animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Kamis, 20 Juli 2017

Membaca Intensif Teks Berpola Umum Khusus Dan Perbedaanya



Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah  ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah  ini di dasari pada tinjauan pustaka  mengenai membaca intensif teks berpola umum-khusus(deduktif) dan khusus-umum (induktif) serta menjelaskan perbedaannya. Makalah  ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia . Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.












                                                          Taba Penanjung,                    2016




Penyusun
                                                                                               






BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Membaca intensif adalah cara membaca yang di lakukan secara saksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan untuk dapat memahami sebuah bacaan.
Selanjutnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok pikiran dalam bacaan tersebut. Selain itu, kita juga harus dapat memahami karakter penulis dari seorang penulis.
Dalam membaca kita harus memperhatikan beberapa hal penting, seperti membaca teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif), serta kita harus mengetahui perbedaannya kedua pola teks tersebut dan mengerti apa saja perbedaannya.

1.2   Maksud dan Tujuan
          Pembuatan makalah ini dimaksudkan agar para murid mengerti mengenai apa itu teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif) beserta bagian – bagian yang terkandung di dalamnya.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ø  Mengetahui pengertian teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif)
Ø  Mengetahui ciri-ciri teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif)
Ø  Mengetahui unsur – unsur teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif)
Ø  Mengetahui syarat topik teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif)
Ø  Mengetahui kerangka teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif)

1.3. Identifikasi Masalah
Mendapatkan informasi dan pembelajaran tentang teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif).




BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Paragraf induktif (Khusus-Umum)
Paragraf induktif (Khusus-Umum) yaitu paragraf yang dimulai dengan menyebutkan pernyataan khusus yang berupa kalimat penjelas untuk menuju pada kesimpulan umum yang berupa kalimat utama.
Contoh paragraf induktif:
"Sarana penghubung juga dibangun. Jalan-jalan dan jembatan juga di perbaiki. Salah satu jembatan yang membuat takjub pemerintah pusat adalah jembatan di atas Sungai Opak yang menghubungkan Kelurahan Kepuharji. Jembatan yang di bangun secara gotong royong itu hannya memerlukan biaya 5 juta rupiah. Padahal, taksiran pemerintah adalah rebesar 15 juta rupiah. Ternyata gotong royong sudah menjadi pola kehidupan masyarakat desa."
Dalam paragraf induktif terdapat tiga pola pengembangan, yaitu:
a.            Generalisasi, yaitu paragraf yang dimulai dengan mengemukakan peristiwa khusus, kemudian diikuti dengan kesimpulan secara umum. Dalam pengembangan generalisasi diperlukan fakta.
Contoh pola generalisasi:
"Kursi dan meja tertata dengan rapi, kaca jendela bereri, dan lantainya selalu dalam keadaan bersih. Papan tulis kelas selalu dibersihkan. gambar-gambar yang ada menambah suasana lebih kondusif. Ruang kelas XI memang kelas idaman semua siswa dan guru."
b.             Analogi , yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara membandingkan dua hal atau lebih yang memiliki beberapa kesamaan/kemiripan.
Conton pola analogi:
"Sapi, kucing, dan kambing termasuk binatang menyusui. Sebagaimana jenis binatang lainnya, binatang-binatang tersebut memerlukan air untuk keperluan hidupnya. Berbagai tumbuhan seperti padi, jagung, tumbuhan, ataupun bunga juga memerlukan air. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manug sangat memerlukan air."


c.             Kausar (sebab akibat), yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara mengawali/menempatkan fakta sebagai sebab, kemudian menempatkan kesimpulan sebagai akibatnya, atau sebaliknya.
Contoh pola Kausal (sebab akibat):
"Kegagalan ginjal disebabkan oleh merosotnya fungsi ginjal akibat peningkatan kepekaan serum kreatinin yang disertai berkurangnya urine. Ini berlangsung spontan dan cepat. Tak heran jika penderita gagal ginjal harus berpacu dengan waktu demi menyelamatkan diri."

2.2       Paragraf Deduktif (Umum-Khusus)
Paragraf Deduktif (Umum-Khusus), yaitu paragraf yang dimulai dengan menyebutkan pernyataan umum yang berupa kalimat utama, kemudian diikuti oleh pernyataan khusus yang berupa kalimat penjelasan. Jadi, paragraph deduktif yaitu parangraf yang menempatkan gagasan di awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif:
"Program tertib lalu lintas menjadin keselamatan pengguna jalan. Dengan mematuhi ketertiban lalu lintas, setiap pengguna jalan merasa nyaman. Resiko kecelakaan pengguna jalan relatif lebih rendah. Polisi pengatur lalu lintas pun tidak harus dipusingkan oleh pengguna jalan yang sering melanggar aturan.
















2.3   Perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca intensif
1.     Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraph
Gagasan utama adalah hal yang di bahas atau diungkapkan dalam bacaan. Gagasan utama diungkapkan dengan kata atau frase. Letak gagasan utama ada yang di awal paragraf (deduktif), diakhir paragraf (Induktif), atau di awal dan diakhir paragraf (deduktif-induktif).
Di awal paragraf (deduktif)
Ini adalah tempat favorit gagasan utama. Bisa dikatakan, 75%-80% gagasan utama terletak di sini. Mengapa? Karena ternyata para penulis hampir selalu memulai paragrafnya dengan menuliskan gagasan utamanya, yaitu kalimat yang bersifat umum itu dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelas dari gagasan utama itu.
Contoh: Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.
Di akhir paragraf (induktif)
Banyak juga paragraf yang seperti ini. Artinya, paragraf itu dimulai dengan rincian, baru ditutup dengan pernyataan umum.
Contoh: Ada orang yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Gagasan utamanya: Berbagai cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.







2.     Menemukan kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendukung gagasan utama. Kalimat penjelas berisi tentang fakta-fakta, dan rincian yang mendukung pernyataan umum dalam sebuah paragraf. Letak kalimat penjelas ada yang sesudah gagasan utama (pada paragraf deduktif) dan sebelum kalimat utama (pada paragraf induktif).
Pada paragraf deduktif
Kalimat penjelas terletak setelah gagasan utama. Dengan kata lain, kalimat penjelas mengikuti gagasan utama.
Contoh: Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Dapat diperhatikan bahwa kalimat yang dicetak miring adalah kalimat penjelas.
Pada paragraf induktif
Kalimat penjelas terletak terletak di awal paragraf. Artinya, kalimat penjelas mendahului gagasan utama.
Contoh: Ada orang yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.











3.     Membedakan Paragraf Deduktif Dan Induktif
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf. Paragraf deduktif dikembangkan dari data yang bersifat umum dan dijabarkan dengan beberapa pikiran penjelas yang bersifat khusus.
Ciri-ciri paragraf deduktif antara lain:
1.            Kalimat utama terletak di awal paragraph
2.            Kalimat penjelas menjelaskan gagasan utama
Perhatikan contoh paragraf deduktif berikut ini!
Olah raga memiliki keunikan. Emosi bangsa dapat bergerak dan menyatu menyaksikan atlet yang bertanding. Sukses atlet di ajang internasional mampu memotivasi suatu bangsa untuk maju. Itu pulalah yang mendorong Negara memberikan perhatian besar dan khusus bagi olah raga.
Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Pada pola pengembangan paragraph induktif bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan.
Ciri-ciri paragraf induktif antara lain:
1.            Menyebutkan peritiwa-peristiwa khusus terlebih dahulu
2.            Kalimat penjelas merupakan rincian-rincian khusus
3.            Kesimpulan terdapat di akhir paragraph, dan ditandai dengan kata-kata: jadi, kesimpulnya, oleh karena itu, yang penting, dan lain-lain.
Paragraf induktif dikembangkan dengan 3 pola, yaitu:
a.     Generalisasi
Generalisasi yaitu pola pengembangan paragraph induktif dengan proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup fenomena tadi. Pada pengembangan paragraf dengan cara generalisasi intinya mengumpulkan fakta-fakta kemudian ditarik sebuah simpulan yang.
Contoh: Saya melihat orang-orang asyik membaca Koran di halte bus. Kegiatan serupa juga saya jumpai di peron stasiun kereta api. Saat saya jalan-jalan di taman, hal yang sama juga saya lihat orang duduk bersantai sambil membaca Koran. Bahkan, ketika saya keluar ruang dan sampai di trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kawula muda, dan orang dewasa semua sedang membaca. Jadi, banyak orang yang memanfaatkan waktu membaca.
b.    Analogi
Pengembangan paragraf induktif dengan pola analogi berarti membandingkan dua macam hal dengan hanya memerhatikan persamaannya, tanpa memerhatikan perbedaanya, kemudian menyimpulkannya.
Contoh: Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinyasesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jadi, membentuk kepribadian baik seseorang anak ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
c.     Sebab Akibat
Pengembangan paragraf sebab akibat bertolak dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui kemudian bergerak menuju kesimpulan sebagai akbiat yang terdekat.
Contoh: Beberapa bulan yang lalu Rudi sering tidak masuk sekolah tanpa alasan. Setiap kegiatan belajar mengajar Rudi juga tidak pernah memerhatikan guru dan selalu sibuk sendiri dengan tingkahnya yang aneh-aneh. Selain itu Rudi juga sering tidak tertib dalam memakai seragam. Karena kenakalannya itu akhirnya Rudi mendapatkan teguran dan pengarahan dari Guru BP, Wali Kelas dan Kepala Sekolah.














KESIMPULAN

Membaca intensif adalah cara membaca yang di lakukan secara saksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan untuk dapat memahami sebuah bacaan. Selanjutnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok pikiran dalam bacaan tersebut. Selain itu, kita juga harus dapat memahami karakter penulis dari seorang penulis.
Dalam membaca kita harus memperhatikan beberapa hal penting, seperti membaca teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif), serta kita harus mengetahui perbedaannya kedua pola teks tersebut dan mengerti apa saja perbedaannya.
























DAFTAR PUSTAKA

[1]. Agus Mustofa., Beragama Dengan Akal Sehat,
Padma Press, Surabaya, 2008.
[2]. Agus Mustofa., Salah Kaprah, Padma Press,
Surabaya, 2010.
[3]. Hasnul Suhaimi., Everyone Can Lead, B first,
Yogyakarta, 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...