KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Puji serta syukur senantiasa kami
panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang ditentukan.
Makalah ini sengaja kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah
ini kami susun pula agar kita bisa lebih mengetahui dan memahami apa yang
disebut dengan kenakalan remaja, mengapa remaja di desa Keresek sering
melakukan kenakalan remaja, dan cara mengatasi kenakalan-kenakalan yang
dilakukan oleh para remaja di Desa Keresek.
Sebagai penulis,kami menyadari bahwa
makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan materil dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penyusunan makalah ini mungkin jauh
dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya
dan bagi penulis khususnya.
Bengkulu
Tengah, Februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang..................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3
Tujuan
Penelitian................................................................................................. 2
1.4
Metode Penelitian................................................................................................ 2
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Kenakalan
Remaja................................................................................. 3
2.2
Bentuk dan Aspek-Aspek Kenakalan Remaja........................................................... 4
2.3
Karakteristik Remaja
Nakal................................................................................... 5
2.4
Faktor dan Penyebab Terjadinya Perilaku Kenakalan Remaja................................... 7
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
Waktu dan
Tempat.............................................................................................. 9
3.2
Populasi dan
Sampel............................................................................................ 9
3.3
Analisis
Data....................................................................................................... 9
3.4
Solusi
Masalah................................................................................................... 12
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan......................................................................................................... 13
4.2
Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa,
dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses
wajar dalam hidup yang berkesinam bungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang
harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki
ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang
paling rawan dalam proses kehidupan ini.
Telah kita ketahui bahwa kenakalan
remaja itu sangat menurunkan moral pada diri kita, bahkan pada bangsa kita.
Oleh sebab itu, kita sebagai penerus bangsa ini, harus peduli dengan
moral-moral remaja yang sudah bertolak belakang dengan aturan agama. Seperti
tawuran antar pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas
yang tidak ias mengontrol diri kita masing-masing, sehingga menimbulkan masalah
yang sangat fatal, untuk diri kita maupun orang-orang disekeliling kita.
Dikalangan pelajar, makin banyak
yang terjerumus oleh kenakalan remaja.Umumnya bagi pelajar di kalangan menengah
pertama dan menengah atas. Artinya, usia tersebut ialah usia yang
masih produktif yang sedang mengalami yang namanya pubertas atau beranjak
dewasa.
Karena semakin banyak yang
terjerumus, maka ini sudah menjadi hal wajar, khususnya dikalangan pelajar pada
saat ini. Dari kebiasaan buruk inilah kenakalan remaja dikalangan pelajar
semakin meningkat.Apalagi pelajar yang sudah tergabung ke dalam lingkungan yang
di dalamnya adalah orang-orang yang mengalami hal buruk ini.
Remaja adalah generasi penerus, bagi
agama, negara, dan juga lingkungan sekitarnya. Tingkah laku yang disiplin,
pandai, ramah, dan berbudi pekerti luhur. Dibutuhkan untuk dapat
dijadikan contoh pada kehidupan yang mendatang. Setelah kita mengetahui peran
penting remaja tersebut. Kiranya, kita patut melihat pergaulan remaja di
lingkungan sekitar kita. Remaja yang boros, egois, pembangkang, ugal-ugalan,
serta acuh, masih mendominasi pergaulan remaja sekarang ini. Apakah ini para
generasi muda untuk masa depan? Apakah salah bila kita menyebut hal tersebut
sebagai kenakalan remaja? Tentu saja tidak, hal tersebut memang kenakalan
remaja. Berdasarkan hal tersebut, kami tertarik untuk mengangkat
persalahan ini menjadisebuah makalah yang berjudul “ Memahami Maraknya Perilaku
Kenakalan Remaja Di SMAN 3 Garut.”
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
maka timbul rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan kenakalan remaja
2. Mengapa
remaja di SMAN 3 Garut sering melakukan kenakalan remaja ?
3. Apa
saja akibat yang ditimbulkan oleh para pelaku kenakalan remaja ?
4. Hukuman
apa yang diberikan kepada para pelaku kenakalan remaja sesuai hukum yang
berlaku di Indonesia?
5. Bagaimana
peran serta orang tua dan sekolah dalam mengatasi dan meminimalisasi perilaku
kenakalan remaja ?
1.3 Tujuan
Penelitian
Pembuatan makalah ini bertujuan agar kita bisa lebih
mengenal apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja, dan mengetahui dampak
negatif dari kenakalan remaja. Sehingga kita atau para remaja tidak terjerumus
dan tidak melakukan salah satu dari perilaku kenakalan remaja tersebut.
1.4 Metode Penelitian
Untuk dapat menyusun makalah ini,kami mengumpulkan bahan
dan cara dari :
1. Studi
pustaka
2. Lembar
kuesioner
3. Penelitian
secara langsung / observasi langsung ke lapanga
4. Wawancara
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Kenakalan Remaja
Pasal 1 UU No. 3 tahun 1997 tentang
Pengadilan anak, disebutkan bahwa yang dimaksud anak adalah orang yang dalam
perkara anak nakal telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18
tahun dan belum pernah kawin (ayat 1). Sedangkan pengertian anak nakal
adalah anak yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan perbuatan
yang dinyatakan terlarang bagi anak baik menurut peraturan perundang-undangan
maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan (ayat 2).
2.2.1
Menurut etimologi
Kenakalanberasaldari kata nakal yang
berarti melakukan perbuatan yang kurangbaik ,tidakmenurut, atau suka
mengganggu. Sedangkan remaja dengan nama latin adolescene adalah individu yang
sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan
ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat baik dilihat dari fisik, psikis
maupun sosial. Jadi kenakalan remaja adalah sikap remaja yang berperilaku
kurang baik dan menentang aturan yang ada.
2.2.2 Menurut terminologi
Menurut Kartono ,Ilmuwan Sosiologi,
Kenakalan Remaja merupakan gejala social pada remaja yang disebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk prilaku yang
menyimpang.
Menurut Santrock, Kenakalan remaja
merupakan kumpulan dari berbagai perilaku-perilaku remaja yang tidak dapat
diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Dari pendapat-pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kenakalan remaja adalah
kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat
mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.
2.2 Bentuk
dan Aspek – aspek Kenakalan Remaja
Jensen (dalam Sarwono, 2002) membagi
kenakalan remaja menjadi empat bentuk yaitu :
a. Kenakalan
yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:perkelahian,
pelecehan,
perampokan, pembunuhan, dan lain- lain.
b.
Kenakalan yang meninbulkan korban materi: perusakan, pencurian,
pencopetan,
pemerasan dan lain- lain.
c.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:
pelacuran,
penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas.
d.
Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar
dengan cara membolos, minggat dari rumah, membantah perintah.
Menurut
Hurlock (1973) kenakalan yang dilakukan remaja terbagi dalam empat bentuk,
yaitu:
a. Perilaku
yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
b. Perilaku
yang membahayakan hak milik orang lain, seperti merampas,
mencuri,
dan mencopet.
c.
Perilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orangtua dan
guru seperti membolos, mengendarai kendaran dengan tanpa surat izin, dan kabur
dari rumah.
d.
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti mengendarai
motor dengan kecepatan tinggi, memperkosa dan menggunakan senjata tajam.
Dari beberapa bentuk kenakalan pada
remaja dapat disimpulkan bahwa Semuanya relatif menimbulkan dampak negatif yang
tidak baik bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta lingkungan sekitarnya.
Adapun aspek-aspeknya diambil dari pendapat Hurlock (1973) & Jensen (dalam
Sarwono, 2002). Terdiri dari aspek perilaku yang melanggar aturan dan
status, perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, perilaku
yang mengakibatkan korban materi, dan perilaku yang mengakibatkan korban
fisik.
2.3 Karakteristik
Remaja Nakal
Menurut Kartono (2003), remaja nakal
itu mempunyai karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja tidak nakal.
Perbedaan itu mencakup :
a. Perbedaan
struktur intelektual
Pada umumnya inteligensi mereka
tidak berbeda dengan inteligensi remaja yang normal, namun jelas terdapat
fungsi- fungsi kognitif khusus yang berbeda biasanya remaja nakal ini
mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk
ketrampilan verbal (tes Wechsler). Mereka kurang toleran terhadap hal-hal yang
ambigius biasanya mereka kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang lain
bahkan tidak menghargai pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai cerminan
dari diri sendiri.
b. Perbedaan
fisik dan psikis
Remaja yang nakal ini lebih “idiot
secara moral” dan memiliki perbedaan cirri karakteristik yang jasmaniah sejak
lahir jika dibandingkan dengan remaja normal. Bentuk tubuh mereka lebih kekar,
berotot, kuat, dan pada umumnya 17 bersikap lebih agresif. Hasil penelitian
juga menunjukkan ditemukannya fungsi
fisiologis
dan neurologis yang khas pada remaja nakal ini, yaitu: mereka kurang bereaksi
terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan ketidakmatangan jasmaniah atau
anomali perkembangan tertentu.
c. Ciri
karakteristik individual
Remaja yang nakal ini mempunyai
sifat kepribadian khusus yang menyimpang, seperti
:
1)
Rata-rata remaja nakal ini hanya berorientasi pada masa sekarang,
bersenang-senang
dan puas pada hari ini tanpa memikirkan
masa depan.
2)
Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional.
3)
Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal,
sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan, dan
tidak bertanggung jawab secara sosial.
4)
Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan tanpa berpikir yang
merangsang
rasa kejantanan, walaupun mereka menyadari besarnya risiko dan bahaya yang
terkandung di dalamnya.
5)
Pada umumnya mereka sangat impulsif dan suka tantangan dan bahaya.
6)
Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.
7)
Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri sehingga mereka menjadi
liar
dan jahat
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa remaja nakal biasanya berbeda dengan remaja yang tidak nakal.
Remaja nakal biasanya lebih ambivalen terhadap otoritas, percaya diri,
pemberontak, mempunyai control diri yang kurang, tidak mempunyai orientasi pada
masa depan dan kurangnya kemasakan sosial, sehingga sulit bagi mereka untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
2.4 Faktor
dan Penyebab Terjadinya Perilaku Kenakalan Remaja
Faktor yang paling berperan
menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga
yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang
baik, karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan menuju
teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok
lebih menentukan perilaku remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada
dalam keluarga dan masyarakat. Sedangkan penyebab terjadinya kenakalan remaja
yaitu :
a. Kenakalan
remaja dari faktor genetik
Genetik mungkin memainkan faktor
dalam kenakalan remaja, tetapi hanya dapat membentuk kecenderungan terhadap
perilaku, sementara asuhan atau ketiadaan pengawasan dan bimbingan dapat
menciptakan kondisi yang memicu perilaku nakal.
b. Kenakalan
remaja dari diri individu
Mayoritas kejahatan remaja yang
sangat dilakukan oleh laki-laki, dan biasanya remaja ini berasal dari latar
belakang yang mendukung konsep kekuasaan dan agresi menjadi karakteristik
maskulinitas. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan mengendalikan impuls yang
buruk juga faktor-faktor yang cenderung berkontribusi terhadap keterlibatan
remaja dalam melakukan kejahatan. Remaja yang mengalami hal ini akan semakin
parah karena perkembangan akademik yang lambat dan akhirnya sulit meraih
prestasi akademik dan mendapat pekerjaan yang lebih layak.
Gangguan perilaku karena kurangnya
perhatian dan ketidakmampuan belajar juga dapat berkontribusi terhadap
peningkatan risiko ikut ambil bagian dalam kegiatan melanggar ketertiban
sosial. Misalnya, ikut balapan liar dan tawuran.
c. Kenakalan
remaja akibat pengaruh keluarga
Keluarga
yang dipenuhi dengan konflik dan pengawasan yang tidak memadai sering disebut
sebagai penyebab kenakalan remaja. Anak-anak yang dibesarkan di rumah orang tua
tunggal lebih cenderung menjadi pelaku kenakalan remaja. Namun hal itu bisa
saja terjadi pada remaja yang tinggal di rumah dengan orangtua yang
lengkap, apabila kedua orang tua terlalu sibuk atau tidak memberi perhatian
yang cukup mengawasi dan membimbing anak.
Pola asuh yang terlalu permisif juga dapat mengakibatkan kenakalan remaja. Anak-anak yang diberi banyak keistimewaan yang merupakan bagian orang dewasa pada usia dini, seperti bebas keluar rumah layaknya orang dewasa memungkin anak kehilangan kontrol dalam berhubungan dengan dunia luar. Ironisnya, remaja yang terlalu diawasi secara ketat dan sering mendapat hukuman keras dari orang tua juga dapat melakukan kenakalan remaja. Hukuman yang keras dapat membuat kemarahan di dalam diri remaja yang mendorong mereka untuk mendapat kebebasan di luar yang akhirnya kebablasan.
Sementara orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentuka perilaku remaja, saudara juga dapat menjadi alasan di balik kenakalan remaja. Remaja yang memiliki saudara yang memiliki perilaku agresif atau kriminal kemungkinan membuatnya berpartisipasi dalam perilaku yang sama. Kakak yang bandel bisa saja memaksa adik-adik untuk berpartisipasi dalam melakukan kejahatan. Atau, tekanan dari saudara dapat membuat mereka terbiasa terhadap perilaku kekerasan.
Pola asuh yang terlalu permisif juga dapat mengakibatkan kenakalan remaja. Anak-anak yang diberi banyak keistimewaan yang merupakan bagian orang dewasa pada usia dini, seperti bebas keluar rumah layaknya orang dewasa memungkin anak kehilangan kontrol dalam berhubungan dengan dunia luar. Ironisnya, remaja yang terlalu diawasi secara ketat dan sering mendapat hukuman keras dari orang tua juga dapat melakukan kenakalan remaja. Hukuman yang keras dapat membuat kemarahan di dalam diri remaja yang mendorong mereka untuk mendapat kebebasan di luar yang akhirnya kebablasan.
Sementara orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentuka perilaku remaja, saudara juga dapat menjadi alasan di balik kenakalan remaja. Remaja yang memiliki saudara yang memiliki perilaku agresif atau kriminal kemungkinan membuatnya berpartisipasi dalam perilaku yang sama. Kakak yang bandel bisa saja memaksa adik-adik untuk berpartisipasi dalam melakukan kejahatan. Atau, tekanan dari saudara dapat membuat mereka terbiasa terhadap perilaku kekerasan.
d. Kenakalan
remaja akibat pengaruh sosial dan pergaulan buruk
Kemiskinan
turut ambil bagian sebagai penyebab kenakalan remaja. Setidaknya hal itu,
sering ditemukan dalam studi sosial. Kemiskinan dapat berkontribusi
terhadap kenakalan remaja karena mereka lebih memilih jalan, bahwa mencuri
merupakan cara untuk bertahan hidup. Tentu saja, tidak semua remaja yang
berasal dari keluarga miskin menggunakan cara ini.
Bagi
banyak remaja, hidup dalam kemiskinan juga berarti tinggal di lingkungan
berbahaya yang rentan terhadap kekerasan dan kegiatan kriminal. Artinya, mereka
berada di lingkungan yang salah yang akan memperparah keadaan mereka. Beberapa
kesulitan terkait dengan kemiskinan juga dapat menyebabkan kenakalan remaja,
barangkali bukan mencuri, munkin saja dalam bentuk lain, misalnya bolos
sekolah, atau berkeliaran di luar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Awalnya,
mereka mungkin dapat mempertahankan perilaku baik, namun jika kesulitan
berkepanjangan, mereka rentan untuk melakukan tindakan melakukan kejahatan.
Seiring dengan kemiskinan, hidup
dalam komunitas geng menjadi alasan sosial lain di balik kenakalan remaja.
Banyak anak merasa perlu menjadi bagian kelompok dan geng untuk memenuhi
kebutuhannya. Bagi mereka, bergabung dengan geng dapat memberi rasa keluarga
dan persahabatan. Sayangnya, keterlibatan geng hampir selalu meliputi kegiatan
ilegal yang melibatkan kejahatan seperti pencurian, distribusi narkoba dan
kekerasan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Waktu
dan Tempat Penelitian
Table
3.1 Jadwal dan macam-macam kegiatan penelitian
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
1.
|
Wawancara
|
16 - 01 - 2020
|
10.00 – 11.00
|
Kantor polisi
|
2.
|
Pembagian Lembar Kuesioner
|
20 - 01 – 2020
27 – 01 - 2020
|
10.15 – 10.30
|
Sekolah
|
3.
|
Observasi
|
27 - 01 - 2020
|
10.15 – 10.30
|
Sekolah
|
3.2 Populasi
dan Sampel
Dalam penelitian yang kami lakukan,
kami meneliti kelas XI IPA sebagai populasi dalam penelitian ini, yang
seluruhnya berjumlah 5 kelas. Adapun untuk lebih spesifiknya kami mengambil
satu sampel dari populasi yang sudah kami tentukan yaitu berjumlah :
Jumlah
siswa kelas XI IPA : 38 x 5 = 190 orang
Sampel
: 190 x 50% = 95 0rang + 1 = 96 orang
Jadi
sampel keseluruhan yang kami teliti berjumlah 96 orang.
3.3 Analisis Data
Tekhnik analisis yang digunakan
adalah dengan cara membuat tabel dan uraian dari hasil wawancara, lembar
kuesioner maupun observasi yang kami peroleh.
Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang analisis data, dalam makalah ini akan dibahas
hasil penelitian yang kami lakukan, yaitu sebagai berikut :
3.3.1 Hasil wawancara
Berdasarkan pertanyaan yang kami
ajukan kepada pihak kapolsek Cibatu, menghasilkan jawaban sebagai berikut :
Menurut
pihak kepolisian, jadi hukuman yang pantas diberikan pada remaja yang melakukan
kenakalan remaja yang cukup parah dan memakan banyak korban jiwa maka berlaku
hukum pidana. Namun apabila perilaku kenakalan remaja yang dilakukan masih
dalam batas wajar, maka akan dikembalikan kepada pihak orang tua. Untuk remaja
yang memakai senjata tajam, misalnya digunakan dalam tawuran yang sudah
direncanakan sedang menimbulkan kematian, maka akan diancam dengan pasal 338
KUHP dan masuk dalam ranah peradilan yang lebih lanjut .
Adapun upaya yang dilakukan untuk
mengatasi dan meminimalisasi kenakalan remaja, dapat dilakukan upaya secara
preventif yaitu mengadakan pembinaan secara rutin ke setiap sekolah dan
organisasi kepemudaan.
Misalnya
dengan cara melakukan razia hand phone, razia senjata tajam,
dilakukan pemberdayaan terhadap remaja untuk kegiatan yang lebih
positif, dan memberikan peluang kepada remaja untuk menyalurkan bakat kearah
yang positif .
Dari tahun ke tahun, peningkatan
kasus kenakalan remaja ini bisa dibilang relatif, karena terjadinya kenakalan
remaja sebenarnya mengikuti trend zaman dan majunya teknologi.
3.3.2 Hasil kuesioner
Tabel
3.2 Hasil lembar kuesioner
Melakukan
kenakalan
Remaja
|
Jumlah
|
Persentase
|
YA
|
52
Orang
|
54
%
|
TIDAK
|
44
Orang
|
46
%
|
Berdasarkan data di atas, kenakalan
remaja yang pernah dilakukan oleh para pelaku kenakalan remaja seperti, tawuran
(kenakalan yang menimbulkan korban fisik bagi diri sendiri da orang lain);
merusak fasilitas sekolah (kenakalan yang menimbulkan korban materi); seks
bebas, balapan liar, dan merokok (kenakalan yang tidak menimbulkan korban dari
pihak lain); mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi tanpa
memiliki SIM (kenakalan yang membahayakan diri sendiri dan orang
lain); bolos sekolah, kabur saat jam pelajaran masih berlangsung, dan tidak
mengerjakan tugas sekolah (kenakalan yang melawan status).
Berdasarkan hasil lembar kuesioner,
faktor-faktor yang menyebabkan mereka melakukan kenakalan remaja, diantaranya :
a. Rasa
ingin tahu dan tingkat penasaran yang tinggi.
b. Coba-coba.
c. Pengaruh
teman sepergaulan atau cara bergaul yang salah.
d. Ingin
mencari pengalaman.
e. Masalah
dalam keluarga.
Adapun tempat – tempat yang sering
dijadikan untuk melakukan kenakalan remaja (misalnya merokok) di lingkungan
SMAN 3 Garut yaitu :
- Toilet
siswa.
- Kelas
kosong.
- Di
mushola sekolah (Miftahul Ulum).
- Di
belakang sekolah, dekat pembuangan sampah.
- Di
sanggar Pramuka.
- Di
kantin sekolah.
3.3.3 Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang
kami lakukan di kelas XI IPA, terbukti bahwa sebagian siswa pernah melakukan
beberapa bentuk kenakalan remaja, yang kebanyakan merugikan diri sendiri.
3.4 Solusi Masalah
Melihat faktor penyebab di bab 2
mengenai kenakalan remaja, ternyata perlu solusi sebagai berikut :
a. Pemahaman
dan dasar agama harus kuat . Apapun agamanya harus diterapkan sejak dini, sebab
agama selalu mengajarkan akhlak dan moral yang mampu menjadi landasan hidup dan
pedoman dalam kehidupan.
b. Meningkatkan
EQ, sehingga bisa mengendalikan fikiran dan emosi, agar tidak mudah terpengaruh
dan tidak mudah terjerumus dalam perilaku kenakalan remaja itu sendiri.
c. Perlunya
perhatian lebih dan lingkungan sekitar seperti peran keluarga, teman, guru dan
yang lainnya, sehingga tidak merasa sendiri, yang menyebabkan keputusasaan.
d. Menganggap
bahwa masalah adalah hal yang lumrah, sehingga tidak muncul pemikiran negatif,
yang menjurus ke hal negatif pula, seperti kenakalan remaja yang kini marak
terjadi.
e. Perlu
adanya filterisasi dalam masalah bergaul, sebab kebanyakan dari salah gaul akan
menimbulkan kenakalan remaja.
f. Keluarga
atau lebih tepatnya orang tua, harus lebih pandai mendidik anak dari sejak
kecil. Orang tua juga harus pintar – pintar menyembunyikan masalah yang sedang
dialami dari hadapan anak
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja
adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan
yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Kenakalan
remaja yang banyak terjadi di lingkungan siswa kelas XI IPA SMAN
3 Garut adalah tawuran, balapan liar, merusak fasilitas sekolah, seks
bebas, merokok, bolos sekolah, kabur saat jam pelajaran masih berlangsung,
tidak mengerjakan tugas, mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi
tanpa memiliki SIM (khususnya dikalangan pelajar yang belum cukup usia 17
tahun).
Beberapa faktor yang
mempengaruhi kenakalan remaja disebabkan oleh faktor keluarga
yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang
baik, karena pada masa ini remaja mulai melakukan aktivitas diluar rumah untuk
bermain dengan teman sebaya Dalam mengatasi dan mencegah tejadinya
kenakalan remaja sangat diperlukan peran dari orang tua, guru, dan
lingkungan. Disini orang tua perlu memitigasi gerak-gerik anak. Kasih
sayang dan perhatian dari orang tua juga dibutuhkan dalam mengatasi
dan mencegah kenakalan remaja. Sedangkan yang paling penting dalam
mencegah ataupun mengatasi kenakalan remaja itu sendiri adalah
kepribadian dari remaja tersebut.
4.2 Saran
Sebagai remaja yang masih dalam
kondisi labil yang banyak menyerap pengaruh dari
luar, remaja harus lebih pandai mengendalikan diri dalam
bertindak tentunya sesuai dengan norma yang berlaku. Dalam
bergaul pun setiap remaja harus bisa menentukan mana yang membawa pengaruh baik
dan mana yang membawa pengaruh buruk dalam kata lain perlu adanya filtrasi yang
ditanamkan pada diri pribadi tanpa menyinggung perasaan orang lain. Dalam
hal ini, sikap tenggang rasa pun tidak boleh dilupakan supaya tidak
terkesan panatik dan lebih mengutamakan ego.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Gazali. 1976. Tentang Filsafat
Akhlak. Bandung: Al-Maarif.
Al-Ghifari, Abu. 2004.Kudung Gaul.
Bandung: Mujahid
Matdon dan Deddy Koral.
2002. Persetubuhan Batin. Bandung: Angkasa.
Webber,Christine.2005. 9 Langkah
Meraih Kebahagiaan Hidup.Jogyakarta:Platinum.
www.AsianBrain.com. Kenakalan
Remaja. 2009.
www.h4b13.wordpress.com. Hal-hal
yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan Remaja. 2008.
www.mathedu-unila.blogspot.com. Pengertian
Kenakalan Remaja. 2008.
www.ubb.ac.id. Kenakalan
Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan. 2009.
www.wikimu.com.
2009.
www.wisnucahyono.wordpress.com.
Kiat Pokok Mengatasi Kenakalan Remaja.2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya