GEOGRAFI
KLASIFIKASI
TIPE IKLIM
DISUSUN OLEH
PEPI SUMANTRI
RILIA AGUSTIN
KELAS
XI IPS 1
SMA NEGERI
2 BENGKULU TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Klimatologi
adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di
berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan
aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang
banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga
mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004)
Selain
itu, dianalisis zonasi temperatur maksimal dan temperatur minimaluntuk
ketinggian 2 m di atas permukaan tanah dan evaporasi (mm). Untuk melihat
perubahan frekuensi kejadian hujan sepanjang tahun 1980 sampai 2000 pada
kondisi lapang, dilakukan analisis frekuensi untuk parameter curah hujan dan
temperatur pada dua periode pengamatan: periode 1980-1990 dan 1991-2000.
Data iklim hasil pengamatan tersebut diperoleh dari stasiun klimatologi Tamanbogo,
Lampung Tengah (105°05’ BT ; 5°22’ LS ; 20 m dpl) dan Genteng, Jawa
Timur(114°13’ BT ; 8°22’ LS ; 168 m dpl).
Pada
periode 2010-2039 diprakirakan akan terjadi peningkatan jumlah curah hujan di
atas wilayah Indonesia, yang ditandai dengan perubahan zonasi wilayah hujan
dengan anomali positip zona konveksi, peningkatan temperatur, dan evaporasi
terutama pada zona konveksi tertinggi di sepanjang selat Malaka, Laut
Banda, Laut Karimata, dan Laut Arafura. Perubahan kualitas dan kuantitas
curah hujan, khususnya curah hujan 100-150 mm/hari secara signifikan (59%
dan 100%) pada stasiun sinoptik Tamanbogo dan Genteng telah terjadi pada
periode 1991-2000. Langkah antisipasi limpahan curah hujan yang lebih
besar dapat dilakukan secara serentak melalui pendekatan lingkungan dan
kemasyarakatan.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui pengertian Iklim.
2.
Untuk
mengetahui iklim – iklim di dunia.
3.
Maha
Siswa mampu menafsirkan dan menjelaskan keadaan iklim.
4.
Untuk
mengetahui iklim di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Iklim
Iklim
adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim
dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi
matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang
ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai
iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari
tentang iklim adalah klimatologi.
Klasifikasi
iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan
perbedaan iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa, garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim.
Klasifikasi
iklim biasanya terkait dengan bioma atau provinsi
floristik karena
iklim mempengaruhi vegetasi asli yang tumbuh di suatu kawasan.
Klasifikasi
iklim yang paling umum dikenal adalah klasifikasi Koeppen dan Geiger. Klasifikasi ini berlaku untuk
seluruh dunia sehingga sering dirujuk untuk kajian-kajian geologis dan ekologi. Beberapa negara mengembangkan klasifikasi iklim sendiri
untuk mengatasi variasi iklim tempatan yang beragam. Indonesia, misalnya, lebih
sering menggunakan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson (SF)[1], yang ternyata disukai untuk kajian-kajian kehutanan danpertanian. Sistem SF didasarkan pada klasifikasi yang terlebih dahulu
disusun oleh Mohr, namun diperhalus kriterianya.
B.
Jenis Iklim Dunia
Perubahan
cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan, Kelembaban, angin,
awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat
uang terbatas dan relatif sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan rata cuaca di
satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dunia
dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta suhu.
1. Jenis iklim dunia sebagai berikut :
Ø Iklim Dingin
Ø Iklim Pegunungan
Ø Iklim Artik Kutub
Ø Iklim Sedang Dingin
Ø Iklim Gurun
Berdasarkan
letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim
matahari dan iklim fisik.
2. Sedangkan klasifikasi iklim menurut
para ahli sebagai berikut :
Ø Iklim Matahari
Ø Iklim Koppen
Ø Iklim Schamidt – Ferguson
Ø Iklim Oldman
Ø Iklim Yunghunh
C. Klasifikasi Iklim
1.
Iklim
Fisik
Iklim
fisik yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu wilayah.
Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai
berikut :
a. Iklim konfinental (darat) dan iklim
Maritim (laut).
Iklim
darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah
ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim laut,
terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di
daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak
terlalu dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun
Gobi (Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan
Gurun Kalahari (Afrika) dan kawasan-kawasan Australia Tengah.
b. Iklim Uganari.
Iklim
Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature siang dan
malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang memiliki iklim
uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi Wonosari
(Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar).
c. Iklim Pegunungan
Iklim
pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah pegunungan
berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik ke lereng-lereng
pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis. Contoh daerah-daerah
yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya Wijaya (Indonesia), Pegunungan
Andes (Argentina), dan Pegunungan Alpen (Swiss).
2. Iklim Koppen
Wladimir
Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan
dan temperatur menjadi lima tipe iklim :
a. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis.
Dengan ciri temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 oC, suhu
tahunan 20 oC – 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih
dari 60 mm.
b. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun .
Dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi
menjadi Iklim stepa dan gurun.
c. Iklim C, yaitu iklim sedang basah.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin 3oC -18 oC,
daerah ini terbagai menjadi :
Ø Cs (iklim sedang laut dengan musim
panas yang kering)
Ø Cw (iklim sedang laut dengan musim
dingin yang kering)
Ø Cf (iklim sedang darat dengan hujan
dalam semua bulan)
d. Iklim D, yaitu iklim dingin. Dengan
ciri temperatur bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas
lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df.
Ø Dw adalah iklim sedang (darat)
dengan musim dingin yang kering.
Ø Df adalah iklim sedang (darat)
dengan musim dingin yang lembab.
e. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan
ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi
:
Ø ET Iklim tundra
Ø DF Iklim salju
3. Iklim Matahari
Iklim
Matahari, yaitu iklim yang perhitungannya berdasarkan banyaknya panas yang di
terima oleh permukaan bumi dari matahari. Banyaknya panas yang di terima oleh
permukaan bumi ini berlainan berdasarkan letak garis lintangnya. Iklim matahari
di sebut juga iklim garis lintang atau iklim teoritis. Berdasarkan kedudukan
lintangnya, bumi dapat dibagi menjadi 5 kawasan iklim sebagai berikut :
a. Daerah Iklim Panas (tropis)
b. Daerah Iklim Sub tropis
Utara
c. Daerah Iklim Sub tropis Selatan
d. Daerah Iklim Sedang Utara
e. Daerah Iklim Sedang Selatan
f. Daerah Iklim Dingin Utara
g. Daerah Iklim Dingin Selatan
Daerah-daerah
yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara maupun
sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik. Berdasarkan pembagian
iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim tropika. Adapun sifat-sifat dan
iklim tropika diantaranya suhunya tinggi sepanjang tahun dan tidak ada
pembagian musim seperti di daerah sedang atau di daerah subtropik.
Matahari
selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi
selatan. Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut :
a. Tanggal 21 Maret Matahari beredar di
sekitar garis khatulistiwa.
b. Tanggal 21 Juni Matahari beredar di
garis balik utara atau 23,50 Lintang utara.
c. Tanggal 23 September Matahari
kembali beredar di garis Equator.
d. Tanggal 22 Desember Matahari berada
tepat di garis balik selatan atau 23,50 Lintang Selatan.
4. Iklim Junghuhn
F.
Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan
dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian F. Junghuhn membagi
iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat
daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut :
a. Zona iklim panas
Zona
iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0-650 meter dan
temperature antara 26,30C.
b. Zona iklim sedang
Zona
iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650-1500 meter dan
temperature antara 220C – 17,10C.
c. Zona iklim sejuk
Zona
iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500–2500 meter dan
temperature antara 17,10C – 11,10C.
d. Zona iklim dingin
Zona
iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan
temperature kurang dari 11,10C.
5. Iklim Oldeman
Klasifikasi
iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan hubungannya dengan
tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah – daerah tertentu.
Penggolongan iklimnya lebih di kenal dengan zona agroklimat. Pembagian iklim
menurut Oldeman adalah sebagai berikut :
a. A1 bulan basah lebih dari 9
bulan berurutan;
b. B1 7 – 9 bulan basah berurutan
dan 1 bulan kering;
c. B2 7 – 9 bulan basah
berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
d. C1 5 – 6 bulan basah berurutan
dan 2 – 4 bulan kering;
e. C2 5 – 6 bulan basah berurutan
dan 2 – 4 bulan kering;
f. C3 5 – 6 bulan basah berurutan
dan 5 – 6 bulan kering;
g. D1 3 – 4 bulan basah berurutan
dan satu bulan kering;
h. D2 3 – 4 bulan basah berurutan
dan 2 – 4 bulan kering;
i.
D3 3
– 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
j.
D4 3
– 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering;
k. E1 kurang dari 3 bulan basah
berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;
l.
E2 kurang
dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
m. E3 kurang dari 3 bulan basah
berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
n. E4 kurang dari 3 bulan basah
berurutan lebih dari 6 bulan.
6. Iklim
menurut Schmidt Ferguson
Iklim
ini di tentukan berdasarkan tipe curah hujan dan penggolongannya, langkah untuk
menentukannya sebagai berikut :
a. Menentukan tipe curah hujan berdasarkan
tingkat kebasahan (gradient/Q)
b. Menentukan nilai Q di tetapkan
dengan rumus :
Gradient
(Q) = Banyaknya jumlah bulan kering x 100%
Banyaknya jumlah bulan basah
c. Untuk menentukan criteria bulan
kering dan basah menggunakan klasifikasi Mohr.
d. Tentukan tipe curah hujan
berdasarkan besarnya rasio Q.
D. Iklim Di Indonesia
Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi
iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan
iklim laut.
1. Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang
berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin
muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu Angin musim barat
daya (Muson Barat) dan Angin musim timur laut (Muson Tumur). Angin muson barat
bertiup sekitar bulan oktober hingga april yang basah sehingga membawa musim
hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan april hingga bulan
oktober yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami
musim kering/kemarau.
2. Iklim
Tropis/Tropika (Iklim Panas)
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis
akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki
iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim
subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang
mengundang banyak curah hujan atau Hujan Naik Tropika.
3. Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki
banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara yang lembab
dan curah hujan yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demikianlah
pembahasan yang dapat kami paparkan. Kemudian kami mengambil beberapa
kesimpulan diantaranya yaitu :
1.
Iklim
adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim
dipelajari dalam meteorologi.
2.
Setiap
Negara memiliki iklim dan curah hujan yang berbeda.
3.
Di
Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut.
4.
Perubahan
cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan, Kelembaban, angin,
awan, dan curah hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya