animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Selasa, 04 Juli 2017

Makalah Teater Klasik




KATA PENGANTAR



            Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Teater Klasik” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas mata pelajaran “ diskusi seni budaya”
            Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta membuka wawasan pembaca tentang teater klasik itu sendiri.
   Semoga makalah ini  dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku penulis, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun penulisan, untuk itu penulis sampaikan maaf yang sebesar besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyusunan makalah kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.










Taba Penanjung, 01 Maret 2016






                                      Penulis              

DAFTAR ISI



SAMPUL……….………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……..…………………………………………………....ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………......1-2
B.Tujuan……………………………………………...………………….….......2
C. Rumusan Masalah……………………………………………………..……..2

Bab II Awal Sejarah.........................................................................................3-4

Bab III Pembahasan
A. Pengertian Teater Klasik………….…………..……………………………...5
B. Ciri-Ciri Teater Klasik.......……………………………………….………….5
C. Unsur-Unsur Teater Klasik………………..…………………..………..….6-8
D. Fungsi Seni Teater Klasik………………...……………………..…………8-9

Bab IV Penutup
A.       Kesimpulan…………………………..………………………..………..10
B.       Saran………..…….……………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………….………………………………………………11











BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar belakang
Teater merupakan suatu media langsung atau media komunikasi langsung yang djadikan wahana penting dalam menyebarkan kebudayaan dan pemikiran di sepanjang zaman. Teater terkadang mengisahakan tragedi yang begitu menyedihkan yang terkadang memaksa penonoton untuk terhanyut turut menangis dan terkadang pula ada teater yang terkadang menyodorkan pertanyaan kepada publik, akan tetapi ada juga teater yang bisa membuat penontonnya tertawa lebar.
Perubahan struktural dalam substansi teater klasik perlu diciptakan namun tetap mempertahankan secara utuh kaidah pementasan, sehingga bisa terwujud pengalaman baru. Bahkan dalam beberapa kasus, format dan penampilan pementasan harus diubah juga. Masyarakat sekarang sangat berbeda dengan tipe masyarakat ratusan tahun yang lalu. Mereka memiliki tuntutan dan selera yang baru pula. Karena itu, teater mesti menggarap persoalan hidup sehari-hari mereka. Dengan begitu, inovasi semacam itulah yang akan menjamin kelestarian teater klasik dan menjaganya untuk generasi mendatang".
Teater klasik yang kita kenal sekarang lahir dari situasi sosial tertentu yang berbeda dengan kondisi sekarang. Ada banyak peneliti teater yang mengakui bahwa jika teater klasik dipentaskan sesuai dengan format aslinya, tentu tidak akan banyak menarik minat publik. Dan perlahan akan mengubahnya menjadi ragam seni yang layak dimuseumkan.
Teater klasik merupakan bagian dari identitas budaya dan menjadi kekayaan kultural bangsa-bangsa yang berperadaban kuno. Meski demikian sebagian besar pakar seni menilai perlu diadakannya perubahan dalam menampilkan seni pentas tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat modern. Menggali kembali akar sejarah teater klasik merupakan langkah awal untuk menggelar perubahan. Selain itu, mengenal asal-asul dan mencari unsur-unsur asli teater klasik dengan cara memisahkannya dari tendensi sosial dan politik yang melingkupinya di masa lalu merupakan salah satu cara untuk menemukan format dasarnya. Selain itu, memadukan teater klasik dengan sentuhan modern yang lebih inovatif seperti penggunaan tata cahaya, dekorasi, dan musik merupakan salah satu cara untuk membuat seni pentas klasik terlihat makin menarik.
Pementasan teater klasik secara klasik sudah tidak menarik lagi bagi publik modern dan hanya menghibur mereka beberapa jam saja. Karena itu, upaya mempromosikan teater klasik harus diiringi dengan rekonstruksi seni pentas ini. Kehidupan masyarakat klasik dan problematika mereka harus bisa menyusup dalam teater klasik. Sebab hanya dengan cara itulah teater klasik bisa tetap bertahan. Pada makalah ini penulis mengemukakan tentang beragam teater klasik yang ada di Indonesia.

B.          Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1)      Untuk meningkatkan pembelajaran tentang teater klasik
2)      Meningkatkan kemampuan kita dalam berteater klasik, secara baik dan benar. Baik secara lisan maupun tertulis.
3)       Dan supaya menambah keterampilan kalian dalam mengapresiasikan sastra.

C.    Rumusan Masalah
1)      Pengertian teater klasik?
2)      Unsur – unsur teater klasik?
3)      Struktur teater klasik?
4)      Jenis jenis teater klasik?
5)      Ciri-ciri teater klasik?















BAB II
AWAL SEJARAH

Tempat pertunjukan teater klasik pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu di Yunani. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut  amphitheater  (Jakob Soemardjo, 1984). Ribuan orang mengunjungi  amphitheater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater terbaik. Naskah lakon teater  klasik merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para karakternya.
Ciri-ciri khusus pertunjukan pada masa Yunani Kuno adalah: 
*  Pertunjukan dilakukan di amphitheater. 
*  Sudah menggunakan naskah lakon.  
*  Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu tokoh. 
*  Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut, dan kasihan serta cerita komedi yang lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu. 
*  Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator (pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan). 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTNoxwWBdvcclIzO2vzIUUm_uzWXlbpiO7S4K6X7raSSEfHsDBJsi5oOCiUxkOVgTyvk5U5hUQhxHoMYYD7XWjNmxGLI9dCj6LRnCLafGUoX6lm42Xj-NS1ViDyQ2qZQEidTnEb7lbUpc/s1600/Amphitheater.jpg
Gambar Amphitheater 





Pengarang teater Yunani Klasik, yaitu  Aeschylus (525-SM). Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh prontagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.  
Shopocles  (496-406 SM) dengan karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone. Euripides  (484-406 SM) dengan karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops. 
Aristophanes (448-380 SM) penulis naskah drama komedi. Dengan karyanya yang terkenal adalah  Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, The Birds.
Manander (349-291 SM.). Manander menghilangkan koor dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik  dan drama komedi Zaman Renaissance dan Elisabethan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkdldBb1mvwD4pFbPH0svkXMFhG2eVhByommrptqxfilQhtMi1BjQZsm_H771qjkUeRz5TPjDdNQZ0ZnR6Jc5SXeNCUcLnBB2rF0tq5o69wC7LAPa3L6D7oJgJO85qlKj3zNUzgJyRo5w/s1600/Petunjuk+teater+Yunani+Kuno.jpg
Gambar Pertunjukan Teater Yunani Kuno 








BAB III
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Teater Klasik
Teater klasik merupakan teater yang terlahir dari Keraton dan sudah mencapai hasil puncaknya. Teater ini memang dari dulu hingga sekarang masih sangat melekat dengan budaya keraton, seperti pertunjukan wayang golek, wayang orang, serta wayang kulit yang hingga sekarang masih banyak dipentaskan di panggung teater seni, walaupun para peminatnya mulai berkurang.
Teater Klasik adalah suatu perkembangan seni yang telah mencapai tingkat tinggi baik teknis maupun coraknya. Kemapanan dari jenis Teater Klasik ini sebagai akibat dari adanya pembinaan yang terus menerus dari kalangan atas, seperti; Raja, bangsawan atau tingkat sosial lainnya. Oleh karena itu jenis kesenian klasik kebanyakan lahir dilingkungan istana (pusat kerajaan). Untuk jenis teater yang termasuk klasik, misalnya: Wayang Golek (Jawa Barat); Wayang Kulit dan Wayang Orang (Jawa Tengah dan Jawa Timur).
          Cara pementasan Teater Klasik sudah tidak sebebas Teater Rakyat. Teater Klasik harus menuruti aturan-aturan etis (tata kesopanan) dan estetis (nilai keindahan) yang telah digariskan.

B.          Ciri-Ciri Teater Klasik
Adapun beberapa ciri-ciri teater klasik sebagai berikut:
a. Mapan, yaitu sebagian besar lahir dipusat-pusat kerajaan {keraton} dan sudah mencapai hasil puncak.
b. Menggunakan bahasa daerah.
c. Ada unsur nyanyian dan tarian.
d. Diiringi tetabuhaan (musik daerah).
e. Dagelan/banyolan selalu mewarnai.
f. Dilakukan secara improvisasi.
g. Adanya keakraban antara pemain dan penonton.
h. Suasana santai.





C.          Unsur-Unsur Teater Klasik
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu  teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:
1a. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.
1b. Pemain
Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
1c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
1d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
1e. Properti
Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.


1f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
*  Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan.
*  Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga.
*  Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung.
*  Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu:
2a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
*  Produser/ pimpinan produksi
*  Mengurus semua hal tentang produksi.
*  Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.
2b. Sutradara/ derektor
*  Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah.
*  Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan.
*  Mencari dan menyiapkan aktor.
*  Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta crew.
2c. Stage manager
*  Pemimpin dan penanggung jawab panggung.
*  Membantu sutradara.
2d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).

2e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
*  Bagian pentas/tempat.
*  Bagian tata lampu (lighting).
*  Bagian perlengkapan dan tata musik.

D.          Fungsi Seni Teater Klasik
Peranan seni teater klasik  telah mengalami  pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater klasik tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai  seni,  teater klasik tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:
1. Teater klasik sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater klasik  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater  tradisional.
2. Teater klasik sebagai Media Ekspresi
Teater klasik merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater klasik akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater klasik sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar.




4. Teater klasik sebagai Media Pendidikan
Teater klasik adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater klasik dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.






























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.          Kesimpulan
Teater Klasik adalah suatu perkembangan seni yang telah mencapai tingkat tinggi baik teknis maupun coraknya. Kemapanan dari jenis Teater Klasik ini sebagai akibat dari adanya pembinaan yang terus menerus dari kalangan atas, seperti; Raja, bangsawan atau tingkat sosial lainnya. Oleh karena itu jenis kesenian klasik kebanyakan lahir dilingkungan istana (pusat kerajaan).
Teater klasik tidak hanya untuk sebagai hiburan, tetapi juga mempunyai banyak fungsi, seperti sarana upacara, media mengekpresikan diri, saran hiburan, serta sebagai media pendidikan.

B.          Saran
Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat di mata internasional, disini Penulis mengharapkan agar seni tetaer klasik mendapatkan perhatian yang tinggi, baik di kalangan biasa, pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.



















DAFTAR PUSTAKA








Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV.AnekaIlmu

Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo

Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara


1 komentar:

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...