Kecewa Berakhir
Kebahagiaan
Pada saat saya duduk di kelas 2 SMP.
Tepat pada hari ulang tahunku ke 14, tanggal 20 Agustus 2013.
“kriiing”
bunyi alarm dari handphoneku membanguni tidurku yang sangat pulas itu. Aku
segera bangkit dari tidurku dan segera merapikan tempat tidurku. Niatku pagi
itu bukannya bergegas pergi ke sekolah dengan cepat, tetapi aku ingin menonton
film Spongebob dulu. Astaga, ada sesuatu yang kulupakan!
“Hari
ini hari ulang tahunku!” kataku dalam hatiku. Tapi aku juga ingat bahwa hari
ini adalah hari Selasa. Hari ini ada pelajaran matematika. Aku membatalkan
niatku untuk menonton. Aku segera menyusun roster, lalu aku bergegas mandi. Aku
tidak boleh bermalas-malasan pagi ini. Aku bisa dihukum ibu Siti kalau aku
terlambat. Dan semua tahu kalau beliau adalah guru terkiller di SMP 07 kota
Bengkulu. Apalagi catatan terlambatku sudah terhitung 2 kali. Aku tidak mau
terlambat untuk ketiga kalinya. Bisa-bisa aku pasti disuruh ibu itu untuk
berlari mengelilingi lapangan, dan disuruh untuk berdiri di pos satpam. “oh
Tuhan jangan sampai itu terjadi”, bisikku dalam hati.
Saat akan berangkat dari sekolah,
ibuku dan ayahku mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Dan ya! Aku sangat
senang karena mereka adalah orang pertama. Memang begitulah setiap tahunnya.
Mereka memang yang pertama. Dan aku sangat menyayangi mereka berdua.
Sesampainya di sekolah, aku tiba di gerbang sekolah, saat aku masuk aku melihat
jam di pos satpam. Jam menunjukkan 07:10. Dan aku tidak terlambat hari ini. Aku
sangat senang, aku segera berjalan cepat lalu masuk ke kelasku. Sesampainya di
kelas, aku melihat seluruh teman-temanku sibuk menulis. “ apa ya, yang mereka
kerjakan? Emang ada PR ya?”, ujarku. Saat aku duduk dan meletakkan tasku, aku
bertanya pada teman sebangkuku, Rossa. “ Ca, kamu ngerjain apa?ada PR ya?”
tanyaku. “ya ampun ini tugas matematika minggu lalu yang disuruh ibu Siti untuk
dilanjutkan di rumah. Kamu udah selesai?”, balas Rossa.
“oh
yang itu, aku udah selesai dari minggu lalu. Rasain! Siapa suruh minggu lalu
kamu ngerumpi aja”, ejekku.
“kurang
asem kamu Si, bukannya ngebantu malah ngejek”, sambil memukul kecil pundakku.
Bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa
kelas akan segera dimulai. Dengan samtainya aku mengeluarkan buku pelajaran dan
alat tulisku dan segera meletakkannya di meja. Sementara temanku yang lain
kucar-kacir karena ibu Siti sudah tiba di kelas. Ibu itu meletakkan tasnya dan
dia duduk di bangkunya.
“Oke, minggu lalu ibu sudah
menjelaskan kepada kalian tentang BAB 5. Dan ibu harap kalian semua mengerjakan
tugas yang ibu berikan kepada kalian. Keadaan pada saat itu sangatlah hening.
“Si,
gimana nih? Tugasku belum selesai, masih 5 lagi”, berisik Rossa.
“udah
Ca, berdo’a saja semoga ibu itu nggak ngeliat sampai habis”, ujarku
menyenangkan perasaannya.
Bel istirahat berdering, aku segera
mengajak Rossa untuk ke kantin. “Ca, ke kantin yuk!”, ajakku. “ah males Ca,
kamu aja deh sendiri”, jawab saya dengan muka asam.
Rossa kenapa ya? Kayaknya aku nggak
ada buat salah deh. Kok dia agak kasar gitu? Biasanya dia tidak seperti itu.
Aku mengajak temanku yang lainnya tapi mereka juga begitu. Aku semakin bingung.
Hari ini aku sangat sedih. Alasannya
karena teman-temanku cuek sekali denganku, dan bahkan mereka tidak ingat hari
ini adalah ulang tahunku. Aku betul-betul kecewa. Sepanjang pelajaran aku tidak
ada berkata sedikit pun. Aku tidak ada bicara dengan Rossa dan dia juga tidak
bicara. Perasaanku sangat kecewa, sedih bercampur marah.
Setibanya pulang sekolah, aku mengajak
Chika untuk pulang bersama karena rumahku dan rumahnya berdekatan.
“Chik,
ayo pulang!”, ajakku. “kamu sendiri aja Si, soalnya aku mau makan bakso sama
teman-teman”, jawabnya.
“yaudah,
aku pulang sendiri”, jawabku.
Malam hari...
tok...tok...
suara itu terdengar dari jendela. Aku cuekin aja.
Tok...tok...tok...tok...
pelan-pelan dengan tangan gemetar dengan rasa takut sekali... kubuka jendelaku
Dan
ternyata...
*Dooor*
Aku melihat Rossa, Chika, Feli, dan yang lainnya membawa kue yang lumayan
besar, berhiaskan lilin-lilin yang indah di atasnya dan ucapan selamat ulang
tahun, aku sangat senang sekali. Saat itu rasa kekecewaanku sekarang menjadi
kebahagiaan. Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun, lalu aku berdo’a di
depan lilin itu. Sesudah aku berdo’a, aku segera meniup lilinnya. Aku memotong
kuenya, lalu aku menyuapi mereka.
“Makasih ya teman-teman, aku kira
kalian lupa dengan ulang tahunku”, ujarku.
“mana
mungkin Si, kitakan udah lama sahabatan”, jawab Chika.
Teman-temanku pulang ke rumah
masing-masing...
Setelah kejutan dari teman, aku tidak
marah lagi dan sangat senang. Dan malam itu menjadi malam yang sangat membahagiakan bagiku. Malam itu akan
menjadi kengan untukku dan tidak akan dilupakan selamanya. I LOVE YOU
FRIENDS...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya