SENI BUDAYA
EVALUASI
GERAK TERI KREASI BERDASARKAN TEKNIK TATA PENTAS
DISUSUN OLEH
ANDIKA RONALDI
DWI AGUSTIN KARNELA
IFSI VIREN SINTI
KELAS
XI IPS 2
SMA NEGERI 2 BENGKULU TENGAH
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran “Seni Budaya“
ini yang berjudul “Evaluasi Gerak
Teri Kreasi Berdasarkan Teknik Tata Pentas”
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “Evaluasi Gerak Teri Kreasi Berdasarkan Teknik Tata
Pentas” ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Taba Penanjung, 19 Januari 2019
Penulis
Tata Teknik Pentas adalah sebuah mata
kuliah yang berisi pengetahuan tentang penataan pentas yang hendak dijadikan
tempat untuk menampilkan sebuah karya tari, karena pada dasarnya sebuah karya
tari memerlukan ruang pentas. Pengetahuan penataan pentas ini meliputi
komposisi pentas, dekorasi pentas, tata rias dan busana, tata lampu, tata
suara, property pentas, yang semuanya berkaitan langsung dengan keberhasilan
penampilan sebuah karya tari.
Tari
adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di tempat dan waktu
tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran.
Sebuah
tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa unsur, yaitu wiraga (raga),
wirama (irama), dan wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk
tarian yang harmonis dan unsur yang paling utama dan membangun sebuah tarian
adalah gerak.
Tari
kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari
satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama,
rias, dan busanannya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Bentuk
tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomin (gerak patah-patah penuh
tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak
ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi berkonsep).
Contoh:
tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali),
tari kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (jawa), tari pattenung,
tari padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Pada
garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tari kreasi
berpolakan tradisi dan tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi).
Berikut penjelasannya.
a. Tari kreasi berpolakan tradisi
a. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan
kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik
pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
b.
Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Merupakan
tari yang garapanya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.
Terdapat
dua masalah dalam suatu dunia pertunjukan seni tari, yang paling utama adalah
menyangkut pelaku seninya atau kreator ( penari ), yaitu : menari dan menata tari.
Menari
pada umumnya merupakan mengekspresikan berbagai hal yang menyangkut perasaan
melalui gerak tari yang memiliki tujuan yang berdasarkan keinginan, daya cipta,
imajinasi, kreativitas, serta interprestasi dari pelaku seni.
Sedangkan
menata tari merupakan proses dari seniman dalam menciptakan tari yang merupakan
pengembangan dari tari yang sudah ada ( tari tradisional ).
Pada
saat menari, seorang penari atau pelaku seni membutuhkan konsentrasi yang baik
dalam membawakan tarian sehingga dapat mengingat urutan gerak tari yang benar.
Apabila, ketika seorang penari melakukan kesalahan atau lupa terhadap urutan
gerak tari yang dibawakan maka, penari tersebut bisa melakukan gerakan
spontanitas atau yang lebih sering disebut sebagai gerakan improvisasi.
Gerakan
Improvisasi adalah suatu ekspresi gerak spontanitas atau merupakan sebuah
bentuk gerak baru yang dilakukan oleh seorang penari ketika penari tersebut
lupa terhadap urutan gerak tari yang dibawakan.
Pengertian
Gerak Tari Kreasi
Gerak
dalam suatu jenis karya seni tari pada dasarnaya dapat dikembangkan menjadi
beberapa sumber gagasan gerak. Biasanya, sumberide gerak dari sauru tari kreasi
dapatberangkat dari pola gerak tari tradisional, atau lepas dari pola gerak
dalam tari tradisional.
Dalam
pengelompokannya, jenis tari menurut pola garapannya diklasifikasikan menjadi
2 ( dua ) bagian besar yaitu, tari
tradisional dan tari kreasi.
Tari
tradisional terbagi menjadi kedalam dua bagian, yaitu tari tradisional rakyat
serta tari klasik, sedangkan tari kreasi dapat diklasifikasikan menjadi kedalam
2 ( dua ) kelompok besar, yakni tari kreasi yang gerakanya berangkat dari nilai
tradisi dan seni tari kreasi yang gerakannya berangkat lepas dari nilai
tradisi.
Sebagai
contohnya adalah Tari Merak karya Rd. Tjetje Somantri. Ide gerak tari merak
tersebut diciptakan oleh sang koreografer yang mengembangkan gerakan dari gerak
tradisional yang berkembang dari daerah Jawa Barat.
Tari
merak merupakan salah satu tari kreasi baru Sunda yangberasaldari Jawa Barat
yang menirukan gerakan serta perilaku dari burung merak jantan yang melibatkan
keinndahan sayapnya. Tari merak tersebut mempunyai karakter yang lincah sesuai
dengan karakter burung merak itu sendiri.
Pengelompokan
Jenis Gerak Tari
Bagan
tersebut menjelaskan bahwa gerak tari dibagi menajdi dua bagian besar yakni,
Gerak Murni dan Gerak Maknawi. Gerak murni merupakan bentuk gerak yang hanya
mementingkan bentuk artistik atau kebutuhan keindahan dari gerak saja ( dalam
gerak tari Sunda terdapat yang terdapat beberapa istilah gerakan capang,
adeg-adeg, gerak keupat serta jenis gerak lainnya yang hanya mementingkan
masalah keindahan termasuk bentuk gerak tari kreasi ).
Sedangkan
gerak maknawi, merupakan gerak yang mengandung makna ( contohnya gerak sembah
memliki makna yang menghormati orang lain, gerak sawang yang mempunyai makna
melihat sesuatu yang dipandang dalam jarak jauh, dan lain sebagannya ).
Terdapat
peristiwa gerak yang perlu dipahami yaitu pola gerak simetris dan asimetris.
Secara definisi, garis gerak simeris mempunyai waktak sederhana, tenang, kokoh,
akan tetapi dapat membosankan apabilaterlalu sering digunakan, apabila dilihat
atau diamati pola gerak pun mempunyai kesan fokus sudut pandang seimbang.
Sedangkan
gerak simetris adalah gerak yang mempunyai wakat kurang kokoh, akan tetapi
dinamis dan menarik, dan apabla dilihat pola gerak pun mempunyai kesan fokus
sudut pandang tidak seimbang.
Dengan
terdapatnya perbedaan watak pada garis gerak, maka seorang koreografer agar
gerapanya tetap menarik maka dianjurkan untuk lebih banyak menggunakan garis
tidak simetris.
Unsur
Unsur Gerak Tari
Sebelum
melangkah pada tahap yang berikutnya yaitu, mengolah gerak. Maka perlu diingat
kembali mengenai masalah unsur gerak dalam seni tari yakni unsur tenaga, unsur
waktu, serta unsur ruang.
Unsur
tenaga adalah sebuah penyajian dari gerak tari akan terkait dengan masalah dari
penggunaan tenaga si penari atau pelaku seni. Hal tersebut dapat membedakan
karakter tarian yang bereda antara satu dengan yang lainnya, contohnya karakter
tari halus, karakter tari ladak, serta karakter tari gagah.
Keberhasilan
seorang penari dalam membawakan tarian adalah penari tersebutdapat menerapkan
tenaga secaraproposional, yang artinnya penari tersebut dapat membawakan tarian
tersebut pada bagian mana yang harus menggunakan tenaga yang besardan kuat,
pada bagian mana harus menggunakan tenaga yang lembut dan halus, dan lain lain.
Unsur
penggunaan waktu adalah dalam gerak tari, yangberkaitan dengan penyelesaian
sebuah gerakan.Unsur waktu yang terkait dengan hal ritme atau irama gerak yang
dibawakan sekaligus mampu memberikan nafas pada tarian sehingga tari tampak
lebih hidup dan dinamis.
Unsur
Ruang dalam unsur ruang pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 ( dua ) hal yaitu ruang
sebagai tempat pementasan dan ruang yang diciptakan oleh seorang penari.
1. Ruang
sebagai tempat pementasan merupakan tempat penari dimana untuk melaksanakan
gerakan sebagai wujud ruang secara nyata dan merupakan arena yang dilewati oleh
penari pada saat manari. Pengertian ruang yang dimaksud di sini adalah ruang
yang berupa panggung proscenium dan arena atau tempat pertunjukan
lainnya.
2. Ruang
ang diciptakan oleh seorang penari ketika membawakan tarian. Suatu gerakan yang
besar tentu membutuhkan ruang yang luas, dan gerakan yang kecil akan
menggunakan ruang yang tidak terlalu luas. Misalnya ketika penari harus
menirukan gerak burung ketika terbang, tentunya ruang yang dibutuhkan akan
lebih luas dan besar maka berbeda ketika penari menirukan gerak semut berjalan,
tentunya ruang gerak yang dibutuhkan lebih kecil.
Mengolah
Gerak Tari Berdasarkan Pola Hitungan Lambat, Sedang, dan Cepat
Dalam
mengembangkan suatu gerak tari, maka agar mudah dilakukan kita bisa melakukan
dengan cara yang simpel dan sederhana, salah satunya yaitu dengan cara mengelola
gerak berdasarkan pola hitungan.
Biasanya,
pola hitungan dalam satu rangkaian gerak pokok ataupun peralihan adalah 1 ( satu ) x 8 ( delapan ). Selain itu, kita
bisa mengolah gerak tari dari unsur gerak tangan, kepala, kaki, dan badan.
Dalam sebuah tarian utuh, gerak tari dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
seperti dibawah ini :
Berdasarkan
jenis serta fungsi gerak tari tersebut, gerak pokok merupakan gerak yang
mempunyai tingkat variasi gerak yang berbeda dari gerak yang datu ke gerak yang
lain.
Sedangkan
gerak peralihan merupakan gerak yang variasi gerakan yang terdapat dalam sebuah
tarian yang terbentuk, variasi geraknya dapat mempunyai kesamaan desain gerak
dengan beberapa gerak lain dalam satu penyajian tari secara utuh.
Contohnya,
dalam suatu tarian terdpat 10 ( sepuluh ) gerak tari, dari 10 ( sepuluh ) gerak
tari tersebut terdapat beberapa gerak pokok serta gerak peralihan.
Simbol
Tari Kreasi
1.
Simbol gerak
Simbol gerak di sini adalah upaya
penyampaian sebuah pesan pesan dalam tarian melalui gerakan. Contoh yang paling
mudah adalah gerakan tari dayak yang menyerupai burung atau satwa. Hal ini
menggambarkan bagaimana penari berusaha mengekspresikan dirinya sebebas satwa
tersebut. Atau contoh lainnya adlaah tari baris dari Bali, dimana penari
mengangkat bahu hingga setinggi telinga. Di sini maksudnya adalah penari
berusaha untuk menggambarkan tubuh tegap para prajurit Bali di masa lalu. Dan
juga mata yang melirik sangat tajam, menggambarkan bagaimana mereka berusaha
awas dan waspada.
2.
Simbol tata busana
Tata busana di sini terlihat pada
tarian dayak dimana mereka berusaha menyerupai burung. Di sini simbol tata
busana akan membuat pemirsanya lebih mudah mengintepretasikan cerita yang
ada.
3.
Simbol rias
Simbol tata rias juga berpengaruh
penting. Semisal tari jaipong. Di sini pada tari jaipong tata rias wajah sangat
kontras karena apa pun ekspresi penari harus terlihat jelas di penonton.
Terutama di bawah tata cahaya yang kuat.
Apabila ingin lebih akademis, maka
ada beberapa simbol yang bisa lebih ditelaah:
1. Konstitutif, biasanya
merupakan hal yang berkaitan dengan kepercayaan seperti agama.
2. Kognitif, biasanya
berkaitan dengan ilmu pasti.
3. Moral, berkaitan dengan
norma dan moral
4. Ekspresif, berkaitan dengan
pengungkapan perasaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arjo,
irawati durban. 2004. Teknik gerak tari dan tari sunda. Bandung:
pusbitari
Murgianto.
1983. Koreografi, pengetahuan dasar komposisi tari. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya