Unsur Estetis
Tari Tunggal Nusantara
A.
Perkembangan Tari Tunggal Nusantara
Perkembangan tari Nusantara akan lebih mudah
jika dikelompokkan berdasarkan periode masuknya penyebaran agama ke Indonesia
atau berdasarkan perubahan sejarah.
Jika Anda tinggal di Medan, mungkin Anda
pernah menonton pergelaran tari yang berjudul Tari Zapin. Tari ini salah satu
tarian yang mendapat pengaruh dari bangsa Arab. Kata Zapin diambil dari
kata al-zafin yang artinya gerak kaki. Adapun secara
koreografi, perkembangan Tari Zapin tetap menampilkan motif-motif gerak tari
Melayu dan tidak menghilangkan ciri khas gerak berirama dari tari-tarian
Melayu. Dahulu Tari Zapin sering ditarikan hanya oleh seorang penari (tunggal),
tetapi sekarang kadang-kadang dibawakan oleh sepasang laki-laki atau perempuan
dengan laki-laki.
Busana khas Tari Zapin yang unik, demikian
pula jenis tari lainnya yang berasal dari Sumatra, mendapat pengaruh dari
masuknya Islam ke Sumatra, seperti yang dikenakan oleh kebanyakan para
penarinya, yaitu ‘serba tertutup’. Busana wanita terdiri atas kebaya labuh berlengan
panjang, atau baju kurung, dan kain songket panjang atau celana panjang. Adapun
penari laki-laki mengenakan busana kecak musang dan baju kurung teluk
belanga. Baju ini biasa dipakai lakilaki ketika pergi ke masjid untuk
shalat. Bagian depannya terdapat belahan yang berkancing, di sampingnya dibelah
kiri dan kanan, seperti yang Anda kenal sebagai baju koko. Mereka juga
memakai songkok atau peci.
B.
Prinsip Dasar Seni
Bagaimana sebuah tarian dapat
dikomunikasikan? Jawabannya adalah melalui pertunjukan tari. Karya tari adalah
bahasa seorang koreografer dalam mengungkapkan gagasannya, yang disampaikan
oleh penari kepada penonton. Agar bisa menangkap isi yang tersampaikan dalam
sebuah tarian, perlu adanya
pemahaman tentang unsur estetika tari. Mari,
kita kenali dari prinsip mendasar wujud sebuah karya seni tari. Prinsip dasar
seni yang harus menjadi pedoman dalam wujud atau bentuk sebuah karya seni tari
adalah memahami hal-hal berikut.
Unity
Dinamika Transisi
Harmoni
Balance
Kontras
Repetisi
C.
Deskripsi Unsur Tari
Agak sulit menerjemahkan wujud karya seni
tari ke dalam sebuah tulisan yang berwujud fisik atau kebendaan, tetapi di sini
kita akan mencoba mendeskripsikan sebuah wujud imaji ke dalam bahasa.
Akan lebih mencapai sasarannya apabila kita melakukan
langsung sebuah kegiatan dan akan dengan sendirinya menemukan isinya. Namun
demikian, berbekal pembahasan prinsip dasar seni dan berbagai elemen dasar
tari, kita mencoba mengidentifikasi bagaimana sebenarnya unsur estetis pada
tari dapat kita kenali.
Substansi yang pokok pada tari jelas adalah
gerak. Bagaimana nilai keindahan gerak pada tari itu? Jawabnya adalah gerak
yang diekspresikan hasil pengolahan stilasi secara estetik dan artistik.
D.
Unsur Pendukung Tari dari Cabang Seni lainnya
Setiap cabang seni menggunakan media ungkap
yang berbeda. Karya seni tari menggunakan media gerak sebagai substansi
bakunya. Elemen kedua setelah gerak adalah ritme. Ritme pada sebuah tarian
ditimbulkan oleh irama yang keluar dari alat musik ritme yang keluar dari dalam
hati penari ketika menari. Oleh karena itu, ritme merupakan unsur seni musik atau
karawitan musik tradisional. Kedudukan ritme menjadi unsur lain yang mewujudkan
sebuah tarian. Ritme dihasilkan oleh bunyi alat musik yang dimainkan dan
dihasilkan oleh irama gerakan tubuh ketika menari. Jika gerak tari tidak
diiringi
musik atau karawitan pun, di dalamnya tetap
menggunakan unsur ritme, yaitu irama gerak tubuh penari tadi. Selain itu, cabang
seni lain yang menjadi bagian dari pembentuk tari adalah seni rupa, seni peran,
dan penataan pentas artistiknya.
E.
Menampilkan Kreasi Tari Tunggal
1.
Menyusun Sinopsis
Hal apa yang ingin Anda ketahui lebih dulu
pada saat pertama kali masuk ke sebuah gedung pertunjukan yang akan mementaskan
sebuah karya seni tari? Apakah artinya judul tarian ini? Bagaimana bentuk
tariannya? Bercerita tentang
apakah tarian ini? Pertanyaan yang terlintas
mungkin seputar hal tersebut. Maka untuk menuntun penonton pertunjukan tari
pada apa yang akan disajikan, biasanya panita sebuah pertunjukan tari akan
memberikan semacam leaflet, yang di dalamnya berisi tentang susunan
acara identitas tarian dan daftar personal yang mendukung atau memproduksi
pertunjukan tersebut. Sambil menunggu pertunjukan dimulai, penonton dapat duduk
membaca isi leaflet, agar memorinya siap menerima sajian tari secara
utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya