animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Selasa, 04 Juli 2017

Naskah dan Lakon

Naskah dan Lakon


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menonton sebuah film atau sinetron, apakah setiap kejadian atau peristiwa yang ada dalam sinetron atau film yang ditonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa yang ada dalam dunia nyata. 
Pada dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari teater, atau disebut juga teater modern. Perbedaan antara sinetron/film dan teater hanya pada latar cerita. Latar cerita sebuah teater adalah pentas/panggung, sedangkan latar cerita sinetron atau film adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah tiruan kejadian atau peristiwa hidup manusia yang disajikan/dilakonkan di atas pentas atau di tempat yang senyatanya dapat dikatakan sebagai sebuah teater. 
Selain sinetron dan film, juga dimengenal istilah sandiwara atau teater yang juga berhubungan dengan istilah teater. Apakah sandiwara atau teater juga merupakan bagian dari teater? Agar dapat lebih memahami sebuah teater, berikut ini akan dipaparkan pengertian teater yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-jenis teater dan unsur-unsur intrinsik yang dapat membangun sebuah teater.  Agar dapat membedakan istilah-istilah yang berhubungan dengan teater, pahamilah istilah berikut:
1) Film adalah lakon atau cerita gambar hidup.
2) Sinetron adalah pertunjukan sandiwara (teater) yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi.
3) Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau cerita (yang dimainkan oleh orang): teater; teater; tonil.
4) Teater adalah seni teater; sandiwara; pementasan teater sebagai sebuah seni atau profesi; teater. 
Pada penjelasan sebelumnya, telah diketahui bahwa sebuah film dan sinetron pada dasarnya juga merupakan sebuah teater. Sebuah teater merupakan tiruan kehidupan manusia yang dilakonkan.







B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
*  Jelaskan pengertian Penulisan Naskah Teater?
*  Jelaskan tentang jenis-jenis teater?
*  Jelaskan tetang unsur intrinsik yang terkanung dalam teater!
*  Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat naskah teater

C.    Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan Makalah ini adalah:
*  Diharakan pembaca mengerti tentang defenisi Penulisan Naskah Teater
*  Mengetahui tentang jenis-jenis teater
*  Mengetahui unsur  intrinsik yang terkandung dalam teater
*  Memahami langkah-langkah dalam membuat naskah teater





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Penulisan
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga sesorang dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut jika mereka memahami lambang grafis tersebut.
Pengertian lain dari menulis adalah melahirkan pemikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Sedangkan menurut burhan Nurgiyanto aktivitas menulis adalah suatu bentuk manifestasi kemampuan atau keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendegar, berbicara dan membaca.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses kegiatan berfikir manusia untuk menghasilkan sesuatu sebagai ungkapan ide, pikiran dan perasaan dirinya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan.

B.    Pengertian Naskah Teater
Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Menurut Imam Suryono Teater adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan teatertik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari teater di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan teater disebut aktor atau lakon. Menurut Molton teater adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand Brunetierre teater haruslah melahirkan kehendak dengan action. Menurut Baltazhar Vallhagen teater adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Menurut Sendarasik naskah teater merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah teater juga sebagai ungkapan pernyataan penulis(play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.
Berdasarkan pengertian diatas naskah teater dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum duterbitkan (pentaskan).


BAB III
PEMBAHASAN

A.    Menulis Naskah Teater
Menulis  naskah teater  berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi ditulis  dengan  bentuk  beris  dan  bait. Cerpen dan  novel  ditulis  dengan  kalimat  yang membentuk  paragraf-paragraf dengan  kutipan  langsung  atau  percakapan. 
Sedangkan,  pada teater ditulis dengan dua bagian. Bagian pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi petunjuk  pemanggungan, misalnya  ketentuan  gerak, mimik para  pemain  teater  atau  situasi panggung. 

B.    Jenis –Jenis Teater
Teater menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
a. Teater Baru/Teater Modern
Teater baru adalah teater yang memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh teater baru/modern adalah sinetron, opera, dan film.  
b. Teater Lama/Teater Klasik
Teater lama adalah teater khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh teater tradisional/klasik, seperti  lenong (pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan). 









Teater menurut   kandungan isi ceritanya, yaitu:
*  Teater komedi adalah teater yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 
*  Teater tragedi adalah teater yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 
*  Teater tragedi-komedi adalah teater yang ada sedih dan ada lucunya. 
*  Opera adalah teater yang mengandung musik dan nyanyian. 
*  Dagelan/Lelucon adalah teater yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. 
*  Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 
*  Pantomim adalah teater yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 
*  Tablo adalah teater yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 
*  Passie adalah teater yang mengandung unsur agama/relijius. 
*  Wayang adalah teater yang pemain teaternya adalah boneka wayang.

C.    Unsur Intrinsik Teater
Saat menyaksikan sebuah teater yang dilakonkan, emosi pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah teater tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk menghidupkan teater tersebut. Untuk dapat menulis naskah teater yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah naskah teater. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur intrinsik teater. Unsur-unsur intrinsik teater, yaitu :
1. Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.  
a. Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan teater, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.

b. Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, teater bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok. 
c. Puncak, 
Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga  menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat berdebar, penasaran  ingin mengetahui penyelesaiannya.
d. Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah teater berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong  penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
2. Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam teater. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh teater disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.
3. Dialog
Ciri khas suatu teater adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah teater harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Disebut dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Selain dialog, dalam teater juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).




4. Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah teater. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku).
5. Latar atau setting
Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
6. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam teater. Tema dikembangkan melalui alur teatertik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema teater misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.
7. Amanat 
Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat.  Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral  yang bermanfaat  yang terdapat   dalam teater. Amanat dalam teater bisa diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan teater dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan lebih mudah ditangkap jika teater tersebut dipentaskan.  

D.    Langkah Menulis Teater
1. Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam  penulisan naskah, baik puisi, prosa, maupun teater. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam teater. Tema dikembangkan melalui alur teatertik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema teater misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kesedihan. Kriteria tema yang baik yaitu:
a. Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
b. Tidak menyinggung SARA
SARA adalah  kependekan dari suku, agama, ras, dan antar golongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
c. Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya
Tema  sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah teater. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah teater. Pada materi ini, kita akanmempelajari cara membuat naskah teater satu babak. Satu babak dalam naskah teater terdiri atas beberapa adegan. Sebuah teater terdiri atas beberapa babak. Babak adalah bagian besar dalam suatu teater atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.
3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
a. Saat pertama kali belajar naik sepeda, 
b. Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar, 
c. Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit. 
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa.  Satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi kerangka dasar.  Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi  sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah disusun kemudian dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka  naskah yang selanjutnya  disusun menjadi naskah teater satu babak.  Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu : 
a. Pendahuluan 
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas,  dan ringkas kepada para pembaca. 


b. Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit, 
c. Penyelesaian 
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis teater telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah  naskah teater satu babak.

























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.          Kesimpulan
Teater dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum duterbitkan (pentaskan).
Menulis  naskah teater  berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi ditulis  dengan  bentuk  beris  dan  bait. Cerpen dan  novel  ditulis  dengan  kalimat  yang membentuk  paragraf-paragraf dengan  kutipan  langsung  atau  percakapan. 
Sedangkan,  pada teater ditulis dengan dua bagian. Bagian pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi petunjuk  pemanggungan, misalnya  ketentuan  gerak, mimik para  pemain  teater  atau  situasi panggung. 

B.          Saran
Sebelum menulis atau membuat sebuah naskah atau lakon suatu teater sebaiknya kita melihat temanya terlebih dahulu, karena tema merupakan suatu landasan utama pada sebuah cerita teater. Dalam penulisan lakon teater harus memperhatikan keadaan-keadaan unsur-unsur di dalamnya.

















DAFTAR PUSTAKA

http://bersaha.blogspot.com/2012/06/pengertianteater.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...