KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT dengan berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini yang membahas tentang“Pameran Seni Rupa”.
Sholawat serta salam semoga
senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para
sahabat dan para pengikutnya sampai di hari kiamat.
Tentunya dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun dari forum diskusi ini.
Semoga dengan adanya kritik dan
saran tersebut dapat bermanfaat dan menjadi pedoman bagi penulis dalam
penyusunan makalah ini pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, segala
kelebihan hanya milik Allah dan segala kekurangan milik hambanya.
Taba Penanjung, 19 Januari 2019
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kegiatan pameran seni rupa di sekolah
merupakan kulminasi dan tindak lanjut proses pembelajaran seni rupa baik pada
kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan
menjelang akhir semester atau akhir tahun ajaran. Kegiatan pameran di sekolah
memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam memupuk, membina, dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kritik dan apresiasi terhadap
karya seni yang dipamerkan. Melalui kegiatan ini mereka dilatih untuk
memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui
perbuatan/sikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah
memiliki fungsi tersendiri, di antaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi
hiburan (rekreasi). Melalui kegiatan pameran, anak-anak diberi kesempatan untuk
melakukan penilaian terhadap karya seni serta dapat mengukur tingkat kemajuan
sekolah mengenai pelaksanaan dan isi pameran. Kemudian, kegiatan ini juga
menyajikan hiburan bagi warga sekolah dan masyarakat sekitarnya. Isi materi
pada makalah yang akan anda pelajari ini adalah Penyelenggaraan Pameran Seni
Rupa di Sekolah.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
dapt dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah media “Pameran “dapat meningkatkan
motivasi, prestasi belajar Seni Rupa pada peserta didik ?
2. Bagaimana cara meningkatkan motivasi
belajar seni rupa dengan media Pameran pada peserta didik ?
3. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi
guru dalam menggunakan media “Pameran”?
4. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar
seni rupa?
5. Bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi
guru dalam melaksanakan pameran seni rupa?
I.3. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat :
1. Menyebutkan pengertian pameran seni rupa
2. Menjelaskan tujuan, fungsi dan manfaat penyelenggaraan
pameran seni rupa.
3. Membedakan jenis-jenis penyelenggaran
pameran seni rupa.
4. Menjelaskan peryaratan penyelenggaraan
pameran.
5. Menguraikan karakteristik, tujuan dan
fungsi perencanaan dalam suatu kegiatan.
6. Menguraikan tahap perencanaan pameran
seni rupa di sekolah.
7. Merumuskan tujuan dan tema pameran seni
rupa.
8. Menyusun struktur dan tugas kepanitian
pameran seni rupa.
9. Menyusun sebuah proposal kegiatan
pameran seni rupa.
10. Menjelaskan tahap persiapan
penyelenggaraan pameran seni rupa.
11. Menyelenggarakan dan melaporkan
pelaksanaan pameran seni rupa di sekolah.
I.4. Manfaat
I.4.1. Manfaat Teoritis
a.
Dapat memberikan sumbangan kepada guru dalam pembelajaran khususnya seni rupa.
b.
Dapat memberikan arah kepada guru dalam proses pembelajaran
c.
Dapat meningkatkan prestasi belajar kesenian.
I.4.2. Manfaat Praktis
a.
Bagi guru kelas dapat menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar
kesenian.
b.
Bagi siswa dapat dijadikan motivasi belajar supaya prestasi meningkat.
c.
Bagi lembaga dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan
proses pembelajaran kesenian sehingga prestasi meningkat.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
II.1. Pengertian Pameran
Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh seniman untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui
media karya seni. Kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman
yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan
definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu
kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat
diapresiasi oleh masyarakat luas.” (http://www.galeri-nasional.or.id)
Penyelenggaraan pameran bisa dilakukan di konteks sekolah maupun di luar
sekolah (masyarakat).
Penyelenggaraan pameran di sekolah
menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan
pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya
dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks
pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa
karya-karya seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.
II.2. Tujuan dan Manfaat Pameran
Setiap pekerjaan yang kita lakukan
tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan. Cahyono (2002: 9.4)
menjelaskan tujuan penyelenggaraan pameran di antaranya: tujuan sosial, tujuan
komersial, dan tujuan kemanusian.
Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan
pameran baik skala luas (di masyarakat) maupun skala terbatas (di sekolah).
Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan sosial. Hasil
penjualan karya seni yang dipamerkan disumbangkan kepada yayasan yatim piatu,
pendidikan anak cacat, dan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan kita.
Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit
atau keuntungan terutama bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara pameran.
Melalui kegiatan ini seniman dapat menjual karyanya kepada apresiator dan
kolektor karya seni. Sedangkan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk
kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya
seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Sejalan dengan definisi dan tujuan
di atas, maka penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki nilai manfaat bagi
sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran bagi siswa ditegaskan
Rasjoyo (Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki
manfaat, di antaranya:
(1) menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa
dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain;
(2) menambah wawasan dan kemampuan dalam
memberikan evaluasi karya secara lebih objektif;
(3) melatih kerja kelompok (bekerjasama
dengan orang lain);
(4) mempertebal pengalaman sosial;
(5) melatih siswa untuk bertanggungjawab dan
bersikap mandiri;
(6) melatih siswa untuk membuat suatu
perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan,
(7) membangkitkan motivasi dalam berkarya
seni; dan
(8) sebagai sarana untuk penyegaran bagi
siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan sebagainya.
III.3. Fungsi Pameran
Kegiatan pameran memiliki fungsi utama
sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni
(apresiator). Hal ini sejalan dengan pandangan Wartono (1984: 69) bahwa fungsi
utama dari pameran seni rupa pada hakekatnya adalah untuk membangkitkan
apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara
seniman dengan penonton. Kegiatan pameran merupakan wahana untuk
menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat tehadap seni. Bentuk apresiasi terdiri
dari apresiasi kreatif dan apresasi afektif. Pada tataran apresiasi kreatif
membawa pengamat untuk menggunakan rasio dalam menanggapi persoalan yang
dihadapinya sedangkan apresiasi afektif lebih melibatkan perasaan sehingga
pengamat merasa dan mengalami empati dan memperoleh rasa puas dari pada orang
yang hanya melakukan apresiasi kreatif. Selanjutnya, Cahyono (2002: 9.6)
membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi,
fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi.
Fungsi
apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya
seni. Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap
menghargai terhadap karya seni. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat
(apresiator) melihat, menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya.
Melalui kegiatan ini pula akan muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif.
Apresiasi aktif, biasanya seniman, seteleh menonton pameran biasanya
termotivasi/terdorong untuk mencipa karya seni sedangkan apresiasi pasif
biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya bisa
menghayati, memahami dan menilai serta menghargai karya seni.
Fungsi
edukasi, kegiatan pameran karya seni akan memberikan nilai-nilai ajaran
terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai
sejarah, nilai budaya, dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan pameran
sekolah, maka tentunya karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang
positif terhadap siswa dan warga sekolah.
Fungsi
rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan
nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran,
apresiator menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan. Lebih jauh lagi
kegiatan menonton pameran terkait dengan salah satu fungsi seni sebagai
katarsis (pengobat jiwa).
Fungsi
prestasi dimaksudkan bahwa melalui kegiatan pameran dapat diketahui para
seniman yang berbakat, Hal ini bisa kita saksikan dari bentuk-bentuk kreasi
yang ditampilkan. Apresiator bisa memberi penilaian apakah seniman yang
menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif.
Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni
rupa di sekolah, Nurhadiat (1996: 125) secara khusus menyebutkan fungsi pameran
seni rupa sekolah, di antaranya:
1. Meningkatkan apresiasi
seni
2. Membangkitkan motivasi
berkerya seni
3. Penyegaran dari kejenuhan belajar di
kelas
4. Berkarya visual lewat
karya seni
5. Belajar berorganisasi
II.4. Jenis Pameran Seni Rupa
Galeri Nasional
(http://www.galeri-nasional.or.id) membagi jenis pameran menjadi: Pameran Tetap
(Permanent Exhibition), Pameran Temporer (Temporary Exhibition),
dan Pameran Keliling (Traveling Exhibition)
1. Pameran Tetap
Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga
profesional atau pemerintah seperti penyajian karya-karya koleksi oleh galeri,
museum, dan sebagainya. Waktu penyelenggarannya dilakukan secara periodik
misalnya satu tahun sekali.
2. Pameran Temporer
Penyelenggaraan kegiatan pameran ini
dirancang menurut kebutuhan penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola
Pameran Temporer meliputi:
a. Pameran Tunggal/Pameran Bersama
Materi yang dipamerkan
pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya
pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaraan pameran
dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Dalam konteks sekolah,
pameran seni rupa bisa dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup
kelas maupun sekolah (semua kelas) di sekolah tersebut.
b.
