuhan peradaban Islam pada saat itu. Umat
Islam tidak mampu bangkit untuk manumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dan
peradaban yang dulunya pernah dikembangkan oleh umat Islam sebelum mereka.
Mereka semua berusaha mempertahankan wilayah kekuasaan Islam dari dari
cengkraman Barat, sehingga banyak umat Islam yang kurang memikirkan kemajuan
peradaban dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sehingga kemajuan
dibidang- bidang tersebut dijadikan senjata mereka yaitu bangsa Barat untuk
kembali menjajah Islam.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kelemahan dunia Islam terletak dalam bidang-
bidang politik, ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan tidak adanya simbol pemersaru
dunia Islam. Dan kelemahan ini dimanfaatkan oleh negara- negera Barat untuk
menjajah negara- negara Timur yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Keadaan
ini baru dapat teratasi menjelang abad 20 M. dengan munculnya kekuatan baru
dalam negara Islam. Adapun penyimpanagn lain yang berpangaruha pada pemrintahan
pada saat itu, yang mana semakin meperlemah kekuatan negara islam pada saat
itu, dan penyimpangan tersebut telah menjadi sesuatu yang
tidak dapat kita ingkari, bahwa telah terjadi penyimpangan atau kelemahan dalam penyelenggaraan pemerintahan Islam dalam sejarahnya. Misalnya dalam pelaksanaan bai’at yang menjadi metode pengangkatan Khalifah. Dalam sejarah, seakan-akan sistem pemerintahan yang diterapkan adalah kerajaan, karena kekuasaan diwariskan secara turun temurun di sebagian masa.
tidak dapat kita ingkari, bahwa telah terjadi penyimpangan atau kelemahan dalam penyelenggaraan pemerintahan Islam dalam sejarahnya. Misalnya dalam pelaksanaan bai’at yang menjadi metode pengangkatan Khalifah. Dalam sejarah, seakan-akan sistem pemerintahan yang diterapkan adalah kerajaan, karena kekuasaan diwariskan secara turun temurun di sebagian masa.
Namun
satu hal yang perlu dicatat, bahwa yang pasti, sebenarnya dalam Islam tidak
pernah dikenal sistem ”putera mahkota”. Dengan kata lain, pewarisan tahta
tidak pernah dianggap sebagai hukum yang legal di dalam suksesi kepemimpinan
negara –yakni untuk mengangkat kepala negara– seperti yang berlaku pada sistem
Kerajaan. Sebab, yang menjadi hukum legal untuk mendapatkan kekuasaan di
dalam Daulah Islamiyah adalah bai’at. Pada masa-masa tertentu bai’at diambil
dari umat secara langsung. Pada masa yang lain melalui Ahlul Halli wal
‘Aqdi, bahkan pernah juga diambil dari satu orang saja yaitu dari Syaikhul
Islam pada masa kemunduran ummat (akhir masa Khilafah Utsmaniyah).
Meskipun begitu, di sepanjang masa Daulah Islamiyah, seorang Khalifah selalu
diangkat melalui bai’at.
Khalifah
tidak pernah diangkat dengan cara pewarisan tahta (sistem putera mahkota) tanpa
adanya bai’at sama sekali. Tidak ada satu pun riwayat atau peristiwa yang
menunjukkan bahwa Khalifah pernah diangkat dengan cara pewarisan kekuasaan
tanpa melalui bai’at.
Meskipun
demikian memang pernah didapati cara keliru dalam pengambilan
bai’at. Ada sebagian Khalifah yang mengambil bai’at dari rakyat pada saat
ia masih hidup untuk anaknya, atau saudaranya, keponakannya, atau salah seorang
anggota keluarganya. Setelah itu bai’at ini diulangi sekali lagi untuk
orang yang ditunjuk setelah Khalifah meninggal. Pelaksanaan seperti ini
menunjukkan adanya penyalahgunaan dalam penerapan bai’at; dan bukan menunjukkan
pengakuan adanya sistem pewarisan tahta atau putera mahkota. Sama halnya
dengan penyalahgunaan yang terjadi pada tata cara ”pemilu” untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dalam sistem Demokrasi, yang prosesnya tetap disebut
sebagai “pemilihan” dan bukan sebagai “penunjukan/pengangkatan”, sekalipun yang
menang dalam pemilu adalah orang-orang yang dikehendaki oleh pemerintah.
Penyimpangan
atau kelemahan lainnya misalnya adanya partai-partai politik yang menggunakan
kekuatan militer (thariqul quwwah) untuk meraih kekuasaan, bukan
menggunakan dukungan umat (thariqul ummah). Seperti golongan Abbasiyah yang
menduduki Persia dan Irak serta menjadikan wilayah ini sebagai sentral
kekuasaannnya. Lalu dari sini mereka menggulingkan kekuasaan dan menjadikan
Bani Hasyim sebagai para penguasanya. Begitu pula yang dilakukan golongan
Fathimiyin yang telah menduduki Mesir dan menjadikannya sebagai sentral
kekuatannya dengan menjadikan keturunan Fathimah RA sebagai para
pemimpinnya.
Kelemahan
lainnya juga nampak dari pemberian otoritas yang besar dan luas kepada para
Wali (Gubernur) di berbagai wilayah. Misalnya diamnya penguasa Abbasiyah
terhadap Abdurrahman Ad Dakhil yang berkuasa di Andalusia dan membiarkannya
berkuasa secara independen. Meskipun Andalusia saat itu masih menjadi bagian
integral dari Khilafah, tetapi wilayah itu sudah terpisah dari segi pengelolaan
pemerintahannya. Demikian pula halnya para penguasa Saljuqiyyin dan
Hamdaniyyin, yang sebenarnya adalah para Wali. Khalifah memberikan kewenangan
yang luas kepada mereka sehingga akhirnya mereka mengatur urusan wilayahnya
sendiri secara independen, terlepas dari pusat. Hubungan dengan pusat hanya
formalitas, seperti doa kepada Khalifah di mimbar Jumat, pencetakan mata uang
atas namanya, pengiriman kharaj kepadanya, dan sebagainya.
Hal-hal
tersebut telah melemahkan Daulah Islamiyah, hingga kemudian datang golongan
Utsmaniyin mengambil kendali pemerintahan Khilafah (abad ke-9 H/ke-15 M).
Meskipun demikian, mereka tetap berhasil mempersatukan negeri-negeri Islam
seperti negeri-negeri Arab di bawah kekuasaannya (abad ke-10 H/ke-16 M)
kemudian menyebarluaskan Islam ke negara-negara Eropa. Kelemahan yang ada
belum begitu terasa atau diperhatikan pada masa-masa awal kekuasaan Khilafah
Utsmani (abad ke-9 H/ke-15 M). Sebab saat itu mereka mempunyai kekuatan militer
yang hebat dan disegani oleh musuh-musuhnya, yakni negara-negara Eropa yang
kafir. Bila ditimbang, Daulah Islamiyah masih lebih unggul daripada Eropa dalam
bidang pemikiran, hukum, dan peradaban. Eropa saat itu masih tenggelam dalam
abad kegelapan, meskipun sudah mulai bangkit.
Pada
saat yang demikian, Khilafah melakukan futuhat ke negara-negara Eropa, sampai
ke bagian selatan dan timur wilayah Balkan. Jutaan orang masuk Islam di
Albania, Yugoslavia, dan Bulgaria. Negara-negara Eropa pun mulai membahas
bagaimana cara menghadapi serangan jihad Khilafah ini. Muncullah apa yang
dikenal dengan “Masalah Timur” (al mas`alah asy syarqiyah), yakni bagaimana
menghindarkan diri dari serbuan pasukan Khilafah Utsmaniyah, di bawah pimpinan
Muhammad Al Fatih (abad ke-9 H/ke-15 M). Pasukan ini terus eksis dan misinya
dilanjutkan oleh generasi-generasi Islam sesudahnya hingga berhentinya
jihad pada abad ke-11 H/ke-18 M ketika pasukan Islam dipimpin Sulaiman Al
Qanuni.
Barulah
pada abad ke-18 M ini, kelemahan negara Khilafah itu makin terasa. Seharusnya
saat itu penguasa Khilafah Utsmaniyah mengambil upaya-upaya perbaikan. Misalnya
menggali pemahaman Islam yang sahih dan murni, memperhatikan bahasa Arab,
mendorong ijtihad, serta mengembangkan aspek pemikiran dan hukum. Namun,
sayangnya semua ini tak terjadi.
Selanjutnya,
Khilafah makin lama makin lemah, sementara di pihak lain negara-negara penjajah
dari Eropa makin lama makin kuat. Kondisi inilah yang pada gilirannya membuat
Khilafah Utsmaniyah dijuluki “The Sick Man”. Malangnya, dia tidak berhasil
disembuhkan dan disehatkan kembali, bahkan kondisinya semakin parah dan
akhirnya sekarat. Pada puncaknya Musthafa Kamal Ataturk yang murtad mengumumkan
penghapusan Khilafah pada tanggal 3 Maret 1924.
Dalam
kitabnya Ad Daulah Al Islamiyah, Syaikh Taqiyyuddin An Nabhani menyimpulkan
bahwa segala kelemahan atau penyimpangan Daulah Islamiyah berpangkal pada 2
(dua) hal pokok, Pertama, kelemahan dalam pemahaman (al fahm) terhadap Islam,
dan kedua, kelemahan dalam penerapan (at tathbiq) Islam.
Karena
itu, hal pertama kali yang harus dibenahi untuk mengembalikan Daulah Islamiyah
dalam realitas kehidupan adalah pemahaman terhadap Islam. Umat harus memiliki
pemahaman yang sahih terhadap Islam, termasuk pemahaman sahih mengenai
kehidupan bernegara dan bermasyarakat menurut Islam. Setelah Daulah Islamiyah
berdiri, pemahaman yang sahih tadi, disertai penerapan yang sempurna, akan
membuat Daulah kuat-mantap dan lestari dalam menjalankan tugas-tugas sucinya,
yaitu menerapkan Islam di dalam negeri, dan menyebarluaskan risalah Islam ke
luar negeri dengan jalan dakwah dan jihad fi sabilillah.
B. Dampak Penjajahan Bangsa Barat terhadap Negara
Islam
Kelemahan
dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak
menuju kearah negara- negara Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi
mereka datang ke negeri- negeri Islam untuk mengausai ekonomi, politik dan
ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari cara- cara mereka datang untuk
pertama kali ke negara- negara Islam. Mereka datang dengan dalih untuk
berdagang atau mencari remah- rempa di Timur. Akhernya mereka terangsang
keuntungan yang sangat besar dan ambisi yang kuat, sehingga muncullah keinginan
untuk menguasai semua sistem ekonomi dan politik negara- negara Islam
dikuasainya.
Pada
saat yang sama, dunia Islam sedang dilanda kemunduran dan kelamahan dalam
berbagai bidang, sehingga negara- negara Islam tidak mampu bersaing dengan
bangsa Barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat
itulah dunia Islam berada dalam kekuasan kaum penjajah Barat.
Setelah bangsa- bangsa Barat menguasai perekonomian dan politik Islam negara-
negara Islam, terdapat pula negara Barat yang mempunyai misi lain yakni
menyebarkan agama Kristen melalui missionaris atau mizzending. Penjajahan
bangsa Barat ini dipelopori Spanyol dan Portugis dengan mempunyai tujuan yang
sama yaitu sealain mencarai bahan mentah dan bahan baku serta mencari daerah
penanaman modal asing, mereka juga berusaha menyebarkan agama kristen di
wilayah jajahannya.
Dengan
semangat semboyannya yaitu Gold yang berarti mereka mencari keuntungan yang
besar dari wilayah jajahannya, Glory yaitu semangat mencapai kejayaan dalam
bidang kekuasaan dan Gospel yakni semangat menyebarakan agama kristen di
wilayah jajahannya.
Dengan demikian, motivasi bangsa Barat dalam menjajah negara- negara Islam
selain untuk kepentingan ekonomi dan politik, ternyata ada misi penyebran agama
Kristen. Sehingga masyarakat yang berada pada wilayah jajahan, khususnya yang
beragama Islam dan mereka banya ditekan oleh Barat, maka sebagian dari
mereka banyak yang melarikan diri dan bertahan di wilayah jajahan tersebut
dengan melakukan perlawanan terhadap kekuatan bansa Barat. Gerak- gerik
masyarakat Islam yang beruasaha ingin mempertahannkan Islam diawasi sedemikian
rupa, sehingga mereka tidak dapat mengembangkan bahkan menerusakan peradaban
Islam yang masih ada. Dan Barat pun berhasil untuk mengembangkan sayapnya
mengguasai perdaban Islam. Masyarakat mereka ubah cara hidupnya, peilakunya
serta peradabannya. Dengan demikian, secara pola hidup dan pola sikap
masyarakat Islam seakan merujuk pada kehendak penjajah bangsa Barat.
Beberapa
Wilayah Islam yang Di jajah oleh Bangsa- Bangsa Barat.
Þ
Tahun 1511 kerajaan Islam Malaka jatuh ketangan Portugis
Þ
Tahun 1602 Nusantara ( Indonesia) jatuh ketangan Belanda
Þ
Tahun 1798- 1801 Mesir jatu ketangan Napoleon Banaparte
Þ
Tahun 1802 Oman dan Qatar jatuh ketangan Inggris
Þ
Dll
Demikian
beberapa wilayah Islam yang telah berhasl dikuasai oleh bangsa Barat. Mereka
berusaha memecah belah negra Islam agar tidak ada kesatuan umat yang kuat dan
menjadikan mereka yaitu wilayah – wilayah Islam tunduk dan berkiblat pada
mereka Bangsa- Bangsa Barat. Oleh karena itu tidak menjadi persoalan aneh jika
kaum muslimin bebtrok antar saudaranya yaitu kaum muslimin pula. Hal ini
disebabkan karena mereka telah berhasil dipecah belah dan dimasuki oleh
pemikiran- pemikiran Barat yang tidak sesusai dengan Islam.
C. Dampak Penjajah Barat di Bidang Ekonomi
dan Politik
Misi
penjajahan bangsa Barat ternyata tidak berhenti hingga ajaran agamanya
disebarkan di wilayah- wilayah Islam. Akan tetapi mereka juga menginginkan
hasil alam dari wilayah- wilayah jajahannya. Diwilayah- wilayah subur sepertia
di Indonesia, Malaya dan Hindia, mereka menguasai rempah- rempah yang ada pada
daerah tersebut. Kekejaman bangsa Barat tidak berhenti hingga disitu, mereka
juga berupaya untuk memonopoli perdagangan. Mereka menguras habis kekeyaan
pribumu dengan paksa bahakan disertai kekerasan untuk mengusainya.
Situasi
yang terjadi pada saat itu berhasil untuk menjadikan masyarakat muslim tunduk
pada aturan- aturan penjajah dan sangat sulit sekali bagi mereka yang ingin
mempertahannkan Islam dan menerapkan aturan- aturan Islam secara keseluruhan
dalam kehidupan ditengah- tengah pengawasan penjajah.
Bahaya
lain yang timbul adalah penanaman faham kapitalis oleh penjajah kepada
masyarakat Islam. Kapitalisme adalah faham yang berazas pada meteri semata.
Faham inilah yang tidak lagi menjadikan masyarakat Islam ketika akan melakukan
sesuatu yang mulanya ingin menggapai ridho Allah berbelok pada kepentingan
materi atau kemanfaatn semata. Faham yang mereka oleh bangsa Barat dijadikan
ideologi ini berusaha memisahkan diri dengan agama dalam artian untuk
urusan ibadah atau perbuatan yang tidak langsung berhubungan dengan Allah
mereka berusaha memisahkannya dan tidak mau mengikuti aturan- aturan yang Islam
yang sudah ada dalam Al- Qur’an dan Hadits. Mereka layaknya orang yang tertidur
pulas hingga beberapa hari. Sebagian dari mereka terlenakan oleh faham- faham
yang telah Barat berhasil sebarkan. Seharusnya ini tidak bisa dibiarkan, umat
Islam harus bersegera kembali pada Islam. Menjadikan Islam sebagai landasan
hidup, sumber dari segala sumber aturan, menyatukan kembali umat Islam dalam
satu peradaban, dengan begitu Islam yang sebenarnya akan kita raih akan segera
dimuka Bangkit lagi dimuka bumi ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ditandai
dengan berakhirnya sistem kekhalifahan Utsmaniyah, merupakan awal kemunduran
politik dan peradaban Islam. Yang mengakibatkan dunia Islam terpecah belah
menjadi beberapa negara independen, yang masing- masing memperkuat dan
memperjuangkan kemajuan negaranya sendiri- sendiri. Hal tersebut dipengaruhi
oleh masuknya pengaruh- pengaruha barat terhadap dunia Islam, pengaruh-
pengaruh tersebut mulai masuk ketika kekuatan kekhalifahan pada masa itu
tersebut mulai melemah, sehingga makin mudahlah pengaruh- pengaruh Barat masuk
pada dunia Islam. Barat mulai memasukkan ide- ide kufurnya tanpa disadari oleh
umat Islam pada masa itu, sehingga semakin kuatlah pengaruh Barat pada masa
itu.
Sehingga
umat makin melemah, kekuatan kekhalifahan pun semakin melemah sehingga
memudahkan barat untuk membelokkan umat Islam kepada ide- ide kufur mereka.
Umat pun mulai memikirkan kepintingan mereka sendiri, mereka seakan- akan
melupakan bahwa umat Islam dimanapun mereka berada adalah satu. Sehingga
terpecahlah negara- nagara Islam dari naungan khilafah Islamiyah. Terlibatnya
kekhalifahan pada perang dunia I menambah pecahnya negara Islam tersebut.
Hingga akhirnya khilafah Turki Utsmani runtuh, kekuatan didominasi oleh Barat,
umat Islam mulai kehilangan jati dirinya, mereka seakan- akan takluk pada
Barat. Sehingga yang terjadi adalah mereka mengikuti peradaban- peradaban yang
diciptakan oleh Barat. Sehingga akhir masa ini yang terjadi hanyalah gejolak
kaum muslimin yang tiada henti- hentinya mulai dari penyerangan fisik yang dilakukan
Barat, hal ini telah dialami saudara- saudara kita yang ada di Palestina,
afganistan dan sebagainya.
Dan
apa yang terjadi ketika umat Islam tidak mempunyai pemimpin, mereka dibiarkan
begitu saja tanpa ada yang melindungi. Dan seranganpun tidak ada henti-
hentinya yang ada hanyalah selalu bertambah korban kematian. Anak- anak telah
menjadi korban- korbannya, para muslimah habis diperkosa oleh mereka, tempat
tinggal yang mereka tinggali dirusak. Berbagai kebrutalan terus terjadi disana,
sementara umat yang lain sibuk mengurusi urusan mereka sendiri, mereka
disibukkan oleh pekerjaannya, mereka disebukkan dengan bersenang- senang.
Kalaupun ada yang merasa tidak terimapun mereka tidak bisa berbuat banyak untuk
membela saudara- saudaranya yang jauh disana.
Karena
kuakatan kaum muslimin sekarang tidak sebanding dengan kakuatan Barat. Akan kah
ini yang akan kita biarkan??? Islam adalah agama yang benar dia memancaran
aturan- aturan yang handal, sehingga jalan terbaik yang seharusnya kita ambil
adalah kembali kepada Islam. Karena hanya dengan Islamlah setiap masalah akan
teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
An
Nabhani, Taqiyyuddin, Nizhamul Islam, Jakarta Selatan : HTI Press, 2001.
An
Nabhani Taqiyyuddin, Ad Daulah Al Islamiyah,HTI Press, 2007.
Muhammad, Ash- Shaladi Ali, Bangkit
dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,Jakarta Timur : Pustaka Al- Kautsar. 2003
Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah
Tasanawiyah, Modul Sejarah Kebudayaan Islam, Sragen: Atik Pustaka 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya