1.
200
Ramalan-Ramalan Jayabaya
1.
Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2.
Pulau Jawa berkalung besi.
3.
Perahu berjalan di angkasa.
4.
Sungai kehilangan mata air.
5.
Pasar kehilangan suara.
6.
Itulah pertanda zaman Jayabaya telah
mendekat.
7.
Bumi semakin lama semakin mengerut.
8.
Sejengkal tanah dikenai pajak.
9.
Kuda suka makan sambal.
10.
Orang perempuan berpakaian lelaki.
11.
pertanda orang akan mengalami zaman
berbolak-balik
12.
Banyak janji tidak ditepati.
13.
Banyak orang berani melanggar sumpah
sendiri.
14.
Orang-orang saling lempar kesalahan.
15.
Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
16.
Yang jahat dijunjung-junjung.
17.
Yang suci (justru) dibenci.
18.
Banyak orang hanya mementingkan uang.
19.
Lupa jati kemanusiaan.
20.
Lupa hikmah kebaikan.
21.
Lupa sanak lupa saudara.
22.
Banyak ayah lupa anak.
23.
Banyak anak berani melawan ibu.
24.
Menantang ayah.
25.
Saudara dan saudara saling khianat.
26.
Keluarga saling curiga.
27.
Kawan menjadi lawan.
28.
Banyak orang lupa asal-usul.
29.
Hukuman Raja tidak adil
30.
Banyak pejabat jahat dan ganjil
31.
Banyak ulah-tabiat ganjil
32.
Orang yang baik justru tersisih.
33.
Banyak orang kerja halal justru merasa
malu.
34.
Lebih mengutamakan menipu.
35.
Malas untuk bekerja.
36.
Inginnya hidup mewah.
37.
Melepas nafsu angkara murka, memupuk
durhaka.
38.
Orang (yang) benar termangu-mangu.
39.
Orang (yang) salah gembira ria.
40.
Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
41.
Orang (yang) jahat naik pangkat.
42.
Orang (yang) mulia dilecehkan
43.
Orang (yang) jahat dipuji-puji.
44.
perempuan hilang malu.
45.
Laki-laki hilang perwira/kejantanan
46.
Banyak laki-laki tak mau beristri.
47.
Banyak perempuan ingkar pada suami.
48.
Banyak ibu menjual anak.
49.
Banyak perempuan menjual diri.
50.
Banyak orang tukar istri/suami.
51.
Perempuan menunggang kuda.
52.
Laki-laki naik tandu.
53.
Dua janda harga seuang (Red.: seuang =
8,5 sen).
54.
Lima perawan lima picis.
55.
Duda pincang laku sembilan uang.
56.
Banyak orang berdagang ilmu.
57.
Banyak orang mengaku diri.
58.
Di luar putih di dalam jingga.
59.
Mengaku suci, tapi palsu belaka.
60.
Banyak tipu banyak muslihat.
61.
Banyak hujan salah musim.
62.
Banyak perawan. tua.
63.
Banyak janda melahirkan bayi.
64.
Banyak anak lahir mencari bapaknya.
65.
Agama banyak ditentang.
66.
Perikemanusiaan semakin hilang.
67.
Rumah suci dijauhi.
68.
Rumah maksiat makin dipuja.
69.
Perempuan lacur dimana-mana.
70.
Banyak kutukan.
71.
Banyak penghianat.
72.
Anak makan bapak.
73.
Saudara makan saudara.
74.
Kawan menjadi lawan.
75.
Guru dimusuhi.
76.
Tetangga saling curiga.
77.
Angkara murka semakin menjadi-jadi.
78.
Barangsiapa tahu terkena beban.
79.
Sedang yang tak tahu disalahkan.
80.
Kelak jika terjadi perang.
81.
Datang dari timur, barat, selatan dan
utara.
82.
Banyak orang baik makin sengsara.
83.
Sedang yang jahat makin bahagia.
84.
Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
86.
Penghianat nikmat.
87.
Durjana semakin sempurna.
88.
Orang jahat naik pangkat.
89.
Orang yang lugu dibelenggu.
90.
Orang yang mulia dipenjara.
91.
Yang curang berkuasa.
92.
Yang jujur sengsara.
93.
Pedagang banyak yang tenggelam.
94.
Penjudi banyak merajalela.
95.
Banyak barang haram.
96.
Banyak anak haram.
97.
Perempuan melamar laki-laki.
98.
Laki-laki memperhina derajat sendiri.
99.
Banyak barang terbuang-buang.
100. Banyak
orang lapar dan telanjang.
101. Pembeli membujuk penjual.
102. Si penjual bermain siasat.
103. Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
104. Yang tangkas lepas.
105. Yang terlanjur menggerutu.
106. Yang besar tersasar.
107. Yang kecil terpeleset.
108. Yang congkak terbentur.
109. Yang takut mati.
110. Yang nekat mendapat berkat.
111. Yang hati kecil tertindih
112. Yang ngawur makmur
113. Yang berhati-hati merintih.
114. Yang main gila menerima bagian.
115. Yang sehat pikiran berpikir.
116. Orang (yang) bertani diikat.
117. Orang (yang) bohong berdendang.
118. Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
119. Pegawai tinggi menjadi rakyat.
120. Rakyat kecil jadi priyayi.
121. Yang curang jadi besar.
122. Yang jujur celaka.
123. Banyak rumah di punggung kuda.
124. Orang makan sesamanya.
125. Anak lupa bapa.
126. Orang tua lupa ketuaan mereka.
127. Jualan pedagang semakin laris.
128. Namun harta mereka makin habis.
129. Banyak orang mati lapar di samping makanan.
130. Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
131. Yang gila bisa bersolek.
132. Si bengkok membangun mahligai.
133. Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
134. Terjadi perang di dalam.
135. Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
136. Kejahatan makin merajalela.
137. Penjahat makin banyak.
138. Yang baik makin sengsara.
139. Banyak orang mati karena perang.
140. Karena bingung dan kebakaran.
141. Si benar makin tertegun.
142. Si salah makin sorak sorai.
143. Banyak harta hilang entah ke mana
144. Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
145. Banyak barang haram, banyak anak haram.
146. Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
147. Tapi betapapun beruntung si lupa.
148. Masih lebih beruntung si waspada.
149. Angkara murka semakin menjadi.
150. Di sana-sini makin bingung.
151. Pedagang banyak rintangan.
152. Banyak buruh melawan majikan.
153. Majikan menjadi umpan.
154. Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
155. Si pandai direcoki.
156. Si jahat dimanjakan.
157. Orang yang mengerti makan hati.
158. Hartabenda menjadi penyakit
159. Pangkat menjadi pemukau.
160. Yang sewenang-wenang merasa menang
161. Yang mengalah merasa serba salah.
162. Ada raja berasal orang beriman rendah.
163. Maha menterinya benggol judi.
164. Yang berhati suci dibenci.
165. Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
166. Pemerasan merajalela.
167. Pencuri duduk berperut gendut.
168. Ayam mengeram di atas pikulan.
169. Pencuri menantang si empunya rumah.
170. Penyamun semakin kurang ajar.
171. Perampok semua bersorak-sorai.
172. Si pengasuh memfitnah yang diasuh
173. Si penjaga mencuri yang dijaga.
174. Si penjamin minta dijamin.
175. Banyak orang mabuk doa.
176. Di mana-mana berebut menang.
177. Angkara murka menjadi-jadi.
178. Agama ditantang.
179. Banyak orang angkara murka.
180. Membesar-besarkan durhaka.
181. Hukum agama dilanggar.
182. Perikemanusiaan diinjak-injak.
183. Tata susila diabaikan.
184. Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
185. kecil banyak tersingkir.
186. Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
187. Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
188. Dan punya prajurit.
189. Lebar negeri seperdelapan dunia.
190. Pemakan suap semakin merajalela.
191. Orang jahat diterima.
192. Orang suci dibenci.
193. Timah dianggap perak.
194. Emas dibilang tembaga.
195. Gagak disebut bangau.
196. Orang berdosa sentosa.
197. Rakyat jelata dipersalahkan.
198. Si penganggur tersungkur.
199. Si tekun terjerembab.
200. Orang busuk hati dibenci.
101. Pembeli membujuk penjual.
102. Si penjual bermain siasat.
103. Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
104. Yang tangkas lepas.
105. Yang terlanjur menggerutu.
106. Yang besar tersasar.
107. Yang kecil terpeleset.
108. Yang congkak terbentur.
109. Yang takut mati.
110. Yang nekat mendapat berkat.
111. Yang hati kecil tertindih
112. Yang ngawur makmur
113. Yang berhati-hati merintih.
114. Yang main gila menerima bagian.
115. Yang sehat pikiran berpikir.
116. Orang (yang) bertani diikat.
117. Orang (yang) bohong berdendang.
118. Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
119. Pegawai tinggi menjadi rakyat.
120. Rakyat kecil jadi priyayi.
121. Yang curang jadi besar.
122. Yang jujur celaka.
123. Banyak rumah di punggung kuda.
124. Orang makan sesamanya.
125. Anak lupa bapa.
126. Orang tua lupa ketuaan mereka.
127. Jualan pedagang semakin laris.
128. Namun harta mereka makin habis.
129. Banyak orang mati lapar di samping makanan.
130. Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
131. Yang gila bisa bersolek.
132. Si bengkok membangun mahligai.
133. Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
134. Terjadi perang di dalam.
135. Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
136. Kejahatan makin merajalela.
137. Penjahat makin banyak.
138. Yang baik makin sengsara.
139. Banyak orang mati karena perang.
140. Karena bingung dan kebakaran.
141. Si benar makin tertegun.
142. Si salah makin sorak sorai.
143. Banyak harta hilang entah ke mana
144. Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
145. Banyak barang haram, banyak anak haram.
146. Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
147. Tapi betapapun beruntung si lupa.
148. Masih lebih beruntung si waspada.
149. Angkara murka semakin menjadi.
150. Di sana-sini makin bingung.
151. Pedagang banyak rintangan.
152. Banyak buruh melawan majikan.
153. Majikan menjadi umpan.
154. Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
155. Si pandai direcoki.
156. Si jahat dimanjakan.
157. Orang yang mengerti makan hati.
158. Hartabenda menjadi penyakit
159. Pangkat menjadi pemukau.
160. Yang sewenang-wenang merasa menang
161. Yang mengalah merasa serba salah.
162. Ada raja berasal orang beriman rendah.
163. Maha menterinya benggol judi.
164. Yang berhati suci dibenci.
165. Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
166. Pemerasan merajalela.
167. Pencuri duduk berperut gendut.
168. Ayam mengeram di atas pikulan.
169. Pencuri menantang si empunya rumah.
170. Penyamun semakin kurang ajar.
171. Perampok semua bersorak-sorai.
172. Si pengasuh memfitnah yang diasuh
173. Si penjaga mencuri yang dijaga.
174. Si penjamin minta dijamin.
175. Banyak orang mabuk doa.
176. Di mana-mana berebut menang.
177. Angkara murka menjadi-jadi.
178. Agama ditantang.
179. Banyak orang angkara murka.
180. Membesar-besarkan durhaka.
181. Hukum agama dilanggar.
182. Perikemanusiaan diinjak-injak.
183. Tata susila diabaikan.
184. Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
185. kecil banyak tersingkir.
186. Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
187. Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
188. Dan punya prajurit.
189. Lebar negeri seperdelapan dunia.
190. Pemakan suap semakin merajalela.
191. Orang jahat diterima.
192. Orang suci dibenci.
193. Timah dianggap perak.
194. Emas dibilang tembaga.
195. Gagak disebut bangau.
196. Orang berdosa sentosa.
197. Rakyat jelata dipersalahkan.
198. Si penganggur tersungkur.
199. Si tekun terjerembab.
200. Orang busuk hati dibenci.
2. Organisasi-organisasi pada masa
kependudukan Jepang yang bersifat sosial kemasyarakatan, militer, dan bersifat
semi militer.
Sosial Kemasyarakatan:
1.
Gerakan Tiga A
2.
PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
3.
MIAI
Militer:
1.
Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
2.
PETA (Pembela Tanah Air)
Semi Militer:
1. Seinendan (Barisan Pemuda)
2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
3. Fujinkai (Himpunan Wanita)
4. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)
5. Syuisintai (Barisan Pelopor)
AJO_QQ poker
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856