Pameran Kerja Sama
Pola pameran ini
dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara dua pihak atau lebih. Kegiatan kerja
sama ini bisa antar lembaga pemerintah, antarlembaga pemerintah dengan swasta,
atau pihak pemerintah dengan negara lain. Pihak yang dapat melaukan kerjasama
dapat berupa lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan
Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat. Biaya penyelenggaraan ditanggung
bersama. Pameran kerja sama ini biasanya dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1
bulan.
c. Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya
penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung lembaga tertentu misalnya oleh Galeri
Nasional Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang dipamerkan dapat
merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor lainnya.
Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.
3. Pameran Keliling
Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara
menyajikan karya-karya koleksi lembaga profesional atau pemerintah seperti
Galeri Nasional Indonesia, musium, maupun karya seniman di luar instansi
tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini
merupakan kerjasama antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal
berlangsung selama 10 hari.
II.5. Persyaratan Pameran
Dalam penyelenggaraan pameran ada
persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya:
1) karya seni yang akan
dipamerkan;
2) pihak panitia
penyelenggara pameran;
3) pengunjung pameran; dan
4) tempat pameran.
Karya seni yang akan dipamerkan menurut
wujudnya dapat berupa karya seni rupa dua dimensi maupun karya seni rupa tiga
dimensi. Menurut jenisnya, karya yang dapat dipamerkan dapat berupa karya seni
murni (patung, lukisan, seni grafis) dan karya seni terapan (seni kerajinan,
desain, dll.)
Selain karya seni yang akan dipamerkan,
pelaksanaan pameran akan berjalan dengan lancar bila ada panitia penyelenggara
pameran. Melalui panitia ini karya seni dipilih dan disajikan kapada para
pengunjung pameran. Tentunya, untuk menjadi panitia pameran yang profesional
perlu mengetahui dan memiliki pengalaman dalam proses dan pelaksanaan pameran
dari tahap persiapan, penyelenggaraan, dan sampai tahap akhir pameran.
Aspek pengunjung juga sebagai persyaratan
dalam penyelenggaraan pameran. Dapat kita bayangkan, bila suatu pameran tidak
tidak pengunjung yang datang untuk menyaksikan karya yang dipamerkan. Para
pengunjung yang diundang untuk mengunjungi pameran biasanya orang-orang yang
dipandang ada kaitannya dengan para seniman, para peminat dan pemerhati seni,
tokoh masyarakat, maupun masyarakat umum sebagai ajang apresiasi seni.
Aspek berikutnya adalah tempat pameran.
Panitia perlu menyediakan tempat pameran yang dipandang representatif untuk
penyelenggaraan pameran. Tempat pameran yang dipilih perlu berada pada lokasi
yang strategis, yang mudah dijangkau oleh lapisan masyarakat. Selain strategis,
aspek keamanan pun perlu diperhatikan. Karya seni yang akan dipamerkan harus
terlindungi dari tangan-tangan usil dan kondisi cuaca misalnya kehujanan,
kepanasan dan sebagainya, Dalam kontek sekolah tentunya guru dapat
menyelenggarakan pameran di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan dan menata
ruangan kelas, koridor antar kelas, atau ruangan lain yang bisa menampung karya
siswa. Pemanfaatan dan penataan ruang kelas dapat dilakukan dengan pemanfaatan
dinding ruangan sebagai tempat memajang karya dua dimensi dan meja dapat
dimanfaatkan untuk memajang karya tiga dimensi.
BAB
III
PENYELENGGARAAN
PAMERAN
III.1. Persiapan Pameran
III.1.1. Menyiapkan Karya untuk
Pameran
Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak
diperlukan. Untuk itu, untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, guru dan
siswa perlu mempersiapkan karya yang akan dipamerkan. Hal ini bisa dilakukan
dengan alternatif:
a.
siswa berkarya dan diinformasikan bahwa pada masa yang akan datang akan ada
pameran
b.
siswa yang memiliki bakat seni rupa dipilih oleh guru untuk mewakili kelasnya
agar berpameran
c.
siswa dan guru menginventarisir karya koleksi sekolah untuk dipamerkan. Panitia
menunggu seluruh siswa mendaftarkan diri mengikuti pameran sesuai jadwal yang
telah ditetapkan
Wujud karya yang akan dipamerkan pun harus diketahui oleh para siswa.
Secara wujudnya, karya seni rupa dapat dibagi menjadi karya seni rupa dua
dimensi dan tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi berupa: seni lukis, seni
cetak/grafis, gambar (ilustrasi, dekorasi, bentuk, dan sebagainya). Sementara
itu, wujud karya seni rupa tiga dimensi berupa: seni patung, relief, seni
kerajinan (anyam, keramik, boneka, makrame, topeng kertas, barang-barang
mainan, dan lain-lain).
III.1.2. Pemilihan Karya
Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul.
Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan
karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk dipamerkan),
jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan kriteria lain
sesuai ketentuan panitia pameran. Bahkan dalam pameran seni rupa di sekolah, guru
bisa melakukan seleksi karya ini dengan mempertimbangkan proporsi perwakilan
tiap kelas.
III.1.3. Menyiapkan Perlengkapan
Pameran
Penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana)
seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat
ruangan). lampu sorot, sound system, poster, selebaran,
a. Ruang
Pameran
Ruangan
yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa di sekolah bias
menggunakan aula atau ruang kelas. Penataan ruang dapat dilakukan dengan
menggunakan meja, panel, kursi.
b. Meja
Meja
dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar
penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan
lainnya.
Gambar. 1
Meja sebagai alas (base) untuk menata karya
c. Buku
tamu
Bukti
tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat
digunakan untuk mengetahui berapa orang yang mengunjungi pameran.
d. Buku
kesan dan pesan
Buku
kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas
seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggaraan pameran.
e. Panil
Berfungsi
untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan sebagainya.
Panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.
Gambar. 2
Panil
(penyekat ruang dan sandaran karya dua dimensi)
Sumber: Gaitskell, C. D. and Al Hurwitz
(1975:448)
f.
Poster atau brosur
Media
ini digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan dilaksanakan.
Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah
digunakan sebagai media informasi.
g. Katalog
Berisi
identitas seniman dan karya serta kuratorial penyelenggara pameran) berfungsi
sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang
dipamerkannya.
h. Folder
Berisi
judul lukisan dan harga lukisan jika dijual membantu guide untuk menjelaskan
kepada pengunjung pameran.
Gambar. 3
Folder (Identitas karya)
i.
Lampu penerangan
Lampu
ini digunakan untuk memperjelas karya yang dimerkan. Lampu ini dipasang di setiap
papan pamer, di plafon, agar tidak menyilaukan.
j.
Sound system (tape dan kaset instrumentalia).
Berfungsi
untuk menambah suasana santai dan mendukung suasana pameran.
III.2. Pelaksanaan Pameran
Pelaksanaan
pameran mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama-sama,
penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyususnan laporan.
III.2.1. Pelaksanaan Kerja
Kepanitiaan
Pelaksanaan pameran merupakan kulminasi dari implementasi rencana yang
telah disusuun pada tahap perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan
berjalan dengan lancar bila semua pihak khususnya panitia pameran melakukan
kerjasama dan menyatakan kesiapannya dalam menyongsong ksesuksesan pameran ini.
III.2.2. Penataan Ruang Pameran
Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pameran terlebih dulu
membuat rancangan fisik pameran. Hal ini berfungsi untuk mengatur arus
pengunjung, komposisi penataan yang serasi, pengaturan jarak pandang dan tinggi
rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi. Sehubungan dengan
penataan ruang, Cahyono (2002: 9.35) mengemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penataan ruang pameran, di antaranya:
(1)
karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendak tidak didekatkan dengan
karya dengan komposisi warna yang lemah,
(2)
karya dengan komposisi warna yang kurang hendak tidak diletakan pada ruang yang
sedikit sinar karena akan semakin memperlemah warna yang ada,
(3)
pemberian cahaya lampu jangan sampai menyilaukan mata atau mengganggu pandangan
orang yang melihatnya,
(4)
pemasangan karya hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah,
(5)
pemasangan karya yang lebih tinggi dari tubuh penikmatnya harus dibuat condong
ke bawah sehingga mudah dinikmati,
(6) letakan beberapa pot bunga dan tanaman untuk memperindah dan
menyegarkan ruangan,
(7)
letakan karya tiga dimensi pada tempat yang bisa dilihat dari berbagai sudut
pandang,
(8) pengelompokan karya harus memperhatikan ukurannya,
(9)
jika tidak ada AC perlu menempatkan kipas angin untuk menghilangkan suasana
panas,
(10) sediakan tempat sampah untuk menjaga kebersihan.
a. Penataan
Alur Masuk Pengunjung
Gambar. 4 Arus Pengunjung Pameran
Penataan
alur arus pengunjung perlu disesuaikan dengan kondisi ruang. Dalam pameran
sekolah dapat dibagi menjadi dua model alur:
1)
Pengaturan
lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas dengan satu
pintu.
Gambar. 5 Pola alur arus pengunjung dengan satu pintu
2)
Pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang kelas
dengan dua pintu.
Gambar. 6 Pola alur arus pengunjung dengan satu pintu
b. Penataan
dan Penempatan Karya
Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan
berdasarkan jenis, ukuran, warna, tinggi-rendah pemasangannya.
Gambar. 7 Pemasangan karya pada dinding
Sumber:http://www.galeri-nasional.or.id/
|
Gambar. 8 Pola pemasangan karya yang dipamerkan
c. Penataan Pencahayaan Aspek lain yang
tidak kalah pentingnya dalam penataan ruang pameran adalah aspek pencahayaan.
Penataan cahaya ruang pameran dikelompokan menjadi pencahayaan secara khusus
(pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan spot-light) dan secara
umum (pencahayaan ruang pameran untuk kepentingan pengunjung membaca katalog,
folder dan sebagainya). Pencahayaan terhadap karya ini diupayakan tidak
menyilaukan pandangan pengunjung. 6.41
III.3. Evaluasi Pelaksanaan Pameran
Pelaksanaan pameran merupakan implementasi
dari perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan ini dapat berjalan lancar bila
semua unsur panitia terlibat langsung dalam melakukan kerjasama dan saling
membantu. Agar tidak terjadi berbagai kemungkinan negatif, maka sebelum pelaksanan
pameran, panitia yang dipimpin oleh Ketua melakukan cek terakhir mengenai
kesiapan pelaksanaan pameran tersebut. Pelaksanaan pameran di sekolah biasanya
dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang ditandai dengan kata sambutan
dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus
pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau yang mewakilinya.
Pada waktu pembukaan bisanya setiap
pengunjung dibagi katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang
telah disediakan oleh panitia.. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika
pengujung mengunjungi ruang pameran, di antaranya:
1) pengunjung diupayakan mengisi buku
tamu,
2) bila masih ada katalog, pengunjung yang
hadir diberinya,
3) sewaktu-waktu panitia mengamati suasana
ruangan seperti kondisi pencahayaan, dan keutuhan karya yang dipamerkan;
4) untuk memandu para pengunjung pameran
dalam menikmati materi pameran, maka peran Seksi Stand sebagai pemandu pameran
perlu bekerja secara profesional perlu memberikan arahan dan penjelasan kepada
para pengunjung, apalagi pengunjung pameran memerlukannya;
5) pengunjung pameran hendaknya mengisi buku
kesan dan pesan, hal ini sangat berguna untuk menilai proses pelaksanaan
pameran.
III.4. Laporan Kegiatan Pameran
Laporan kegiatan pameran dibuat oleh
panitia pemeran sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran. Laporan
ini kemudian ditujukan kepada Kepala Sekolah sebagai pihak yang
menyelenggarakan kegiatan ini dalam bentuk tulisan. Secara singkat, isi laporan
pertanggungjawaban kegiatan pameran adalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Manfaat
5. Susunan Kepanitiaan
6. Materi Pameran
7. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
8. Pemasukan dan Pengeluaran Dana
9. Kesan dan Pesan Pengunjung
10. Hambatan dan Kendala
11. Penutup
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah
diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan media
pameran efektif untuk meningkatkan motivasi, prestasi belajar.
2. Cara meningkatkan
motivasi, prestasi belajar dengan menggunakan media
pameran adalah :
a. Media Pameran dibuat
yang menarik
b. Guru harus trampil memilih tema,menyusun
hasil karya peserta didik
c. Peserta didik harus
menyukai dan mau melaksanakanya.
3. Cara mengatasi kendala yang dihadapi guru
dalam menggunakan media pameran adalah :
Karena jumlah peserta
didik cukup banyak yang ingin mengikuti maka guru mengadakan seleksi karya seni
sesuai dengan jenisnya. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ternyata
pembelajaran menggunakan media pameran dapat meningkatkan motivasi, prestasi
pembelajaran. Dengan demikian penerapan pembelajaran dengan menggunakan media
pameran dapat dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran khususnya seni
rupa sehingga dapat meningkatkan motivasi, prestasi belajar peserta didik.
IV.2. Implikasi
Berdasarkan simpulan peneliti yang telah
dikemukakan di atas maka dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran
yang berupa pameran efektif unuk meningkatkan minat peserta didik dalam
mengikuti pembelajran seni rupa kelas V Sekolah Dasar. Dengan demikian
impliikasi penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Pemanfaatan dan penggunaan media
pembelajaran media pameran diteruskan dan dibiasakan pada setiap guru yang
hendak mengajar materi pameran.
2. Pembuatan pameran harus dibuat sebagus
mungkin hingga peserta didik tertarik dan mau mengikuti pameran.
3. Guru harus terampil mengatasi kendala yang
ada,sehingga prestasi belajar dapat tercapai
IV.3. Saran
Dalam akhir pembahasan ini akan
disampaikan saran-saran yang mungkin membawa manfaat yang besar dalam usaha
kita meningkatkan mutu pendidikan. Bertolak dari pembahasan di atas maka
saran-saran yang dapat peneliti ajukan adalah :
1. Kepada Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah diharapkan dapat memberikan
perhatian dan penugasan kepada guru agar dalam mengajarnya senantiasa menggunakan
metode pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang berprinsip PAIKEM.
b. Kepala Sekolah diharapkan selalu
memberikan anjuran pada guru agar senantiasa menggunakan berbagai pendekatan
dan metode pengajaran yang bervariasi dalam mengajar sehingga tidak membosankan
dan agar peserta cenderung untuk aktif.
c. Kepala sekolah hendaknya selalu
mengingatkan guru untuk member pengayaan pada peserta didik yang mempunyai
kemampuan lebih dan memberi remidial pada peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
d. Menyediakan media pembelajaran yang
memadai dan dirancang bagi peserta didik dan guru atau memakai sesuai dengan
kurikulum dan kemajuan teknologi.
e. Ikut mendorong peserta didik untuk belajar
dan berprestasi dengan baik,khususnya dalam mata pelajaran Seni Budaya.
2. Kepada Guru :
a. Agar memilih dan menggunakan media
pembelajarn yang lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar
mengajar.
b. Memberikan dorongan /motivasi kepada
peserta didik untuk memiliki cara belajar yang baik.
3. Kepada peserta didik
a. Perlu memperbanyak latihan soal berkaiatan
dengan materi belajar matematika sehingga akan dapat menguatkan kemampuan.
b. Perlunya bertanya pada teman yang lebih
pandai dalam mata pelajaran Seni Budaya agar berhasil dalam belajarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sobandi, Bandi, 2013 Penyelenggaraan
Pameran di Sekolah
Ida Herawati, Iriaji, 1991/1992 Pendidikan Seni Rupa
Jakarta.
Muharam E Warti Sundaryati 1991/1992 Pendidikan Kesenian
Depdikbud Direktorat jendral pendidikan tinggi proyek
pembinaan tenaga Direktorat
pendidikan Dasar
Cahyono, Agus. (2002). “ Pameran dan Pergelaran”. Materi
dan Pembelajaran Kertakes
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Chang, R. (1980). “Philosophic Approaches to an Art
Psychology”. Commentaries on the
Psychology of Art. Unpublished.
Tersedia: http:// www.
lastplace.com/Journal/philosart.htm. [6 Oktober 2005].
Gaitskell, C. D. and Al Hurwitz (1975). Children and Their
Art, Method for Elementary
School. Third Edition.Art Education During
Adolescence. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Jafferson, Blanche. (1969). Theaching Art to Children. Boston:
Allyn and Bacon, Inc.
Le Breton, Preston P., Dale A. Henning (1964). Planing
Theory. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.,
Raharjo Slamet, 2002. Metedologi Pengembangan Kompetensi Mengajar
Kesenian Guru
Kelas Sekolah Dasar, Salatiga
Retno Winarni, 2009 . Penelitian Tindakan Kelas Salatiga.
S.R Bambang dkk. 2000. Kertangkes SD Kelas V.
Erlangga. Jakarta
Slamet, st.Y, Suwarto,2007. Dasar-dasarMetodologi
Penelitian Kualitatif. Surakarta.UNS
Press
g. Syaefudin , Jatmiko, Tejo, Cahyono, Agus. 2002. Pembelajaran
senirupa. UT. Jakarta
h. Zakarias Azis, dkk 2009 Pendidikan Seni Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya