animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Minggu, 30 Juli 2017

KTI "I-TALAS (Integrated Talang System) Solusi Kekurangan Air Daerah Taba Penanjung



I-TALAS (Integrated Talang System)
SOLUSI KEKURANGAN AIR
DAERAH TABA PENANJUNG


KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan Tugas Akhir Semester
Tahun Ajaran 2015-2016
Description: SMA Negeri 02 Bengkulu Tengah.png


Disusun Oleh
Nama                           : Irma Susanti
Kelas                           : XI IPA 1
Guru Pembimbing       : Lika Citra Dewi, S.Pd
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia




Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Bengkulu Tengah
SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah
Tahun Ajaran 2015/2016
ABSTRAK


            Daerah Taba Penanjung gersang dan sulit air apabila musim kemarau. Proyek pengaliran air gunung ke rumah penduduk belum begitu memuaskan masyarakat karena topografi daerah ini bergunung-gunung, pola persebaran penduduk yang menyebar, dan jauhnya jarak sumber air gunung yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pipa dan habisnya air di tengah jalan. Sehingga sumber air yang paling diharapkan adalah air hujan. Pmerintah pernah mengadakan proyek Penampungan Air Hujan (PAH). Namun gagal karena sistem penangkapan air hanya dengan sistem penangkapan air hanya dengan sistem talang gabung. Maka, perlu diadakan penggabungan dengan sistem talang tepi. Talang berharga mahal, mudah berkarat dan rusak. Maka, penulis membuat inovasi genteng berbahan tanah liat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain I-TALAS, meninjau gaya pada I-TALAS, dan mengetahui penerapan I-TALAS.
            Penelitian ini adalah penelitian desain arsitek dengan metode observasi, studi pustaka, dan eksperimen. Desain I-TALAS mengacu pada genteng press baik secara ukuran dan fungsi. Talang I-TALAS diatur supaya tidak mengalami kebocoran. Pengait pada I-TALAS ditinjau dengan torsi dan resultan gaya agar I-TALAS seimbang dan air tidak meluap.
            Hasil dari penelitian ini adalah: desain I-TALAS adalah dengan menambahkan fungsi talang; I-TALAS berukuran lebar 23 cm, panjang 30 cm, diameter talang 16 cm, pengait (tinggi = 4 cm, lebar 3 cm, dan panjang 7 cm), “sambungan” 1 cm; penerapan I-TALAS dengan memadukannya dengan sistem talang gabung sehingga air yang ditampung akan 2 kali lebih banyak.



Kata Kunci: I-TALAS, genteng, talang, talang tepi, talang gabung







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Hampir semua aktivitas membutuhkan air. Tidak hanya kebutuhan air minum saja, air juga diperlukan untuk mandi, mencuci, membangun rumah, maupun menyiram toilet. Rata-rata seorang manusia membutuhkan 1500 liter dalam sehari untuk beragam kebutuhan.
Kebutuhan akan air menjadi elemen kebutuhan pokok pangan, sandang, dan papan. Masyarakat di daerah pegunungan memiliki masalah yang cukup akut, yaitu kekurangan air. Taba Penanjung merupakan daerah yang banyak memiliki tanah yang berbukit-bukit.
Sumber air di daerah ini adalah air hujan dari PDAM yang airnya diambil dari sumber mata air dan sungai. Namun pembangunan proyek pengaliran air ini tidak berjalan dengan lancar. Pola persebaran penduduk yang menyebar dan topografi yang bergunung-gunung menyebabkan jauhnya jarak sumber mata air dengan pemukiman menyebabkan sering terjadi kerusakan pipa, dan habisnya air di tengah jalan pengaliran.
Sehingga sumber air yang dapat diharapkan dari daerah ini adalah air hujan. Pada musim ini, masyarakat berlomba-lomba menadah air hujan. Air hujan tidak akan menggenang ke dalam tanah melainkan langsung meresap ke dalam tanah karena daerah ini merupakan batuan gamping.
Proyek PAH (Penampungan Air Hujan) pernah dilakukan oleh pemerintah sebagai sebuah tindakan untuk menampung air hujan, namun proyek ini akhirnya kurang berhasil disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah teknologi pengaliran air hujan yang kurang tepat karena menggunakan sistem talang tabung. Mayoritas arsitek rumah masyarakat Taba Penanjung masih menganut arsitek-arsitek yang masih kuno dimana setiap ruang diletakkan di dalam satu rumah.
Sehingga dalam satu KK (Kelompok Keluarga) memiliki rumah lebih dari satu yang saling bergandengan. Setiap ujung rumah digandeng dengan ujung rumah lainnya dengan disisipi talang agar air dapat mengalir di atasnya. Sehingga sistem talang ini disebut talang gabung.




Air hujan yang jatuh pada talang tersebut akan dialirkan ke PAH. Ketidakefektifan sistem ini karena hanya menangkap air dari salah satu sisi atap saja. Air yang jatuh pada atap yang bukan pertemuan (bukan talang gabung) tidak mampu terakumulasi sehingga air yang ditampung sedikit. Apabila semua sisi atap dipasangi talang, baik itu atap tepi maupun atap pertemuan, maka air yang dapat ditampungkan 2 kali lebih banyak karena air tertangkap dari dua sisi, bukan hanya satu sisi seperti halnya talang gabung.

1.2.       Rumusan Masalah
Penelitian ini mengangkat judul I-TALAS (Integrated Talang Sistem) solusi kekurangan air daerah Taba Penanjung (desain genteng ditinjau dengan resultan torsi, dan resultan gaya). Adapun rumusan pada penelitian ini, yaitu:
*   Bagaimanakah desain I-TALAS?
*   Bagaimanakah ukuran eksakta I-TALAS ditinjau dengan gaya dan resultan torsi?
*   Mengetahui penerapan I-TALAS?

1.3.       Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
*   Mengetahui desain I-TALAS
*   Ukuran eksakta I-TALAS ditinjau dengan gaya resultan torsi.
*   Mengetahui penerapan I-TALAS.














BAB II
KAJIAN ATAU PERCOBAAN

2.1.    Alat dan Bahan
*   Genteng press
*   Talang

2.2. Prosedur Percobaan
            Peneliti membuat desain dengan memperhatikan keadaan struktur genteng tanah liat yang sudah ada, lalu memodifikasikannya sesuai tujuan penelitian.
*   Mengumpulkan data curah hujan
*   Analisis desain genteng press (menghitung massa jenis, dan ukuran)
*   Mendesain I-TALAS dengan mempertimbangkan desain genteng press (menghitung massa jenis, dan ukuran), dan data hasil observasi.
*   Analisis gaya dan torsi
*   Pemberian ukuran dan eksak pada I-TALAS
*   Pembuatan prototype desain
*   Penerapan prototype dengan metode pendekatan
*   Pembuatan I-TALAS dengan ukuran sebenarnya

2.3. Hasil Percobaan
2.3.1. Desain I-TALAS
Desain dibagi menjdai 3 bagian yaitu A, B, dan C. Bagian A adalah pengait I-TALAS agar tidak jatuh. Letaknya antara genteng dengan reng. Bagian ini merupakan penentu agar I-TALAS dapat mempertahankan posisinya atau (tidak jatuh).
Bagian B merupakan genteng. Bagian C merupakan talang yang berfungsi sebagai akumulator air sementara yang berbentuk setengah lingkaran. Namun, dalam desain ini lebih dari 30o agar air yang mengalir tidak tumpah, dan dapat diasang pada beragam derajat kemiringan atapnya.




Dalam perhitungan selanjutnya, I-TALAS didesain dengan derajat kemiringan ± 30o karena atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
*   Sebagian besar desain rumah (desain modern, limasan, dan kampung) di daerah objek penelitian mempunyai derajad kemiringan 30o dengan presentase 82,5% dari 40 sampel yang terletak di daerah Taba Penanjung.
*   Desain rumah kuno, Joglo, mempunyai kemiringan ± 60o pada atap utama, namun pada ujung atap (teras) tempat pemasangan talang, mempunyai kemiringan 25o – 35o pada 12 rumah dari 12 rumah yang dijumpai penulis saat observasi.
Desain I-TALAS mengacu pada genteng press. Ciri khas dari genteng press adalah ketika dipasang akan tepat berpasangan dengan genteng lain (sesuai dengan desain). Tidak seperti jenis genteng kesut yang apabila dipasang akan bergeser dari posisi dimana seharusnya ia berada sehingga menimbulkan kebocoran.
Jadi, walaupun dengan desain I-TALAS yang sedemikian rupa,     I-TALAS dapat terpasang sebagaimana mestinya. Ukuran panjang dan lebar pada I-TALAS pada bagian B pun sama dengan ukuran genteng yang sudah ada di pasaran. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan genteng yang biasa dipasang di rumah-rumah.
Sehingga masyarakat tidak perlu mengubah desain seluruh genteng apabila I-TALAS digunakan. Selain itu, I-TALAS lebih efisien dalam pemasangan, maupun dalam biaya dibanding dengan talang yang ada di pasaran. I-TALAS dapat menjadi kebudayaan baru dalam dunia pemasangan genteng.
Seperti halnya pembelian wuwung yang digunakan untuk menutupi pangkal pertemuan antara genteng pada perlipatan atap. I-TALAS juga dapat menjadi budaya untuk memasang genteng-talang pada setiap ujung atap. Sambungan antar talang I-TALAS pun tidak perlu dikhawatirkan akan kebocoran airnya.
Hal ini disebabkan karena pada setiap sambungan memiliki bentuk sambungan yang sudah berukuran pasti dan tetap serta menggunakan konsep genteng press yang dapat terpasang sebagai mestinya desain. Desain sambungan ini adalah desain yang paling efektif yang sampai saat ini penulis temukan.





2.3.2.     Ukuran I-TALAS dan Tinjauan Gaya
2.3.2.1. Ukuran Kasar
                 Ukuran genteng pada I-TALAS sama dengan genteng pada umunya. Pengubahan dan penyesuaian ukuran terletak pada pengait dan ukuran talang. Ukuran genteng ini adalah ukuran genteng press dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 23 cm.
                 Pada desain genteng yang ada di pasaran, terdapat 3 bagian yaitu “bagian yang membukit” pada salah satu sisi sampingnya. Bagian yang membukit ini berfungsi untuk mengaitkan dengan genteng sampingnya (antar geteng). Pada sisi samping yang lain terdapat bagian yang “membengkok ke atas”.
                 Bagian ini berfungsi untuk menangkap bagian yang membukit dan membengkokkan ke atas tersebut, terdapat posisi genteng yang datar. Posisi tersebut berukuran 11 cm. Pada posisi datar ini talang I-TALAS berada.
                 Ketika posisi bagian yang membukit dipasangkan pada posisi yang membengkok ke atas, maka posisi bagian yang membukit akan menumpang pada posisi yang membengkok sehingga genteng terpasang tumpang tindih.
2.3.2.2. Tinjauan Gaya
                                  Secara logika, fungsi talang yang ditambahkan pada genteng akan memperberat genteng untuk mempertahankan posisinya untuk seimbang. Agar posisinya seimbang, penulis melakukan pengamatan perhitungan terhadap besar pengait talang pada I-TALAS. Pada bagian talang tidak dihitung karena besar talang sudah ditentukan sebelumnya.









BAB III
PEMBAHASAN

   Dengan I-TALAS, semua ujung genteng dapat menjadi akumulator air sementara untuk dialirkan di penampungan. Air yang ditampung akan lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan sistem talang gabung saja. Jika talang gabung hanya menampung dari satu sisi atap (pertemuan saja), maka dengan I-TALAS, sehingga semua air yang turun ke genteng akan tertangkap oleh talang yang kemudian dialirkan ke penampungan.
Agar air pada talang mengalir ke penampungan tanpa mengatur perbedan tinggi pada tepi atap. Air yang mengalir pada ujung talang diasumsikan lebih pendek dari pada air yang mengalir di tengah talang. Dengan demikian, air dapat mengalir dengan baik ke penampungan walaupun tepi atap tidak diberi kemiringan. Beberapa kelebihan dari I-TALAS yaitu:
a.    Inovasi baru, sederhana, dan berguna
I-TALAS belum pernah dibuat baik oleh pengusaha genteng maupun pekerja bangunan. Biasanya penanganan kekurangan air oleh pemerintah hanya dilakukan pada pemasokan air ke penduduk. Hal ini kurang efektif karena hanya penduduk kaya saja yang dapat membeli.
Penelitian inovasi genteng I-TALAS ini memang sederhana, namun apabila diterapkan akan membantu penangkapan air hujan oleh daerah yang kekurangan air terutama untuk kalangan penduduk-penduduk yang kurang mampu.
b.    Lebih efisien dalam pemasangan
I-TALAS lebih efisien baik dari segi tenaga maupun biaya pemasangan dibanding dengan talang biasa. Harga I-TALAS ini juga lebih murah dibanding talang biasa. Karena hanya seperti harga genteng press pada umunya.
c.    Prospek ke depan bagus
I-TALAS dapat menimbulkan budaya baru pemasangan genteng talang pada ujung atap untuk penangkapan air seperti pemasang wuwung pada setiap perlipatan atap rumah.
d.   Aplikasi teori fisika kurikulum SMA dalam kehidupan sehari-hari
Banyak pelajar yang belajar hanya untuk mencari nilai yang bagus. Namun, setelah itu selesai. Teori yang mereka dapat tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama mata pelajaran fisika yang dianggap sulit.
            Untuk mencari berat talang, dihitung dengan rumus massa jenis, yaitu massa per volume. Volume talang didapat dari ukuran talang yang sudah dibahas sebelumnya. Bentuk talang adalah tabung berongga dengan ketebalan 1 cm.
            Karena talang adalah tabung berongga, maka volumenya dihitung dari volume besar (ukuran talang) dikurangi ukuran volume kecil (volume rongga). Ukuran diameter rongga dihitung dari diameter talang dikurangi ketebalan.
            Sistem talang sisi tidak banyak digunakan oleh masyarakat di daerah Taba Penanjung. Hal ini disebabkan karena pembuatan talang sisi menggunakan logam yang mahal, mudah berkarat, dan mudah rusak. Oleh karena itu diperlukan inovasi dalam pengaliran air hujan di rumah-rumah masyarakat Taba Penanjung agar air hujan yang dapat ditampung semakin banyak.
            Karena pengadaan talang sangat sulit dilakukan, maka penulis melakukan inovasi pada pengadaan genteng. Inovasi tidak perlu dilakukan dengan mengubah budaya penggunaan genteng tanah liat di masyarakat, tetapi inovasi yang diperlukan adalah dengan menambah fungsi genteng yang sekaligus dapat digunakan sebagai talang. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengangkat judul I-TALAS (Integrated Talang System) solusi kekurangan air derah Taba Penanjung.


















BAB IV
PENUTUP

4.1.       Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan:
*   I-TALAS dibuat dengan acuan desain genteng press. Desain I-TALAS adalah inovasi genteng dengan menambah fungsi talang pada desainnya. Fungsitalang diletakkan pada bagian genteng yang datar (tidak termasuk bagian genteng yang berbukit dan membengkok ke atas), serta pada bagian samping talang diberi fungsi “sambungan” agar I-TALAS dapat terpasang seperti desain.
*   Ukuran genteng I-TALAS sama dengan genteng press di pasaran yaitu panjang 30 cm dan lebar 23 cm. Talang yang ditambahkan pada I-TALAS berukuran berukuran 11 cm sesuai dengan bagian posisi datar pada genteng; memiliki diameter 14 cm sesuai percobaan keefektifan kapasitas dan kekuatan; serta mempunyai fungsi “sambungan” antar talang (I-TALAS) sebesar 1 cm. Sedangkan pengait mempunyai ukuran panjang 7 cm, lebar 2 cm, dan tinggi 5 cm. Dari analisis tinjauan gaya, I-TALAS seimbang dan air yang mengalir tidak tumpah.
*   I-TALAS diterapkan pada ujung genteng pada atap yang bukan bagian dari sistem talang gabung. Namun dalam pemakaiannya, sistem talang tepi dengan I-TALAS ini digabungkan dengan sistem talang gabung agar air yang ditampung 2 kali lebih banyak.

4.2.       Saran
1.    Perlu analisis lebih lanjut mengenai desain ini.
2.    Diharapkan kepada para warga agar lebih memprioritaskan talang air apa musim hujan, sehingga pada saat musim kemarau warga dapat memakai air tanpa kekurangan.
3.    Warga diharapkan membuat talang yang lebih besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan air untuk masyarakat sekitar pada musim kemarau.






DAFTAR PUSTAKA


Hadori, Udia Haris.2006. Pengantar Meteorologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas X. Cimahi: Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Cimahi: Erlangga.

Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Percetakan Kanisius.

Seyhan, Ersin. 1997. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.

Williams, Linda. 2004. Earth Science Demystified. United States of America: Mc Graw Hill.

Helmi, Muhti. 2011. Sejarah Genteng. Cimahi: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...