KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang membahas tentang“Sifat
Rasul-Rasul Allah SWT”.
Sholawat
serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, para sahabat dan para pengikutnya sampai di hari kiamat.
Tentunya
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dari forum diskusi
ini.
Semoga
dengan adanya kritik dan saran tersebut dapat bermanfaat dan menjadi pedoman
bagi penulis dalam penyusunan makalah ini pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya, segala kelebihan hanya milik Allah dan segala kekurangan milik hambanya.
Taba Penanjung, 19 Januari 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Al Quran merupakan pedoman hidup
manusia, namun di era modernisasi ini banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan manusia dalam berperilaku tidak sesuai Al-Quran. Padahal manusia
ditunjuk dan diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Seharusnya
manusia sebagai khalifah tidak melakukan penyimpangan sehingga dapat
menimbulkan kerusakan seperti perkelahian, kecurangan, merusak alam, dan
lain-lain. Perilaku ini sangat bertolak belakang dengan sifat-sifat Nabi dan Rasul
yang seharusnya menjadi teladan untuk
manusia khusunya umat Islam. Oleh
karena itu pengenalan terhadap Nabi dan Rasul sangat menentukan tingkat
pemahaman, penghayatan dan pengamalan seseorang terhadap keislaman mereka,
karena dari sinilah terbentuklah kepribadian muslim.
Mengenal Rasul menjadi sebuah
keperluan bagi umat Islam masa kini karena mereka tidak hidup bersama dengan Nabi.
Mereka harus beriman kepada Nabi dan Rasul dengan keimanan yang
sebenar-benarnya. Sebagaimana Ibnu Qoyyim menerangkan bahwa kebutuhan manusia
yang utama adalah mengenal para Nabi dan Rasul serta ajaran yang dibawanya,
percaya akan berita dan yang disampaikannya serta taat pada yang diperintahkannya,
sebab tidak ada jalan menuju kebahagiaan dan keberhasilan di dunia dan akhirat
kecuali dengan tuntunan para Nabi dan Rasul. Tidak ada pula petunjuk untuk
mengetahui yang baik dan buruk maupun keutamaan yang lain kecuali mengikuti Nabi
dan Rasul untuk mendapatkan ridha Allah. Jika kita mengikuti ajaran para Nabi
dan Rasul berarti sudah tentu taat dan patuh dalam menjalankan perintah Allah
SWT.
B.
Perumusan Masalah
Beberapa hal yang akan kami rumuskan dalam makalah ini yaitu :
1. Siapa Nabi
dan Rasul?
2. Apa
saja sifat-sifat Nabi dan Rasul?
3. Bagaimana
implementasi dari sifat Nabi dan Rasul?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
dan memahami tentang Nabi dan Rasul Allah SWT
2. Mengetahui sifat-sifat Nabi dan
Rasul Allah SWT
3. Mengimplementasikan
sifat-sifat Nabi dan Rasul Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nabi dan Rasul
Perkataan
Nabi berasal dari kata Naba yang
berarti pemberitahuan yang besar faedahnya. Nabi dalam istilah ini ialah
manusia yang dipilih Allah untuk mendapatkan wahyuNya. Nabi dalam pengertian
ini sama dengan pengertian Nabi adalah
seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT namun tidak wajib
disebarkan kepada orang lain. Sedangkan
Rasul berasal dari kata risala
yang berarti penyampaian. Rasul adalah seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu
dari Allah SWT dan memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan wahyu tersebut.
Di
dalam Al-Quran jumlah Nabi dan Rasul adalah 25, namun di dalam hadits jumlah
Nabi sebanyak 124.000 dan jumlah Rasul sebanyak 312 orang. Hal ini sesuai
dengan Hadits Riwayat Tirmidzi yang artinya, “Dari Abi Dzar Al-Ghifari r.a
bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para Nabi, “(Jumlah
para Nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) Nabi” Para sahabat
bertanya lagi, “Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka?” Beliau menjawab,
“Tiga ratus dua belas(312) orang”
Jumlah ini
memang jumlah keseluruhan yang tidak wajib diketahui, karena yang wajib
diketahui dan diimani adalah 25 Nabi dan Rasul. Keterangan hadits ini juga
tidak bisa menggantikan ayat Al-Quran yang menyatakan Nabi Muhammad SAW adalah
penutup para Nabi. Artinya sekalipun Nabi itu berjumlah 124.000, bukan berarti
setelah Nabi Muhammad SAW bisa jadi akan muncul Nabi baru.
Berikut
adalah 25 nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita imani dan ketahui :
01.Nabi Adam
a.s.
02.Nabi Idris a.s.
03.Nabi Nuh
a.s.
04.Nabi Hud a.s.
05.Nabi Shaleh a.s. 06.Nabi
Ibrahim a.s.
07.Nabi Luth
a.s.
08.Nabi Ismail a.s.
09.Nabi Ishaq
a.s.
10.Nabi Ya’akub a.s.
11.Nabi Yusuf
a.s.
12.Nabi Ayub a.s.
13.Nabi Syu’aib
a.s.
14.Nabi Musa a.s.
15.Nabi Harun
a.s.
16.Nabi Zulkifli a.s.
17.Nabi Daud
a.s.
18.Nabi Sulaiman a.s.
19.Nabi Ilyas
a.s.
20.Nabi Ilyasa’ a.s.
21.Nabi Yunus
a.s.
22.Nabi Zakaria a.s.
23.Nabi Yahya
a.s
24.Nabi Isa a.s.
25.Nabi Muhammad s.a.w
Sebenarnya
ramai lagi Nabi-nabi lainnya yang namanya tidak dicantumkan di dalam Al-Quran.
Dalam hal ini Allah hanya memberikan syariat yang ditunjukan kepada Nabi
Muhammad menerusi firman Allah:
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَٰهُمْ
عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ
مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
“Dan Kami
telah mengutus Rasul -Rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu, dan Rasul-Rasul
yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.” (An- Nisa’:164)
2.2 Sifat-sifat Para Nabi dan Rasul
2.2.1
Sifat Wajib Nabi dan Rasulullah
Setiap para Nabi atau Rasul memiliki
sifat wajib, sifat wajib bagi Rasul artinya sifat yang seharusnya
dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Berikut 4 sifat wajib bagi Nabi dan Rasul.
- Siddiq artinya benar dalam segala
ucapan dan tingkah lakunya. Sifat Rasul ini berarti menerjemahkan, bahwa
Rasul tidak pernah berbohong. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
:
وَوَهَبْنَالهُمْ
مِنْ رَّحْمَتِنَا وَجَعَلْنَالَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا (مريم ۵۰)
Artinya : Dan kami anugerahkan
kepada mereka sebagian dari rahmat kami dan kami jadikan mereka
buah tutur yang baik dan mulia ( QS. Maryam : 50 )
- Amanah artinya dapat dipercaya. Rasul
adalah utusan Allah yang diberikan amanah untuk menuntun umatnya ke jalan
yang benar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
لَ
لَهُمْ اَخُوْهُمْ نُوْحٌ اَلاَ تَتّّقُوْنَ اِنّىِ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
(
الشعراء ۱۰۶-۱۰۷ )
Artinya : Ketika saudara mereka
( Nuh ) berkata kepada mereka : “mengapa kamu tidak bertaqwa? Seseungguhnya aku
ini seorang rasul kepercayaan ( yang diutus ) kepadamu
( QS. Asy-syu’aro : 106 – 107 )
3.
Tabligh artinya menyampaikan. Pada diri
seorang Rasul memiliki sifat ini, yaitu menyampaikan semua yang di wahyukan
Allah SWT kepada umatnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
يَااَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا اُنْزِلَ
اِلَيْكَ مِنْ رَّبِكَ ( المائدة ۶۷ )
Artinya : Wahai Rasul !
sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu
( QS. Al-maidah : 67 )
4.
Fatanah artinya adalah pintar atau cerdas.
Seorang Rasul memiliki kecerdasan yang bisa digunakan untuk menebarkan agama
Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
وَتِلْكَ
حُجَّتُنَا اَتَيْنَاهَا اِبْرَاهِيْمَ عَلَى قَوْمِهِ ( الانعام ۸۳ )
Artinya : Dan itulah keterangan
kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya ( QS. Al-An’am :
83 )
2.2.2 Sifat Mustahil Nabi dan Rasul
Sifat mustahil artinya, para Nabi
dan Rasul mustahil memiliki sifat tersebut atau tidak memiliki sifat tersebut.
Berikut adalah sifat yang mustahil bagi Nabi dan Rasul.
1.
Kidzib artinya
dusta. Semua Rasul adalah manusia-manusia yang dipilih oleh Allah SWT sebagai
utusan-Nya. Mereka selalu memperoleh bimbingan dari Allah SWT sehingga
terhindar dari sifat-sifat tercela. Setiap Rasul benar ucapannya dan benar pula
perbuatannya. Sifat dusta hanya dimiliki oleh manusia yang ingin mementingkan
dirinya sendiri, sedangkan Rasul mementingkan umatnya.
2.
Khianat artinya curang Tidak
mungkin seorang Rasul berkhianat atau ingkar janji terhadap tugas-tugas yang
diberikan Allah SWT kepadanya. Orang yang khianat terhadap kepercayaan yang
telah diberikan kepadanya adalah termasuk orang yang munafik, Rasul tidak
mungkin menjadi seorang yang munafik.
3.
Kitman artinya tidak menyampaikan atau
selalu menyembunyikan. Semua ajaran yang disampaikan oleh para Rasul kepada
umatnya tidak ada yang pernah disembunyikan. Jangankan yang mudah dikerjakan
dan dipahami dengan akal pikiran, yang sulit pun akan disampaikan olehnya
seperti peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
4.
Baladah artinya bodoh Seorang
Rasul mempunyai tugas yang berat. Rasul tidak mungkin seorang yang bodoh. Jika
Rasul bodoh, maka ia tidak akan dapat mengemban amanat dari Allah SWT. Jadi,
mustahil Rasul memiliki sifat bodoh.
2.2.3
Sifat Jaiz Nabi dan Rasul
Para Nabi dan Rasul pun
memiliki sifat jaiz, artinya para nabi dan rasul memiliki sifat seperti halnya
manusia lain (
A’radhul Basyariyah ) seperti makan, minum, tidur dll.
2.3 Implementasi Sifat Nabi dan Rasul
2.3.1 Sifat Yang Harus Diteladani
Walaupun bagi manusia biasa juga merupakan keharusan, namun untuk bekal dakwah para Nabi sifat itu menjadi sesuatu yang mutlak wajib ada, dan bahkan merupakan sifat pembawaan pada diri mereka. Maka tidaklah mungkin bagi seorang Nabi-nabi mana pun juga, dari dirinya timbul sesuatu yang dapat merusak kewibawaan seperti berbohong dan berkhianat, memakan harta manusia dengan jalan yang tidak sah, dan sifat-sifat buruk lainnya
Walaupun bagi manusia biasa juga merupakan keharusan, namun untuk bekal dakwah para Nabi sifat itu menjadi sesuatu yang mutlak wajib ada, dan bahkan merupakan sifat pembawaan pada diri mereka. Maka tidaklah mungkin bagi seorang Nabi-nabi mana pun juga, dari dirinya timbul sesuatu yang dapat merusak kewibawaan seperti berbohong dan berkhianat, memakan harta manusia dengan jalan yang tidak sah, dan sifat-sifat buruk lainnya
Nabi Muhammad
memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu, hendaklah
kita mempelajari sifat-sifat Nabi seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah.
Memang banyak sifat-sifat baik Nabi lainnya seperti sabar, rendah hati,
lemah-lembut, dsb. Namun di sini kita fokus pada sifat yang 4 di atas.
Mudah-mudahan dengan memahami sifat-sifat itu, selain kita bisa terhindar dari
mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai Nabi, kita juga bisa meneladani
sifat-sifat Nabi dan Rasul sehingga kita juga jadi orang yang mulia.
1.
Shiddiq
Shiddiq
artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga
benar. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang
kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan
ucapannya. Mustahil Nabi itu bersifat pembohong atau kidzib, dusta, dan
sebagainya.
Sebagaimana
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yaitu :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ
Dan tiadalah yang diucapkannya itu
(Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.”
(An-Najm : 3)
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌۭ يُوحَىٰ
Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” (An Najm : 4)
Implementasi sifat shiddiq dalam kehidupan
sehari-hari antara lain :
1. Seorang pedagang untuk memperoleh
keuntungan yang banyak harus tetap mempunyai sifat jujur kerena jika pedagang
tersebut tidak jujur ia sama saja membohongi pelanggan-pelanggannya dan ia akan
berdosa karena itu.
2. Ketika kita ditanya oleh seseorang
kita harus menjawabnya dengan jujur dan benar karena jika tidak kita akan
mendapatkan dosa karena telah berbohong.
3.
Kita harus
menjadi orang jujur seperti Rasulullah, beliau terkenal sangat jujur dalam
ucapannya bahkan beliau senantiasa berkata dengan sejujur-jujurnya sekalipun
pahit dirasa dan mengandung risiko yang tinggi bagi dirinya sekalipun.
2.
Amanah
Amanah artinya benar-benar bisa
dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa
urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi
Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya
terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan,
penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong.
أُبَلِّغُكُمْ
رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah
pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” [Al A’raaf 68]
Mustahil Nabi itu khianat
terhadap orang yang memberinya amanah. Seorang Muslim harusnya bersikap amanah
seperti Nabi.
Implementasi sifat Amanah dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Ketika kita berjanji kepada teman,
orangtua, saudara, bahkan kepada musuh sekalipun kita harus tetap menepati
janji itu dan tidak boleh mengingkarinya karena jika kita mengingkari janji
tersebut kita sama saja tidak dapat dipercaya oleh orang lain.
2. Kita harus bisa menjaga amanat yang
telah diberikan oleh orang lain kepada kita karena jika kita tidak menjaganya
berarti kita tidak dapat dipercaya oleh orang yang memberikan amanat tersebut.
3. Misalkan, Ahmad diberikan amanat
oleh guru untuk memeberitahu teman-temannya yang lain untuk mengerjakan tugas
di buku paket. Tetapi Ahmad tidak menyampaikan amanat itu kepada
teman-temannya. Berarti Ahmad termasuk orang-orang yang tidak dapat dipercaya
(khianat) karena dia tidak menyampaikan amanat dari guru.
3.
Tabligh
Tabligh
artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan kepada manusia yang
disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi.
لِّيَعْلَمَ أَن قَدْ أَبْلَغُوا۟ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمْ
وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَىْءٍ عَدَدًۢا
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi
apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al
Jin 28]
Implementasi dari sifat Tabligh yang dimiliki Nabi dan Rasul
antara lain :
1. Jika kita dititipi amanat oleh orang
lain kita harus menyampaikannya kepada yang berhak menerimanya jangan malah diselewengkan
atau disalahgunakan karena jika kita malah menyelewengkan atau menyalahgunakan
amanat tersebut berarti kita tidak dapat menyampaikan amanat yang telah
diberikan kepada kita.
2. Kita harus mencontoh dan menerapkan
slah satu sikap Rasulullah, yaitu tabligh atau menyampaikan. Rasulullah selalu
menyampaikan amanat yang ia dapat kepada orang yang berhak menerima amanat
tersebut dan tidak satupun amanah atau titipan yang tidak sampai kepada
alamatnya.
3. Misalkan, Andi disuruh ibunya untuk
menyampaikan dan memberikan titipan uang kepada ibu pemilik warung. Tetapi Andi
tidak memberikan uang tersebut, ia malah menggunakan uang tersebut untuk jajan.
Berarti Andi tidak menyampaikan amanat yang diberikan oleh ibunya kepadanya.
4.
Fathonah
Fathonah
artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau baladah. Nabi mampu mengatur umatnya
sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang
antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam satu
negara besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa. Negara tersebut
membentang dari Spanyol dan Portugis di Barat hingga India Barat. Itu semua
membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Sifat fathanah (perpaduan
antara 'alim dan hafidz) telah
mengantarkan Nabi Yusuf a.s. dan tim ekonominya berhasil membangun kembali
negeri Mesir. "Berkata Yusuf, Jadikanlah aku
bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga
lagi berpengetahuan" (QS.
Yusuf: 55). Ia lalu diberi
jabatan sebagai Menteri Keuangan Mesir. Dengan tim ekonominya, ia kemudian
membangun kembali Mesir yang sudah berada di jurang kehancuran karena krisis
ekonomi, kembali bangkit menjadi negara yang surplus dan makmur.
Seperti pada ayat berikut ini.
عَلِيمٌ حَفِيظٌ إِنِّى ۖٱلْأَرْضِ خَزَآئِنِ عَلَىٰٱجْعَلْنِى
قَالَ
Berkata
Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (Q.S Yusuf : 55)
Implementasi dari sifat Fathanah
Nabi dan Rasul antara lain :
1.
Kita harus rajin belajar agar dapat menjadi anak yang cerdas
dan pandai.
2.
Kita harus mencontoh perilaku Rasulullah salah satunya
adalah menjadi anak yang cerdas dan pintar. Beliau terkenal sebagai seorang
yang cerdas dan pandai, serta sangat arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan
didasari dengan pertimbangan dan pemikiran yang cukup matang.
3.
Misalkan, saat sedang bermusyawarah dalam rapat OSIS, Deni
sebagai ketua OSIS sangat arif dan sangat bijaksana dalam mengambil sebuah
keputusan, ia memikirkannya dan mempertimbangkannya dengan sangat matang. Dari
perilaku diatas, Deni sama saja sudah menerapkan salah satu sikap wajib bagi
Rasul yaitu fathanah atau cerdas dan pintar.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Nabi adalah seorang laki-laki
yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT namun tidak wajib disebarkan kepada orang
lain. Sedangkan Rasul berasal
dari kata risala yang berarti
penyampaian. Rasul adalah seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah
SWT dan memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan wahyu tersebut. Nabi dan Rasul
memiliki sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. Sifat wajib adalah sifat
yang wajib kita teladani dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara untuk sifat mustahil adalah sifat yang wajib kita hindari.
3.2 Saran
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannnya dengan makalah
ini. Kami sebagai penyusun makalah, menyadari bahwa makalah ini tidaklah
sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat diterima dengan baik oleh pembaca.kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu dan
Drs. Noor Salimi.2008.MKDU Dasar-dasar
Pendidikan Agama Islma Untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya