Peran
Tari Mancanegara
Non-Asia
Tari manca negara non-Asia
mempunyai peran sebagai berikut:
1.
Sebagai media ekspresi
2.
Sebagai media komunikasi
3.
Sebagai media berpikir kreatif
4.
Sebagai media mengembangkan bakat
Dalam penyajiannya Tari mancanegara
non-Asia dibawakan oleh seorang penari.
Tari manca negara non-Asia juga dapat dibawakan oleh lebih dari satu orang, secara berpasangan
ataupun massal.
Peranan berasal dari kata peran.
Peran memiliki makna yaitu
seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845) “peranan
adalah bagian dari tugas utama
yang harus dilksanakan”.
Soekanto (1984: 237) “Peranan
merupakan aspek yang dinamis
dari kedudukan (status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia
menjalankan suatu peranan.
Nasution (1994: 74 ) menyatakan
bahwa “peranan adalah mencakup
kewajiban hak yang bertalian kedudukan”. Lebih
lanjut Setyadi (1986 : 29 ) berpendapat ”peranan adalah suatu aspek dinamika berupa pola tindakan
baik yang abstrak
maupun yang kongkrit dan setiap status yang
ada dalam organisasi”.
Usman (2001 : 4 ) mengemukakan “
peranan adalah terciptanya
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan
yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku.
Berdasarkan beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan
bahwa peranan adalah suatu pola tindakan yang
dilakukan oleh aparat desa baik secara individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa.
Menurut (Berlo1961: 153) Analisis
terhadap perilaku peranan
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan: ketentuan
peranan, gambaran peranan, dan harapan
peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam
membawa perannya
A.
Sebagai Media Ekspresi
Tari sebagai media ekspresi
adalah salah satu peran tari selain
sebagai media komunikasi , media berpikir kreatif
dan media mengembangkan bakat . Tari merupakan ekspresi jiwa manusia
yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga
menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai
ungkapan si pencipta tari. Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga dikemukakan
oleh La Meri, di sini
ungkapan dimaksud lebih diubah proporsinya
menjadi bentuk obyektif. Di sisi lain diungkapkan
oleh Soedarsono, tari merupakan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah.
Selanjutnya, pola dan struktur
dari alur gerakan lebih
berirama. Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan
dengan bunyi musik atau gamelan. Di mana bunyi
gamelan diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
Fungsi seni sebagai media
ekspresi adalah fungsi yang utama
dari kehadirannya. Pernah dalam suatu masa, fungsi ini adalah fungsi yang sangat ditonjolkan,
bahkan mutlak, tidak
dapat dicampuri oleh fungsi-fungsi yang lain.
Seakan-akan adalah hal yang tabu bilamana seni itu dicampuri dengan soal dan masalah
lain.
Seni sebagai satu-satunya media
untuk mengekspresikan
isi hati seniman, agar dapat diterima oleh
masyarakat penikmat seni tari, sejak kelahirannya yang pertama hingga sekarang mengalami perkembangan. Dari mula-mula yang
primitif hingga sekarang
seni modern. Namun fungsi utama ini tetap tidak
pernah berubah, semakin terampik dan berbakat seorang seniman menggunakan seni untuk mengekspresikan isi hatinya,
semakin tinggi dan bermutu
seni yang dia hasilkan dan semakin besar pula nama seniman itu. banyak nama-nama besar, baik dalam bidang seni rupa, musik,
tari, karawitan, pedalangan
atau sastra, yang adalah seniman dengan ketrampilan
dan bakatnya dalam mengekspresikan jiwanya
melalui seni. Jadi kebesaran para seniman itu selalu terletak pada fungsi seni.
Manusia mengenal berbagai media
ekspresi. Media ekspresi
yang mengandung unsur artistik itu merupakan seni sedangkan yang tidak mengandung dan mengedepankan unsur artistik
merupakan non seni. Berbagai
media ekspresi itu pada dasarnya merupakan isyarat.
Isyarat itu dapat menggunakan badan atau diri manusia itu sendiri dan isyarat yang menggunakan peralatan.
Adapun isyarat-isyarat yang
menggunakan badan manusia
itu sendiri misalnya dengan mengeluarkan suara
seperti bersiul, berteriak, berkata. Dengan menggerakkan badan seperti melambai, menggeleng, menginjak-injakkan kaki dan
menari. Isyarat yang menggunakan
media misalnya memukul-mukul sesuatu, meniup
sesuatu dan sebagainya.
Apabila sarana-sarana ekspresi
itu disertai unsur artistic maka
terjadilah seni, misalnya berkata yang disertai unsur artistik akan menjadi sastra, baik secara
tertulis atau diucapkan.
Berbunyi yang disertai dengan unsure artistik
akan melahirkan musik dan nyanyi. Gerakan yang disertai unsur artistik akan melahirkan tari.
Demikianlah seni tari sebagai
media ekspresi yang telah membawa
seniman ke puncak kebesarannya. Sebaliknya, berkat seniman yang memanfaatkan seni tari untuk media ekspresinya, maka seni tari
menjadi meningkat makin
maju dan bermutu tinggi.
B.
Sebagai Media Komunikasi
Tari sebagai media media
komunikasi adalah salah satu peran
tari selain sebagai media ekspresi, media berpikir kreatif dan media mengembangkan
bakat . Seni merupakan
alat komunikasi yang halus sebab simbolis yang
terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak
persyaratan untuk
dapat mengungkapkan misi yang akan di sampaikan.
Pengertian apresiasi tidak
terbatas pada kemampuan mengungkap
misi, baik yang menyampaikan atau yang menerima
misi (pemirsa atau pemerhati seni). Pada prinsipnya,
apresiasi seni adalah aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat subjektif, namun bagi kritikus seni penilaian
sebuah karya tetap akan menjurus
pada objektivitas.
Tarian daerah biasanya diciptakan
untuk kepentingan sosial.
Tari ini digunakan sebagai sarana pergaulan, komunikasi dan hiburan. Tarian ini sering
ditampilkan dalam
suatu perayaan. Dengan fungsi tari menjadi dekat rakyat kecil sehingga tarian untuk sosial kebanyakan digunakan tarian rakyat.
Apabila disimak secara khusus,
tari membuat seseorang tergerak
untu mengikuti irama tari, gerak tari, atau unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa,
empati, simpati, dan kepuasan
tersendiri terutama bagi pendukungnya. Tari pada kenyataan sesungguhnya adalah penampilan gerak tubuh, oleh sebab itu tubuh
sebagai media ungkap sangat
penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa
tubuh. Dengan itu
tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk mendapat
makna gerak.
Tari adalah salah satu cabang
seni yang memperoleh perhatian
besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal itu menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni. Sebagai sarana atau media
komunikasi yang universal, tari
menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja. Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia.
Berbagai acara yang ada
dalam kehidupan manusia memnfaatkan tarian untuk
mendukung prosesi acara sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan
juga untuk keperluan upacara
agama dan adat.
Penampilan suatu seni tari
menyampaikan pesan yang ada
dalam setiap gerakannya. Contoh seni tari yang digunakan sebagai media komunikasi yaitu Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan
yang digunakan untuk mengucapkan
selamat datang kepada para tamu. Contoh lainnya
merupakan Tari Topeg Cirebonan, tari ini mengandung
simbol-simbol yang melambangkan berbagai
aspek kehidupan seperti nilai kepemimpinan, kebijaksanaan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup
manusia sejak dilahirkan
hingga menginjak dewasa. Dalam hubungan ini maka seni Tari Topeng ini dapat digunakan sebagai media komunikasi yang sangat
positif sekali.
C.
Sebagai Media Berpikir Kreatif
Tari sebagai media berpikir
kreatif adalah salah satu peran
tari selain sebagai media ekspresi, media komunikasi
dan media mengembangkan bakat . Kecerdasan
manusia meliputi tujuh aspek, yaitu logika, bahasa, visual, kinestik, musik, intrapersonal, dan interpersonal. Ketujuh aspek itu
perlu memperoleh perhatian
yang seimbang dalam pendidikan sehingga murid
akan bisa lebih berpikir kreatif. Seni tari, sebagai salah satu pendidikan seni di
sekolah, dapat mengembangkan
kemampuan dalam aspek kinestik. Seni tari
bisa menjadi sebuah media untuk bisa berpikir kreatif.
Era global yang didominasi oleh
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi membutuhkan individu- individu
yang kreatif dan produktif. Oleh sebab itu, kreatifitas perlu ditumbuhkambangkan khususnya pada anak-anak usia dini, sebab pada
usia itu berlangsung periode
puncak perkembangan kreatifitas. Pada saat inilah
krastivitas secara alamiah muncul sangat tinggi, tercermin dalam perilaku anak yang selalu ingin tahu
dan senang bertanya
serta mempunyai daya khayal tinggi.
Secara umum sudah banyak dipahami
bahwa dalam rangka
mengembangkan kreatifitas, peran pendidik sangatlah
penting. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan
kreatifitas, baik dirumah atau disekolah. Upaya
itu mangacu pada hakekat kretivitas, peranan pendidik dalam pengembangan kreatifitas, dan upaya peningkatan kreatifitas anak pada
usia dini. Anak yang kreatif
dan cerdas tidak akan jadi dengan sendirinya, melainkan harus diarahkan. Salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat
mengembangkan kreatifitas
anak. Disisi lain kreatifitas yang mensyaratkan kebebasan tak akan berkembang apabila si anak tidak diberi kesempatan. Kesempatan
tanpa bataspun dapat berakibat
buruk dan justru tidak menunjang kreatifitas, sebaliknya disiplin yang kaku tanpa toleransi akan berpotensi mematikan kreatifitas.
Oleh sebab itu, kebebasan
dan disiplin harus dimainkan secara serasi agar
dapat mengembangkan potensi secara optimal.
Untuk menjadikan bibit unggul
yang berkualitas suasana kasih
sayang dan stimuli mental diperlukan untuk merangsang
daya kreatifitas anak. Rangsangan itu bias dengan
musik, mengunjungi pameran, menonton pertunjukan
wayang, olah raga dan lain-lain. Aktifitas berkesenian
baik di ruangan kelas ataupun di luar kelas, pada dasarnya dapat merangsang perkembangan jiwa anak. Kelancaran dalam
mengungkapkan perasaan dalam
bentuk seni yang tidak harus mementingkan hasil sebagai tujuan, dapat mendorong fungsi-fungsi jiwa anak berkembang aktif. Fungsi
jiwa anak seperti merasakan,
berfantasi, berfikir, berkehendak dan kemampuan
motorik dalam merespon yang ada, akan terbina
dan melatih kepekaan. Ketajaman inderawi yang diasah melalui kegiatan seni yang mengedepankan proses, pada gilirannya dapat
membantu jiwa anak tanggap
pada lingkungan sekitarnya. Sebab aspek emosional
yang dominan dalam kegiatan seni akan tersalurkan
secara wajar.
Keragaman
rangsang itu dapat memberi
kontak langsung dengan potensi unggul yang dimiliki
anak pada usia dini guna meningkatkan kecerdasan
serta krativitas. Imajinasi merupakan kata kunci
kreatifitas. Tanpa imajinasi kreatifitas tak akan berkembang. Jangan heran, ada banyak penemuan-penemuan
ilmiah yang berawal justru dari imajinasi.
Dalam upaya memberdayakan seni
tradisi sebagai media pengembangan
kreatifitas, selain kesiapan pendidik dan anak
didik beberapa hal yang perlu diperhatian adalah, tersedianya sarana penunjang, lingkungan yang mendukung, memberi kesempatan
bebas, keterbukaan, dan
penghargaan. Jika berbicara seni tradisi akan berhadapan dengan dua substansi yaitu benuk fisik
dan non fisik.
Bentuk fisik merupakan yang terlihat oleh indera
kita seperti, geraknya, komposisi ruangnya, busananya, rias busananya, dsb. Sedangkan bentuk non fisik merupakan isi, spirit,
ceritera, rasa, kesan yang muncul
dari peristiwa seni. Keduanya adalah sumber yang tak akan habis sebagai bahan pengembangan kreatifitas.
Setting budaya jawa yang masih
ada sekarang sebetulnya
mempunyai kekayaan, keragaman seni tradisi yang
luar biasa banyaknya, yang semuanya dapat digunakan
sebagai bahan dalam mengembangkan kreatifitas.
Tradisi kita mempunyai kekuatan yang besar sebab
berada dalam suatu lingkungan, dimana setting kulturnya jelas, yaitu kebudayaan “jawa”. Dan
apabila kita
membicarakan tradisi, jangan terimajinasi dengan pemikiran “tradisi” itu kuno, kolot, ketinggalan
jaman, dan sebagainya.
Tradisi akan selalu berjalan, berkembang
sesuai dengan jamannya. Oleh sebab itu nilai-nilai
yang terkandung di dalam seni, selalumacam - macam pula bentuk, gaya, corak, dan kualitas serta fungsinya. Permasalahannya
adalah; masihkah kita memahami
seni tradisi kita, jangan-jangan kita hidup dalam setting budaya jawa yang mempunyai seni
tradisi banyak, tetapi
kurang mengkaji substansinya, sehingga tumpuannya
hanya pada ragangane saja. Karena kekurang
pahaman kita, lalu menjadi gampang berubah moyak-mayik.
Kalau kita ingin sesuatu yang
esensial, kita harus mau
mancari betul atau mengakaji sedalam-dalamnya. Sebagai contoh; kalau kita akan mengembangkan seni tari tradisi
jawa sebagai sumber kreatifitas,
idealnya kita harus mengaji esensi tari sedalam-dalamnya,
“sastra gendinge” jangan hanya dari sisi
geraknya saja. Sebab kalau hanya dari sisi gerak/jogedanya saja ragangannya
tipis sekali. Gerak dalam tari
tradisi gaya Sala itu terbatas sekali.
Seni tradisi secara mendasar
mempunyai vokabuler-vokabuler yang lalu menyatu dalam keutuhan yang mapan, dan digunakan secara terus
menerus dari generasi
kegenerasi. Keragaman vokabuler inilah kekayaan
tidak ternilai sebagai bahan yang dapat secara leluasa dikembangkan sesuai dengan penafsiran dan kreatifitas masing-masing. Seni
tari apabila dicermati terdiri
dari komponen-komponen, yang masing-masing komponen
mempunyai vokabuler yang berbeda. Diantara komponen
itu al: strukturnya, pendukungnya, geraknya, kostumnya, iringannya, propertinya, tata pentasnya,
pola lantainya,
fungsinya, latar belakang, ceritanya, dll. Dari komponen geraknya, tari tradisi jawa mempunyai vokabuler seperti; tanjak,
lumaksana, srisik, besud, ulap-ulap, sabetan, nikel warti, sembahan dan masih
banyak lagi. Demikian
juga rias busana tari tradisi juga mempunyai
vokabuler, seperti paesan, dodot, supit urang,
panjen, dll. Beruntung sekali, bahwa gerak yang ada dalam seni tradisi jawa tidak ada pembedaan atau klasifikasi berdasar umur, dengan
demikian membuat ruang
gerak kreatif untuk keperluan kreatifitas anak-anak sangat leluasa.
Dalam laku kreatif, sebenarnya
apa saja dapat digunakan sebagai
sumber kreasi, termasuk seni tradisi. Namun yang perlu diperhatikan bahwa vokabuler atau bahan yang telah ada dalam tradisi
merupakan sebagai sarana, sarana
untuk kebutuhan ungkapan atau kepentingan tertentu,
bukan sebagai tujuan. Apabila kita dapat memahami
hal ini, maka perlakuan kita dalam mengolah bahan adalah wilayah kerja yang sangat leluasa,
penuh interpretasi,
serta selalu terformat dalam bingkai nilai yang
aktual. Pengertian kreatifitas dalam pembelajaran seni itu sebenarnya tebanya sangat luas dan
mempunyai modus, sistem,
kerja, achievement, out put berbeda-beda. Keberhasilan sebuah pengembangan
kreatifitas akan
saling berkaitan antara individu dan komunitasnya.
D.
Sebagai Media Pengembangan Bakat
Seni adalah istilah yang identik
dengan keindahan, kesenangan,
dan rekreasi. Saat kita mendengar kata seni
maka yang mungkin muncul dalam benak kita merupakan
suatu karya seni entah berupa benda, musik, bangunan, lukisan atau benda-benda indah lainnya
yang dihasilkan oleh
seorang seniman yang tentunya sangat berbakat
dan mempunyai kreatifitas tinggi.
Tari sebagai media mengembangkan
bakat adalah salah satu
peran tari selain sebagai media ekspresi, media komunikasi dan media berpikir kreatif. Umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa
anak sejak lahir, namun
bakat yang terpupuk sejak lahir akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya walaupun berbakat tetapi tidak dipupuk maka pudarlah bakat
itu. Pendidikan seni tari
yang ideal memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolah.
Bakat merupakan kemampuan alamiah
untuk mendapat pengetahuan
dan keterampilan, baik yang bersifat umum atau
yang bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan
yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya
bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus
apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat
khusus, misalnya bakat akademik, bakat kinestetik,
bakat seni, atau bakat sosial. Berkaitan dengan
adanya perbedaan individual, setiap anak mempunyai
bakat yang berbeda-beda.
Melalui seni tari kita dapat
mengetahui bakat anak dalam bidang
itu. Kemudian kita juga dapat mengembangkan bakat tari itu sehingga dapat meningkatkan kualitas
diri anak itu.
Dengan mempelajari seni tari, para murid dapat mengembangkan bakat dan minatnya untuk memilih karirnya di masa mendatang. Tidak
terbatas menjadi seorang
seniman tari, tetapi bidang pekerjaan lain yang terkait.
Kesenian memberikan ruang yang
luas kepada seseorang
untuk berimajinasi kreatif dan mengembangkan
kreatifitas melalui proses kesenian khususnya
seni tari. Di dalam penelitian yang dilakukan pakar seni, dibuktikan bahwa murid yang mempelajari kesenian pada biasanya
memperlihatkan orisinalitas dan kreatifitas
dalam hal lain. Dengan adanya latihan tari, kita dapat mengukur tingkat respon anak, sensifitas anak hingga minat anak. Biasanya dapat
kita lihat pada raut muka,
tatap mata dan perilaku anak saat latihan ini berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya