KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran “Pendidikan Agama Islam“ ini
yang berjudul “Menghindari Diri Dari
Perilaku Tindak Kekerasan ”
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “Menghindari
Diri Dari Perilaku Tindak Kekerasan” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Taba Penanjung, 19 Januari 2019
Penulis
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran
(penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau
dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga
batas tertentu tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan,
tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman
terhadap binatang. Istilah “kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif
untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap
masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
Kekerasan pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk,
yaitu:
1. kekerasan sembarang, yang mencakup kekerasan dalam
skala kecil atau yang tidak terencanakan.
2. kekerasan yang terkoordinir, yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak. seperti yang terjadi dalam
perang (yakni kekerasan antar-masyarakat) dan terorisme.
Musyawarah merupakan salah satu unsur penting dalam
berdemokrasi, sebab dapat menampung banyak pendapat baru kemudian di pi;ih
salah satu yang terbaik bukan dengan jalan kekerasan, sebagai mana firman Allah
swt. Dalam surat asy syura ayat 38 berikut ini :
وَالَّذِينَاسْتَجَابُوالِرَبِّهِمْوَأَقَامُواالصَّلاةَوَأَمْرُهُمْشُورَىبَيْنَهُمْوَمِمَّارَزَقْنَاهُمْيُنْفِقُونَ
artinya:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Faktor Penyebab Tindak Kekerasan :
وَالَّذِينَاسْتَجَابُوالِرَبِّهِمْوَأَقَامُواالصَّلاةَوَأَمْرُهُمْشُورَىبَيْنَهُمْوَمِمَّارَزَقْنَاهُمْيُنْفِقُونَ
artinya:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Faktor Penyebab Tindak Kekerasan :
1. Ketidakmampuan mengendalikan amarah
2. Lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Kejiwaan seseorang
5. Penyalahgunaan narkoba
Macam Prilaku kekerasan
Para ahli sosial mengklasifikasikan bentuk dan jenis
kekerasan di bagi menjadi dua macam, di antaranya sebagai berikut :
1.
Berdasarkan bentuknya
Kekerasan yang berasal dari bentuknya di golongkan
menjadi :
a. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat di
lihat, di rasakan oleh tubuh.wujud kekerasan fisik berupa penghilangan
kesehatan atau kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa
seseorang. Contoh : penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan sebagainya.
b. Kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang memiliki
sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kemampuan normal jiwa. Contoh : kebohongan, indoktrinasi, ancaman dan tekanan.
c. Kekerasan struktural, yaitu kekerasan yang di lakukan
oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau
tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kekerasan ini sulit
untuk di kenali. Kekerasan struktural yang terjadi menimbulkan
ketimpangan-ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian
keadilan, serta wewenang untuk mengambil keputusan. Situasi ini dapat
memengaruhi fisik dan jiwa seseorang. Misalnya : terjangkitnya penyakit kulit
di suatu daerah akibat limbah pabrik di sekitarnya.
2.
Berdasarkan pelakunya
Kekerasan yang berdasarkan pelakunya dapat di
golongkan menjadi dua bentuk yaitu kekerasan individu dan kolektif.
a. Kekerasan individual adalah kekerasan yang di lakukan
oleh individu kepasa suatu atau lebih individu. Contoh : pencurian, pemukulan,
penganiayaan dan sebagainya.
b. Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan
oleh banyak individu atau masa. Contoh: tawuran pelajar tawuran antar mahasiswa
bentrokan antar desa
Cara Menghindari Perilaku Tindak Kekerasan
Pentingnya persatuan dan kerukunan untuk mencegah
tindak kekerasan.
Persatuan dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu persaudaraan, yang secara umum ukhuawah islamiyah yaitu persaudaraan dalam islam (saudara sesama umat islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang bersatu atau menjadi satu. Jelas bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa dapat di wujudkan. Tanpa persatuan orang akan mudah bertindak semena-mena terhadap sesama bahkan terhadap yang seagama sekalipun.
Persatuan dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu persaudaraan, yang secara umum ukhuawah islamiyah yaitu persaudaraan dalam islam (saudara sesama umat islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang bersatu atau menjadi satu. Jelas bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa dapat di wujudkan. Tanpa persatuan orang akan mudah bertindak semena-mena terhadap sesama bahkan terhadap yang seagama sekalipun.
Jika dikaitkan dengan keadaan sekarang, perilaku kekerasan semakin hari semakin
nampak, dan sungguh sangat mengganggu ketentraman hidup kita.
Di era yang maju ini sering di beritakan terjadinya tindak kekerasan di semua lingkup masyarakat. Misal di sekolah, keluarga , masyarakat dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Berwasiatlah kepada perempuan dengan baik. Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok. Dan tulang yang paling bengkok adalah atasnya. Jika engkau dengan keras meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya. Tetapi kalau engkau biarkan niscaya akan tetap bengkok (H.R. Bukhari dan Muslim).
Di era yang maju ini sering di beritakan terjadinya tindak kekerasan di semua lingkup masyarakat. Misal di sekolah, keluarga , masyarakat dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Berwasiatlah kepada perempuan dengan baik. Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok. Dan tulang yang paling bengkok adalah atasnya. Jika engkau dengan keras meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya. Tetapi kalau engkau biarkan niscaya akan tetap bengkok (H.R. Bukhari dan Muslim).
Seakan-akan kekerasan merupakan cara yang di gunakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Jika hal ini dibiarkan, tidak ada
upaya sistematik untuk mencegahnya, tidak mustahil kita sebagai bangsa akan
menderita rugi oleh karena kekerasan tersebut. Kita akan menuai akibat buruk
dari maraknya perilaku kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata
nasional maupun internasional.
Penyelesaian masalah dengan mengedepankan kekerasan
dari pada musyawarah semakin marak terjadi. Tawuran antar pelajar, antar
mahasiswa, antar warga, antar suku, kadang terjadi karena permasalahan yang
sepele. Sangat di sesalkan hal seperti itu tadi. seharusanya kita dapat
berpikir jernih untik menyelesaikan suatu permasalahan dan menerapkan prilaku
sabar dalam kehidupan, di samping itu juga kita harus menerapkan prilaku adil,
toleransi, tidak mudah marah dan yang paling utama adalah peningkatan iman
kepada Allah SWT.
Menunjukkan
perilaku dan sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah
(5) : 32
Bahaya
Dari Tindak Perilaku Kekerasan
Di tindak kekerasan yang di timbulkan bisa dari seseorang dan juga bisa di lakukan
oleh kelompok. Dan juga bisa berawal dari seseorang hingga antar kelompok.
Tindakan kekerasan tersebut berdampak buruk kepada seseorang atau kelompok
orang. Bahkan orang yang tidak tahu menahu juga terjena dampaknya baik berupa
materil maupun non materil. Kaewna tujuan dari kekerasan tersebut adalah
merusak. Lingkungan yang ada di sekitar kita seharusnya kita jaga, bukan di
rusak di karenakan pernuatan diri kita sendiri. Mengenai larangan tentang
berbuat kerusakan bermaktub dala, Q.S Al A’raf ayat 56 sebagai berikut :
Yang
artinya :
“dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaiki-nya
dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan di terima) dan harapan
(akan di kabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik.” (Q.S. Al A’raf : 56)
Dari
arti di atas dapat di simpulkan bahwa larangan tersebut kerusakan di bumi
karena seharusnya manusia memakmurkan dan menjaganya dengan baik. Setelah ada
kerusakan, Allah swt. selalau memperbaikinya. Oleh sebab itu, manusia di larang
intuk di rusaknya. Manusia di perintahkan untuk berdoa dengan rasa takut jika
doanya tidak akan terkabul dan harus berharap penuh bahwa doamya akan di
kabulkan Allah swt. san gat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Pentingnya
Persatuan Dan Kerukunan Untuk Mencegah Tindak Kekerasan
Persatuan
dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu persaudaraan, yang secara
umum ukhuawah islamiyah yaitu persaudaraan dalam islam (saudara sesama umat
islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang bersatu atau menjadi satu.
Jelas bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan
perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa dapat di wujudkan. Tanpa
persatuan orang akan mudah bertindak semena-mena terhadap sesama bahkan
terhadap yang seagama sekalipun.
Kerukunan
atau perdamaian, termasuk ajaran islam yang harus di wujudkan dalam kehidupan
berumah tangga, bertetangga, dan bermasayrakat, berbangsa, bernegara, serta
pergaulan antar umat beragama. Hal ini di sebabkan karena kerukunan merupakan
modal utama untuk terwujudnya ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan
bersama. Sebaliknya perselisihan atau permusuhan merupakan penyebab datangnya
berbagai kerugian dan bencana
Islam
merupakan agama yang mencintai kerukunan atau perdamaian, hal itu telah di
buktikan oleh rosulullah SAW, antara lain sebagai berikut :
Pada
saat terjadi perselisihan, rosulullah SAW mengajarkan agar pihak-pihak yang
berselisih melakukan usaha-usaha dengan segera dan dengan cara yang bijaksana,
agar perselisihan di antara mereka segera berakhir, dan mereka kembali hidup
rukun. Rosulullah SAW bersabda yang artinya:
“janganlah
putus memutuskan hubungan, belakang-membelakangi, benci-membenci dan
hasut-menghasut. Hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama
lain dan tidaklah halal bagi (setiap) Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari
tiga hari”(H.R. Bukhori dan Muslim).
Persatuan
dan kerukunan sangat di perlukan agar tercipta kehidupan yang damai, aman,dn
tentram di tengah tengah masyarakat.
Manfaat-manfaat
keasatuan dan kerukunan yaitu :
1. Kerja
sama akan terjadi
2. Masyarakan
akan bersatu padu
3. Segala
persoalan yang sulit mudah di pecahkan
4. Pekerjaan
yang berat akan menjadi ringan
5. Kesejahetraan
mudah di wujudkan
6. Hidup
tenang dan tentram
7. Pembangunan
dapat berjalan dengan lancar
8. Akan
memiliki kekuatan yang luar biasa
Dasar Dalam Al Quran Dalam Al Hadist
Allah SWT menyuruh umat manusia agar bersatu dan
melarang bercerai-berai. Allah SWT berfirman pada surah Al-Imran ayat 103 yang
artinya adalah
“Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.”
“Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.”
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kerukunan artinya
perihal hidup rukun, rasa rukun, kesepakatan. Sedangkan arti rukun itu sendiri
adalah baik dan damai bersatu hati atau sepakat. Kata “Rukun” juga berasal dari
bahasa arab yang berarti Ruknun artinya asas-asas atau dasar, seperti rukun
islam.
Kerukunan atau perdamaian, termasuk ajaran islam yang
harus di wujudkan dalam kehidupan berumah tangga, bertetangga, dan
bermasayrakat, berbangsa, bernegara, serta pergaulan antar umat beragama. Hal
ini di sebabkan karena kerukunan merupakan modal utama untuk terwujudnya
ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan bersama. Sebaliknya perselisihan atau
permusuhan merupakan penyebab datangnya berbagai kerugian dan bencana
Islam adalah agama yang mengharamkan segala bentuk tindakan menyakiti, mencederai, melukai kepada diri sendiri atau kepada orang lain; baik secara verbal maupun tindakan nyata terhadap salah satu anggota tubuh. Secara konseptual, misi utama kenabian Muhammad saw adalah untuk kerahmatan bagi seluruh alam. Kekerasan, sekecil apapun bertentangan secara diametral dengan misi kerahmatan yang diemban.
Islam adalah agama yang mengharamkan segala bentuk tindakan menyakiti, mencederai, melukai kepada diri sendiri atau kepada orang lain; baik secara verbal maupun tindakan nyata terhadap salah satu anggota tubuh. Secara konseptual, misi utama kenabian Muhammad saw adalah untuk kerahmatan bagi seluruh alam. Kekerasan, sekecil apapun bertentangan secara diametral dengan misi kerahmatan yang diemban.
“Dan
tidaklah Kami utus kamu (wahai Muhammad) kecuali untuk (menyebarkan) kasih
sayang terhadap seluruh alam”. (Q.S. al-Anbiyâ’ [21]: 107).
Beberapa
teks hadits yang secara tegas mengecam tindak kedzaliman bisa dikutip di bawah
ini:
“Wahai
hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliman terhadap diri-Ku,—dan Aku jadikan
kezaliman itu juga haram di antara kamu,—maka janganlah kamu saling mendzalimi
satu sama lain.” (Hadis Qudsi, Sahih Muslim, kitab al-Birr wa ash-Shilah wa
al-Adab, no. Hadits: 4674).
“Jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara satu dengan yang lain, karena seorang muslim
itu saudara bagi muslim yang lain, tidak diperkenankan menzalimi, menipu, atau
melecehkannya.” (Sahih Muslim, no. hadits: 2564).
Islam
sangat menentang kekerasan dalam bentuk apapun termasuk dalam kehidupan rumah
tangga. Prinsip yang diajarkan Islam dalam membangun rumah tangga adalah
mawaddah, rahmah dan adalah (kasih, sayang dan adil). Dalam al-Qur'an
disebutkan
"
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir" (Ar-rum: 21).
Dalam
ayat lain disebutkan "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil
di antara isteri- isteri [mu], walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian,
karena itu janganlah kamu terlalu cenderung [kepada yang kamu cintai], sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan
memelihara diri [dari kecurangan], maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang" (An-Nisa: 129).
Allah
s.w.t. juga berfirman:
“Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”. (Q.S. al-A’râf, 7:56).
“Wahai
hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliaman terhadap diri-Ku, dan Aku jadikan
kezaliman itu juga haram di antara kamu, maka janganlah kamu saling menzalimi
satu sama lain”. (Hadis Qudsi, Riwayat Imam Muslim).
Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat
kuat sekali. Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya.
kuat sekali. Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
.“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah
yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara
kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya (HR.
At-Tirmidzi )
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ \
.“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam
timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan
sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.”
(HR. At-Tirmidzi)
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pula:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya...” ( HR. At-Tirmidzi),
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya...” ( HR. At-Tirmidzi),
Sesungguhnya islam memerintahkan kepada umatnya memiliki akhlak yang mulia dan
melarang dari akhlak yang hina, karena dengan akhlak yang mulia maka seseorang
tidak akan berbuat zhalim kepada orang lain. Rasulullah shalallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
سنن أبي داوود ٤١٦٨: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُثْمَانُ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَعْبَدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْحَارِثَةَ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ
سنن أبي داوود ٤١٦٨: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُثْمَانُ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَعْبَدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْحَارِثَةَ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ الْجَوَّاظُ وَلَا الْجَعْظَرِيُّ
قَالَ وَالْجَوَّاظُ الْغَلِيظُ الْفَظُّ
Sunan Abu Daud 4168: Telah menceritakan kepada
kami Abu Bakr dan Utsman bin Abu Syaibah keduanya berkata; telah menceritakan
kepada kami Waki' dari Sufyan dari Ma'bad bin Khalid dari Haritsah bin Wahb ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak
akan masuk surga orang yang keras hati dan sombong." Perawi berkata,
"Al Jawwazh adalah orang yang keras hatinya.
Setiap umat muslim diperintahkan untuk bergaul dengan sesama manusia dengan
akhlak yang baik, bukan melakukan keburukan dengan tindakan anarkis dan
kekerasan, akan hal ini Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
سنن الترمذي ١٩١٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْمَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ وَأَبُونُعَيْمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِبْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ أَبِي ذَرٍّ
Sunan Tirmidzi 1910: dari Abu Dzar ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah
kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan
kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak
yang baik." Hadits semakna juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Abu Isa
berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala sangat murka kepada orang-orang yang
suka berbuat keji lagi jahat dengan melakukan kezhaliman , sebagaimana hadits
yang diriwiyatkan dari Abu Darda
سنن الترمذي ١٩٢٥: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍعَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُالْفَاحِشَ الْبَذِيءَ
قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَنَسٍ وَأُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Sunan Tirmidzi 1925: ` dari Abu Darda`
bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sesuatu yang
lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak pada hari kiamat daripada
akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap seorang yang keji
lagi jahat.".
Telah hilangnya rasa kasih sayang dan sifat kelembutan dalam diri seseorang
menyebabkan lahirnya tindakan kekerasan dan penganiayaan serta melakukan
perbuatan-perbuatan yang merusak serta menimbulkan kerugian serta penderitaan
kepada orang lain, padahal Islam telah,mensyari’atkan perlunya manusia itu
bersifat lemah lembut kepada sesama dan saling berkasih sayang. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ
كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali
Imran : 159 ).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا
الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِيهَا
حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah
menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.
Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku
kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan
kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri [1345].
( QS. Asy Syuura : 23 )
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman
dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.(
QS. Al Balad : 17 )
Selain itu banyak pula hadits-hadits Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam yang menyinggung perlunya saling kasih, saling
menyayangi dan saling membantu diantara orang-orang mukmin, sebagaimana hadis
riwayat Nukman bin Basyir Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ
حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ النُّعْمَانِبْنِبَشِيرٍقَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَحْوِهِ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَحْوِهِ
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih,
saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu
anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan
sulit tidur dan demam ( HR.
Muslim ).
Manusia
dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, manusia dapat
merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan dan
permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai kesempurnaan ataupun
kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang
akan mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan.
Namun
sebaliknya, jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia
ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.
Menghindarkan
diri dari perilaku tindak kekerasan wajib dilakukan oleh kita sebagai makhluk
Allah. Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut,
manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan
persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai kesempurnaan
ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja
yang akan mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya,
jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam
jurang kesengsaraan dan kehinaan.
Permusuhan
berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh seorang manusia. Sebagaimana cinta,
benci juga berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal.
Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi
seperti pada kasus anak-anak Nabi Adam as. Qabil dan Habil ataupun pada kisah
Nabi Yusuf as. dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan
dasar ideologi dan keyakinan.
Islam
melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. Berfirman:
Artinya:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain
(qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya
rasul-rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka
setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-Maidah/5: 32)
Allah
Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil
terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang
manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan
kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini
menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh,
sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut.
Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut
merasakan sakit.
Begitu
juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang yang tak
berdosa, maka pada hakikatnya dia telah membunuh manusia- manusia lain yang tak
berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah
menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan
lahir di dunia ini. Al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan
jiwa manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh
sebuah masyarakat.
Pengadilan
di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas, yaitu membunuh orang yang
telah membunuh. Di Indonesia juga pernah dilakukan hukuman mati bagi para
pembunuh.
Dalam
Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.
1. Nasib
kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah
kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu,
terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat
manusia.
2. Nilai
suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan terhadap seorang
manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi
keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam
rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
3. Mereka
yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia,
seperti para dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka.
Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan
sebuah masyarakat dari kehancuran.
Tugas
kita bersama selaku muslim yang baik adalah menjaga ketenteraman hidup dengan
cara mencintai tetangga, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita
dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk
menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya.
Di
Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak kekerasan,
termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU No. 23 Tahun
2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.
Mari
kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kondisi bangsa
Indonesia yang berbhinneka ini harus kita pertahankan demi ketenteraman dan
kedamaian penduduknya. Salah satu cara mempertahankan kebhinnekaan ini adalah dengan
toleransi atau saling menghargai.
Dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antarsuku, ras, golongan dan
agama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia
terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah di atas.
Berikut
perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran Islam.
1. Saling
menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak
kepada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan
lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita. Dengan memperlihatkan
perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan tertarik. Rasulullah saw.
selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun termasuk musuh-musuhnya,
banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak Rasulullah saw. lalu masuk Islam
karena kemuliaannya.
2. Saling
menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa
perbedaan. Kita mencoba menghargai perbedaan tersebut.
3. Belajar
empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lalu bantulah orang
yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa
empati. Ketika mau mengganggu orang lain, harus sadar bahwa mengganggu itu akan
menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita.
Masih
banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki. Dengan toleransi,
yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan terbina kehidupan
yang rukun, tertib, dan damai.
DAFTAR PUSTAKA
http://luckyunknown.blogspot.com/2015/09/bahaya-perilaku-tindak-kekerasan.html
Buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti K13 kelas XI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya