PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HORMAT DAN PATUH PADA
ORANG TUA DAN GURU
DISUSUN OLEH
DIKA PRAYUDA
RENO GUSTIAN
KELAS
XI IPS 3
SMA NEGERI 2 BENGKULU
TENGAH
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi manusia untuk mengaktualkan
potensi yang mereka miliki dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai khalifah
di bumi. Sekolah Dasar merupakan tempat dimana siswa menjalani pendidikan
dasarnya dalam rangka pengembangan potensi yang mereka miliki tersebut sejak
dini yang akan mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh
pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan baru.
Belajar
adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Dalam pengajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Kedudukan
siswa dalam pengajaran adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek. Maka
inti proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran. Persoalan yang timbul adalah mampukah siswa belajar dengan
memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya dari situasi serta kondisi yang
ada dilingkungannya untuk mencapai hasil yang maksimal.
Hal ini ,
tentunya tidak terlepas dari pembentukan sikap pada diri peserta didik terutama
dengan sikap hormat dan patuhnya pada orang tua maupun guru, yang tentunya
sangat besar peranannya dalam dalam pembentukkan akhlak anak didik, baik di
lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.
Dengan
pembentukkan akhlak yang diharapkan terbentuk dengan baik pada peserta didik,
maka pada makalah ini akan membahas tentang “Hormat dan Patuh pada Orang Tua
dan Guru”, yang diharapkan makalah ini dapat menjadi auan bagi penulis maupun
pembaa yang lainnya untuk bersikap hormat dan patuh kepada orang tuan dan guru.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Akhlak Terpuji
Islam adalah
agama yang menyenangi perilaku terpuji. Perilaku terpuji akan tergambar dalam
akhlak. Akhlak terpuji artinya sifat atau perilaku baik yang dimiliki
seseorang. Perilaku baik tersebut dapat menjadikan manusia disukai dan dicintai
oleh orang lain, sehingga diri seseorang akan menjadi teladan kebaikannya bagi
orang lain.
Menurut
Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya”menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam dan menjauhkan
diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang
baik, melakukannya dan mencintainya”. Sedang menurut Hamka, ada beberapa hal
yang mendorong seorang untuk berbuat baik, diantaranya:
1. Karena bujukan atau ancaman dari
orang lain
2. Mengharap pujian atau karena takut
mendapat cela
3. Karena kebaikan dirinya (dorongan
hati nurani)
4. Mengharap pahala dan surga
5. Mengharap pujian dan takut azab
Allah
6. Mengharap keridhaan Allah semata
Dari dua
pengertian di atas, maka dapat kita pahami bahwa perilaku atau akhlak terpuji
adalah segala perbuatan baik yang sudah ada pada diri seseorang dan tentunya
dengan perbuat baik yang dilakukan mengharapkan ridha dan surga dari Allah SWT.
Sesuai dengan pemikiran tasawuf, bahwa akhlak yang baik atau terpuji letaknya
pada kata al-ruh dan kata al-qalb.[1][4] Artinya pada jiwa dan hati manusia itu berpotensi untuk berbuat baik.
Manusia juga diciptakan
Allah sebagai makhluk Allah yang tertinggi, hal ini terdapat dalah Q.S. At-Tiin
ayat 4. Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
Keistimewaan ini
menyebabkan manusia dijadikan khalifah atau wakil (mandataris-pen) Tuhan di
muka bumi, yang kemudian dipercaya untuk memikul amanah berupa tugas dalam menciptakan
tata kehidupan yang bermoral di muka bumi.
Secara lebih jelas,
keistimewaan dan kelebihan manusia diantaranya bernbentuk daya dan bakat
sebagai potensi yang dimiliki peluang begitu besar untuk dikembangkan. Dalam
kaitan dengan pertumbuhan fisiknya, manusia dilengkapi dengan potensi berupa
kekuatan fisik, fungsi organ tubuh dan panca indera. Kemudian dari aspek
mental, manusia dilengkapi dengan potensi akal, bakat, fantasi maupun gagasan.
Potensi ini dapat mengantarkan manusia memiliki peluang untuk bisa menguasai
serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sekaligus menepatkannya
sebagai makhluk berbudaya.
Di luar itu, manusia
juga dilengkapi dengan unsur lain, yaitu kalbu. dengan kalbu ini terbuka
kemungkinan manusia untuk menjadi dirinya sebagai makhluk bermoral, merasakan
keindahan, kenikmatan beriman dan kehadiran Ilahi secara spiritual. Sebagai
makhluk ciptaan Allah, manusia pada dasarnya telah dilengkapi dengan perangkat yang dibutuhkan untuk
menopang tugas-tugas pengabdiannya. Sudah cukup persyaratan yang ia miliki,
sehingga manusia merupakan makhluk yang mengabdi.
B. Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru
1. Hormat dan Patuh pada Orang Tua
Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Kita
hadir di dunia fana ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam kandungan
lalu dilahitkan, disusui, diberi makan minum, diasuh, dididik, disayangi,
dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah memerintahkan kepada kita untuk
berbuat baik kepada orang tua, sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al-Isra
ayat 23, Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada orang
tua sampai orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua orang tua kita dilarang
untuk mengatakan “ah” apabila perkataan-perkataan yang lainnya.
Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, Artinya: “Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada manusia
bagaimana seorang anak diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Termasuk dosa besar ketika seorang anak menyakiti dan durhaka terhadap kedua
orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik selama
beliau masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita untuk menghormati
orang tua yang masih hidup itu banyak caranya. Hal ini tergambar dari bagaimana
adab kita terhadap orang tua. Adab kepada kedua orang tua artinya tata cara
yang baik bergaul dengan kedua orang tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan
tutur kata. Adapun adab kepada kedua orang tua yang masih hidup antara lain:
a. Berperilaku hormat
b. Bersikap kasih sayang
c. bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d. Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.
e. Membantu meringankan pekerjaan merema.
f. Mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
g. Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya dengan
rajin ibadah dan sebagainya agar mereka selalu ridha kepada kita. Dalam sebuah
hadits Nabi mangatakan:” Ridha Allah tergantung kepada ridha orang tua, dan
murka Allah terkandung kepada murka kedua orang tua”.
h. Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu
dimuliakan tetap saja wajib, hanya kepada ibu harus lebih-lebih dimuliakan.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW: “ Siapakah orang
yang paling saya jadikan sebagai sahabat dalam kehidupan ini? Baginda SAW
menjawab dengan singkat: “Ibumu” kemudian
orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi ya Rasulullah?” beliau
menjawab lagi:”Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak puas orang itu bertanya
lagi:”Kemudian dengan siapa lagi ya Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab lagi
dengan tegas;’Ibumu”. Dan orang itu masih bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi,
ya Rasulullah?” Rasul menjawab: “Kemudian dengan ayahmu” (HR. Bukhari dan
Muslim). Sealain itu al-qur’an juga menggambarkan betapa susah seorang ibu dalam mengurus anaknya dari ketika dalam
kandungan. Terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 14, Artinya: “Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
g. Jagalah nama baik keduanya.
Jadi, sebagai anak harusnyalah kita tetap harus dapat menghormati dan
mematuhi segala apa yang di perintahkannya, selama perintahnya tidak melanggar
ajaran agama Islam.
Selanjutnya, walaupun orang tua kita sudah meninggal dunia maka kita juga
masih harus tetap hormat kepada beliau, semuanya haruslah kita kita tahu
bagaimana adab yang harus dan bisa kita lakukan kepada orang tua kita yang
sudah meninggal dunia. Adab kepada orang tua yang sudah meninggal dunia
tentunya berbeda dengan adab kita terhadap orang tua kita yang masih hidup.
Untuk itu, kita akan menuliskan adab kita terhadap orang tua kita yang sudah
meninggal dunia, diantaranya:
a. Selalu mendo’akannya.
b. Atau do’a khusu untuk orang yang sudah meninggal.
c. Tidak memutuskan tali silaturahim dengan keluarga, kerabat dan
sahabat-sahabat mereka.
d. Pergilah berziarah ke kuburnya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda:”Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orang tuanya,
atau salah seorang darim keduanya pada tiap hari jum’at, maka dosanya akan
diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada
kedua orang tuanya.
e. Meneladani sikap-sikap yang baik dari keduanya.
f. Melaksanakan setiap wasiat atau pesan dari keduanya.
g. Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang pernah dilakukan sewaktu hidup.
Pentingnya kita menghormat dan menyayangi orang tua yang masih hidup. Bila
kita hendak mengukur betapa besar jasa kedua orang tua kepada kita, niscaya
tidak dapat terukur meskipun bumi terbelah dua. Dan baktinya tidak akan
terbayar dengan bakti kita sampai berakhir hayat kita. Maka sebenarnya harta
kita miliki adalah harta kepunyaan kedua orang tua kita.
Dan setelah meninggal pun kedua orang tua kita, maka kewajiban kita untuk
mendo’akan untuk memohon ampun, menepati janji dan membayar nazar kedua orang
kita sewaktu masih hidup, dan selalu menjaga tali silaturahim dengan kerabat
orang tua kita.
Berbakti kepada orang tua semasa
mereka hidup dapat dilakukan dengan cara:
a. Pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia dan akhirat
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan hak dan kewajiban setiap manusia
. Ini dapat dipahami dari sebuah riwayat berikut ini. Pada suatu hari seorang
laki-laki menghadap Rasulullah saw, dan berkata:”Wahai Rasulullah , siapakah
orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab,
“Ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu dan hamba sahayamu
merupakan hak dan kewajibanmu serta menjadi sebuah keluarga yang harus
disambung.” (HR. Abu Dawud dari Qulaib Ibnu Manfa’ah). Hikmah yang dapat
diambil apabila kita berbakti pada kedua orang tua di dunua maka Allah akan
menambah umur dan rezeki kita, sedangkan untukm di akhiran, maka dosa-dosa kita
selama di dunia akan terhapuskan.
b. Mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas fardhu kifayah.
Berbakti kepada orang tua adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Maka yang
dapat dilakukan adalah: mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas jihad di
jalan Allah; mengutamakan berbakti kepada orang tua diatas istri dan
teman-temannya; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas haji;
mengutamakan berbakti kepada orang tua di ata mengunjungi Rasulullah saw;
mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas anak-anak; mengutamakan berbakti
kepada ibu di atas amalan-amalan sunah; mengutamakan berbakti kepada orang tua
di atas hijrah di jalan Allah. Abu Ya’la dan Thabrani meriwayatkan dengan sanad
yang baik, sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw,
lalu berkata:”Aku sangat menginginkan untuk berjihad, tetapi aku tidak mampu?’
Nabi saw. bertanya:”Apakah salah seorang dari kedua orang tua anda masih ada?’
Ia menjawab: “Ya, ibuku masih ada.” Beliau bersabda:”Mohonlah kepada Allah agar
dapat berbakti kepadanya. Bila anda benar-benar melakukannya (berbakti
padanya), maka anda mendapatkan pahala seperti orang yang berhaji, umrah, dan
berjihad.
c. Tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk mendurhakai Allah, namun harus
tetap berbuat baik kepada keduanya.
d. Manusia yang paling berhak untuk ditemani adalah kedua orang tuamu.
e. Mengutamakan berbakti kepada ibu jika kepentingan ayah tidak bisa
dikompromikan dengan kepentingan ibu.
f. kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu.
g. Saling mendoakan antara orang tua dan anak-anaknya.
h. Jangan menyebabkan orang lain mencaci kedua orang tuamu.
i. Berbanggalah dengan orang tuamu.
j. Menghajikan orang tua.
k. Melaksanakam nazar orang tua.
l. durhakan kepada orang tua termasuk dosa besar yang tercepat balasannya di
dunia dan akhirat.
Rasulullah saw. pernah memberi sepuluh wasiat kepada Muadz bin Jabal:
a. janganlah menyekutukan Allah, meskipun kamu dibunuh dengan cara dibakar.
b. Janganlah mendurhakankedua orang tua, meskipun kamu disuruh meninggalkan
harta dan keluargamu.
c. Janganlah meninggalkan shalat wajib dengan sengaja! karena, orang yang meninggalkan
shalat wajib dengan sengaja terlepas dari tanggungan Allah.
d. Janganlah minum minuman keras! karena, itu adalah pangkal segala kebejatan.
e. Ingat, hindarilah perbutan maksiat! karena maksiat itu mengundang kemurkaan
Allah.
f. Ingat, hindarilah melarikan diri dari medan perang, meskipun semua harus
tewas.
g. Jika manusia pada meninggal, sedang kamu ada diantara mereka, maka
bertahanlah!
h. Berilah nafkah kepada keluargamu dengan usahamu!
i. Janganlah memukul mereka dengan alasan mendidik!
j. Tanamkanlah rasa takut mereka kepada Allah.
Apapun dan bagaimanapun
kejadiannya, hormat dan patuh kepada kedua orang dapat kita jalankan dengan
cara mengabdi dan membuat senang orang tua, baik secara lahiriah maupun bathinia.
2. Hormat dan Patuh pada Guru
Pendidikan adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia
memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup,
baik secara individu maupun kelompok.
Sebagai proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan
mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai. Pendidikan
adalah upaya yang disengaja. Makanya pendidikan merupakan suatu rancangan dari
proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang
jelas sebagai tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pemikiran yang dijadikan dasar pandangan ilmu pengetahuan meliputi
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pengetahuan merupakan pengembangan dari kemampuan nalar manusia yang
potensial dasarnya bersumber dari anugerah Allah.
b. Penegtahuan dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar, meneliti atau
eksperimen) atau melalui penyucian diri serta pendekatan kepada Allah.
Pengetahuan diperoleh dari kesungguhan usaha tersebut.
c. Pengetahuan merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatjan terbentuk menalui nalar dan penginderaan.
d. Pengetahuan manusia memilikim kadar kadar dan tingkatan yang berbeda sesuai
dengan obyek, tujuan dan metode yang digunakan.
e. Pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
Allah, Perbuatan-Nya serta makhluk-Nya.
f. Pengetahua manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan pengungkapan
kembali, segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah.
g. Pengetahuan yang hakiki adalah pengetahuan yang didasari oleh kaidah-kaidah
dan nilai akhlak, karena dapat mendatangkan ketentraman batin.
Hormat dan patuh pada guru, merupakan sifat terpuji yang harus ditanamkan
pada setiap anak didik. Guru adalah orang yang memberikan pelajaran, atau guru
adalah seorang pengajar serta pendidik yang mendidik dan orang yang nenberikan
pelajaran terhadap sesuatu yang baru. Oleh karena itu kita wajib hormat dan
patuh kepada guru, karena guru telah mengajarkan ilmu, mendidik, dan membekali
kita dengan ketrampilan yang memadai sehingga dapat berhasil.
Begitu berjasanya seorang guru bagi kehidupan generasi yang akan datang,
karena apabila ilmu itu hilang, maka kebodohanlah yang akan tampak. Bersumber
dari Anas r.a, ia berkata:” Sungguh aku ceritahkan kepadamu suatu hadits yang
tidak diceritakan kepadanya oleh seorangpun sesudah saya. Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda:”Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah
menyedikitkan ilmu, nampaknya kebodohan dan perzinaan, banyaknya wanita dan
sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita satu penegak (laki-laki yang
mengurus)”.
Jelaslah, bahwa peran guru sangat dibutuhkan demi berlangsungnya generasi
muda penerus bangsa yang memberikan dan membawa mereka pada tahap kemandirian
dan terhindar dari kebodohan.
Banyak hal yang harus di perhatikan bagi orang tua, pendidikan memang
sangat perlu dan penting, namun tanggung jawab mendidik anak tidak bisa hanya
diberikan sepenuhnya pada seorang guru, karena guru hanya sekian waktu saja
berada pada anak didik, namun orang tualah yang sangat banyak membantu. Hal ini
tentunya perlu adanya kerjasama antara guru dan orang tua. Wahai penanggung
anak (orang tua), jika anda lemparkan tanggung jawab pendidikan mereka ke
tempat-tempat asuhan anak, saya khawatir anda akan menerima siksa ganda. Siksa
pedih sebab anda membiarkan mereka bersih itu menjadi tercemar dan balasan
setimpal akibat perlakuan anda yang keji itu.[2][17] Maka kerjasama yang
abaik antara guru dan orang tua dapat membentuk anak didik seprti yang di
harapkanbaik orang tua maupun guru itu sendiri.
Para sahabat dan salafus-shalih sangat serius dan hati-hati dlam memilihkan
guru untuk anak-anak mereka. Mereka sangat teliti dan selektif, karena guru
bagi mereka adalah cermin yang selalu akan dilihat oleh seorang anak, yang akan
berpengaruh banyak pada pribadi dan akal anak. Juga, guru merupakan sumber
pertama seorang anak untuk mendapatkan dan menimba ilmu.
Imam Al-Mawardi juga menegaskan pentingnya memilih pendidik yang baik. Ia
mengatakan,”Kemudian wajib (bagi orang tua) bersungguh-sungguh dalam memilih
pendidik atau guru untuk anak-anaknya.” Disini diharapkan sebagai orang tua
dapat memilih sekolah mana yang sesuai dengan pembentukkan akhlak yang berguna
bagi anak kita. Orang tua diharapkan agar lebih berhati-hati lagi dalam hal
pendidikan.
Guru merupakan orang tua kita di sekolah. Guru banyak berjasa bagi kita.
Guru megajari kita banyak hal, kita mampu membaca, menulis, menghitung karena
diajarkan oleh guru. Karena itu, sudah seharusnya kita berperilaku hornat dan
santun kepada guru.
Sebagai seorang pelajar yang baik, kita harus selalu menghormati bapak dan
ibu guru. Hormat kepada guru dilakukan dimanapun, baik di sekolah maupun di
jalan. Menghormati guru bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.
Apabila berjumpa dengan guru, ucapkan salam dan ciumlah tangannya dengan
membukukkan sedikit badan.
b.
Apabila guru sedang mengajar, duduklah dengan tenang, dan dengarkan apa
yang diajarkan agar mudah memehaminya.
Guru adalah orang yang berjasa dalam hidup kita. Mereka mengajarkan kita
ilmu yang bermanfaat. Di sekolah, kita harus selalu menghormati semua perintah
guru. Mematuhi perintah guru dapat dilakukan dengan cara:
a. Apabila kita diperintahkan oleh guru, misalnya mengambil kapur,
mengantarkan buku, menghapus papan tulis dan sebaginya, kita harus
melaksanakannya.
b. Selalu mentaati peraturan sekolah. Misalnya apabilah tidak masuk karena
sakit, harus membuat surat izin, memakai seragam sesuai waktunya, dan sampai di
kelas tepat pada waktunya.
c. Apabila mendapat tugas atau pekerjaan rumah (PR) selalu dikerjakan dan
dikumpulkan tepat pada waktunya.
d. Apabila mendapat tugas piket, berangkat lebih awal agar tidak mengganggu
waktu belajar.
Bapak dan ibu guru
dapat dijadikan panutan dalam kehidupan kita. Mereka orang yang membimbing
kita. Oleh karena itu, kita dapat meneladani sikap baik bapak dan ibu guru.
Meneladani sikap baik guru dapat dilakukan dengan cara:
a. Meniru kebiasaan baiknya. Misalnya, bu guru sering mengisi waktu istirahat
dengan membaca buku.
b. Meniru tutur katanya.
c. Melaksanakan semua nasihatnya.
Oleh karena itu, karena
guru adalah sebagai suri teladan yang baik pada anak didik, maka sebagai
seorang guru harus bisa menjaga sikap hingga bisa menjadi contoh bagi anak
didiknya.
KESIMPULAN
DAN SOLUSI
Hormat dan
patuh pada orang tua dan guru adalah merupakan akhla yang terpuji, himgga harus
bisa diterapkan oleh peserta didik. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru
itu meliputi:
1. Orang tua adalah orang telah
melahirkan kita, menyusui, mendidik, mencukupi semua kebutuhan hidup kita
sampai kita dewasa dan sampai menghantar kita sampai menikah.
2. Orang tua adalah orang yang wajib
kita hormati dan patuhi., baik selama mereka masih hidup maupun setelah
meninggal dunia.
3. Harta yang kita punya adalah harta
orang tua kita
4. Mengurus orang tua itu lebih utama
dari berjihad di jalan Allahm karena mengurus orang tua termasuk jihad di jalan
Allah.
5. Mendo’akan mereka setelah meninggal
dunia adalah salah satu hormat kita kepada orang tua.
6. Mendatangi kuburnya (ziarah kubur)
adalah salah satu bakti mkita kepada orang tua.
7. Guru adalah orang yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada kita, dari kita tidak mengenal apapun sampai
kita menemukan pengetahuan yang baru.
8. Guru adalah cermin bagi peserta
didik, oleh karena seorang pendidik harus menjadi contoh teladan bagi anak didiknya.
9. Menghormati dan patuh pada guru
dapat dilakukan dengan cara mengucapkan salam bila bertemu, mematuhi peraturan
sekolah, mengerjakan apa yang diperintahkan kepada kita (PR)
Solusinya
adalah karena orang tua dan guru adalah sebagai orang tua kita di rumah dan di
sekolah, maka mematuhi dan menghormati kesuanya adalah merupakn suatu
kewajiban, oleh karena itu baik di rumah maupun di sekolah pendidikan akhlah
adalah menjadi pokok utama pembentukkan perilaku terpuji pada anak didik kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya