SENI BUDAYA
FENOMENA
SENI RUPA
DISUSUN OLEH
RAHMA JULITA
AZIZ SYAM RISQI
NADIA PRATIWI
KELAS
XI IPS 3
SMA NEGERI
2 BENGKULU TENGAH
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang membahas tentang“Fenomena
Seni Rupa”.
Sholawat
serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, para sahabat dan para pengikutnya sampai di hari kiamat.
Tentunya
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dari forum diskusi
ini.
Semoga
dengan adanya kritik dan saran tersebut dapat bermanfaat dan menjadi pedoman
bagi penulis dalam penyusunan makalah ini pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya, segala kelebihan hanyamilik Allah dan segala kekurangan milik hambanya.
Taba Penanjung, 19 Januari 2019
Penulis
Fenomena
seni rupa dapat diartikan sebagai gejala, fakta, kejadian yang bersifat nyata
yang terjadi dalam dunia perkembangan seni rupa. Kita tahu bahwa seni rupa
terus mengalami perkembangan terus dari masa ke masa. Mulai dari zaman
pra sejarah hingga zaman modern seperti sekarang ini.
A. Seni Rupa Pramodern
Pengertian
seni rupa pramodern adalah karya seni rupa yang hadir sebelum zaman industri
yang berarti muncul sebelum zaman modern. Perkembangan seni rupa dapat dilihat
dari aspek kesejarahan yang merupakan rangkaian perubahan, baik dari aspek konseptual
maupun aspek kebentukan. Berikut adalah aliran-aliran seni rupa pramodern yang
bertahan hingga saat ini.
1. Aliran Primitivisme
1. Aliran Primitivisme
Primitivisme
merupakan corak karya seni rupa yang memilik beberapa sifat diantaranya
bersahaja, sederhana, naif, jujur, spontan, baik dari segi penggarapan bentuk
maupun pewarnaannya. Seniman bebas dari belenggu profesionalisme, teknik,
tradisi, dan latihan formal proses kreasi seni ini. Ciri-ciri aliran
primitivisme yaitu menggambarkan sebuah subjek dengan bagian yang sangat datar
dan cenderung sangat sederhana sekali, selain itu juga terikat dengan kehidupan
manusia saat zaman dahulu yang cenderung primitif.
Coba kalian search dan perhatikan contoh patung Dewi Kecantikan Yunani klasik mengekspresikan makna seni dengan idealisasi bentuk mimesis (mengimitasi atau meniru) rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.
Coba kalian search dan perhatikan contoh patung Dewi Kecantikan Yunani klasik mengekspresikan makna seni dengan idealisasi bentuk mimesis (mengimitasi atau meniru) rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.
2. Aliran Naturalisme
Naturalisme
merupakan corak karya seni rupa dengan teknik pelukisannya yang berpedoman pada
peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Oleh sebab itu seniman terikat
pada hukum proporsi, perspektif, anatomi dan teknik pewarnaan untuk mendapatkan
kemiripan yang sesuai dengan perwujudan objek yang dilihat mata. Tokoh seniman
Indonesia yang menganut aliran naturalisme antara lain Pirngadi, Basoeki
Abdullah, Trubus, Abdullah SR, Wakidi, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain
sebagainnya.
3. Aliran Realisme
Aliran
seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran naturalisme.
Aliran ini muncul di belahan dunia Barat sekitar pertengahan abad ke-17. Aliran
ini menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata
sebagai objek penciptaan karya seni.
Pada
umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa katagori, seperti realisme sosialis
(cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara,
getir, dan pahit). Herbert Read menyatakan, seni rupa yang sepenuhnya dapat
disebut sebagai realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk
menyatakan perwujudan objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana
halnya filsafat realisme, selalu berdasarkan atas keyakinan keberadaan objektif
dari sesuatu.
Jadi
dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata,
seniman realis memandang dunia ini tanpa adanya ilusi, mereka menciptakan karya
seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di
dunia ini. Tokoh-tokoh realisme yang ada di Indonesia antara lain Raden Saleh
(realism romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realism fotografis),
Dede Eri Supria, Ronald Manullang (Realisme Baru).
