animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Senin, 03 Juli 2017

Keunikan Teknik dalam Karya Seni Kriya Nusantara



KEUNIKAN TEKNIK DALAM KARYA
SENI KRIYA NUSANTARA

Seni Kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang juga dikenal dengan seni kerajinan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Powerdarminta istilah Kriya artinya pekerjaan ( Kerajinan ) tangan, yang artinya barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan bukan mesin, contohnya barang-barang rumah tangga
seperti anyaman, sulaman dan lainnya. Disamping itu terdapat pula istilah Craft berasal dari kata Handicraft yang artinya keahlian, karena dalam pembuatan kerajinan dibutuhkan keahlian dan keterampilan yang sangat tinggi.

A.    Keunikan Gagasan Dan Teknik Dalam Karya Seni Kriya Nusantara
1.     Gagasan Kriya Nusantara
Keragaman karya Kriya Nusantara berdasarkan fungsinya yang dikelompokan menjadi kriya seni dan kriya terapan. Kriya seni juga bisa dikatakan kriya murni yaitu kriya yang semata-mata diciptakan semata-mata sebagai media ekspresi, pemaparan, atau pengungkapan pikiran sekaligus perasaan, cita-cita, dan keinginana melalui bentuk rupa untuk memberi kepuasan batinia. Tujuan utama penciptaan kriya seni adalah untuk mengungkapkan ekspresi jiwa, gagasan dan ideh untuk kepentingan artistic dan estetika tanpa dikaitkan dengan kepentingan praktis.
Kriya terapan adalah kriya yang dapat digunakan untuk kebutuhan atau kepentingan sehari-hari misalnya perabot rumah tangga maka dari itu penciptaannya harus mempertimbangkan berbagai spek seperti fungsi, bentuk dan teknik produksi.
Karya kriya Nusantara memiliki ide gagasan yang beraneragam,banyak diantaranya dengan ciri khas Indonesia yang disesuaikan dengan watak bangsa, letak geografis, dan kemampuan para seniman. Keragaman etnis juga banyak menyumbangkan ide gagasan dalam penciptaan karya kriya Nusantara Indonesia yang benar masih alami dan asli dari Nusantara walau mungkin dalam perkebangannya sudah ada yang dipengaruhi oleh budaya asing seperti Cina, Persia, dan Eropa yang tampaknya memberi perubahan, baik secara intern dan ekstern.


2.     Teknik Karya Kriya Nusantara
Dari saman kesaman masyarakat nusantara memiliki kemampuan menciptakan peralatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup, seperti peralatan rumah tangga, berburuh, mencari ikan dan lain-lain, yang masing-masing dalam berkarya mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda, dimana pennguasaan teknik dan ketersedian peralatan berpengaruh terhadap hasil karya.
Beberapa teknik yang digunakan dalam berkarya kriya diwilayah Nusantara diantaranya ;
a.            Teknik Ukir yaitu membuat benda kerajinan dengan cara membentuk dan mengurangi bahan dengan menggunakan peralatan yang disebut pahat atau tata ukir. Bahan yang diukir antara lain Kayu,batu, tulang atau tembaga, disamping teknik ukir ada juga teknik pahat.
b.            Teknik tenun yaitu membuat benda kerajinan tenun dengan cara menganyam, bahan yang digunakan biasanya berupa benang yang dijalin saling silang disesuaikan dengan motif.
c.             Teknik Cor cara pembuatan benda- benda kerajinan dengan menggunakan cetakan, baha yang akan dicetak terlebih dahulu dilebur agar encer dibuat seperti adonan sehingga dapat dituangkan kedalam setakan, sehingga hasil cetakan menyesuaikan bentuk centakannya, keistimewaan teknik ini memungkinkan dapat dibuat karya lebih dari satu bahkan banyak dengan bentuk yang sama. Bahan yang digunakan biasanya, lilin, gops atau fiberglas.
d.            Teknik Anyam yaitu membuat benda kerajinan dengan cara menganyam. dalam penerapannya disesuaikan dengan motif yang akan dibuat, drngan menggunakan bahan rotan, bamboo dan sejenisnya.








e.             Teknik Batik yaitu memberi hiasan atau motif pada kain dengan menorehkan lilin panas dengan menggunakan canting, kemudian diberi napthol sebagai pewarna, bahan yang dibatik biasanya, kain, kayu dan atau bamboo. Pada umumnya ragam hias membatik di Indonesia mengambil bentuk geometris dan non geometris, dimana bentuk geometris berupa bentuk-bentuk yang menyerupai bentuk-bentuk pada ilmu ukur, seperti segitiga, persegi, lingkaran dan lain-lain. Bentuk non geometris berupa bentuk-bentuk alam, flora, fauna dan lain-lain. Yang pada umumnya diolah dengan cara destilasi atau digayakan sehingga menyerupai bentuk aslinya.
f.              Dan masih banyak teknik lain seiring dengan perkembangan saman.

Karya peninggalan saman kuno yang terbuat dari logam seperti gendering, nekara atau moko yang biasanya digunakan pada upacara baik pesta kawin atau acara kematian dan adat. Ada juga cdrasa atau kapak perunggu, bejana, dan patung yang dipakai bukan untuk keperluan praktis melainkan sebagai benda yang bernilai simbolik ( Magic). Selain itu ada wayang kulit yang sampai sekarang benda ini masih eksis keberadaannya sejak abad ke-15. Sebagai karya Adiluhung sebagai seniman pada saman islam masuk ke Indonesia dan berfungsi sebagai media dakwa . Wayang kulit Purwa yang ada di Jawa tengah dan Jawa timur merupakan
penggambaran tokoh Ramayana dan Mahabrata, yang dibuat dari bahan kulit yang berfungsi sebagai media dkwa penyiaraan agama islam oleh sunan kalijaga. Di Indonesia terdapat wayang kulit Bali, Lombok, Yokyakarta, dll.











1.            Apresiasi Terhadap Keunikan Gagasan Karya Kriya Nusantara Karya kriya pada zaman Prasejarah
berupa perkakas rumah tangga dan benda-benda bertuah yang digunakan dalam prosesi upacara. Yang memiliki sifat tradisional, ritual (suci), simbolik, monoton, anonym (tanpa kejelasan pembuatnya) dan alami. Warna-warna yang digunakan mengandung makna simbolis seperti hitam mengandung arti tragedy, kematian, kegelapan dan ilmu gaib. Putih artinya suci dan bersih, Hijau yang artinya sejuk, tenamg dan alami. Kuning yang artinya matahari, cerah dan sukacita. Merah yang artina api dan panas. Biru artinya tenang atau damai. Ketika agama hindu dan budha masuk ke Indonesia melahirkan corak ragam hias baru sebagai hasil alkulturasi kebudayaan. Dizaman sekarang karya seni kriya lebih banyak berorientasi pada aspek ekonomi.

2.            Apresiasi Terhadap Keunikan Karya Kriya Di Wilayah Nusantara
Sejak zaman prasejarah telah dikenal adanya peralatan yang masih sederhana berupa kapak genggam dan senjata-senjata, belati dan mata tombak yang terbuat dari tulang binatang. Setelah mengenal bercocok tanam pada saman ini ada perkembangan karya kriya untuk keperluan sehari-hari dan juga mengenal teknik pertukangan membuat rumah yang terbuat dari bamboo dan kayu. Dan terdorong membuat kerajinan dari kayu, batu, rotan dan tanah liat, dengan teknik mengukir, menganyam, menenun, dan membentuk.

B.    Keunikan Karya Seni Kriya
Perkembangan seni sangat dipengaruhi oleh pandangan manusia yang dinamis dalam konsep, proses dan keahlian yang beraneka ragam. Setiap masyarakat di wilayah Nusantara memiliki filosofi, pandangan hidup atau cara pandang tentang makna hidup akan mempengaruhi bentuk karya yang mereka ciptakan. Sehingga seni kriya yang dihasilkan oleh daerah-daerah di wilayah Nusantara memiliki keunikan gagasan yang beraneka ragam. Keunikan gagasan tersebut melahirkan jenis-jenis kriya yang muncul di Wilayah Nusantara. Secara garis besar kriya Nusantara terbagi menjadi dua kelompok, kriya seni dan kriya terapan.


Kriya seni adalah kriya yang diciptakan mutlak untuk kebutuhan seni (keindahannya saja yang dinikmati). Sedangkan kriya terapan adalah kriya yang diciptakan selain untuk kebutuhan keindahan juga untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan sehari-hari. Kriya seni lebih bersifat modern, sedangkan kriya terapan lebih tradisional.
Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat Nusantara yang beraneka ragam, maka teknik yang digunakan juga memiliki keunikan masing-masing. Beberapa contoh keunikan teknik dalam menciptakan kriya Nusantara antara lain:
1.            Teknik Ukir : kriya yang dibuat dengan cara mencekungkan dan mencembungkan bahan, biasanya dari bahan kayu.
2.            Teknik anyam: menyusun bahan berupa pita secara tumpang tindih (susup menyusup) sehingga memmbentuk motif tertentu.
3.            Teknik Tenun: menganyam bahan yang berbentuk tali/benang.
4.            Teknik cor: dengan cara mencetak bahan yang bersifat cair.
5.            Teknik batik: menggambar di atas kain dengan alat canting bertinta lilin cair, kemudian diwarnai dengan cara mencelupkannya ke dalam cairan pewarna.


















KESIMPULAN

Seni Kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang juga dikenal dengan seni kerajinan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Powerdarminta istilah Kriya artinya pekerjaan ( Kerajinan ) tangan, yang artinya barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan bukan mesin, contohnya barang-barang rumah tangga
seperti anyaman, sulaman dan lainnya.
          Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat Nusantara yang beraneka ragam, maka teknik yang digunakan juga memiliki keunikan masing-masing. Beberapa contoh keunikan teknik dalam menciptakan kriya Nusantara antara lain:
6.            Teknik Ukir : kriya yang dibuat dengan cara mencekungkan dan mencembungkan bahan, biasanya dari bahan kayu.
7.            Teknik anyam: menyusun bahan berupa pita secara tumpang tindih (susup menyusup) sehingga memmbentuk motif tertentu.
8.            Teknik Tenun: menganyam bahan yang berbentuk tali/benang.
9.            Teknik cor: dengan cara mencetak bahan yang bersifat cair.
10.       Teknik batik: menggambar di atas kain dengan alat canting bertinta lilin cair, kemudian diwarnai dengan cara mencelupkannya ke dalam cairan pewarna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...