animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Selasa, 04 Juli 2017

Peran Musik Tradisional

Peran Musik Tradisional

Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta ini, diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki nsifat turun-temurun secara tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang turun temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik ini sering disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena musik tradisional yang ada di Indonesia merupakan hasil karya cipta setiap suku bangsa (Batak, Dayak, Mentawai, Papua, Riau, Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya) yang hidup di bumi ini. Maka banyaknya jenis musik yang ada di tentukan oleh jumlah suku bangsa Indonesia yang cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa yang hidup di Indonesia memiliki jenis musik yang berbeda dengan musik yang berkembang pada suku-suku bangsa lainnya di Negeri ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik tradisional adalah merupakan kekayaan dan cirri khas dari masyarakat suku dan daerah pemiliknya.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis mUsik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih bersifat sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.
Hampir setiap daerah di wilayah nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta peralatan yang berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih sedrhana dan kental dengan unsure kedaerahannya.
Indonesia adalah negara yang besar, Negara yang kaya akan nilai budaya dan tradisi, salah satu suku di Indonesia adalah suku Sunda yang berada di pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat. Suku Sunda juga memiliki kesenian tradisional yang khas dan beragam, selain itu suku Sunda memiliki alat musik tradisional seperti rebab, kecapi, karinding, angklung dan suling.
Pada saat ini, suling kurang diminati oleh anak-anak, karena saat ini banyak alat musik modern yang lebih banyak digunakan. Masalah lain yang menyebabkan hal tersebut adalah karena kurangnya media pembelajaran alat musik suling dan kurikulum pelajaran alat musik tradisional kepada anak-anak.

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun dan dipertahankan sebagai sarana hiburan, maka keberlangsungannya dalam konteks saat ini yaitu upaya pewarisan secara turun temurun masyarakat sebelumnya untuk masyarakat selanjutnya dan komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya.
Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.
Menurut Purba (2007:2) , musik tradisional tidak berarti bahwa suatu musik dan beragam unsur di dalamnya bersifat kolot, kuno atau ketinggalan zaman. Tetapi musik tradisional adalah musik yang bersifat khas dan mencerminkan kebudayaan suatu etnis atau masyarakat.
Musik tradisional nusantara adalah seluruh musik yang dimainkan dan berkembang di negeri ini yang memiliki ciri khas seni tradisional, misalnya untuk daerah Jawa memiliki musik langgam Jawa, begitu juga dengan daerah-daerah lain yang tentunya mempunyai jenis musik tradisional sendiri.
Musik tradisional nusantara sangat memperlihatkan ciri Indonesia baik dari segi melodi maupun gaya bahasanya, jenis musik tradisional nusantara dapat mengangkat nama bangsa dengan cirri khas musiknya. Dari masa-kemasa perkembangan musik nusantara terus mengalami perubahan, sehingga sampai di masa sekarang tak heran kalau ada aliran musik yang merupakan pengembangan dari musik nusantara jaman dulu.
Indonesia dengan kebinekaannya memiliki beraneka ragam musik tradisional. dalam konteks wawasan nusantara di bidang budaya, keanekaragaman musik tradidional itu dimasukan ke dalam istilah "Musik Tradisional Nusantara atau Musik Daerah (musik tradisi rakyat). Tradisi musik rakyat sejak dahulu telah dikembang dalam istana-istana kerajaan. Meliputi kerajaan kerajaan di Jawa, Bali, dan kalimantan. Dalam tradisi pementasannya dibagi menjadi tradisi kerakyatan (tradisi kecil) dan tradisi istana (tradisi besar).


Peran musik tradisional nusantara pada masyarakat mempunyai peranan yang cukup penting, baik yang bersifat profan (seni pertunjukan) maupun sakral (non profan). Dalam hal tertentu musik tradisional dapat berperan sebagai sarana pembawa berita atau alat komunikasi. Misalnya orang bernyanyi atau berpantun serta berpidato dengan di dahului oleh bunyi-bunyian alat tertentu, seperti kentongan, bedug dan lain-lain. bunyi yang dihasilkan oleh alat musik ini biasanya merupakan tanda yang sudah dimengerti atau disepakati oleh masyarakat. sementara itu peran sakral dari alat musik ataupun nyanyian, umumnya digunakan dalam ritual-ritual yang berhubungan dengan dewa ataupun arwah nenek moyang. misalnya alat musik atau nyanyian dalam upacara keagamaan seperti mengiringi pembacaan doa-doa dan mantra mantra.
Umumnya alat musik tradisional yang diciptakan oleh suku-suku bangsa indonesia digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan ekspresi diri dalam rangka melengkapisarana hidupnya. alat-alat yang digunakan dalam pembuatan alat musik tradisional awalnya sangat sederhana, yaitu menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungannya, seperti kayu, bambu, kulit kerang dan sebagainya yang disajikan dengan cara meniup, memukul,menggesek atau memetik. Perkembangan alat musik melalui suatu proses evolusiyang bergantung juga kepada faktor-faktor sejarahnya. ketika manusia menghendaki lahirnya bunyi, kemudian diciptakanlah berbagai cara membunyikan dengan meniup, ataupun dengan cara-cara lain.
Pada awal-awal penciptaannya, alat musik dipergunakan sebagai sarana ekspresi dan kemudian berkembang untuk digunakan pada upacara ritual, pengiring peperangan, isyarat perdamaian, ungkapan kesedihan-kegembiraan, cetusan kemenangan dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia, maka peran musikpun mengalami perkembangan yang semakin melebar. musik pada zaman dahulu digunakan sebagai sarana komunikasi, upacara ritual, adat dan keagamaan, maka pada periode selanjutnya musik dapat pula digunakan sebagai sarana hiburan, kegemaran, propaganda, tontonan atau sajian artistik dalam pertunjukan, peragaan, kampanye dan penyampaian informasi lainnya.
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu berasal. Contoh di Indonesia adalah musik gamelan. Musik tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun.

Peran Musik Tradisional:
1.            Peran Individual
Melalui musik seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gejolak jiwa, perasaan, atau kegalauan yang terpendam dalam dirinya. Melalui syair lagu yang diubahnya, seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang ada dilingkungannya, serta dapat pula mengungkapkan rasa cinta dan kekagumannya terhadap sesame manusia, alam, dan sang pencipta. Jadi seni apapun termasuk seni musik yang dapat dipakai sebagai media ekspresi yang dapat membaerikan kepuasan batin bagi pencipanya.
Melalui music kita dapat mengakrualisasikan potensi diri, mengungkapkan perassaan, pikiran, gagasan, cita-cita, masyarakat, dunia dan tuhan. Pengungkapan perasaan melalui music juga dapat menjadi salah satu terapi kesehatan yang disebut katarsis.
Bagi para seniman musik (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.

2.            Peran Sosial
Musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Hal itu dapat kita saksikan dimana musik sering diperdengarkan pada sebuah upacara adat, upacara kenegaraan, penyambutan tamu, pesta, dan lain-lain. Apakah yang akan terjadi apabila suatu pesta rakyat tanpa musik? Tentunya pesta itu tidak akan meriah. Sebuah pertunjukan tari akan kacau apabila secara tiba-tiba musik yang mengiringinya berhenti ditengah jalan. Hal yang sama akan terjadi pada gereja tanpa lonceng atau litany, atau masjid tanpa bedug. Hal tersebut tentunya akan kehilangan roh kekhidmatannya.
Bagi masyarakat, kehadiran seni musik memiliki bermacam-macam peran social, diantaranya sebagai berikut:
a.            Media Rekreasi atau Hiburan
musik juga digunakan sebagai hiburan,baik oleh masyarakat maupun kaum bangsawan.Seni music banyak menjadi pilihan untuk mendapatkan kesenangan.
Sebuah pagelaran musik ternyata mampu menciptakan kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaruan kondisi yang telah ada. Dalam hal ini, musik memasuki psikologi kegembiraan massa sehingga mampu menghilagkan perasaan jenuh dan bosan terkurung dalam kerutinan kehidupan. Melalui syair dan iringan musik, kita dapat menikmati keindahannya.
Dalam hal ini musik berfungsi sebagai cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas sehari – hari sekaligus sebagai sarana rekreasi dan pertemuan dengan warga masyarakat lainya.
Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Pada jaman dahulu, pada masa kerajaan memerintah di daerah-daerah di Indonesia, setiap ada tamu kerajaan yang datang maka akan disambut oleh iringan-iringan musik tradisional sebagai upacara penyambutan dan sebagai sarana penghibur bagi para tamu kerajaan untuk melepas lelah.
b.            Media Komunikasi
Selain menggunakan bahasa verbal atau visual, jalinan komunikasi antaretnis, bahkan antarnegara bias dilakukan dengan seni musik. Saat ini terdapat fenomena baru dalam mempertemukan karya pemusik tradisional dengan pemusik modern yang disebut dengan kolaborasi. Melaliu bahasa musik, syair lagu serta alunan musik, pesan-pesan tertentu dapat disampaikan dengan lebih indah.
Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat musik yang mempunyai arti tertentu bagi warganya, pola dan ritme tertentu menjadi tanda atas auatu peristiwa atau kegiatan.
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme gendering disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa musik dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi.
c.             Media Pendidikan
Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berbudi pekerti luhur. Secara filosofis titik tekannya adalah obyek nilai dan moral pada diri anak tersebut. Seni dapat dimanfaatkan untuk membimbing dan mendidik mental serta tingkah laku seseorng agar berubah menjadi kondisi yang lebih baik, antara lain memperhalus perasaan, bersikap santun, berprilaku lemah lembut, bermoral mulia, dan berbudi pekerti luhur.
Kesukaan terhadap nilai – nilai seni dan budaa harus ditanamkan sejak dini supaya nilai – nilai yang ada tetap terjaga kelestarianya.
d.            Media Pemujaan
Musik (vocal) memainkan peranan penting alam kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan, seperti pemujaan kepada kepada sang Pencipta seperti yang dilakukan di Pura, Gereja, atau Masjid. Dalam agama islam, lagu-lagu pujian banyak diiringi dengan pukulan rebana, sedangkan di Gereja didiringi dengan piano, gitar atau alat musik lainnya.

3.     Peredam Emosi Dan Kemarahan
Cara untuk mengungkapkan kemarahan, para leluhur orang jawa khususnya telah samapai pada tingkat yang halis yakni melalui musik dan alat musik gending. Orang dapat mengungkapkan kemarahan, benci, rindu, jatuh cinta, mengkritik, memuji, protes pada raja, menyindir ahli agama dan sebagainya tanpa melalui orang yang dituju.




4.            Upacara Budaya
Misal: upacara kematian, kelahiran, pernikahan, serta upacaranya keagamaan, di beberapa daerah bunyi – bunyian yang dihasilkan oleh instrument musik tertentu diyakini mempunyai kekuatan magis.
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Bunyi-bunyian dan nada-nada yang dihasilkan sangat memungkinkan untuk mendukung upacara budaya ( Ritual). Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat. Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa musik tradisional dapat berfungsi sebagai sarana dalam suatu upacara budaya (Ritual).
Musik tradisional bisa digunakan untuk mendukung kegiatan upacara adat,contoh didaerah jawa barat dalam upacara seperti upacara menenem padi (ngaseuk pare)contoh alat musiknya angklung, yang digunakan dan dimainkan dalam acara upacara adat untuk menghormati Dewi Sri-sang Dewi kesuburan-agar melimpahkan berkah kesuburan pada tanaman pertanian tersebut.

5.            Sarana Ekonomi
Musik tidak hanya sekedar sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri, tetapi dapat juga dijadikan sember penghasilan. Bagi seorang seniman yang bisa memainkan alat music ataupun mencipta lagu,maka mereka bisa bermain music dalam suatu pertunjukan dan mendapatkan upah.
Bagi para musisi dan artis professional, musik adalah sarana penghidupan ekonomi mereka. Mereka dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat dan yang mereka mainkan. Semakin bagus dan semakin populernya suatu karya seni musik maka akan semakin tinggi penghargaan yang diberikan baik penghargaan dalam bentuk materiil maupun moral.
Dalam dunia industri musik, para musisi yang bekerja sama dengan industri rekaman, mereka akan merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran.

Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bias dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka.

6.            Sarana Penyembuhan (Terapi Kesehatan)
Ketika seseorang mendengarkan music, gelombang listrik yang ada di otak dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat kinerja system tubuh pun mengalammi perubahan. Musik juga mampu mengatur hormone-hormon yang mempengaruhi stress seseorang. Dengan mendengarkan music kesukaan, seseorang akan mampu terbawa kepada suasana hati yang baik dalam waktu yang singkat. Namun kita juga harus jeli memilih genre music yang baik misalnya dari segi melodi.

7.            Sarana Musikalisasi Puisi
Penggunaan music pada pementasan puisi dapat memberikan kesan hidup dan tidak monoton.

8.            Sebagai Pengiring Tarian
Musik dan tarian masing-masing mempunyai pola dan ritme yang saling berhubungan, suatu tarian tanpa diiringi irama musik maka akan terasa hampa (kosong) dan menyulitkan bagi sang penari karena mereka tidak mempunyai gambaran ritme dan tempo yang akan mereka gunakan untuk menuntun mereka dalam menari.
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi-bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh music daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- music pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian-tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.



9.            Sarana Perang
Pada point nomer empat telah disinggung sedikit bahwa Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme gendering disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu strategi dalam berperang.
Selain digunakan sebagai strategi dalam berperang, musik juga dapat membangkitkan semangat juang para prajurit. Dalam setiap kesatuan militer pasti mempunyai Mars yang selalu mereka nyanyikan untuk meningkatkan dan membangkitkan semangat dalam peperangan.
Zaman dahulu,pada saat perang pemain musik tidak boleh dibunuh karena pemain musik dalam medan perang dilindungi Undang-undang,sebelum perang pemain musik atau pemukul gendang dibunyikan sebagai pembangkit semangat tempur.

Karya-Karya Musik Tradisional
Musik tradisional merupakan kekayaan budaya dan identitas setiap daerah dan bangsa di belahan nusantara. Setiap daerah memiliki cirri khas musik tersendiri. Musik tradisional juga dinamakan musik daerah.
Berdasarkan sifat dan keberasalannya, musik tradisional Nusantara dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.            Musik Rakyat
Musik Rakyat merupakan musik daerah yang lahir dan diolah oleh masyarakat pedesaan, hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat, disukai dan tersebar sampai ke rakyat jelata.Ciri utama musik rakyat yaitu memiliki bentuk dan teknik sederhana serta tidak dikenal penciptanya ( NN = no name ). Tema musik rakyat banyak mengambil darikehidupan sehari-hari masyarakat. Contoh musik rakyat misalnya musik untuk pernikahan, kematian, berladang berlayar, dan sebagainya.



2.            Musik Klasik
Musik tradisional klasik merupakan musik rakyat pilihan yang dikembangkan di pusat-pusat pemerintahan masyarakat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan.Peran musik klasik yaitu diterapkan pada upacara-upacara kerajaan. Musik ini telah tertata dengan aturan-aturan yang baku seperti, pemakaian notasi, syair, penggayaan vocal (cengkok).

Instrumen musik di beberapa daerah :
1.            Musik Daerah Jawa Tengah : Gamelan Jawa
2.            Musik Daerah Bali : Gamelan Bali, Celempungan ; instrumennya berupa celempungan (bambu besar yang diberi dawai), kecapi, rebab, gendang, gong., Kliningan ; alat musik berupa gamelan dan seperangkat gendang. Calung ; alat musik berupa seperangkat bambu yang dipukul. Angklung ; alat musik dari bambu yang cara memainkannya dengan dikocok. Tarling ; instrumennya bermula dari gamelan bambu dan kecapi, lalu meningkat menjadi gamelan besi atau perunggu, gitar, dan suling. Nama tarling diambil dari singkatan gitar dan suling.
3.            Musik Daerah Jakarta: Gambang Kromong ; instrumennya terdiri dari biola, rebab, bonang, krecek, gendang, gong,dan gambang. Tanjidor ; instrumennya berupa terompet dan bas drum.

Siapa yang pernah tahu berapa jumlah pasti alat musik tradisional Indonesia. Sungguh sebuah kekayaan intelektual milik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Namun dilain pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industry musik modern alat musik tradisional ini semakin terpinggirkan.
Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari berbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia ‘dicuri’ oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia.



Keunikan Musik Dan Karakteristik Musik Tradisional
Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dalam seni musiknya. Keunikan atau ciri khas tersebut dapat dilihat dari instrument ,melodi, ritme, harmoni, warna, maupun bangunan karya musik etnis nusantara adalah "kenthongan". Berikut ini jenis-jenis seni musik tradisional dan ciri khasnya :
1.            Gamelan Jawa
Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti rumit,berbelit-belit,tetapi rawit juga berarti halus,cantik,berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan,musik Indonesia yang bersistem nada non diatonis(dalam laras selendro dan pelog) yg garapan-garapannya menggunakan sistem notasi,warna suara, ritme, memiliki peran, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia,dan campuran yg indah didengar.

2.            Gamelan Bali
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yg diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yg berarti memukul/menabuh,diikuti akhiran an yg menjadikan kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat dipulau Jawa,Madura,Bali,dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini,dan di Jawa lewat abad ke-18,istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.









3.            Gambang Kromong
Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi,yaitu gambang dan kromong. Bilahan gambang berjumlah 18 buah,biasa terbuat dari suangking,huru batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi,berjumlah 10 buah(sepuluh pencon). Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yg serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa. Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan,Kongahyan,dan Sukong,sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang,kromong,gendang,kecrek,dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua unsure kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya.

4.            Tajidor
Tajidor adalah sebuah kesenian Betawi yg berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yg digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat musik tiup,alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Kesenian Tajidor juga terdapat di Kalimantan Barat,sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.

5.            Kolintang
Kolintang adalah alat musik khas daerah Sulawesi Utara. Kolintang berasal dari Minahasa. Kolintang terbuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur,bandaran,wenang,kanikik kayu cempaka,dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suara tong(nada rendah),ting(nada tinggi),dan tang(nada biasa). Dalam bahasa daerah,ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah "Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.




6.            Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yg berasal dari Tanah Sunda,terbuat dari bambu,yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yg bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran,baik besar maupun kecil. Laras(nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.

Beberapa Alat Musik Tradisional Indonesia
a.            Tanjidor
Tanjidor adalah salah satu musik tradisionalnBetawi yang sekarang sudah mulai jarang ditemukan. Tanjidor adalah salah satu jenis musik yang banyak mendapat pengaruh dari musik Eropa. Kata "tanjidor" adalh kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang artinya "alat - alat musik berdawai". Dalam kenyataanya, arti kata tanjidor tidak sesuai dengan alat - alat musik yang dimainkan, dalam tanjidor, alat - alat musik yang dimainkan kebanyakan adalah alat musik tiup seperti, karinet, trombon, piston, seksofon. Secara lengkap instrumen musik yang digunakan dalam orkes tanjidor adalah klarinet, pistone, trombon, terompet, seksofon tenor, seksofone bass, drum, simbal, side drum. Biasanya pemain tanjidor terdiri dari 10 - 7 orang pemain musik dan 1 - 2 orang penyanyi. Musik yang muncul pada abad ke-18 ini, pada zaman dahulu sering dimainkan oleh para sekelompok petani yang menghabiskan waktunya setelah musim panen. Mereka biasanya menunjukan kebolehan mereka dengan cara mengamen dari rumah ke rumah, dari restoran ke restoran.
Pada zaman dahulu tanjidor juga sering ditampilkan dalam acara - acara besar, seperti acara Hari besar islam, parayaan cina yang sering disebut "Cap Go Meh", atau bisa ditemukan juga pada hari sedekah bumi yang menjadi tradisi masyarakat petani Cirebon. Namun pada akhir - akhir ini musik tanjidor sudah jarang sekali ditampilkan, munkin hanya sesekali saja, biasanya untuk sekarang - sekarang ini tanjidor hanya ditampilkan pada waktu Penyambutan tamu agung, Perhelatan/pengarakan pengantin. Adapun lagu - lagu yang sering dimainkan dalam orkes tanjidor adalah Kramton dan Bananas (yang merupakan lagu Belanda), Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih, Surilang. Adapun lagu yang terkenal adalah Warung Pojok.
b.           Rinding
Alat Musik Tradisional Desa Beji Desa Beji memiliki alat musik tradisional yang bernama Rinding. Masyarakat Desa Beji meyakini bahwa Rinding merupakan alat musik warisan para leluhur, khususnya Kecamatan Ngawen dan sekitarnya.Bahan baku Rinding adalah bambu. Rinding berukuran panjang sekitar 20 centimeter dan lebar sekitar 5 centimeter. Untuk menghasilkan suara, Rinding dimainkan dengan cara ditempelkan di mulut dan ditiup. Bunyi musik akan tercipta dengan menarik tali berulang-ulang sesuai nada. "Tidak semua orang dapat memainkan Rinding. Orang tua kami mengatakan bahwa Rinding merupakan alat musik untuk menghormati arwah para leluhur," kata Sudiyo (70), sesepuh pengelola Hutan Wonosadi. Rinding hanya dimainkan pada saat acara Sadranan di Hutan Wonosadi. Sadranan merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali setelah panen.(BJ-33)

c.             Rebana
Rebana merupakan alat musik islami, terbuat dari papan kayu pilihan, dibulatkan dengan pisau khusus dan dilobangi dengan mesin bubut dengan desain khusus pula. Pada sisi sebelahnya dipasang kulit yang sudah dikeringkan dan disamak putih.
Eksistensi Rebana di desa Kaliwadas, kecamatan Bumiayu, Jawa tengah berawal dari keuletan Bapak Madali ( alm ) dan Bapak Toip sebagai pembantu dalam membuat alat musik pengiring Sholawat ini pada tahun 1950-an. Saat itu pembuatan rebana boleh dibilang masih sebagai pengisi waktu luang disela – sela kesibukan mereka bertani. Pembeli serta penikmat suaranya yang khas pun masih terbatas orang – orang berusia tua dan di daerah terdekat saja. Jenis rebana saat itu hanya ada 2 macam :
1.            Rebana Syaraka dengan diameter 38 – 39 cm, tinggi 10 cm terbuat dari kayu mangga, laban hingga sawo dan
2.            Rebana Jawa Klasik yang terbuat dari kayu kelapa ( Glugu ) sebagai adaptasi alat musik yang konon dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.




Tahun 1970-an H. Sulaiman ( alm ) seorang pengusaha dari Tasikmalaya yang membuka tokoh aksesoris dari kerang – kerang laut di jalan pasar ikan, Jakarta datang berkunjung. Beliau sempat tertarik melihat ketekunan dan kerajinan Bapak Toip yang notabene ayah kami dalam membuat rebana sehingga kemudian mengajaknya membuka usaha sendiri dan memberinya modal yang kelak menjadi modal gratis !
Kemudian dari tokoh dengan nama “Setia” inilah kemudian rebana dikenal luas. Puncak kejayaannya terjadi pada tahun 1999 hingga sekarang.

d.           Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal ( bernada ganda ) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di pulau Jawa bagian Barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras ( nada ) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah Salendro dan Pelok.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan Modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relic pra – Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda ( abad ke – 12 sampai abad ke – 16 ). Asal – usul terciptanya musik bamboo, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi ( pare ) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang dewi padi pemberi kehidupan ( hirup – hurip ).




Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisah – sisah masyarakat sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman Padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berasal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat dewi Sri turun kebumi agar tanaman Padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bamboo yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam ( awi wulung ) dan bambu putih ( awu temen ). Tiap nada ( laras ) dihasilkan dari bunyi bambunya yang terbentuk bilah ( wilahan ) setiap ruas bamboo dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat Sunda sejak masa Kerajaan Sunda diantaranya sebagai pengunggah semangat dalam pertempuran. Peran angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, sebab itu pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak – anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu – lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang – batang bamboo yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Kemudian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak – arakan atau helaran, bahkan disebagian tempat menjadi iring – iringan Rengkonh dan Dongdang serta Jampana ( usungan pangan ) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar disana. Bahkan sejak 1966, Udjo Ngalagena_ tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras – laras pelog, salendro, dan madenda_mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.


e.             Bonang Barung
Bonang adalah alat musik yang digunakan di Jawa Gamelan. Ini adalah kumpulan gong kecil (kadang – kadang disebut “ ceret” atau “pot” ) ditempatkan secara horizontal ke string dalam bingkai kayu ( Rancak ), baik 1 atau 2 baris lebar. Semua ceret memiliki bos pusat, tapi disekitarnya yang lebih rendah bernada datar yang memiliki kepala, sedangkan yang lebih tinggi memiliki melengkung 1. Masing – masing sesuai untuk pitch tertentu dalam skala yang sesuai. Mereka biasanya memukul dengan tongkat berlapis ( tabuh ).
Bonang dapat dipalsukan terbuat dari perunggu, di las dan dingin dipalu besi, atau kombinasi dari logam. Selain berbentuk gong bentuk ceret, ekonomis dipalu boning yang terbuat dari besi atau plat kuningan dengan mengangkat bos sering ditemukan di Desa Gamelan, di Suriname Gamelan gaya, dan dalam beberapa gamelan Amerika.
Bonang barung yang bernada 1 oktaf dibawah boning panerus, dan juga secara umum mencapai 2 oktaf, kira – kira kisaran yang sama seperti demung dan saron digabungkan. Ini adalah salah satu instrument yang paling penting dalam ansambel, karena memberikan banyak isyarat untuk pemain lain dalam gamelan.
Bagian – bagian yang dimainkanoleh boning barung lebih kompleks dari pada banyak instrument dalam gamelan, dengan demikian, pada umumnya dianggap sebagai instrument mengelaborasi. Kadang – kadang memainkan melodi berdasarkan balungan, meskipun umumnya diubah dengan cara yang sederhana. Namun, juga dapat dimainkan pola yang lebih kompleks yang diperoleh dengan menggabungkan barung dan panerus patters, seperti saling silih bergantinya bagian ( imbal ) dan interpolasi dari pola melodi jerau ( sekaran ). Tunggal, i-berbentuk, baris, boning juga merupakan instrument melodi terkemuka di Sunda Degung. Boning mirip dengan Bali reong.







Kesimpulan
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu berasal. Musik tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun. Musik tradisional sangat banyak perannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi individual, sosial, pendidika, agama dan lain sebagainya. Alat Musik Tradisional ini merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik tradisional juga dapat di kolaborasikan dengan musik moderen yang tidak kala menarik untuk di saksikan.

Saran
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional adalah warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun temurun. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita memiliki kewajiban dalam melestarikan budaya serta mempelajari budaya, terutama budaya Indonesia sendiri, sehingga budaya atau tradisi yang berasal dari Indonesia tidak hilang bersama dengan berkembangnya zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...