animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Selasa, 25 Juli 2017

Hikayat Hang Tuah



Hikayat Hang Tuah

Sinopsis :
      Hang Tuah adalah seorang pemuda miskin. Bapaknya bernama Hang Mahmud dan ibunya Dang Merdu Wati. Mereka hanya tinggal di sebuah gubug gi kampong Sungai Duyong. Bapaknya dulu pernah menjadi hulubalang istana yang handal. Sedangkan ibunya juga merupakan keturunan dayang istana
Banyak penduduk di Sungai Duyung mendengar kabar bahwa raja Bintan adalah raja yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Waktu Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya untuk pergi ke Bintan mendapatkan pekerjaan untuk hidup yang lebih baik di tanah Bintan yang makmur
      Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala hang Tuah. Hang Mahmud seketika terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu Wati lalu langsung memandikan dan melulurkan anaknya.
      Kemudian memberikan anaknya itu kain baju dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu Wati memberikan makan hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan Hang Tuah.
       Besok harinya seperti biasa, Hang Tuah membelah kayu untuk persediann. Tiba – tiba pemberontak datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka – luka. Pemilik took meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampung.
       Negeri Bintan menjadi rusuh itu dan terjadi kekacauan dimana – mana. Semua orang melarikan diri ke kampung kecuali Hang tuah. Lalu pemberontak itu menuju Hang tuah sambil menghunuskan kerisnya.
Ibunnya, Hang Tuah berteriak dari atas toko dan menyuruh anaknya melarikan diri. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah dan menikamnya bertubi – tubi. Dengan sigap, Hang Tuah lalu melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelahlah kepala orang itu dan mati.
       Di lain pihak, sejak berada di Bintan, Hang Tuah muda bertemu dan bersahabat dengan hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Kelima pemuda itu diceritakan selalu bersama – sama.
Hang Tuah dan empat orang kawannya : Hang Jebat, Hang Kasutri, Hang Lekir, dan Hang Lekiu menuntut ilmu bersama Adiputra di Gunung Ledang. Di tempat ini, Hang Tuah telah jatuh cinta pada Melor yaitu putri asli yang tinggal di Gunung Ledang dan menjadi pembantu Adiputra.
      Setelah selesai menuntut ilmu, mereka berlima kembali ke kota Malaka. Pada suatu hari, mereka berhasil menyelamatkan Dato. Bendahara dari amukan seseorang yang berbahaya. Dato Bendahara berterima kasih dan kagum dengan ketangkasan mereka dan mengajak mereka semua ke rumahnya lalu mengajak mereka untuk bertugas di istana.
      Kemudian Hang Tuah dan kawan – kawan sangat disayangi oleh Sultan dan akhirnya Hang Tuah mendapat gelar Laksamana. Waktu mendampingi mengiringi Sultan Malaka ke Majapahit di Pulau Jawa. Hang Tuah juga berhasil membunuh seorang pendekat Jawa bernama Taming Sari
      Dalam pertarungan itu Tarming Sari seorang pendekar yang kebal dari senjata tajam. Tapi, Hang Tuah tahu rahasia kekebalan Tarming Sari terletak pada kerisnya. Lalu Hang Tuah berhasil merampas keris dan membunuh Taming Sari. Keris itu kemudiannya dianugerahkan oleh Betara Majapahit kepada Hang Tuah.  Pemilik keris ini akan menjadi kebal seperti pendekar Jawa Taming Sari.
      Pada suatu hari, Hang Tuah ditugaskan ke Pahang untuk mendapatkan Tun Teja yang akan dijadikan permaisuri Sultan Malaka. Ketika Hang Tuah ke Pahang. Melor turun dari gunung Ledang mencari Hang Tuah.
      Tapi, Melor telah ditawan oleh Tun Ali atas hasutan Patik Karma Vijaya untuk dijadikan gundik Sultan. Atas muslihat Tun Ali juga Hang Tuah yang kembali dari Pahang akhirnya dapat berjumpa Melor.
Namun Sultan melihat perbuatan Hang Tuah itu. Lalu terjadilah fitnah. Maka Sultan menghukum Melor dan Hang Tuah akan dihukum mati, karena dituduh berzina dengan Melor yang telah menjadi gundik Sultan.
Tapi, kenyataannya hukuman mati tidak dilaksanakan oleh Bendahara tapi Hang Tuah disembunyikan di sebuah hutan di Hulu Melaka. Di lain pihak, Hang Jebat dilantik oleh Sultan menjadi Laksamana menggantikan Hang Tuah. Lalu keris Taming Sari telah dianugrahkan kepada Hang Jebat yang dulu adalah kawan dekat Hang Tuah. Hang Jebat menyangka Hang Tuah telah meninggal karena hukuman mati yang dijatuhkan oleh Sultan.
      Kemudian, Hang Jebat atau Hang Kasturi melakukan pemberontakan kepada Sultan dan mengambil alih kekuasaan istana. Tidak seorang pun yang bisa melawan Hang Jebat baik itu pendekar atau panglima yang ada di Melaka, karena Hang Jebat sudah kebal dengan bantuan keris Taming Sari.
Sultan Mahmud terpaksa melarikan diri dan berlindung di rumah Bendahara. Akhirnya, pada waktu itu baginda baru menyesal telah membunuh Hang Tuah yang tidak bersalah. Inilah saatnya Bendahara memberitahu bahwa Hang Tuah masih hidup. Hang Tuah kemudiannya telah dipanggil pulang dan ditugaskan untuk membunuh Hang Jebat.
    Akhirnya Hang Tuah berhasil merampas keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, setelah tujuh hari pertarungan. Lalu Hang Tuah membunuh Hang Jebat. Dalam pertarungan panjang ini, Hang Jebat menjelaskan bahwa dulu dia membela sahabatnya Hang Tuah yang telah difitnah dan dijatuhi hukuman mati oleh Sultan.
      Tapi di lain pihak, Hang Tuah telah membantu Sultan yang sebelum itu menjatuhkan hukuman tanpa bukti yang kuat. Lalu Hang Jebat mengacu pada hadist Abu Bakar, Siddiq R.A bahwa jika seorang Muslim bersalah maka rakyat boleh menjatuhkannya. Berdasarkan alasan tersebut makanya Hang Jebat dulu memberontak pada Sultan dan berusaha menegakkan kebenaran.

Unsur Intrinsik
Tema : Kepahlawanan

Alur : Maju dimulai dari pengenalan tokoh Hang Tuah kemudian permunculan konflik dengan menjadikan Melor sebagai gundik, klimaks dengan jatuhan hukuman mati sampi adanya pemberontakan Hang Jebat, penyelesaian dengan perdamaian Hang Tuah dengan Hang Jebat.

Tokoh : Hang Tuah, Hang Mahmud, Dang Merdu, Sang raja Bintan, Tumenggung, Hang Jebat, Dato.







Perwatakan :
a.  Hang Tuah = Baik, bijak, berwibawa, berani,
b.  Hang Mahmud = Baik, Perhatian
c.  Dang Merdu = Baik, perhatian, lembut
d.  Sang raja Bintan = Baik , sopan, mudah percaya, mudah dihasut,
e.  Tumenggung = Licik, jahat, penghasut
f.   Adiputra : bijaksana, berwibawa

Latar :
a.  Tempat : Sungai Duyung Bintan, Pasar, Istana, Sungai Perak, Pahang, Majapahit, Gunung Ledang
b.  Suasana : Ramai, Tegang, Sepi, Senang, Romantis
c.  Waktu : Pagi, Malam, siang

Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu

Amanat : sebagai pemimpin kita jangan hanya mendengar keterangan dari satu pihak saja, melainkan harus dari kedua pihak yang terlibat masalah, jangan mudah terhasut perkataan orang lain.

Unsur Ekstrinsik
Nilai Agama : mematuhi hukum hukum dalam ajaran-Nya
Nilai Sosial Budaya : mengandung nilai niali adat Melayu Kuno
Nilai moral : mengandung moral moral karakter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...