4. Aliran Dekorativisme
Karya
seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat untuk menyederhanakan
bentuk dengan jalan mengadakan distorsi. Ciri-cirinya yaitu bersifat kegarisan,
ritmis, berpola, pewarnaan yang rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan
yang kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini akan menyebabkan keindahan
rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat. Pada
karya seni dua dimensi sering mengabaikan unsur perspektif dan anatomi,
sedangkan pada karya seni tiga dimensi mengabaikan plastisitas bentuk
(naturalistis).
Karya
seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi 2 bagian utama, yakni dekoratif
figuratif dan dekoratif geometris. Dekoratif figurative adalah yang biasanya
ditandai dengan penggambaran wujud figure/ bentuk-bentuk di alam yang kita
kenali. Seperti misalnya pemandangan,, hewan-hewan di tengah rimba pasar, kota,
lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya.
Namun
teknik pelukisannya ini tidak berupaya untuk meniru rupa secara realistis,
melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan aspek
volume dalam penggarapan bentuk visual.
Dekoratif
geometris adalah karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya
merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa
sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri
pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada
pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan
dan kesabaran dalam proses kreasinya.
Contoh
seni rupa dekoratif geometris dapat dilihat pada ragam hias di daerah-daerah
seluruh kepulauan Indonesia. Misalnya motif pilin berganda, lingkaran, elips,
setengah lingkaran, segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain. Motif
tersebut biasanya tersusun rapi dengan teknik pengulangan, sehingga tercipta
suatu harmoni. Karena penempatannya mementingkan keteraturan dan kerapian, maka
dalam bentuk tradisional komposisinya simetris. Namun kerap pula kita jumpai
dalam era modern komposisi yang bebas, seperti pada karya Sapto Hudoyo dan
Hatta Hambali.
Tokoh-tokoh
pelukis dekoratif asal Indonesia adalah Amrus Natalsya, Irsam, Sarnadi Adam,
Ahmad Sopandi, Kartono Yudokusumo, Widayat, Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis,
Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Made Deblog, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti
Ketut Kobot, dan masih masih banyak lagi.
B. Seni Rupa Modern
Pada
dasarnya seni rupa berkonsep modernisme atau pengaruh modern ini muncul karena
kelanjutan dari gejala perkembangan seni rupa dengan konsep sebelumnya yaitu
seni rupa pramodern, dan merupakan salah satu aspek dari perkembangan budaya
secara menyeluruh. Pada masa ini para ilmuan-ilmuan dengan kecerdasan dan
temuannya bermunculan, sehingga muncullah zaman modern yaitu zaman yang
dikuasai oleh ilmu pengetehauan dan teknologi. Dari situlah mulai mendorong
terbentuknya seni rupa modern dengan perkembang yang semakin lama semakin
pesat. Pada zaman ini pula seniman-seniman besar bermunculan disertai dengan
karya-karyanyayang besar dan fenomenal yang dikenang hingga sekarang.
Jenis-jenis Seni Rupa Modern:
1. Seni Pop
Budaya
pop tumbuh dari pertemuan beberapa kecenderungan dan juga kondisi sosial dan
ekonomi pada masyarakat modern pada pertengahan tahun kurang ebih 1950-an. Pada
era ini pengangguran konsumerisme sudang hilang ditandai juga dengan
meningkatnya kesejahteraan sosial di masyarakat, berubahnya pandangan sosial,
dan kesejahteraan yang lebih baik pada kaum muda, serta juga tingginya kepekaan
dan pengalaman masarakat terhadap hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pop
Art adalah produk dari sistem perekonomian kapitalis, dalam hal tersbut
segala hal dalam kehidupan ini termasuk hal-hal yang berada dalam realitas
simbolisme didaya upayakan agar menjadi kooditi yang bisa dijual ke pasaran
luas dan tersebar. Oleh karena hal tersebut, seni pop art ini lahir dari logika
produk kesenian dan atas dasar logika pasar, bukan logika artistik yang
menonjol. Dengan demikian, dalam dunia pop art yang berkembang pesat pada saat
itu, eksistensi dari sang pencipta tidak terlalu penting bagi para konsumen
penikmat seni pop art pada zamannya, yang lebih diperlukan dalam hal ini adalah
produknya yang bisa dikemas sebagai komoditi utama dan dapat diterma dengan
baik serta dapat dijual ke pasar luas. Kecuali jika sosok seniman itu juga merupakan
komoditi yang bisa dijual dan berterima dikalangan masyarakat modern pada saat
itu. dengan demikian maka semakin besar liputan media yang dia (pencipta
karyaseni pop art) peroleh semakin laris karya-karyanya yang beredar di pasaran
luas. Pada zaman ini muncullah seniman-seniman yang terpandang baik seperti,
Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Tom Wesselmann, dan lain-lain.
Maka
kesimpulan dari pengertian pop art itu sendiri adalah suatu aktivitas produktif
yang dilakukan oleh para seniman kreatif yang menggunakan pemberian kesan
populersebagai hasil dari revolusi industri ekaligus pemanfaatan dari hasil
revolusi tersebut.
2. Seni Optik
2. Seni Optik
Ilmu
optik pertama kali dipelajari dan digali dengan serius selama bertahun-tahun di
laboratorium oleh seorang ahli filsafat dan juga ahli ilmu fisika yang
berkebangsaan Inggris bernama Bacon pada tahun 1220-1292, yang mempelajari
struktur cahaya dan kaitannya dengan mata manusia dalam kemampuan untuk
menangkap warna yang terpancar dari luar.
Seni
optik pada awal masa kemunculannya hanya meliputi seni dua dimensi dan seni
tiga dimensi saja, yang didukung pada dasar atau berdasarkan pada ilmu optik,
ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang
digunakan untuk mengeksploitasi dan juga mengeksplorasi fallibilitas mata
manusia. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis
melalui bentuk yang khas seperti geometrik dan pengulangan yang teratur, rapi,
teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang penuh tipu daya terhadap mata
manusia dan mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang dimunculkan
kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas pada hue
atau juga disebut saturation yang tajam dan tegas. Contoh seniman yang
bermunculan pada masa ini adalah Briget Riley, Yvaral, dan Reginal Neal.
Seniman ini lebih banyak mengolah garis yang memberikan efek after image
sebagai vibrasi kilauan pada mata.
3. Seni Konseptual
Istilah
konseptual merupakan sinonim dari idea art, conseptus dalam bahasa Latin
berarti pikiran, gagasan, atau juga ide di dalamnya. Istilah ini muncul pertama
kali pada yahun 1960 yang dikemukakan oleh Keinholz dan Herru Flint yang
berasal dari California. Jadi konseptual adalah sesuatu yang berkaitan dengan
konsep. Konsep atau ide adalah hal yang penting dalam penciptaan seni.
Seni
konseptual ini mendapat kritikan dan sangat kontroversial karena lahirnya seni
konseptual ini membalikkan fakta dan segala kemapanan dalam seni yaitu
nilai-nilai, gaya, galeri, pasar seni, dan lain sebagainya.
Para
seniman yang bermunculan dengan seni konseptualnya menggunakan semiotika,
feminisme dan budaya populer dalam berkarya, sehingga sangat berbeda, aneh, dan
juga berlainan sekali dengan karya-karya seni konvensional yang beredar saat
itu. Karena itu konseptualisme akhirnya menjadi paham pemikiran yang memayungi
bentuk-bentuk seni yang tidak berwujud piktorial dan skulptural seperti Body
Art, Eart Art, Vidoe Art, Performance Art, Process Art, Instalation Art dan
lain sebagainya. Sejak kehadiran seni konseptual ini batas-batas dalam seni
secara fisik mulai kabur, sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk
seni dan non seni.
4. Seni Kontemporer
Menurut
teoretikus yang berkebangsaan Jerman yang bernama Udo Kulterman, menurut
dirinya pengertian kontemporer dekat dengan paham posmodern dalam arsitektur,
paham baru ini menentang kerasionalan modernisme yang dingin dan berpihak pada
simbolisme instingtif. Dalam terori yang bermunculan lebih baru tercatat
prinsip pluralisme yang terbanyak mendasari pengertian kontemporer pada masa
sekarang ini.
Dari
berbagai keterangan yang ada, maka dapat ditentukan adanya dua paradigma
pemahaman tentang aktivitas seni kontemporer. Pertama, kelompok yang
mementingkan aktivitas seni sebagai aktivitas mental dari dalam diri
senimannya. Kedua, kelompok yang mementingkan aktivitas seni yang ditujukan
bagi kepentingan masyarakat luas maupun masyarakat sekitanya. Scruton melihat
kecenderungan persepsi seperti itu sebagai sesuatu yang menyulitkan dalam
penilaian estetik dalam sebuah karya seni.
C. Seni Rupa Postmodern
Seni
rupa postmodern adalah gaya seni rupa yang merupakan perpaduan antara
penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental, yang lebih bebas tanpa terikat
dengan aturan tertentu. Kritik sosial dan kemasyarakatan adalah tema yang
dominan untuk aliran seni rupa postmodern.
Dalam
sejarah manusia, kita mengenal dengan tiga era atau zaman yang mempunyai ciri
khasnya masing-masing yaitu pramodern, modern, dan postmodern. Postmodern
adalah paham yang berkembang setelah jaman modern, postmodern memberikan
pemahaman baru terhadap dunia menjadi dunia lebih luas.
Banyak
pemikiran dari postmodern yang melawan aturan-aturan pada aliran modernis meskipun
banyak tokoh postmodern mengatakan bahwa mereka tidak melawan pakem-pakem
modernis melainkan hanya merevisinya.
Secara
etimologis Postmodernisme terbagi menjadi dua kata, post dan modern. Kata
post,dalam Webster’s Dictionary Library adalah bentuk prefix, diartikan dengan
‘later or after’. Bila kita menyatukannya menjadi postmodern maka akan berarti
sebagai koreksi terhadap modern itu sendiri dengan mencoba menjawab pertanyaan
pertanyaan yang tidak dapat terjawab di jaman modern yang muncul karena adanya
modernitas itu sendiri. Sedangkan secara terminologi, menurut tokoh dari
postmodern, Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern secara gamblang
dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan
kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga
postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan
modernitas.Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah
industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam
jalur cepat.
Ciri-Ciri Seni Rupa Postmodern:
Objek
Lukisannya Mengutamakan kebebasan berekspresi, dinamis dan tidak terikat
aturan. Pada masa postmodern seni menjadi sangat luas cakupannya,dengan tawaran
kebebasan dan berkarya secara menyeluruh namun tetap saja konsepsi dari
postmodern itu sendiri sebagai sebuah pemikiran yang kritis sehingga karya seni
yang dihasilkan tidak terbatas oleh visual dan estetika saja namun menuntut
riset yang mendalam dan menyeluruh dalam berkarya sehingga terdapat gagasan dan
pertangungjawaban dari karya seni yang dihasilkan bahkan tak jarang
pertanggungjawaban dari karya seni yang lebih diutamakan,ini adalah cerminan
dari pemikiran kritis atau budaya filosofi yang dianut oleh postmodern.
menekankan media dari pada isi.
Contoh Ragam Seni Rupa:
1.
Seni
Lukis
Seni
lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa murni yang berdimensi dua.
Dari pembubuhan cat, para pelukis mencoba mengekspresikan berbagai makna atau
nilai subjektif. nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi oleh budaya
yang dimiliki pelukisnya.
Seni
lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati
diri seni budaya Nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding
seni budaya Nusantara.Silahkan Search Lukisan Gadis di Depan Cermin karya Pablo
Picasso
2. Seni Patung
2. Seni Patung
Seni
patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat
patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik
tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Silahkan search Patung The Kiss-Auguste Rodin (Prancis)
Silahkan search Patung The Kiss-Auguste Rodin (Prancis)
3. Seni Grafis
Seni
Grafis merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi dua.
Berdasarkan dimensinya, seni grafis sama dengan seni lukis, namun dari segi
teknik pembuatannya memiliki perbedaan. Seni lukis dengan teknik aquarel,
plakat, atau tempra, sedangkan seni grafis dibuat dengan teknik mencetak. Seni
grafis dapat dibuat dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam, setak saring, dan
cetak cahaya (photography).
DAFTAR PUSTAKA
http://ibushinta.blogspot.com/2017/01/fenomena-seni-rupa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya